Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMIAH

PENGARUH EDUKASI TERHADAP DIABETES SELF MANAGEMENT


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

OLEH :
Andika Putra

08160100083

PROGRAM STUDI ILMUKEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2018
1

PENGARUH EDUKASI TERHADAP DIABETES SELF MANAGEMENT


PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Andika Putra 1, Catur Septiawan 2


1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
2
Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
1
andika.putra1243@gmail.com 2catur.septiawan@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan Pravelensi diabetes secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan
dan kematian serta komplikasi penyakit Diabetes Mellitus. Pemberian edukasi sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan pasien DM dalam melakukan manajemen diri. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui mengetahui pengaruh edukasi terhadap management diabetes
mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Gambir Tahun 2017. Penelitian ini
menggunakan metode quasi eksperimental dengan one group pre-test dan post-test. Jumlah
sampel penelitian ini sebanyak 38 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa
karakteristik responden sebagian besar responden berusia rata-rata 46 tahun, berpendidikan
menengah (68%), dan pasien tidak bekerja (74%). Ada pengaruh bermakna Diabetes Self
Management penderita DM sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan nilai P= 0,000
berarti P Value < 0,05. Saran penelitan Bagi Profesi perlunya meningkatkan kegiatan
pemberian edukasi atau penyuluhan, melaksanakan kegiatan pelatihan perawat untuk edukator
melatih para penderita.

Kata kunci : Edukasi, Diabetes Self Management

ABSTRACT
Increased Pravelensi diabetes indirectly will increase morbidity and mortality and
complications of Diabetes Mellitus disease. Provision of education is very important to
improve the ability of DM patients in self-management. The purpose of this study was to
determine the effect of education on diabetes mellitus management in Gambir District Public
Health Working Area 2017. This study used quasi experimental method with one group pre-
test and post-test. The number of samples of this study were 38 respondents. The results
showed that respondents' characteristics were mostly 46 years old, medium-educated (68%),
and unemployed (74%). There is a significant influence of Diabetes Self Management of DM
patients before and after giving education with P value = 0.000 means P Value <0,05.
Suggestion of research for the Profession of the need to improve the activity of giving
education or counseling, conducting nurse training activity for educator train the patient.

Keywords: Education, Diabetes Self Management


2

Pendahuluan yang mengetahui diet yang baik untuk DM,


Diabetes Mellitus (DM) salah satu tentu akan berusaha untuk mengatur dan
penyakit kronis yang paling banyak dialami menerapkan kebiasaan atau pola makan sesuai
oleh penduduk dunia dan menempati urutan ke aturan diet DM agar kadar gula darah tetap
empat penyebab kematian di negara terkontrol sehingga tidak menimbulkan
berkembang. Setiap tahun lebih dari empat juta komplikasi yang dapat memperberat kondisi
orang meninggal akibat DM. DM merupakan kesehatan pasien. 6
salah satu penyakit yang prevalensinya Pemberian edukasi sangat penting
semakin meningkat dan dapat mengancam untuk meningkatkan kemampuan pasien DM
kehidupan. Tingkat prevalensi angka kejadian dalam melakukan manajemen diri (self
DM pada tahun 2012 di dunia adalah sebanyak management).7 Edukasi dasar utama untuk
371 juta jiwa. 1 pengobatan dan pencegahan DM yang
sempurna. Pengetahuan yang minim tentang
Prevalensi DM di Indonesia pada
DM akan lebih cepat menjurus kearah
tahun 2010 yaitu 8,4 juta dari 230 juta jiwa,
timbulnya komplikasi dan hal ini merupakan
dan jumlahnya akan meningkat melebihi 21,3
beban bagi keluarga dan masyarakat. Program
juta jiwa. 2 Berdasarkan survei awal Puskesmas
edukasi dapat mencegah komplikasi jangka
Kecamatan Gambir, Jumlah penderita DM di
panjang dengan melaksanakan gaya hidup
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Gambir
sehat, program ini sangat efektif dibandingkan
pada tahun 2013 tercatat 1127, pada tahun
intervensi yang lain. 8
2014 tercatat 1398 orang dan pada tahun 2015
Edukasi memegang peranan penting
tercatat 1509 orang yang menderita DM.
dalam penatalaksanaan DM sebagai langkah
Masyarakat yang terdeteksi menderita diabetes
awal pengendalian DM. Edukasi yang
mellitus di Jakarta pada usia 20-70 tahun. 3
diberikan kepada pasien DM bertujuan untuk
DM yang tidak terkontrol dengan baik
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dapat menimbulkan berbagai komplikasi yaitu
pasien sehingga pasien memiliki perilaku
makrovaskular dan mikrovaskular. Salah satu
preventif dalam gaya hidupnya untuk
contoh komplikasi hiperglikemia, hipertensi,
menghindari komplikasi DM. Salah satu
katoasidosis, gagal ginjal, penyakit jantung
bentuk edukasi yang umum digunakan dan
koroner, penyakit syaraf, penyakit mata,
terbukti efektif dalam memperbaiki hasil klinis
stroke dan ulkus diabetikum. Strategi yang
dan kualitas hidup pasien DM adalah DSME. 9
dapat digunakan untuk mencegah komplikasi
Program edukasi DM ini merupakan
lebih lanjut pada pasien DM meliputi edukasi
dasar untuk melakukan perawatan pasien
kepada pasien, penanganan multidisiplin,
diabetes. Proses ini menggabungkan
monitoring ketat, dan pencegahan berupa
kebutuhan, tujuan, dan pengalaman hidup
perawatan kaki. 4
orang dengan DM dan dituntun oleh panduan
DM tipe 2 penyakit kronis yang
standar berdasarkan berbagai penelitian.
membutuhkan pelayanan medis berkelanjutan
Tujuan dari program edukasi DM adalah untuk
dan pemberian edukasi dan dukungan bagi
mendukung informasi pengambilan keputusan,
pasien untuk dapat melakukan manajemen diri,
perilaku perawatan diri, pemecahan masalah
mencegah komplikasi akut dan mengurangi
dan kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dan
resiko komplikasi jangka panjang. Kegagalan
untuk meningkatkan hasil klinis, status
terapi DM disebabkan oleh kurangnya
kesehatan dan kualitas kehidupan. 10
kemampuan pasien dalam melakukan
DSME atau di kenal dengan edukasi
manajemen diri ( self management ) termasuk
manajemen diri DM adalah elemen penting
ketidakpatuhan dalam perawatan DM. 5
dari perawatan untuk semua orang dengan
Alasan pemberian edukasi pada pasien
diabetes dan orang yang berisiko untuk
DM adalah untuk meningkatkan pengetahuan
berkembangnya DM dan merupakan
pasien tentang megatur manajemen diri
komponen penting dalam perawatan pasien
terhadap kebiasaan makan (gizi) atau pola diet
DM dan sangat diperlukan dalam upaya
yang baik untuk penderita DM. Pengetahuan
memperbaiki status kesehatan pasien yang
penderita tentang diet diabetes melitus (DM)
dilaksanakan secara berkelanjutan. Tujuan
merupakan salah satu faktor yang dapat
dilakukan DSME untuk memfasilitasi
membantu pasien melaksanakan penanganan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
DM selama hidupnya. Dalam hal ini pasien
3

pasien DM untuk melakukan perawatan sudah tahu pengertian, penyebab, tanda dan
mandiri. 10 gejala DM tetapi belum tahu sebagian besar
Edukasi ini mendorong kemandirian tentang perawatan dan komplikasi dari DM.
pasien sehingga mampu mengelola
Masalah penelitian ini adalah masih
kesehatannya secara mandiri menggunakan
tingginya angka kejadian DM tipe 2, belum
metode pedoman, konseling, dan intervensi
diketahuinya tentang edukasi pada DM tipe 2
perilaku untuk meningkatkan pengetahuan
dan belum optimalnya pemberian edukasi
mengenai diabetes dan meningkatkan
selama di Wilayah Kerja Puskesmas
ketrampilan individu dan keluarga dalam
Kecamatan Gambir dan kurangnya kesempatan
mengelola penyakit DM. DSME tidak hanya
dalam mempraktikkan semua perawatan DM
memfasilitasi transfer pengetahuan, namun
yang seharusnya diperlukan untuk pasien DM
juga memfasiltasi pasien untuk belajar
sehingga menimbulkan stress serta masalah
ketrampilan dan kemampuan perawatan
kesehatan bagi penderita DM. Singkatnya
mandiri (Self Care) yang sangat dibutuhkan
pengobatan di Puskesmas mengurangi
oleh penderita diabetes.10
kesempatan dan waktu penderita DM untuk
Dalam penelitian sebelumnya
belajar tentang DM, perawatan diet, latihan
menunjukkan bahwa ada perbedaan efikasi diri
jasmani DM dan mengidentifikasi masalah
pasien diabetes mellitus Tipe 2. Setelah
DM. Sebelum pemulangan pasien dan keluarga
dilakukan edukasi DSME sebanyak 6 sesi,
perlu mengetahui bagaimana cara melakukan
terdapat nilai efikasi diri yang signifikan
upaya peningkatan pengetahuan dan keyakinan
sebelum dan sesudah dilakukan DSME/S
pasien guna mencapai kemandirian pasien.
dengan peningkatan rata-rata sebesar pada
kelompok intervensi 16,06 dan kelompok Tujuan penelitian ini adalah
kontrol 3,4. nilai p pada kelompok intervensi mengetahui pengaruh edukasi terhadap
sebesar 0,000 dan 0,00 pada kelompok kontrol. management diabetes mellitus di Wilayah
(p = 0,000). 11 Kerja Puskesmas Kecamatan Gambir Tahun
Perawatan diri penderita DM adalah 2017.
kemampuan penderita DM dalam melakukan
Metode
perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya serta dapat mempertahankan Kerangka konsep penelitian adalah suatu
kesehatannya yang dipengaruhi oleh berbagai hubungan atau kaitan antara konsep yang satu
faktor (Sari, 2013). Perawatan diri meliputi dengan konsep yang lainnya dari permasalahan
terdiri dari diet sehat, aktiitas fisik, yang akan diteliti. 13 Tujuan konsep penelitian
pengontrolan kadar gula darah, manajemen ini adalah untuk mendapatkan mengetahui
obat, perawatan kaki dan berhenti merokok. pengaruh edukasi terhadap management
Perilaku perawatan diri DM berguna untuk diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
menurunkan kadar glukosa darah Kecamatan Gambir Tahun 2017.
meningkatkan kebiasaan diet yang dianggap Penelitian ini menggunakan metode
sebagai langkah utama untuk mengurangi quasi eksperimental dengan one group pre-test
terjadinya nefropati dan retinopati komplikasi dan post-test. Disain ini tidak menggunakan
mikrovaskuler dan makrovaskular, terutama batasan ketat untuk randomisasi, dan pada saat
penyakit kardiovaskular. 12 yang sama dapat mengontrol ancaman-
Hasil wawancara yang dilakukukan di ancaman validitas. Disebut eksperimen semu
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Gambir karena eksperimen ini belum atau tidak
Tahun 2017, salah satu pegawai mengatakan memiliki cirri-ciri rancangan yang sebenarnya,
bahwa di puskesmas belum pernah ada karena variable-variabel yang harusnya di
program edukasi DSM bagi pasien DM. control atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit
Edukasi tidak dilakukan secara rutin, tidak dilakukan. 14
terstruktur dan secara terus menerus. Studi Populasi pada penelitian ini seluruh
pendahuluan peneliti di Wilayah Kerja pasien DM yang berkunjung ke Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Gambir menunjukkan Puskesmas Kecamatan Gambir berjumlah 38
terdapat lima orang pasien yang terdiagnosa pasien periode 10 Januari s.d 17 Januari 2018.
DM tipe 2, empat orang perempuan dan 1 Sampel pada penelitian ini sebagian dari pasien
orang laki-laki, mengatakan bahwa mereka DM yang berkunjung ke Wilayah Puskesmas
4

Kecamatan Gambir pada bulan Agustus 2017. table untuk 20 responden adalah 0,444. Jika
Sampel merupakan sebagian yang diambil dari hasil nilai r hitung ≥ r tabel (0,444), berarti
keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap valid demikian sebaliknya, jika hasil nilai r
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, hitungnya < r tabel (0,444) berarti tidak valid.
2010). Sampel yang diambil adalah pasien DM Perhitungan hasil validitas dengan
sebanyak 38 orang dengan pengambilan menggunakan program SPSS terhadap 20
sampel menggunakan total sampling. pertanyaan kuesioner tentang Keterampilan
Kerja diperoleh semua 20 butir pernyataan
Kriteria inklusi dan eklusi sampel dalam
kuesioner valid dengan r hitung > 0,444.
penelitian ini adalah (1) Kriteria inklusi
semua pernyataan pada kuesioner dinilai
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel
reliabel karena nilai Cronbach's Alpha > 0.
yang dimasukkan atau layak untuk diteliti.
Kriteria inklusi yang layak dalam penelitian ini Prosedur pengumpulan data dilakukan
adalah pasien menderita DM tipe 2, usia 35-60 dengan cara Pretes, Intervensi dan Pos test.
tahun, mampu berkomunikasi dengan baik dan Kegiatan Pretes Kegiatan ini dilakukan
mempunyai pendengaran yang baik dan sebelum peneliti memberikan edukasi.
bersedia menjadi responden. (2) Kriteria Eklusi Pelaksanaan pre test di awali dengan
dan tidak mengikuti edukasi sebanyak 2 sesi. mengumpulkan responden yang di bantu oleh
pihak Puskesmas Kecamatan Gambir dan staf
Alat pengumpulan data dalam penelitian
puskesmas dengan mengumpulkan responden
ini menggunakan kuisioner (DSME) yang
yang sudah konsultasi dengan dokter ahli
terdiri dari 20 item pertanyaan dengan jawaban
penyakit dalam, peneliti mengumpulkan
menggunakan rentang nilai 0 - 3 “ tidak
responden dan di buat kelompok kecil dengan
pernah, kadang-kadang, sering dan selalu”.
jumlah kelompok dua kelompok lalu peneliti
Nilai skor diabetes management self edukasi
membagikan kuesioner pre test kepada setiap
(DSME) tertinggi adalah 60 dan skor terendah
responden, pre tes ini dilakukan 5-10 menit.
0.
Kegiatan intervensi memberikan
Sebelum melaksanakan uji coba
pendidikan kesehatan kepada responden
instrumen penelitian, terlebih dahulu penulis
dengan cara berkelompok karena lebih mudah
membuat surat permohonan izin pengambilan
dalam memberikan informasi dalam pemebrian
data validitas yang dikeluarkan oleh STIKIM
edukasi, peneliti memberikan edukasi dengan
Jakarta. Kemudian mengajukan izin uji coba
menggunakan leaflet dan lembar balik untuk
kepada pihak Puskesmas Sawangan Depok
mempermudah dalam menyampaikan materi
untuk mengadakan uji coba instrumen
tersebut, setelah di berikan edukasi, responden
penelitian di wilayah tersebut. Penulis juga
di berikan kesempatan untuk bertanya jika
melengkapi administrasi lainnya terkait dengan
masih ada yang belum di mengerti. Edukasi
aturan dan proses dalam penelitian di
tentang diabetes self management ini
puskesmas tersebut. Uji Coba instrumen
dilakukan 25-30 menit sesuai dengan kontrak
penelitian dilaksanakan di Puskesmas
waktu tersebut yang sudah di sepakati oleh
Sawangan Depok, pada tanggal 20 dan 21
responden dan peneliti.
Desember 2017 dengan wawancara
menggunakan instrumen penelitian (kuesioner) Kegiatan pos test dilakukan setelah
kepada 20 pasien. peneliti memberikan edukasi kepada pasien
yang mengalami diabetes. Peneliti
Perhitungan hasil validitas, menunjukan
menyampaikan kepada responden di akhir
hasil perhitungan korelasi product moment
penelitian untuk bertemu lagi dan membuat
dengan menggunakan program SPSS, sebagian
janji kepada responden untuk bertemu 3-10
besar 20 pertanyaan kuesioner memiliki rata-
hari lagi tetapi tidak secara berkelompok untuk
rata angka korelasi diatas angka keritik 0,444*
mengisi kuesioner lagi atau post test,
(lihat pada kolom correted item total
pelaksanaan postest ini dilakukan dengan cara
correlation) dengan jumlah sampel 20 (n) dan
langsung kepada masing-masing responden.
tingkat signifikasi 5 %. Nilai rtabel dengan
Oleh karna itu peneliti melakukan post test
jumlah sampel 20 responden dapat dilihat
langsung kepada responden tidak secara
dengan tabel r, dengan menggunakan rumus df
berkelompok seperti pre test dan intervensi.
= n-2 = 20-2 = 18. Pada tingkat kemaknaan 5%
dapat angka rtabel adalah 0,444. Maka nilai r
5

Analisa data yang digunakan adalah sebanyak 12 responden (32%). Hasil tersebut
analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat menunjukan bahwa penderita Diabetes
untuk menganalisis data yang menghasilkan Mellitus yang menjadi respondeh lebih banyak
ditribusi dan presentase dari setiap variabel. pendidikan menegah.
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan
Jenis pekerjaan responden menunjukkan
terhadap dua variabel yang diduga
data bahwa responden yang tidak bekerja
berhubungan atau berkolerasi dengan
sejumlah 28 responden (74%) dan responden
mengunakan uji T dependen. Analisa bivariat
yang bekerja sejumlah 10 responden (26%).
pada penelitian ini berfungsi untuk meneliti
Hasil tersebut menunjukan bahwa mayoritas
tentang pengaruh edukasi terhadap
responden dalam penelitian ini adalah keluarga
management diabetes mellitus di Wilayah
yang tidak bekerja.
Kerja Puskesmas Kecamatan Gambir Tahun
2017 Tabel 1. Analisis Univariat
Diabetes Self Management Penderita DM
Hasil Sebelum Dan Sesudah Diabetes Self
Penelitian dilakspasien DM pada bulan Management
Pemberian Edukasi
Januari 2018 kepada penderita Diabetes Intervensi
Diabetes Self
Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk Management
Sebelum Sesudah
(Pre Test) (Post Test)
mengetahui pengaruh edukasi terhadap N % n %
management diabetes mellitus. Dengan Baik 15 39% 23 61%
menggunakan tekhnik pengambilan sampel Kurang 23 61% 15 39%
JUMLAH 38 100 38 10
purposive sampling yang berarti teknik
Sumber : Hasil Olahan Data Komputerisasi 2018
penetuan sampel secara sengaja yang
ditentukan oleh peneliti sendiri karena Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa
pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil pada kelompok intervensi sebelum pemberian
adalah penderita Diabetes Mellitus sebanyak Diabetes Self Management didapatkan
38 orang menjadi responden dalam penelitian sebagian besar responden memiliki Diabetes
ini. Self Management yang kurang baik sebanyak
Penelitian ini dilakukan dengan 23 orang (61%), kelompok intervensi seseudah
memperoleh data dari data primer, yaitu data Diabetes Self Management didapatkan
yang di dapatkan dengan menggunakan sebagian besar responden memiliki Diabetes
kuesioner Diabetes Self Management (DSM) Self Management yang baik sebanyak 23 orang
yang dibagikan kepada penderita Diabetes (61%).
Mellitus di Puskesmas Kecamatan Gambir. Tabel 2. Analisis Univariat
Data yang penulis peroleh terlebih dahulu Distribusi Diabetes Self Management Penderita
dianalisis secara univariat untuk menjelaskan DM Sebelum Dan Sesudah Intervensi
masing-masing variabel penelitian, dengan
menggunakan tabel distribusi meliputi data Diabetes Self Std. Min-
Mean N
Management Deviation Max
demografi dan distribusi Diabetes Self
Management sebelum dan sesudah diberikan Sebelum 15,32 5,15 5-23
edukasi pada DM tipe 2 pada kelompok (Pre Test)
38
kontrol dan intervensi. Sedangkan analisa Sesudah 23,74 4,11 15-30
(Post Test)
bivariat nya untuk mengetahui perbedaan rata- Sumber : Hasil Olahan Data Komputerisasi 2018
rata Diabetes Self Management pada DM tipe
2. Berdasarkan tabel 2, menunjukan rata-
Hasil penelitian dari 38 responden di rata skor Diabetes Self Management penderita
Wilayah Kerja Kecamatan Gambir dengan DM sebelum diberikan perlakuan edukasi
rata-rata usia 46 tahun dengan nilai tengah 45,5 adalah sebesar 15,23 dengan standar deviasi
tahun, standart deviasi dari varian usia 5,15 dan rentang nilainya dari 5 sampai dengan
responden yaitu 7,24 serta usia minimum 35 23. Sedangkan rata-rata skor Diabetes Self
tahun dan dengan usia maksismum 60 tahun. Management penderita DM sesudah diberikan
Kelompok tingkat pendidikan didapatkan perlakuan eduaksi adalah sebesar 23,74 dengan
responden pendidikan menengah sebanyak 26 standar deviasi 4.11 dan rentang nilainya dari
responden (68%) dan pendidikan tinggi 15 sampai dengan 30.
6

Sebelum dilakukan uji T dependen, Berdasarkan uji t dependent, didapatkan


peneliti terlebihdahulu melakukan uji p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value
normaliats data. Uji normalitas bertujuan untuk 0,000 < (0,05), maka keputusan uji adalah Ho
menguji apakah dalam model regresi variabel ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan
pengganggu atau residual memiliki distribusi bahwa ada pengaruh secara bermakna Diabetes
normal atau tidak. Pada grafik P-P Plot, Self Management penderita DM sebelum dan
sebuah data dikatakan berdistribusi normal sesudah pemberian edukasi
apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri
Pembahasan
atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar
garis diagonal Hasil uji normalitas sebagai Pembahasan yaitu kesenjangan yang
berikut. muncul setelah peneliti melakukan penelitian
kemudian membandingkan antara teori terkait
dengan hasil penelitian. Penelitian ini
merupakan penelitian tentang pengaruh
edukasi terhadap diabetes self management
pada penderita Diabetes Mellitus di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Gambir Tahun
2017. Pembahasan pada hasil penelitian ini
yaitu membahas hasil penelitian univariat,
bivariat, dan keterbatasan penelitian.
Hasil Univariat
Penelitian ini terdiri dari 38 responden
di Wilayah Kerja Kecamatan Gambir.
Sebagian besar responden termasuk dalam
rentang usia dewasa dengan rata-rata 46 tahun.
Semakin tua umur seseorang maka proses–
Gambar 1. Uji Normalitas data proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada umur tertentu
Berdasarkan grafik Normal P‐P Plot bertambahnya proses perkembangan ini tidak
terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal,
secepat ketika berusia belasan tahun. Memori
serta penyebarannya mengikuti arah garis
atau daya ingat seseorang itu salah satunya
diagonal. Hal ini berarti data yang digunakan
dipengaruhi oleh umur. 15
sudah memenuhi asumsi normalitas, sehingga
model regresi layak dipakai untuk Semakin cukup umur tingkat
memprediksi diabetes self managemen kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
berdasarkan masukan variabel bebasnya. matang dalam berfikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa
Tabel 3.
Hasil Analisis Uji T Dependent
akan lebih percaya dari pada orang belum
Diabetes Self Std. p- cukup tinggi kedewasaannya.16 Umur
N Mean seseorang berpengaruh terhadap kesehatannya.
Management Deviation value
Sebelum Maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
15,32 5,15 kesesuaian antara teori dan kenyataan dimana
(Pre Test)
38 0,000
Sesudah umur responden mempengaruhi tingkat
23,74 4,11
(Post Test) kesehatan. Menurut analisa peneliti, umur
Sumber : Hasil Olahan Data Komputerisasi 2018 mempengaruhi kesehatan dimana semakin usia
dewasa dan lansia, maka resiko terhadap
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa penyakit semakin tinggi. 17
rata-rata nilai Diabetes Self Management
penderita DM kelompok sebelum intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar 15,32 atau Diabetes Self Management mayoritas responden dalam penelitian ini
penderita DM masih buruk. Kemudian pada adalah berpendidikan menengah sebanyak
saat dilakukan intervensi mengalami 68%. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk
penurunan menjadi 23,74 atau Diabetes Self mengembangkan kepribadian dan kemampuan
Management penderita DM sudah baik. di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
7

proses belajar dan pengetahuan. Ketidaktahuan yang menjelaskan bahwa keluarga memiliki
dapat disebabkan karena pendidikan yang hak dan kewenangan untuk merawat penderita
rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan DM.
yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan,
Hasil Bivariat
mencerna pesan, dan informasi yang
disampaikan. Berdasarkan keterkaitan antara Penelitian ini terdiri dari 38 responden
hasil penelitian dan teori yang ada, maka di Wilayah Kerja Kecamatan Gambir Jakarta.
analisa peniliti adalah tingkat pendidikan turut Hasil analisis didapatkan rata-rata nilai
pula menentukan mudah tidaknya seseorang Diabetes Self Management penderita DM
menyerap dan memahami pengetahuan yang kelompok sebelum intervensi sebesar 15,32
mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi atau Diabetes Self Management penderita DM
pendidikan seseorang maka semakin baik pula masih buruk. Kemudian pada saat dilakukan
pengetahuannya tentang perilaku kesehatan. 18 intervensi mengalami penurunan menjadi
23,74 atau Diabetes Self Management
Hasil penelitian menfenai pekerjaan
penderita DM sudah baik. Berdasarkan uji t
menunjukan bahwa mayoritas keluarga dalam
dependent, didapatkan p-value sebesar 0,000.
penelitian ini adalah keluarga yang tidak
Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), maka
bekerja sebanyak 74%. Hasil ini tidak sejalan
keputusan uji adalah Ho ditolak dan Ha
dengan penelitian sebelumnyadengan hasil 96
diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada
responden (77,4%) dari 124 responden yaitu
pengaruh secara bermakna Diabetes Self
tidak bekerja. Sehingga disimpulkan bahwa
Management penderita DM sebelum dan
responden dalam penelitian ini yaitu tidak
sesudah pemberian edukasi.
bekerja. Pekerjaan adalah mata pencaharian
seseorang yang menjadi tumpuan dalam Edukasi kepada pasien DM dapat
hidupnya. Biasanya orang yang bekerja lebih meningkatkan kemampuan pasien DM karena
memiliki pengetahuan yang luas daripada yang dalam terapi mengandung unsur meningkatkan
tidak bekerja karena infomasi lebih mudah pengetahuan keluarga tentang penyakit,
mereka dapatkan. Tapi lain halnya pada mengajarkan teknik yang dapat membantu
responden dalam penelitian ini. Meskipun keluarga untuk mengetahui gejala-gejala
sebagian besar dari mereka tidak bekerja penyimpangan perilaku serta peningkatan
namun mereka memiliki rasa ingin tahu yang dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri.
tinggi untuk mendapatkan infomasi yang sama Tujuan program edukasi ini adalah
demi kesembuhan keluarga mereka yang meningkatkan pencapaian pengetahuan pasien
sedang sakit. 19 tentang penyakit, mengajarkan pasien
bagaimana teknik pengajaran dalam upaya
Asumsi peneliti, Edukasi dalam
membantu mereka melindungi dirinya dari
keperawatan diabetes diberikan kepada orang
penyakit komplikasi diabetes.
tua agar dapat melakukan manajemen
perawatan diabetes dengan baik dalam kondisi Hal ini sesuai dengan pemberian edukasi
sehat maupun sakit. Kebutuhan pasien sangat penting untuk meningkatkan
terhadap edukasi mencakup pengertian dasar kemampuan pasien diabetes mellitus dalam
tentang penyakit DM, perawatan diabetes melakukan manajemen diri (self management).
selama dirawat di rumah sakit, serta perawatan Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat
lanjutan untuk persiapan pulang. Edukasi mempengaruhi pola makan yang salah yang
sebagai intervensi keperawatan mandiri dapat akhirnya akan mengakibatkan kenaikan kadar
direncanakan untuk meningkatkan kemampuan glukosa darah maka dari itu diperlukan
pasien mengelola manajemen DM. Metoda edukasi. 20
yang efektif perlu dikembangkan sehingga ibu Hasil penelitian ini sejalan dengan
dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penelitian sebelumnya juga menyatakan
pasien DM, dapat melakukan penanganan yang bahwa edukasi terbukti memiliki pengaruh
tepat ketika pasien DM mengalami komplikasi yang positif terhadap peningkatan kepercayaan
dan mampu terlibat dalam perawatan diabetes dri dan perubahan perilaku perawatan diri
di rumah sakit. Keterlibatan keluarga dalam pasien DM tipe 2. 21 Hasil penelitian ini juga
perawatan diabetes di rumah sakit adalah hal diperkuat oleh penelitian sebelumnya), bahwa
sangat penting. Hal ini sesuai dengan konsep kemampuan eduaksi keluarga merawat pasien
pemberdayaan dalam family centered care
8

komplikasi DM yang mendapatkan Edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien diabetes


ebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mellitus, edukasi diabetes self management
yang tidak mendapatkan Edukasi. Disarankan diberikan dengan menggunakan bookleat yang
Edukasi keluarga digunakan sebagai terapi berisi tentang materi diabetes mellitus,
keluarga dalam meningkatkan kemampuan komponen tentang diet, kontrol gula darah,
keluarga merawat pasien komplikasi DM. latihan jasmani atau olahraga, terapi obat,
Meningkatnya pengetahuan klien adalah pencegahan ulkus diabetik dan diperaktikan
salah satu tercapainya tujuan edukasi. secara langsung oleh pasien diabetes mellitus.
Dengan demikian meningkat juga kesadaran
Keterbatasan Penelitian
diri dari segi kesehatan, merubah gaya hidup
kearah yang sehat, patuh terhadap terapi, Sehubungan dengan penelitian ini
dan berkualitas. 22 merupakan penelitian pertama bagi peneliti
untuk meneliti tentang diabetes self
Hal ini juga sejalan dengan penelitian
managemen, maka keterbatasan penelitian ini
sebelumnya dengan hasil P = 0,000 yang
adalah : (1) Keterbatasan sumber pustaka dan
artinya Edukasi jiwa memberikan pengaruh
waktu yang singkat menyebabkan penelitian
yang berarti pada tingkat kecemasan keluarga
ini tidak banyak membandingkan dengan teori-
dalam merawat anggota keluarga yang
teori atau pendapat yang telah ada dengan hasil
mengalami komplikasi DM di Kecamatan
penelitian. (2) Adanya keterbatasan waktu
Lawang. Edukasi adalah suatu proses
pertemuan antara peneliti dan responden yang
perubahan pada diri manusia yang ada
menyebabkan lamanya waktu pengambilan
hubungannya dengan tercapainya tujuan
data yaitu sekitar hampir 1 bulan. Peneliti
kesehatan perorangan dan masyarakat. Edukasi
tidak bisa membuat janji pertemuan setiap hari
jiwa pada keluarga di tujukan untuk
untuk melakukan pertemuan dengan responden
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
dikarenakan kesibukan peneliti di tempat lain
bagi individu dan seluruh anggota keluarga. 23
dan keterbatasan waktu berobat ke pasien yang
Asumsi peneliti, edukasi mengenai DM sangat singkat. Selain itu, peneliti hanya bisa
sangat penting diberikan kepada penderita, melakukan pertemuan responden diluar jam
untuk meningkatkan pengetahuan pola hidup berobat. (2) DSME dapat dijadikan sumber
sehat pada penderita DM. kenyataannya informasi bagi perawat dalam memberikan
program pendidikan kesehatan atau edukasi edukasi kepada pasien DM tipe 2 baik perawat
diabetes belum terlaksanakan dengan optimal, maupun tim kesehatan lainnya. Sehingga
sedangkan edukasi ini merupakan hal perawat belum ikut membantu pasien dalam
yang penting dalam memberikan asuhan upaya pengontrolan gula darah agar tidak
keperawatan terhadap penderita DM tipe 2. terjadi komplikasi DM lainnya. Sehingga
Edukasi yang berjalan saat ini hanya sebatas peneliti kesulitan mengajak perawat untuk ikut
saat klien kontrol ke Puskesmas sehingga serta dalam penelitian ini. (3) Jumlah sampel
dengan waktu yang terbatas dan relatif singkat yang minimal karena jumlah sample sedikit
hanya sedikit informasi yang dapat tidak bisa menggenaralisasi hasil penelitian.
disampaikan kepada klien dan bersifat (4) Peneliti tidak bisa mengontrol lingkungan
individual. Selain itu belum ada penggunaan selama pelaksanakan edukasi berlangsung. (5)
media audiovisual yang dapat menunjang Peneliti tidak meneliti faktor dukungan
dalam proses pemberian informasi terhadap keluarga yang dapat mempengaruhi diabetes
klien. Dalam penelitian ini Pemberian edukasi self management
dapat memberikan banyak manfaat bagi pasien
Kesimpulan
DM, edukasi dapat memberikan hasil yang
positif baik hasil jangka pendek, menengah Setelah melakukan penelitian tentang
maupun panjang. Hasil jangka pendek meliputi pengaruh edukasi terhadap diabetes self
kontrol gula darah, kontrol fisik (berat badan, management pada penderita Diabetes Mellitus
luka pada kaki dan tekanan darah), aktivitas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
fisik, diet dan kebiasaan merokok. Hasil jangka Gambir Tahun 2017, maka penulis dapat
menengah peningkat pengetahuan, penggunaan mengambil kesimpulan sebagai berikut (1)
obat-obat, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Hasil karakteristik responden penderita
Didalam penelitian ini dilakukan intervensi Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
edukasi diabetes self management testruktur Kecamatan Gambir sebagian besar responden
9

berusia rata-rata 46 tahun, berpendidikan The Diabetic Foot. Diabetes Metab Res
menengah (68%), dan pasien tidak bekerja Rev (24):1,P.181-187;2008.
(74%). (2) Rata-rata skor diabetes self 5. Perkeni. Konsensus Pengelolaan Dan
management sebelum dilakukan edukasi Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
sebesar 15,32 atau menunjukan diabetes self Indonesia 2011. Jakarta:Perkumpulan
management yang dilakukan pasien DM Endokrinologi Indonesia; 2011.
kurang baik sebesar 61%. (3) Rata-rata skor 6. Norris, S. L., et.al. Increasing Diabetes
diabetes self management sesudah dilakukan Self Management Education in
edukasi sebesar 23,74 atau menunjukan Community Settings. Am J Prev Med
diabetes self management yang dilakukan Volume 22 (4S):p.39-66; 2012.
pasien DM sudah baik sebesar 61%. (4) Ada 7. American Diabetes Association. Position
pengaruh bermakna Diabetes Self Management Statement: Standards of Medical Care in
penderita DM sebelum dan sesudah pemberian Diabetes. Diabetes Care (33); 2013.
edukasi dengan nilai P= 0,000 berarti P Value 8. Schmitt, A. Gahr, A. Hermanns, N.
< 0,05. Kulzer, B. Huber, Jorg. Dan Haak, T. The
Saran Diabetes Self Management Questionnaire
Development Abd Evaluation Of An
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh ada beberapa saran yang perlu Instrument To Assess Diabetes Self Care
dijadikan pertimbangan bagi peneliti dan Activities Associated With Glycaemic
penelitian selanjutnya antara lain (1) Bagi Control. Jurnal Health And Quality Of
Masyarakat untuk rajin mengikuti seminar dan Life 11(138): 5-14; 2013.
program lansia. (2) Bagi Pengembangan Ilmu 9. Sidani, S. & Fan, L. Effectiveness of
Keperawatan untuk meningkatkan Diabetes Self Management Education
kompentensi mahasiswa menjadi edukator. (3) Intervention Elements: A Meta-analysis.
Bagi Institusi Kesehatan. Saran bagi institusi Canadian Journal Of Diabetes Volume 33
kesehatan agar meningkatkan monitoring (1):p.18-26; 2009.
prevalensi DM dan meningkatkan informasi 10. Funnell, M. M., et.al. National Standars
kepada masyarakat tentang upaya pencegahan for Diabetes Self Management Education.
komplikasi pasien DM melalui Diabetes Self Journal of Diabetes care, Vol 31
Management. (4) Bagi Profesi untuk Supplement 1:p. S87-S94; 2014.
meningkatkan kegiatan pemberian edukasi atau 11. Nuryani, S. Gambaran Pengetahuan Dan
penyuluhan, melaksanakan kegiatan pelatihan Perilaku Pengelolaan Penyakit Diabetes
perawat untuk edukator melatih para penderita Mellitus Pada Penderita Diabetes Mellitus
DM. (5) Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan Di Puskesmas Parit H.Husin II Pontianak
peneliti selanjutnya menggunakan metode peer Tahun 2011. Skripsi, Sarjana Kedokteran.
group pada diabetes self management, Universitas Tanjung Pura. Pontianak,
responden jangan pada lansia semua atau Indonesia; 2014.
intervensi selain diabetes self management. 12. American Diabetes Association. National
Standards For Diabetes Self Management
Education and Support, Diabetes Care;
Daftar Pustaka 2014.
1. Word Health Organization (WHO). 13. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset
Country And Regional Data Of Diabetes. Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu;
World Health Organization; 2011. 2007.
2. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar 14. Alimul Hidayat A. A, Riset Keperawatan
(Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2009 dan Teknik Penulisan Ilmiah, Penerbit
3. Dapertemen Kesehatan Jakarta. Pravelensi Salemba Medika, Edisi 2, Jakarta : 2007
Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas 15. Gultom, Yuni T. Tingkat Pengetahuan
Kecamatan Gambir. Dinkes Kota Jakarta; Pasien Diabetes Mellitus Tentang
2010. Manajemen Diabetes Mellitus Di Rumah
4. Apelqvist, J. Bakker, K, Houtum, W. H. Sakit Pusat Angakatan Darat Gataot
V, & Schaper, N. C. Practical Guidelines Subroto Jakarta Pusat. Skripsi. Jakarta:
On The Management and Prevention Of FKUI; 2012.
10

16. Riyadi, S., Dan Sukarmin.. Asuhan 20. Smeltzer & Bare. Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC; 2008.
Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada 21. Trisnawati S.K. Faktor Risiko Kejadian
Pankreas. Yogjakarta: Graha Ilmu; 2008. Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Puskesmas
17. Mcgowan, P. The Efficacy Of Diabetes Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
Patient Education And Self Management
Tahun 2012. Skripsi; 2013.
Education In Type 2 Diabetes. Canadian
Journal Of Diabetes Volume 35 (1):P.46- 22. Schmitt, A. Gahr, A. Hermanns, N.
53; 2011. Kulzer, B. Huber, Jorg. Dan Haak, T. The
18. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Diabetes Self Management Questionnaire
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Development Abd Evaluation Of An
Penerbit Rineka Cipta; 2012. Instrument To Assess Diabetes Self Care
19. Remiati. Hubungan pengetahuan dan Activities Associated With Glycaemic
Control. Jurnal Health And Quality Of
motivasi keluarga dengan kepatuhan
Life 11(138): 5-14; 2013.
berobat pada pasien skizofrenia di unit 23. Martiningsih. Pengaruh pendidikan
rawat jalan RS. Jiwa Dr. Soeharto perawatan komplikasi DM terhadap
Heerdjan. Skripsi; 2008 kecemasan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami
komplikasi DM di Kecamatan Lawang;
2012

Anda mungkin juga menyukai