Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN

DIABETES MELITUS DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD LANGSA

Irma Hartati 1, Agus Dwi Pranata 2, M. Rizky Rahmatullah 3


Email : hartatiirma425@gmail.com

1
Dosen STIKes Cut Nyak Dhien Langsa – Aceh
2
Dosen STIKes Cut Nyak Dhien Langsa – Aceh
3
Mahasiswa STIKes Cut Nyak Dhien Langsa – Aceh

ABSTRAK

Latar Belakang: Kemampuan perawatan diri penting dalam meningkatkan


kualitas hidup pasien DM. Pasien diabetes mellitus rentan terhadap komplikasi
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah
dapat dicegah dengan perawatan diri terdiri dari diet, olahraga, terapi obat,
perawatan kaki, dan pemantauan gula darah. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui adanya hubungan kualitas hidup pasien diabetes mellitus.
Metode: Penelitian ini menggunakan uji pearson product moment yang dilakukan
terhadap kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan
cross sectional yang dilakukan pada 97 responden dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner The Summary of
Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) dan kuesioner The Diabetes Quality of
Life Brief Clinical Inventory. Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji product
moment (korelasi pearson), diperoleh nilai r = 0,578. Kesimpulan: Hasil
penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan antara perawatan diri (self care)
dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus di Poli Sakit RSUD Langsa.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Perawatan diri (self care), Kualitas Hidup.

JP2K, Vol.2 No.2 Tahun 2019 94


THE RELATIONSHIP SELF CARE WITH QUALITY OF LIFE FOR
PATIENTS DIABETES MELITUS DISEASE IN POLI PENYAKIT DALAM
RSUD LANGSA

ABSTRACT

Background : The ability of self care is important in improving the quality of life
of DM patients. The Diabetes mellitus patients is susceptible to complications
caused by increased levels of blood sugar. Increased of blood sugar levels can be
prevented by self-care consists of dieting, exercise, drug therapy, foot care, and
blood sugar monitoring. Purpose : The purpose of this research is to know the
existence of relationship of self care with quality of life diabetes melitus patient.
Method : This research using test pearson product moment conducted on the
quality of life of patients with diabetes mellitus. This research using cross
sectional conducted on 97 respondents using purposive sampling technique. Data
collection using the questionnaire The Summary of Diabetes self-care Activities
(SDSCA) and questionnaire The Diabetes Quality of Life the Brief Clinical
Inventory. Results : The results of research to use the test product moment
(pearson correlation), obtained a value of r = 0.578. Conclusion : The results of
this study found that there is a significant relationship between self care (self
care) with the quality of life of patients with diabetes melitus at Poli Penyakit
Dalam RSUD Kota Langsa.

Keywords: Diabetes Mellitus, Self care, and Quality of Life.

JP2K, Vol.2 No.2 Tahun 2019 95


LATAR BELAKANG Upaya dan penanggulangan telah
dilakukan pemerintah dalam menangani
Diabetes Melitus (DM) merupakan
masalah DM, namun masalah DM masih
suatu kelompok penyakit metabolik dengan
tinggi di Indonesia dan semakin diperparah
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
dengan munculnya berbagai macam
karena kelainan sekresi insulin, kerja
penyakit komplikasi akibat DM. Masalah-
insulin, atau kedua-duanya. Gejala umum
masalah yang dialami oleh penderita DM
dari Diabetes Melitus adalah poliuria,
dapat diminimalisir jika penderita DM
polifagia, polidipsia. Klasifikasi dari
memiliki kemampuan dan pengetahuan
Diabetes Melitus yaitu Diabetes Melitus
yang cukup untuk mengontrol penyakitnya,
Tipe 1 Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes
yaitu dengan cara melakukan self care. Self
Melitus Tipe Gestasional, dan Diabetes
care merupakan kemampuan individu,
Melitus Tipe Lainnya. Jenis Diabetes
keluarga, dan masyarakat dalam upaya
Melitus yang paling banyak diderita adalah
menjaga kesehatan, meningkatkan status
Diabetes Melitus Tipe 2, dimana sekitar 90-
kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
95% orang mengidap penyakit ini (Chaidir,
mengatasi kecacatan dengan atau tanpa
2017).
dukungan penyedia layanan kesehatan
Penyakit DM sering dikenal sebagai
(Putri, 2017)
penyakit silent killer yang berarti penyakit
Self care menurut Dorothea Orem
ini membunuh penderitanya secara diam-
(1971) merupakan kebutuhan manusia
diam. Sering kali penderita DM tidak
terhadap kondisi dan perawatan diri sendiri
mengetahui kalau memiliki penyakit DM,
yang penatalaksanaannya dilakukan secara
dan komplikasi sudah terjadi ketika
terus menerus dalam upaya
penderita baru menyadari dirinya memiliki
mempertahankan kesehatan dan kehidupan,
penyakit DM tersebut. DM merupakan
serta penyembuhan dari penyakit dan
penyebab kematian keempat di Indonesia
mengatasi komplikasi yang ditimbulkan.
dan merupakan penyebab utama kebutaan
Teori ini bertujuan untuk membantu klien
akibat retinopati. Sekitar 75% dari
melakukan perawatan diri sendiri. Orem
penderita DM mengalami kematian akibat
mengembangkan definisi keperawatan yang
komplikasi vaskular. Komplikasi lainnya
menekankan pada kebutuhan klien tentang
yang dapat terjadi akibat DM adalah
perawatan diri sendiri (self care). Self care
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
dibutuhkan oleh setiap individu, baik
amputasi karena luka DM, bahkan sampai
wanita, laki-laki, maupun anak-anak.
berujung pada kematian.
Ketika self care tidak adekuat dan tidak

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 96


dapat dipertahankan maka akan dapat menjalankan kehidupan sehari-hari
mengakibatkan terjadinya kesakitan dan dengan semestinya.
kematian. Menurut World Health
Self care DM merupakan tindakan Organization (WHO) pada tahun 2030
atau program yang menjadi tanggung jawab penderita di indonesia diperkirakan akan
penderita DM dan harus dijalankan berjumlah 21.3 juta orang dan menempati
sepanjang kehidupan penderitanya. urutan keempat dalam jumlah penderita
Penelitian yang dilakukan oleh Suantika diabetes terbanyak setelah Amerika, Cina
(2012) tentang hubungan self care diabetes dan India (PERKENI, 2011)
dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 Indonesia adalah salah satu dari 21
menyebutkan bahwa self care DM negara dan wilayah IDF - WP
mempengaruhi kualitas hidup sebesar 36% (International Diabetes Federation
yang berarti semakin tinggi tingkat self care kawasan Asia Pasifik). 425 juta orang
maka semakin tinggi pula kualitas hidup menderita diabetes di dunia dan 159 juta
responden DM tipe 2 (Putri, 2017) orang di Wilayah WP; Pada tahun2045 ini
Kualitas hidup merupakan perasaan akan meningkat menjadi 183 juta. Ada
puas dan bahagia sehingga pasien diabetes lebih dari 10 juta kasus diabetes di
melitus dapat menjalankan kehidupan Indonesia pada tahun 2017 (International
sehari-hari dengan semestinya. Terdapat Diabetes Federation, IDF), 2017
beberapa aspek yang dapat mempengaruhi Berdasarkan data Kementrian Riset
kualitas hidup, aspek tersebut adalah Kesehatan Dasar Republik Indonesia
adanya kebutuhan khusus yang terus- (2013) menyatakan jumlah rata-rata
menerus berkelanjutan dalam perawatan kejadian penyakit Diabetes Mellitus di
DM, gejala apa saja yang kemungkinan Indonesia berdasarkan wawancara yang
muncul ketika kadar gula darah tidak stabil, terdiagnosis dokter sebesar 1,5%.
komplikasi yang dapat timbul akibat dari Prevalensi diabetes yang terdiagnosis
penyakit diabetes dan disfungsi seksual dokter tertinggi terdapat di D.I. Yogyakarta
(Chaidir, 2017). Aspek tersebut dapat (2,6%), disusul DKI Jakarta (2,5%),
dicegah apabila pasien tersebut dapat Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
melakukan pengontrolan yang baik dan Timur (2,3%). Dinas Kesehatan Kabupaten
teratur melalui perubahan gaya hidup yang Bantul (2014) mencatat jumlah penderita
teratur, tepat dan permanen. Sehingga tidak DM tipe 2 mencapai 17.999 kasus.
terjadi komplikasi yang dapat menurunkan Prevalensi diabetes mellitus terus
kualitas hidup pasien diabetes melitus dan mengalami peningkatan dari tahun ke

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 97


tahun. Hal ini terjadi disebabkan oleh hanyamelakukannya pada saat melakukan
meningkatnya pendapatan per kapita dan kontrol di rumah sakit.
perubahan gaya hidup masyarakat terutama Penelitian yang berjudul “Hubungan
di kota kota besar. Self Care Diabetes Dengan Kualitas Hidup
Prevalensi penderita Diabetes Pasien Dm Tipe 2 Di Poliklinik Interna
Mellitus di Aceh menempati posisi tertinggi Rumah Sakit Umum Daerah Bandung”
dibandingkan Provinsi lainnya yang ada di yang dikemukakan oleh Inge Ruth S et all
Indonesi, menurut hasil Riset Kesehatan (2012). Penelitian ini dilakukan di
Dasar (Riskesdas) pada 2013 menyebutkan Poliklinik Interna RSUD Bandung,
prevalensi penderita Diabetes Melitus di Didapatkan kesimpulan dengan hasil
Aceh mencapai 1,8 persen, sedangkan di terdapat hubungan yang signifikan antara
Kota Langsa pada tahun 2015 prevalensi self care dengan kualitas hidup pada pasien
penderita Diabetes Melitus sebanyak 479 Diabetes Melitus tipe 2. Hal ini
(0,29%), yang diantaranya 159 orang pria menunjukan bahawa apabila self care
dan wanita sebanyak 320 orang (Dinas dilakukan dengan baik maka secara tidak
Kesehatan Kota Langsa, 2015). langsung akan meningkatkan kualitas hidup
Penelitian lain dilakukan oleh pasien diabetes melitus.
Kusniawati (2011) yang berjudul “Analisis Sedangkan penelitian yang
Faktor yang Berkontribusi Terhadap Self dilakukan oleh Yudianto (2008) tentang
Care Pasien Diabetes pada Klien Diabetes “Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus di
Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur”,
Tangerang” menyebutkan bahwa self care beliau mengatakan bahwa penyakit
masih belum bisa dilakukan secara optimal Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan
oleh pasien Diabetes Melitus tipe 2. dengan cara pengendalian gula darah dalam
Aktivitas yang seperti pengaturan diet, batas normal karena penyakit ini bersifat
latihan fisik, dan terapi minum obat sudah seumur hidup sehingga dapat
dilakukan secara penuh. Aktivitas lain mempengaruhi kualitas hidup. Hasil uji
seperti perawatan kaki dan pengecekan gula yang didapatkan pada penelitian ini
darah belum dilakukan secara optimal. memperoleh hasil bahwa gambaran kualitas
Perawatan kaki rata- rata responden hidup pasien diabetes melitus baik.
melakukannya 3-4 hari, hal ini diakibatkan Sedangkan dilihat dari dimensi kualitas
karena kurangnya penegetahuan reponden hidup sebagian responden merasa puas
terhadap pentingnya merawat kaki. terhadap kesehatan fisiknya, psikologisnya,
Pengecekan gula darah rata-rata responden hubungan sosialnya, dan hubungan dengan

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 98


lingkungannya. Maka dari jurnal tersebut eksklusi. Teknik pengumpulan sampel yang
dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup digunakan adalah random sampling dengan
pasien diabetes melitus dapat diketahui pendekatan purposive sampling.
berdasarkan peniliannya terhadap penyakit Pengumpulan data menggunakan kuesioner
yang dideritanya. The Summary of Diabetes Self-Care
Survey awal yang dilakukan pada Activities (SDSCA) untuk mengukur self
pasien Diabetes yang melakukan rawat care dan kuesioner The Diabetes Quality of
jalan di Poli Penyakit Dalam didapatkan Life Brief Clinical Inventory untuk
bahwa, 8 (80%) dari 10 pasien mengatakan mengukur kualitas hidup. Pengumpulan
sulit untuk melakukan perawatan diri data dikumpulkan dengan cara memberikan
seperti perawatan kaki, aktivitas fisik, kuesioner kepada responden. Data yang
minum obat dan pengecekan gula darah dikumpulkan merupakan data primer.
yang biasanya hanya bisa dilakukan di Poli, Setelah data terkumpul data tersebut
sedangkan yang dapat dilakukan sendiri dianalisis dengan menggunakan program
oleh pasien hanyalah diet, dan 2 (20%) SPSS sehingga didapatkan analisa bivariate
mengatakan dapat melakukan perawatan dan analisa univariat. Analisa univariat
diri maksimal. Dapat disimpulkan bahwa 8 menggunakan uji statistic parametrik
dari 10 pasien yang melakukan rawat jalan product moment.
mengalami penurunan kualitas hidup HASIL PENELITIAN
mereka. Tabel univariat
METODE 1. Self Care
Rancangan penelitian ini Tabel 5.1
menggunakan pendekatan cross sectional. Distribusi Frekuensi Self Care
Cross sectional bertujuan untuk Pasien Diabetes Melitus di Poli
mengidentifikasi veriabel dependen dan Penyakit Dalam RSUD Langsa
variabel independen yang dilakukan secara Tahun 2018
bersamaan dengan menggunakan kuesioner. No Self Care Frekuensi Persentase
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh (f) (%)
pasien diabetes mellitus yang berada 1 Mandiri 71 73.2
diwilayah kerja Rumah Sakit Umum 2 Tergantung 26 26.8
Langsa. Sampel pada peneilitian ini Jumlah 97 100
berjumlah 97 orang yang menderita Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
diabetes melitus. Sampel tersebut dipilih
sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 99


Berdasarkan tabel 5.1 diatas hasil penelitian yang melakukan perawatan diri (self care)
menunjukkan bahwa dari 97 responden, mandiri dengan kualitas hidup sedang
didapatkan bahwa responden yang sebanyak 60 (84.5%) responden. Dari 26
melakukan perawatan diri (self care) responden dengan melakukan perawatan
dengan mandiri yaitu sebanyak 71 (73,2%) diri (self care) secara tergantung dengan
responden sedangkan sebanyak 26 (26.8%) kualitas hidup tinggi sebanyak 24 (92.3%)
responden melakukan perawatan diri (self responden dan responden dengan
care) dengan tergantung dengan orang lain. melakukan perawatan diri (self care) secara
2. Kualitas Hidup tergantung dengan kualitas hidup sedang
Tabel 5.2 sebanyak 2 (7.7%) responden. Hasil uji
Distribusi Frekuensi Kualitas statistik Contingency Coefficient pada
Hidup Pasien Diabetes Melitus di derajat kepercayaan 95% (α=0,05)
Poli Penyakit Dalam RSUD diperoleh nilai p-value = 0,000 (p<0,05)
Langsa Tahun 2018 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima
No Kualitas Frekuensi Persentase sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
Hidup (f) (%) hubungan antara perawatan diri (self care)
1 Tinggi 35 36.1 dengan kualitas hidup pasien diabetes
2 Sedang 62 63.9 melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD
Jumlah 97 100 Langsa.
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas hasil PEMBAHASAN
penelitian menunjukkan bahwa dari 97 Hubungan Self Care Dengan Kualitas
responden, didapatkan bahwa responden Hidup Pasien Diabetes Melitus Di Poli
yang memiliki kualitas hidup yang sedang Penyakit Dalam RSUD Langsa Tahun.
yaitu sebanyak 62 (63.9%) responden,
sedangkan responden yang memiliki Hasil penelitian menunjukkan
kualitas hidup yang tinggi yaitu sebanyak bahwa dari 71 responden, didapatkan
35 (36.1%) responden. bahwa responden yang melakukan
Dari Hasil penelitian perawatan diri (self care) secara mandiri
menunjukkkan menunjukkan bahwa dari 71 dengan kualitas hidup yang tinggi sebanyak
responden, didapatkan bahwa responden 11 (15.5 %) responden dan yang melakukan
yang melakukan perawatan diri (self care) perawatan diri (self care) mandiri dengan
secara mandiri dengan kualitas hidup yang kualitas hidup sedang sebanyak 60 (84.5%)
tinggi sebanyak 11 (15.5 %) responden dan responden. Dari 26 responden dengan

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 100


melakukan perawatan diri (self care) secara mendapatkan hasil bahwa meningkatkan
tergantung dengan kualitas hidup tinggi pendidikan diabetes pada individu dan
sebanyak 24 (92.3%) responden dan menerapkan regimen insulin yang ketat
responden dengan melakukan perawatan dapat meningkatkan perilaku perawatan diri
diri (self care) secara tergantung dengan pada orang dengan T1DM di Cina.
kualitas hidup sedang sebanyak 2 (7.7%)
Hasil penelitian yang berbeda
responden.
didapatkan oleh Borji (2017) tentang
Hasil uji statistik Contingency
Dampak Model Perawatan Diri Orem pada
Coefficient pada derajat kepercayaan 95%
Kualitas Hidup pada Pasien dengan
(α=0,05) diperoleh nilai p-value = 0,000
Diabetes Tipe II yang menunjukkan bahwa
(p<0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha
tidak ada perbedaan yang signifikan secara
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
statistik (P>0,05). Mengenai efektivitas
terdapat hubungan antara perawatan diri
program perawatan diri berdasarkan teori
(self care) dengan kualitas hidup pasien
Orem pada kualitas hidup (QOL) pada
diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam
pasien dengan diabetes, disarankan bahwa
RSUD Langsa.
dalam asuhan keperawatan program
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
perawatan mandiri ini dapat digunakan
Babazadeh (2017) tentang Hubungan
untuk pasien dengan diabetes untuk
Perilaku Perawatan Diri dan Kualitas Hidup
meningkatkan (QOL) mereka.
Pada Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe
Peneliti mengasumsikan bahwa
2: Chaldoran County, Iran didapatkan
sebagian besar responden melakukan
bahwa ada hubungan yang singnifikan
perawatan diri (self care) secara mandiri
antara demografi seperti jenis kelamin
dikarenakan pengaruh atau support dari
(P=0.002), Kelompok Usia (P=0.007),
keluarga pasien masing-masing dalam
pendapatan keluarga (p=0.009), perawatan
melakukan pengobatan, khususnya pada
diri nutrisi(p=0.001), manajemen KGD
pemeriksaan gula darah, kepatuhan untuk
(P=0.002) dan Perilaku Pengobatan (P=
tidak merokok dan pasien mampu
0.030) terhadap kualitas hidup pasien
mengurangi mengkonsumsi makanan yang
T2DM.
mengandung glukosa. Keterkaitan antara
Lin (2015) pada penelitiannya
self care dan kualitas hidup pasien memiliki
dengan judul Aktivitas Perawatan Diri
kekuatan yang sedang, hal ini ditunjukkan
Diabetes dan Kualitas Kesehatan yang
dengan umumnya pasien datang untuk
Terkait dengan Individu dengan Diabetes
melakukan rawat jalan tanpa di dampingi
Mellitus Tipe 1 di Shantou, Cina

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 101


keluarga, saat diwawancara pasien mampu kepada pasien rawat jalan pasien diabetes
melakukan aktivitas secara mandiri. melitus yang melakukan rawat jalan di poli
tersebut untuk dapat melakukan apa saja
KESIMPULAN yang boleh dilakukan dan mencegah apa
Berdasarkan hasil penelitian maka saja yang tidak boleh dilakukan, sehingga
dapat disimpulkan 1) Hasil penelitian dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk
menunjukkan bahwa dari 97 responden, melakukan perawatan diri.
didapatkan bahwa responden yang
melakukan perawatan diri (self care) DAFTAR PUSTAKA
dengan mandiri yaitu sebanyak 71 (73,2%)
responden sedangkan sebanyak 26 (26.8%)
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori
responden melakukan perawatan diri (self
Keperawatan dan karya Mereka, 8th
care) dengan tergantung dengan orang lain.
Indonesia edition, by Achir yani S. Hamid
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
anda Kusman Ibrahim. Singapore: Elsevier
dari 97 responden, didapatkan bahwa
responden yang memiliki kualitas hidup Badan Penelitian dan Pengembangan
yang sedang yaitu sebanyak 62 (63.9%) Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
(2013). Riset Kesehatan Dasar Indonesia
responden, sedangkan responden yang
(RISKESDAS).
memiliki kualitas hidup yang tinggi yaitu
BLUD RSU Langsa. (2015). Gambaran
sebanyak 35 (36.1%) responden. 3)
Umum BLUD RSU Langsa . Tim
Terdapat hubungan yang signifikan antara Managerial BLUD RSU Langsa .
perawatan diri (self care) dengan kualitas
Borji M, etc all. (2017). The Impact of
hidup pasien diabetes melitus di Poli Orem's Self-care Model on the Quality of
Penyakit Dalam RSUD Kota Langsa, p- Life in Patients with Type II Diabetes .
value (contingency coefficient) 0,000 (p < Biomedical & Pharmacology Journal , Vol.
10(1),213-220.
0,05).
Chaidir, R. (2017). Hubungan Self Care
dengan Kualitas Hidup. Journal Endurance
SARAN 2(2) June 2017 (132-144) .
Hasil penelitian ini merekomendasikan bagi
Dahlan, M. S. (2014). Statistik Untuk
RSUD Langsa khususnya perawat dan tim
Kedokteran dan Kesehatan : deskriptif,
medis lainnya diharapkan mampu bivariat, dan multivariat, dilengkapi
meningkatkan perawatan diri pasien yang aplikasi dengan SPSS edisi 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.
mengalami diabetes dengan cara
memberikan informasi tentang kemandirian

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 102


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. edition. London: Prentice Hall
(2013). Diabetes mellitus penyebab International.
kematian nomor 6 di dunia kemenkes
tawarkan solusi cerdik melalui posbindu. Kusniawati. (2011). Analisis faktor yang
berkontribusi terhadap Self Care Diabetes
Dewi, R. K. (2014). Diabetes Bukan Untuk pada Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Ditakuti Tetap Sehat dengan Pengaturan rumah Sakit Umum Tanggerang. FIK. UI.
Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Tipe
2. Jakarta: FMedia. Lakshita, N. (2012). Anak Aktif, Bebas
Diabetes. Jogjakarta: Javalitera.
Dewi, R. K. (2014). Hubungan antara kadar
gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 Lin k, etc all. (2016). Diabetes Self-Care
dengan kualitas hidup pada peserta prolanis Activities and Health-Related Quality-of-
askes di Surakarta. Naskah Publikasi . Life of individuals with Type I Diabetes
Mellitus in Shantou, China. International
Dharma, K. K. (2011). Metodelogi Medical Research , Vol 44(1) 147-156.
penelitian keperawatan panduan
melaksanakan dan menerapkan hasil Mahfud MU. (2012). Hubungan Perawatan
penilitian . Jakarta: Trans Info Media. Kaki Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
dengan Kejadian Ulkus Diabetik di RSUD
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Dr. Moewardi. Surakarta: UMS.
Mellitus Pada Orang dewasa dan anak-
anak dengan solusi hebat. Yogyakarta: Mayasari, E. (2014). Faktor yang
Nuha Medika. berhubungan dengan kepatuhan Klien
Diabetes Mengontrol Gula Darah di
Hastono,S,P. Luknis Sabri. (2010). Statistik Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji
Kesehatan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Makassar . Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis Volume 5 nomor 5 Tahun 2014 .
Helmawati, T. (2014). Hidup Sehat Tanpa
Diabetes : Cara pintar Mendeteksi, Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Mencegah, dan Mengobati Diabetes. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Yogyakarta: Notebook. Cipta.

International Diabetes Federation. (2017). Panjaitan, S. h. (2013). Hubungan antara


IDF Diabetes Atlas. aktivitas fisik dan kualitas hidup pasien
diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
Jannoo, Z. (2017). Examining diabetes Purnama kecamatan Pontianak Selatan.
distress, medication adherence, diabetes Naskah Publikasi .
self-care activities, diabetes-specific quality
of life and health-related quality of life Paramitha, G. M. (2014). Hubungan
among type 2 diabetes mellitus patients. aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
Journal of Clinical & Translational pasien diabetes melitus tipe 2 di rumah
Endocrinology 9 , 48-54. sakit umum daerah Karanganyar. Naskah
Publikasi .
Johnson, D.W.& Jhonson, F.P. (2015).
Joining together : Group theory and Group Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
Skills. Elevent edition; new international (PERKENI). (2011). Konsensus

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 103


Pengendalian dan Pencegahan Diabetes dengan Tingkat pendidikan menengah dan
Melitus Tipe 2 Di indonesia pada Tahun tinggi. FK.UKIAJ.
2011. Jakarta: PB. PERKENI.
Yudianto, Kurniawan, et all. (2008).
Pranata, A. J. (2016). Hubungan diabetes Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus
distress dengan perilaku perawatan diri Di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur.
pada penyandang diabetes mellitus tipe 2 di Jurnal Keperawatan .
wilayah kerja puskesmas rambipuji
kabupaten jember. Jember. Yusra, A. (2011). Hubungan antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
Purwandari, H. (2017). Hubungan pasien diabetes mellitus tipe 2 di poliklinik
kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada penyakit dalam rumah sakit umum pusat
penderita DM di poli penyakit dalam fatmawati jakarta. FIK. UI.
RSUD Kertosono. jurnal ilmiah kesehatan ,
vol 6.

Putri, L. R. (2017). Gambaran Self Care


penderita Diabates Melitus (DM) Di
Wilayah Kerja puskesmas Srondol
Semarang. Semarang.

Rantung, J. (2015). Hubungan Self-Care


dengan Kualitas Hidup pasien Diabetes
Melitus (DM) Di Persatuan Diabetes
Indonesia (PERSADIA) Cabang Cimahi .
Jurnal Skolastik Keperawatan .

Ruth, I. (2012). Hubungan self care


diabetes dengan kulaitas hidup pasien DM
tipe 2 di poliklinik interna rumah sakit
umum daerah badung. Jurnal Keperawatan
, 1-7.

Sari, R. N. (2012). Diabetes Mellitus


(Dilengkapi Senam DM) . Yogyakarta:
Nuha Medika.

Shabira, D. (2014). Hubungan Antara


Derajat Merokok dan Kadar Gula Darah
terhadap Resiko Terjadinya Kaki Diabetik
Pada Pasien Diabetes Melitus Pria di RSUD
Ciawi Bogor. BINA WIDYA Volume Nomor
4 , 162-167.

Vocilia, M. (2015). Perbedaan Perilaku


Self-Care pada penderita Diabetes Melitus

JP2K, Vol.2, No.2 Tahun 2019 104

Anda mungkin juga menyukai