Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rona Yuliana Saragih

Nim : P07520217042

Prodi : DIV Keperawatan

Matakuiah : Hypnoterapi

Dosen Pengajar : Suriani Ginting M.Kep

Buatkan skenario tentang hipnoterapi konvensional dan hipnoterapi modern, masing masing
satu kasus.

1. Kasus Hipnoterapi Konvensional

PENGALAMAN TERAPI : MELEPASKAN CANDU ROKOK SETELAH 6 TAHUN 

Seorang Klien bernama Aan (21 tahun). Dia termasuk pecandu berat karena tanpa rokok
dia tidak bisa berpikir, tidak bisa bekerja, dan tidak bisa konsentrasi.

Sesi Terapi :

Langkah pertama saya lakukan uji sugestivitas dengan teknik Hand Locking dan
ternyata dia termasuk Physically Suggestible. Setelah saya mengetahui jenis
sugestivitasnya kemudian saya lakukan induksi dengan Shock Induction dengan cara
berjabat tangan. Setelah berhasil, dia langsung masuk ke fase trans (terhypnosis) dan saya
berikan deepening sampai mencapai level somnambolisme (deep trans) karena saya akan
melakukan age regression (menarik mundur pikiran bawah sadarnya ke masa lalu dan
mengalami kembali peristiwa yang saya inginkan). ketika saya regresi umurnya dia
berhenti pada umur 15 tahun saat kelas 3 SMP. Nah disinilah awal mula dia kenal rokok
dan mencobanya. Saat itu dia ada dikantin dengan beberapa temannya, ada 2 temannya
yang menghisap rokok dan Aan pun di tawarinya untuk mencobanya sebagai bentuk
solidaritas terhadap teman. Tanpa ragu-ragu lagi Aan pun mencobanya dan sangat
menikmatinya yang pada akhirnya dia selalu ingin mencoba dan mencobanya terus sampai
dia ketagihan. Karena peristiwa ini melibatkan banyak orang saya langsung menggunakan
teknik Gestalt dan kemudian saya lanjutkan dengan teknik Informed Children dan saya
gabung dengan teknik ReHistory (menulis ulang sejarah hidupnya serta memberikan
informasi yang benar tentang konsep solidaritas pertemanan dan bahaya merokok). Setelah
teknik ini selesai kemudian pikiran bawah sadarnya saya majukan ke masa sekarang yaitu
ketika umur 21 tahun. Kemudia terjadi dialog antara saya dan Aan :

P : Mas Aan bagaimana perasaan anda saat ini?

K : Baik pak, lebih tenang, lebih nyaman.


P : Apakah anda masih ada keinginan untuk merokok lagi?

K : Masih pak.

P : kalau saya kasih rentang antara 0 – 100 , prosentase hasrat anda untuk ingin merokok
lagi berada di angka berapa?

K : 10% pak.

P : Kenapa?

K : Ujung batangnya itu lho pak, rasanya manis.

P : Mas Aan ada tidak makanan atau minuman yang sangat tidak disukai oleh mas Aan?
(Saya berencana memasukkan sugesti negatif untuk merubah sensasi rokok).

K : Ada pak, durian.

P : Apa yang anda rasakan ketika mencium aroma durian atau makan durian?

K : Kepala pusing, mual, dan ingin muntah.

P : OKe, sekarang mas Aan bayangkan ditanagn kanan pegang rokok, dan tangan kiri
pegang durian yang siap dimakan. Saya minta fokuskan konsentrasi anda pada tangan kiri,
cium aromanya, bayangkan warna dan bentuknya, dan rasakan sensasinya dengan sangat
kuat sekali. (Wajah mas Aan terlihat gelisah, kepalanya bergerak, dan menunjukkan rasa
ingin muntah). Saya akan hitung 1 -3 dan setiap hitungan memperkuat sensasi itu.
1,2,3…….(Mas Aan semakin gelisah dan bener-benar ingin muntah). Oke tahan dulu,
sebentar lagi saya akan hitung 1 -3 dan tepat pada hitungan ke tiga pindahkan sensasi yang
ada di tangan kiri ke tangan kanan (sensasi durian dipindah ke sensasi rokok). 1,2,…..dan
3. Dan sekarang normalkan kembali kondisi pikiran anda, rokok dan durian sudah tidak
ada lagi di tangan anda.  Sebentar lagi saya hitung 1-5 tepat pada hitungan ke 5, keluar
dari pikiran bawah sadar anda dan anda boleh membuka mata anda.

  Setelah sesi terapi selesai, saya minta 1 batang rokok  yang ada di saku mas Aan,
kemudian saya minta mas Aan untuk merokoknya. Sangat aneh sekali, baru melihat
sebatang rokok saja dia nampak ragu-ragu untuk memegangnya. Kemudian saya paksa
untuk merokoknya, tapi dia tetap menolak, kemudian saya paksa untuk mencium aroma
rokok dan saya bilang, rokok ini enak seklai lho, batangnya manis. Dengan terpaksa dia
mencium aroma rokok dan langsung menunjukkan reaksi yang tidak lazim, dia langsung
pegang kepala dan perut, dia merasakan kepala pusing yang sangat dahsyat, perut mual
dan betul-betul ingin muntah. Kemudian rokok yang saya pegang langsung saya buang.
Kemudian mas Aan ini langsung bilang, mulai sekarang saya ingin putus hubungan
dengan rokok pak.
2. Kasus Hipnoterapi Modern

Bapak Andi, 45 tahun, datang kepada saya untuk menghilangkan ketakutannya


terhadap ketinggian. Selama ini Bapak Andi merasa tersiksa pada saat pergi ke mal, ke
tempat-tempat yang tinggi atau ketika menerima undangan pernikahan di hotel.Begitu
melihat undangan di mana pesta pernikahan bertempat di lantai 2 atau lebih tinggi,
langsung timbul rasa gelisah dan takut. Rasa gelisah, cemas dan ketakutan yang hebat tiba-
tiba saja muncul tanpa sebab yang jelas.Bapak Andi mengenal saya dari seorang sahabat
saya. Ketika sedang ngobrol bersama Pak Andi dan teman-temannya yang lain, secara
tidak sengaja mendengar bahwa Pak Andi yang terlihat tegar, kuat dan sigap tersebut,
mempunyai “nyali yang kecil terhadap ketinggian”. Bahkan untuk naik ke lantai 2 pun,
baru mendengar saja, sudah ada rasa kegelisahan dan ketakutan yang hebat. Teman saya
menyarankan Pak Andi untuk menemui saya, guna dilakukan penyembuhan dengan
menggunakan metode hipnoterapi.Pada saat terapi, saya menemukan beberapa kejadian di
dalam PBS Pak Andi yang ternyata takut ketinggian. Pada tahun 2007 Pak Andi pernah
mengalami gelisah dan ketakutan hebat ketika naik pesawat. Ini dirasakan ketika mulai
naik di anak tangga ke-2 menuju badan pesawat. Setelah pintu pesawat ditutup, Pak Andi
minta turun kembali, beliau membatalkan untuk naik pesawat, karena beliau merasakan
rasa takut yang hebat. Akhirnya Pak Andi batal naik pesawat terbang.Kejadian lain di
sebuah mal di daerah Tangerang ketika hendak membeli ponsel, harus menaiki tangga
escalator, karena toko-toko ponsel ada di lantai 2. Tiba-tiba tanpa alasan jelas, timbul rasa
takut dan gelisah yang hebat. Pada saat itu Pak Andi langsung berpegangan ke badan
temannya. Sesampai di lantai 2, sewaktu berjalan di lantai 2 Pak Andi merasakan lantai
bergoyang dan takut bila tiba-tiba gedung runtuh. Saya tidak puas dengan temuan tersebut,
saya lakukan lagi penelusuran yang dalam. Ketika Pak Andi sedang menghadiri pesta
ulang tahun mertuanya di lantai 2 sebuah restoran di Jakarta Barat beberapa tahun yang
lalu. Baru mendengar bahwa pesta diadakan di lantai 2, timbul ketakutan dan kegelisahan
yang hebat. Untuk mencapai lantai 2 Pak Andi dibantu oleh temannya dan hanya “duduk
manis” di kursi selama acara berlangsung, karena bila Pak Andi berjalan di lantai tersebut,
beliau akan merasakan lantai bergoyang.Seringkali untuk meminimalisasi rasa
bergoyangnya lantai tersebut Pak Andi mengangkat satu kakinya, dan dia merasakan lantai
yang diinjaknya kurang/ tidak bergoyang lagi. Pak Andi mengatakannya pada saya bahwa
dia berdiri dengan posisi “kaki bangau”.Saya lakukan lagi penelusuran yang lebih dalam
ke PBS Pak Andi. Bertemu dengan saat pertama kali Pak Andi mengalami ketakutan
terhadap ketinggian. Pada saat itu Pak Andi menderita vertigo, berobat ke seorang dokter
ahli saraf (neurology) di sebuah rumah sakit besar di daerah Karawaci.Ternyata pada saat
kedatangan berikutnya diinformasikan bahwa dokter pindah praktik di lantai 6. Pak Andi
yang vertigo harus naik lift, menjelang naik lift, mulai timbul ketakutan. Lantai terasa
bergoyang. Uhm … ini rupanya akar masalahnya!Dengan teknik yang saya pelajari saya
lakukan edukasi dan perubahan terhadap PBS Pak Andi. Saya lakukan pengujian hasil
terapi dengan beberapa event ketinggian terhadap PBS Pak Andi. Pak Andi merasa
nyaman. Saya minta membayangkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Pak Andi
dan ketinggian dan hasilnya tidak ada masalah. Dulu, jangankan melakukan atau
membayangkan, menerima undangan, begitu terbaca tempat pesta berada di lantai 2 atau
lantai yang lebih tinggi, langsung timbul kegelisahan dan ketakutan.Untuk lebih
meyakinkan, pasca terapi saya minta beliau untuk naik tangga ke lantai 2 rumah
saya.Bravo ! Pak Andi bisa melakukannya dengan mudah, tanpa ada rasa gelisah atau
takut dan dengan santai Pak Andi berjalan di lantai 2 tanpa merasakan ada goyangan pada
lantai.Langsung saya tes lagi, saya tunjuk tangga besi berulir di rumah saya yang menuju
ke lantai 3 menuju jemuran. Dengan tenang Pak Andi melakukannya dan berjalan-jalan di
lantai 3 melihat ke bawah.Saya tanyakan kepada Pak Andi, “Bagaimana Pak Andi? Apa
yang dirasakan?”. Pak Andi menjawab, “Biasa saja, dok!”.Pak Andi berkata kepada teman
yang mengantarkan, bahwa biasanya membayangkan saja sudah gelisah dan takut,
sekarang biasa-biasa saja, malah tadi sudah jalan-jalan dan lantainya tidak goyang.Saya
berpesan kepada Pak Andi, bahwa beliau tidak perlu minum obat penenang (Xanax) lagi
untuk menghilangkan kegelisahannya.Kebahagiaan Pak Andi, kebahagiaan saya juga.

Anda mungkin juga menyukai