Anda di halaman 1dari 164

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”S”

G3P2A0 UK 33 MINGGU DENGAN KEHAMILAN


NORMAL (USIA LEBIH DARI 35 TAHUN)
DI BPM KUNTI DESA GUDO
KECAMATAN GUDO
JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

FITRI NUR HIDAYATI


141110012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”S”
G3P2A0 UK 33 MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL (USIA LEBIH DARI 35 TAHUN)
DI BPM KUNTI DESA GUDO
KECAMATAN GUDO
JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli


Madya Kebidanan pada Program Studi D.III kebidanan

Oleh:
FITRI NUR HIDAYATI
141110012

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Fitri Nur Hidayati lahir di Mojokerto pada

tanggal 12 Februari 1996 merupakan putri kedua dari dua bersaudara. Penulis

lahir dari pasangan suami istri Bapak Munadi Chotib dan ibu Rosidah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Nurul Ulum Prambon lulus

pada tahun 2008, MTsN Mojosari lulus pada tahun 2011, SMA Negri 1 Mojosari

lulus pada tahun 2014, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk

STIKes Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur Tes tulis. Penulis memilih

program studi DIII Kebidanan dari enam pilihan program studi yang ada di

STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, Maret 2017

Fitri Nur Hidayati

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terelesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan pada Ny “S” dengan kehamilan normal (Usia > 35 Tahun) di

BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kec.Gudo, Kab Jombang ”, sebagai salah satu

syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D

III Kebidanan STIKes Cendekia Medika Jomabang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Bambang Tutuko, SH.,S.kep Ners.,MH, selaku ketua STIKes Insan

Cendekia Medika Jombang, yang telah memberi kesempatan menyusun

Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

2. Lusiana Meinawati, SST.,Psi.,M.Kes, selaku ketua Prodi Studi D III

Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, yang telah memberi

kesempatan menyusun Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

3. Dita Yuniar K., SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan sehingga Proposal Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Petrina Dwi M., SST.,M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sehingga Proposal Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

vi
5. Bidan Kunti Amd.Keb yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

6. Ny. S selaku responden atas kerjasamanya yang baik.

7. Bapak Munadi, Ibu Rosidah, Kakak Nurul atas cinta, dukungan dan doa

yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada

waktunya.

8. Teman-teman saya serta rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak

yang terkait dan banyak membantu dalam ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun sesempurnaan

Laporan Tugas Akhir ini.

Jombang, 2017

Penulis

vii
RINGKASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”S”


G3P2A0 UK 33 MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL (USIA LEBIH DARI 35 TAHUN)
DI BPM KUNTI DESA GUDO
KECAMATAN GUDO
JOMBANG

Oleh:

Fitri Nur Hidayati

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang mempengaruhi optimalisasi ibu


maupun janin pada kehamilan yang dihadapi, wanita hamil di atas usia 30 tahun sudah
dalam resiko tinggi, baik buat ibu maupun bayi yang dikandungnya. Studi kasus ini
bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada “S” dengan kehamilan
normal (Usia > 35 tahun) di BPM Kunti, Amd. Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang. Penulisan studi kasus ini menggunakan metode Diskriptif dengan
teknik data meliputi observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan
kepustakaan,.
Hasil Asuhan Kebidanan secara komprehesif pada Ny “S” dengan kehamilan
normal (Usia > 35 tahun), dilakukan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan. Evaluasi
akhir berjalan dengan baik tanpa ada hambatan. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan,
terdapat kesenjangan dengan teori yang ada namun kesenjangan ini tidak menimbulkan
masalah pada klien.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehesif pada Ny “S” dengan
kehamilan normal (Usia > 35 tahun) yaitu proses asuhan kebidanan komprehesif dari
kehamilan hingga KB berjalan sesuai rencana dengan evaluasi akhir kunjungan 40 hari
selama nifas dan KB di laksanakan kujungan pasien dan bayi sehat tanpa adanya
komplikasi lanjut. Saran bagi bidan diharapkan bisa memberi kepercayaan kepada
mahasiswa dan membimbing untuk melakukan asuhan yang baik dan benar, terutama
pada asuhan persalinan normal.

Kata kunci: Asuhan Kebidanan, Kehamilan Terlalu Tua Usia > 35 tahun

viii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

RINGKASAN ................................................................................................. vii

DAFRAT ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 5

1.5 Ruang lingkup ........................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Teori tentang Kehamilan Trimester III .................................................. 7

2.1.2 Teori tentang Persalinan.......................................................................... 16

2.1.3 Teori tentang Masa Nifas ....................................................................... 36

2.1.4 Teori tentang Bayi Baru Lahir ............................................................... 42

2.1.5 Teori tentang Neonatus .......................................................................... 45

ix
2.1.6 Keluarga Berecana ................................................................................. 49

2.1.7 Teori tentang patologi yang menyertai pada kehamilan, persalinan,

nifas, BBL, KB sesuai dengan kasus yang dikaji .................................. 51

BAB III ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ............................................ 57

3.2 Asuhan Pada Ibu Bersalin ......................................................................... 63

3.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL ................................................................... 70

3.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas ........................................................... 73

3.5 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus ........................................................... 80

3.6 Asuhan Kebidanan KB............................................................................... 87

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III...................................... 91

4.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin ........................................................ 99

4.3 Asuhan Kebidanan Kebidanan Pada BBL ................................................. 104

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas ............................................................ 106

4.5 Asuhan Kebidanan Kebidanan Pada Neonatus .......................................... 112

4.6 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana .......................................... 115

BAB V

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 117

5.2 Saran .......................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Penelitian Dinas Kesehatan dari BAAK

Lampiran 2 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan

Lampiran 3 Surat Kesanggupan Bidan

Lampiran 4 Surat Balasan dari Bidan

Lampiran 5 Surat Kesanggupan Pasien

Lampiran 6 KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)

Lampiran 7 Kartu Ibu dan Anak (KIA)

Lampiran 8 KIA ANC Kunjungan I

Lampiran 9 KIA ANC Kunjungan II

Lampiran 10 Hasil Laboraturium

Lampiran 11 Lembar Observasi

Lampiran 12 Lembar Partograf

Lampiran 13 Surat Keterangan Lahir

Lampiran 14 KSPR Perencanaan Persalinan

Lampiran 15 Catatan Hasil Ibu Nifas

Lampiran 16 Catatan Hasil Bayi Baru Lahir

Lampiran 17 Catatan Imunisasi Anak

Lampiran 18 Dokumentasi

Lampiran 19 Lembar Konsul

Lampiran 20 Lembar Pernyataan Plagiasi

xi
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BCG : Beclle Calmette Guerin
BPM : Bidan Praktek Mandiri
COC : Continuity Of Care
Dinkes : Dinas Kesehatan
DJJ : Detak Jantung Janin
DPT : Difteri, Pertusis & Tetanus
DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi
Hb : Hemoglobin
HB : Hepatitis B
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intramuskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KN : Kunjungan
LILA : Lingkar Lengan
MAL : Metode Aminore Laktasi
N : Nadi
Ny : Nyonya
PAP : Pintu Atas Panggul
Resti : Resiko Tinggi

xii
RR : Respirasi Rate
S : Suhu
SC : Sectio Cessarea
TB : Tinggi Badan
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
Tn : Tuan
TT : Tetanus Toksoid
TTV : Tanda-Tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan, tidak semua kehamilan dapat berjalan normal, salah

satunya kehamilan resti atau resiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah

kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya

terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau

kesakitan pada ibu dan bayinya (Rochjati, P. 2011). Salah satu faktor resiko

tinggi pada ibu hamil diantaranya adalah jarak kehamilan yang terlalu jauh,

riwayat abortus, jarak kehamilan terlalu dekat, letak sungsang danusia ibu

yang terlalu tua. Ibu yang hamil dengan usia di atas 35 tahun dikatakan

beresiko tinggi karena dapat berdampak seperti meningkatkan komplikasi

pada kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus. Kehamilan pada usia 35 tahun

sering disebut sebagai batas akhir dan sesudah usia tersebut kehamilan akan

menimbulkan resiko yang lebih besar. Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih,

dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan

dan jalan lahir tidak lentur lagi. (Rochjati, P.2011)

Data ibu hamil di provinsi Jawa Timur tahun 2015 sebesar 98,75% ibu

hamil (Dinkes Jatim 2015). Sedangkan data ibu hamil di kabupaten Jombang

tahun 2015 sebesar 98% ibu hamil dan yang termasuk dalam angka resiko

tinggi sekitar 21,42% ibu hamil (Dinkes Jombang 2015). Angka kematian ibu

hamil dengan resiko tinggi di Jawa Timur saat ini tercatat 9.739/100.000

1
kelahiran hidup.Angka ini lebih rendah dari target perkiraan provinsi yaitu

102/100.000 kelahiran hidup. Berhubung jumlah penduduk jatim sangat besar,

yaitu 38 juta jiwa, jadi nilai absolut kematian menjadi tergolong cukup tinggi,

meskipun secara angka lebih kecil dibanding provinsi lain.(Dinkes Jatim,

2015). Data dariBPM Kunti Amd.Keb tahun 2015 berjumlah 182 ibu hamil

yang memeriksakan kehamilannya dan 5 orang di antaranya hamil dengan

resiko tinggi yang usia ibu lebih dari 35 tahun.

Penyebab kehamilan pada usia >35 tahun diantaranya adalah

ketidaksiapan finansial dalam meniti karir, kurangnya pengetahuan ibu tentang

kesehatan reproduksi dan kegagalan alat kontrasepsi. Ibu bisa hamil di usia

lebih dari 35 tahun ini dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi. Ibu yang hamil

dengan usia di atas 35 tahun termasuk resiko tinggi karena ada beberapa

alasan, seperti meningkatkan komplikasi pada kehamilan baik bagi ibu dan

janin. Pada umur > 35 tahun mudah terjadi penurunan dari organ reproduksi

ibu selain terjadi perubahan pada alat-alat kandungan kehamilan diusia tua

dapat terjadi peningkatkan berbagai faktor resiko morbiditas dan mortalitas

pada ibu hamil.Faktor resiko pada kehamilan umur > 35 tahun dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan saat persalinan sehingga ibu hamil yang

berumur > 35 tahun masuk dalam keriteria resiko tinggi (Rochjati, P. 2003).

Ibu hamil yang usianya lebih tua (> 35 tahun) kehamilannya lebih mudah

terserang diabetes gestational (kencing manis saat kehamilan berlangsung),

pre eklamsi dan tekanan darah tinggi, ketuban pecah dini, dan persalinan tidak

lancar (Rochjati, P. 2011). Resiko saat persalinan ialah lebih banyak yang

2
melahirkan dengan sesar. Kelahiran bayi dengan usia ibu yang melebihi usia

35 tahun lebih besar kemungkinannya terjadi cacat kromosom, misal down

syndrom dan BBLR (Sloane & Benedict, 2009).

Penangananbagi ibu hamil dengan kasus umur ibu lebih dari 35 tahun,

dapat kita mulai dari pendampingan saat ibu hamil. Melakukan ANC terpadu

ke puskesmas,melakukan ANC rutin ke Bidan. Melakukan KIE senam hamil

tiap harinya, dan KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan faktor resiko

ibu. Untuk masa nifas dan KB, petugas kesehatan dapat memberikan

konseling dan informasi pada ibu tentang KB apa yang sesuai dengan kondisi

ibu.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik memberikan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny “S” G3P2Aodengan usia ibu yang terlalu tua di BPM

Ny. Kunti Amd.keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana

memberikan asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. ”S” dengan

kehamilan normal (Usia > 35 Tahun) di BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo

Kec.Gudo, Kab Jombangtahun 2017?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Utama

Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care

pada Ny “S” dengan kehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35

3
tahun) mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan

menggunakan pendekatan menejemen dan dokumentasi kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamiltrimester III pada Ny ”S”

dengan kehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun) di

BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten

Jombang.

2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny ”S” dengan

kehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun)di BPM

Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten

Jombang.

3. Melakukanasuhan kebidanan ibu nifas pada Ny ”S” dengan

kehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun)di BPM

Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten

Jombang.

4. Melakukan asuhan kebidanan pada BBL Ny ”S”

dengankehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun)di

BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten

Jombang.

5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus pada Ny ”S”

dengankehamilan normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun)di

BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten

Jombang.

4
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny ”S” dengan kehamilan

normal (Usia terlalu tua lebih dari 35 tahun)di BPM Kunti

Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta

bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity Of

Care, terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan

pelayanan KB pada kehamilan dengan usia ibu terlalu tua >35 tahun.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu Hamil

Sebagai sumber informasi kepada ibu hamil yang beresiko tinggi

dalam kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB yang aman

meskipun dengan resiko tinggi.

2. Bagi BPM

Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memberikan

pelayanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi khususnya pada

asuhan kebidanan ibu hamil, persalinan, nifas, neonatus, dan KB.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara Continuity Of

Care pada ibu hamil, persalinan, nifas, neonatus, dan kontrasepsi

dengan menggunakan pendekatan menejemen kebidanan.

5
4. Bagi Institusi

Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu

untuk mengembangkan kemampuan diri dalam hal menangani

atau memberikan asuhan pada ibu hamil resiko tinggi.

1.5 Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ini ditunjukan kepada Ny “S” dengan ibu hamil

trimester III usia terlalu tua dengan memperhatikan Continuity Of

Caremulai hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

2. Tempat

Asuhan kebidanan Continuity Of Care ini dilakukan di BPM Kunti

Amd.Keb Desa Gudo, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jomabang.

3. Waktu

Asuhan kebidanan Continuity Of Care ini dilakukan mulai bulan Februari

sampai bulan Juni.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, BBL,

neonatus, KB) yang menggambarkan COC (continuity of care )

2.1.1 Teori tentang Kehamilan Trimester III

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

Trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

(Sarwono, 2013)

2. Tanda bahaya Kehamilan TM III

a. Perdarahan pada hamil tua

b. Bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai

kejang.

c. Demam atau panas tinggi.

d. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.

e. Air ketuban keluar sebelum waktunya. (Kemenkes, 2015).

7
3. Kebutuhan dasar ibu hamil TM III

a. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan kegawatdaruratan

1) Bekerja sama dengan ibu dan keluarga untuk

mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk

mengidentifikasi penolong dan tempat persalinan, serta

perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya

persalinan.

2) Bekerja sama dengan ibu dan keluarga untuk

mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk

mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk

mencapai tempat tersebut, mempersiapkan donor darah,

mengadakan persiapan finansial, mengidentifikasi

pembuatan keputusan kedua jika pembuat keputusan

pertama tidak ada di tempat.

b. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Perubahan psikologi ibu hamil TM III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.

8
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya. (Romauli, 2011)

5. Faktor psikologis

a. Stressor internal

Ini meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal

dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang di tanggung

oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang

nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh

dengan kepribadian yang kurang baik, bergantung pada kondisi

stress yang di alami ibunya, seperti anak yang menjadi

temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri

(minder). Ini tentu saja tidak di harapkan. Oleh karena itu,

pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu di

lakukan. (Romauli, 2011)

b. Stressor eksternal

Adalah strees yang timbul dari luar yang memberikan pengaruh

baik ataupun pengaruh buruk terhadap psikologi ibu hamil.

Pemicu stres yang berasal dari luar, bentuknya bervariasi.

Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran

dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon negatif dari

lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali) dan masih banyak

kasus yang lain. (Romauli, 2011)

9
6. Kebutuhan psikologis ibu hamil TM III

a. Dukungan keluarga

Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih

sayang dari orang-orang terdekatnya, terutama suami.

b. Perasaan aman dan nyaman

Bidan bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan

secara antusias memberikan perhatian serta mengupayakan

untuk mengatasi ketidaknyaman dan ketidakamanan yang

dialami oleh ibu.

c. Dukungan dari tenaga kesehatan.

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologi adalah

dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien,

meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan

perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal.

Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik

dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan

dan klien. Keterbukaan ini akan mempermudah bidan

memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.

(Romauli, 2011)

7. Persiapan Persalinan

a. Memilih tempat bersalin.


b. Memilih tenaga kesehatan.
c. Cara menghubungi tenaga kesehatan.
d. Transportasi.

10
e. Orang yang menemani saat persalinan.
f. Biaya.
8. Konsep Dasar Senam Hamil

a. Pengertian

Senam hamil adalah terapi latihan gerakan untuk

mempersiapkan ibu hamil secara fisik dan mental, pada

persalinan cepat, aman dan spontan. Senam hamil di anjurkan

pada usia kehamilan memasuki usia 6 bulan keatas

b. Tujuan senam hamil

1) Menguasai teknik pernafasan

2) Memperkuat elastisitas otot

3) Mengurangi keluhan

4) Melatih relaksasi

5) Menghindari kesulitan proses persalinan

6) Menguatkan oto-otot tungkai

7) Mencegah varises

8) Memeperpanajang nafas

9) Latihan mengejan

c. Manfaat senam hamil

1) Meningkatkan sirkulasi dan kebugaran kardiovaskuler

2) Meningkatkan kesadaran kendali pernafasan

3) Meningkatkan kesadaran postur tubuh

4) Menguatkan kelompok otot khusus

5) Meningkatkan ketahanan dan stamina

11
6) Mengurangi keletihan, meningkatkan tidur

7) Meningkatkan kesejahteraan psikologis

8) Mengurangi stress dan kecemasan

d. Langkah-langkah senam hamil

1) Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh

bersandar tegak lurus, tarik jari-jari kaki ke arah tubuh

secara perlahan-lahan lalu lipat kedepan

2) Dudul bersila, letakkan kedua telapak tangan di atas lutut,

tekuk lutut kebawah dengan perlahan-lahan

3) Berbaringlah miring pasa sebelah sisi dengan lutut ditekuk

4) Tidurlah telentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar,

arah telapak tangan ke bawah dan berada disamping

badan, angkatlah pinggang secara perlahan

5) Badan dalam posisi merangkak sambil menarik nafas

angkat perut berikut punggung ke atas dengan wajah

menghadap ke bawah membentuk lingkaran, sambil

perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan nafs

turunkan punggung kembali dengan perlahan

6) Tidurrlah terlentang tekuk lutut kanan, lutut kanan

digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan

7) Tidurlah terlentang kedua lutut ditekuk dan kedua lutut

saling menempel, kedua lutut digerakkan perlahan kearah

kiri dan kanan

12
9. Konsep SOAP Kehamilan dengan usia ibu terlalu tua > 35 tahun

Pengumpulan data tanggal... pukul.......WIB

a. Data Subyektif : Keluhan utama / Alasan kunjungan

Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.

Misalnya ibu mengatakan bahwa ibu hamil dengan umur

>35 tahun.

b. Data obyektif

Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan

diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indra selama

pemeriksaan fisik..

a) Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum :Baik, lemah

Kesadaran :Composmentis, apatis, samnolen,

spoor, delirium, semi koma, koma.

TTV : TD :110/70-120/80 mmHg


S :36,5-37,5 ºC
N : 80-90 x/menit
RR : 16-24 x/menit
LILA : 23,5cm
TB : 145cm
BB : 10-12kg
b) Pemeriksaan fisik khusus(inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi)

13
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum, terlihat cemas.

Abdomen : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan,

tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea

nigra dan striae gravidarum.

Leopold I : Menentukan TFU (Tinggi Fundus Uteri)

dan bagian apa yang berada di fundus.

Leopold II : Menentukan bagian apa yang berada di

sebelah kanan dan kiri perut ibu.

Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin dan

sudah masuk PAP (Pintu Atas Panggul)

atau belum.

Leopold IV:Untuk menentukan bagian terbawah janin

sudah seberapa jauh masuk PAP.

DJJ : 5 detik hitung, 5 detik henti, 5 detik

hitung, 5 detik henti, 5 detik hitung.

(…+….+…..) x 4 = …

Normal 120 – 160 x/menit.

TBJ : Memastikan TBJ (Tafsiran Berat Janin)


sesuai usia kehamilan, melihat resiko
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau
tidak.
TBJ = (TFU – 12)x 155 : Belum Masuk
PAP.

14
TBJ = (TFU-11)x 155 : Sudah Masuk
PAP.
c) Pemeriksaan penunjang (jika ada atau diperlukan)

Hasil USG (Ultra Sonografi Grafi), pemeriksaan darah

lengkap, pemeriksaan urin dan lain-lain.

d) Analisis data

Analisa data adalah kegiatan mengubah data hasil

penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan

untuk mengambil kesimpulan dalam suatau penelitian.

Diagnosa : G..P..A..dengan ....

e) Penatalaksanaan

(1) Melakukan ANC secara rutin kepada tenaga

kesehatan TM III minimal 2x kunjungan.

(2) Melakukan ANC terpadu sebagai ANC lengkap

meliputi pemeriksaan laboratorium Urin dan darah

dan pemeriksaan penunjang lainnya.

(3) Melakukan deteksi dini dengan menggunakan kartu

skor untuk digunakan sebagai alat skrening antenatal

atau deteksi dini faktor resiko ibu hamil, sebagai

pedoman untuk memberi penyuluhan.

(4) Selama hamil membutuhkan Komunikasi, Informasi,

Edukasi (KIE) senam hamil untuk dilakukan 2 kali

sehari karena senam hamil adalah untuk mengurangi

dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang

15
mengganggu selama masa kehamilan dan

mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga

mempermudah kelahiran.

(5) KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan

faktor resiko ibu hamil untuk memilih tempat

bersalin di polindes, puskesmas, atau rumah sakit

ditolong oleh tenaga kesehatan.

(6) Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan

pada ibu.

(7) Jelaskan tanda bahaya kehamilan TM III.


(8) Jelaskan tanda-tanda persalinan.
(9) Beri KIE pada ibu tentang relaksasi dan tablet Fe
dan Kalk 1x1.
(10)Anjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi atau apabila
ada keluhan (Kemenkes, 2015).

2.1.2 Teori tentang persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai

dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan

perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran

plasenta. (Sulistyawati, 2013).

16
2. Tanda persalinan sudah dekat

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan

fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.

Masuknya kepala janin kedalm panggul dapat dirasakan oleh

wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang.

b. Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal.

c. Kesulitan saat berjalan.

d. Sering berkemih. (Sulistyawati, 2013)

3. Terjadinya His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braston Hicks yang

kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang

ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit di

pinggang dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien

dengan ambang sakit dipinggang dan terasa sangat mengganggu,

terutama pada pasien dengan ambang rasa sakit yang rendah. His

permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah.


b. Datang tidak teratur.
c. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan.
d. Durasi pendek.
e. Tidak bertambah bila beraktivitas (Sulistyawati, 2013).

17
6. Kala dalam persalinan

A. Kala I

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan 0-10 cm(pembukaan lengkap).

1) Kala satu dibagi atas dua fase yaitu:

a) Fase laten

(1) Dimana serviks membuka sampai 3cm

(2) Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12

jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.

b) Fase aktif

(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih

dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40

detik atau lebih).

(2) Dari pembukaan 4 cm mencapai pembukaan

lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan

rata-rata per jam (primipara) atau lebih 1 cm

hingga 2 cm (multipara).

(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

2) Manajemen Kala 1

a) Mengidentifikasi Masalah
(1) Riwayat kesehatan
(a) Meninjau kartu antenatal.

18
(b) Menanyakan riwayat persalinan.

(c) Bagaimana perasaan ibu?

i. Kapan ibu mulai merasakan nyeri?

ii. Seberapa sering rasa nyeri berlangsung?

iii. Berapa lama berlangsung?

iv. Seberapa kuat rasa nyeri tersebut?

v. Apakah ibu memperhatikan adanya lendir

darah?

vi. Apakah ibu mengalami perdarahan dari

vagina?

vii. Apakah ibu melihat aliran atau semburan

cairan? Jika ya kapan? Bagaimana

warnanya? Berapa banyak?

viii. Apakah bayi bergerak-gerak?

ix. Kapan ibu terakhir kali buang air besar

dan kencing?

b) Pemeriksaan fisik

Langkah-langkah dalam melakukanpemeriksaan fisik:

(1) Cuci tangan sebelum memulai pemeriksaan.

(2) Membantu ibu agar merasa nyaman. Jika ibu

tegang atau gelisah, anjurkan untuk menarik nafas

perlahan dan dalam.

19
(3) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung

kemihnya (jika perlu, periksa jumlah urin, protein

dan aseton dalam urin).

(4) Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana

hatinya, kegelisahannya, warna konjungtiva,

kebersihan, status nutrisi, dan kecukupan air dalam

tubuh.

(5) Nilai tanda-tanda vital ibu.

(6) Lakukan pemeriksaan abdomen.

(7) Lakukan pemeriksaan dalam. Hal-hal yang perlu

dinilai: konsistensi porsio menjadi tipis dan lunak

bahkan tidak teraba saat pembukaan lengkap,

pembukaan serviks, air ketuban (utuh/pecah),

presentasi dan posisi janin, penurunan bagian

terbawah.

(8) Pemeriksaan abdomen. Pemeriksaan abdomen

dilakukan untuk:

(a) Menentukan tinggi fundus uteri.

(b) Memantau kontraksi uterus.

(c) Memantau denyutjantung janin.

(d) Menentukanpresentasi.

(e) Menentukan penurunan bagian terbawah janin.

20
3) Membuat rencana asuhan

a) Pemantauan terus menerus untuk kemajuan persalinan

menggunakan partograf.

b) Pemantauan terus menerus tanda-tanda vital ibu.

c) Pemantauan terus menerus keadaan bayi.

d) Memenuhi kebutuhan dehidrasi.

e) Menganjurkan posisi ambulasi.

f) Menganjurkan tindakan yang memberikan rasa

nyaman.

g) Menganjurkan keluarga agar memberikan dukungan.

B. Kala II

Kala II persalinan dimulai pembukaan serviks sudah lengkap

(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disebut kala

pengeluaran bayi.

C. Kala III

Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta.

D. Kala IV

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu.

7. 58 Langkah APN

a. Mengenali tanda gejala Kala II


1) Melihat adanya tanda gejala persalinan kala dua,
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran.

21
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum dan vagina.

c. Perineum tampak menonjol.

d. Vulva vagina dan sfinger ani membuka.

b. Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-

obatan esensial untuk menolong persalinan dan

menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk

resusitasi tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3

handuk/kain bersih kering, alat menghisap lendir, lampu

sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

2) Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat ibu dan tempat

resusitasi serta ganjal bahu bayi.

3) menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai didalam partus set.

4) Memakai celemek plastik.

5) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang

dipakai, cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih

yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue

atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

6) Memakai sarung desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada

tangan yang digunakan untuk periksa dalam.

22
7) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan DTT, dan steril)

pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.

c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

8) Membersihkan vulva dan perenium, menyekanya dengan

hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan

kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat

tinggi (DTT).

a) Jika intoitus vagina, perinium atau anus terkontaminasi

oleh tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan

ke belakang.

b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)

dalam wadah yang tersedia.

c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi

dengan melepaskan dan rendam dalam larutan klorin

0,5 % langkah ke 9).

9) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa


pembukaan serviks sudah lengkap, bila selaput ketuban
belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap
lakukan amniotomi.
a) Bila selaput ketuban belum pecah sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
10) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

23
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
11) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi

atau saat relaksasi uterus untuk memastikan DJJ dalam

batas normal (120-160).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,

DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan

lainnya pada patograf.

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

bimbingan meneran

12) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik, dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang

nyaman sesuai dengan keinginan.

a) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin

(ikuti pedoman penatalaksanaan kala aktif dan

dokumentasi semua temuan yang ada).

b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana

peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat

kepada ibu untuk meneran secara benar.

24
13) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi

yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi

lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

14) Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan yang kuat untuk meneran:

a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan

efektif.

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan

perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

c) Bantu ibu posisi yang nyaman sesuai pilihannya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang

lama).

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan

semangat untuk ibu.

f) Beri cukup asupan cairan per oral (minum).


g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida)
atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
15) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

25
e. Persiapan pertolongan persalinan

16) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)

diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

17) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah

bokong ibu

18) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan.

19) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

f. Menolong kelahiran bayi (Lahirnya kepala)

20) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm

membuka vulva maka lindungi perinium dengan satu

tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.

Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas

cepat dan dangkal.

21) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan


mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan kuat, klem tali
pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem.

26
22) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan

g. Lahirnya bahu

23) Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal

hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan

kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu posterior.

h. Lahirnya badan dan tungkai.

24) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan

bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah bawah.

i. Penanganan bayi baru lahir

25) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang

kedua mata kaki. (masukkan jari telunjuk diantara kaki

dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan

jari-jari lainnya).

26) Melakukan penilaian selintas:


a) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium?
b) Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa
kesulitan?

27
c) Apakah bayi bergerak aktif?

Bila salah satu jawaban tidak lanjut ke langkah

resusitasi pada asfiksi bayi baru lahir. Bila semua

jawaban ya lanjut langkah ke 26.

27) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan

bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa

membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan

handuk/kain yang kering, membiarkan bayi diatas perut

ibu.

28) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada

lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).

29) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi baik.

30) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin

10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal

lateral ( lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

31) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan


klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendoromg isi tali
pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
32) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali
pusat diantar 2 klem tersebut.

28
b) mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada

satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang

tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

sisi lainnya.Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah

yang telah disediakan.

33) Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi,

meletakkan bayi tengkurap didada ibu, luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel didada atau perut ibu. Usahakan

kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi

lebih rendah dari puting payudara ibu.

34) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang

topi dikepala bayi.

j. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

35) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10

cm dari vulva.

36) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi

atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan

tali pusat.

37) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat


kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah belakang-atas (dorsokranial). Jika plasenta tidak
lahir setelah 30 - 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera

29
berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi puting susu.
k. Mengeluarkan plasenta

38) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong

menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian

kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan

tekanan dorsokranial).

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem

hingga berjarak 5-10cm dari vulva dan lahirkan

plasenta,

b) Jika plasenta tidak terlepas setelah 15 menit

menegangkan tali pusat:

(1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.

(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih

penuh.

(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4) Ulangi penegangan tali pusat selama 15menit

berikutnya.

(5) Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,

segera lakukan plasenta manual.

39) Saat plasenta muncul di intoitus vagina, lahirkan plasenta

dengan menggunakan kedua tangan, pegang dan putar

30
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan

dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

a) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan

disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan

jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

l. Rangsangan taktil (massase) uterus

40) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

massase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan

lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan

lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

m. Menilai perdarahan

41) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi

dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan

plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.

42) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Melakukam penjahitan bila laserasi menyebabkan

perdarahan.

n. Melakukan prosedur pasca persalinan

43) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak


terjadi perdarahan pervaginam.
44) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
didada ibu paling sedikit 1 jam.

31
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan Inisiasi

Menyusi Dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu

pertama biasanya berlangsung ssekitar 10-15 menit.

Bayi cukup menyusu dari satu payudara.

b) Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun

bayi sudah berhasil menyusu.

45) Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru

lahir, beri antibiotika salep mata pencegahan dan vitamin

k1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral,

46) Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan

imunisasi Hepatitis B dipaha kanan anterolateral, letakkan

bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa

disusukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi

belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan

biarkan sampai bayi berhasil menyusu,

o. Evaluasi

47) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah

perdarahan pervaginam.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pasca persalinan.

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pasca persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

Jika uterus tidak berkontaksi dengan baik, melakukan

asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.

32
48) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus

dan nilai kontraksi uterus.

49) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

50) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan

dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam

selama 2 jam pertama pasca persalinan.

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang

tidak normal.

51) Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk

memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60

kali/menit), serta suhu tubuh normal (36,5-37,5ºC).

a) Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, di

resusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit.

b) Jika bayi bernafas terlalu cepat, segera dirujuk.

c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.

Kembalikan bayi kontak kulit dengan ibunya dan

selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.

p. Kebersihan dan keamanan

52) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan

bilas peralatan setelah dekontaminasi.

33
53) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai.

54) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.

Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.

Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.

55) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga

untuk membantu apabila ibu ingin minum.

56) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin

0,5%.

57) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit.Mencuci tangan

dengan sabun dan air mengalir.

q. Dokumentasi

58) Melengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala

IV (APN, 2008).

8. Perubahan psikologis pada persalinan

a. Perasaan tidak enak.


b. Takut dan ragu – ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara
lain apakah persalinan akan berjalan normal.
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya.

34
9. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

a. Membina hubungan baik antara ibu dan keluarga

b. Menjelaskan hasil pemeriksaan.

c. Melakukan informed consent setiap tindakan.

d. Memberi dukungan mental dan spiritual.

e. Memberi kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi yang

nyaman sesuai keinginan (miring, jongkok, jalan atau setengah

duduk).

f. Mengajari ibu tekhnik relaksasi ketika tidak ada his.

g. Memberitahu cara meneran yang baik bila ada his.

h. Memberitahu ibu untuk makan dan minum ketika tidak ada his.

i. Memberitahu ibu untuk tidak menahan kencing.

j. Menyiapkan alat

k. Menawarkan kepada ibu tentang pendamping persalinan

l. Mengobservasi tentang kemajuan persalinan dengan partograf.

m. Melakukan VT

n. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk

pemeriksaan darah (Lisnawati, 2013).

10. Beberapa kemungkinan persalinan pada ibu hamil resiko tinggi

a. Persalinan dengan operasi sesar

b. Persalinan dengan menggunakan alat bantu seperti force.

35
2.1.3 Teori Masa Nifas

1. Pengertian masa nifas

Masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu. (Sulistyawati, 2009)

2. Tahapan dalam masa nifas

Menurut (Sulistyawati, 2009). Adapun proses masa nifas (post partum

puerperium) adalah:

a. Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa pemulihan, yang dalam hal ini ibu

telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,

dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari

b. Puerperium intermedial

Puerperium intermedialmerupakan masa kepulihan menyeluruh

alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

c. Remot puerperium

Remot puerperiummerupakan masa yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan

tahunan.

36
3. Adaptasi dan psikologis masa nifas

Menurut (Sulistyawati, 2009) Penyesuaian psikologis pada masa

post partum, penyesuaian psikologis dalam masa post partum

dibagi menjadi 3 tahap.

a. Taking in

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada

kekhawatiran akan tumbuh.

b. Taking hold

Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi

perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan

meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.

c. Letting go

Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah.

Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan

perhatian yang diberikan oleh keluarga

d. Postpartum bluess

Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan


sekuel umum kelahiran bayi biasanya terjadi pada 70% wanita.
Penyebabnya ada beberapa hal, antara lain lingkungan tempat
melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormon yang
cepat, dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya,
tidak satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk penyebab yang
konsisten. Faktor penyebab biasanya merupakan kombinasi

37
dari berbagai faktor, termasuk adanya gangguan tidur yang
tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi
seorang ibu.
4. Kunjungan masa nifas

a. 6-48 jam persalinan

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain, perdarahan, rujuk

bila perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal, 1 jam setelah IMD berhasil

dilakukan.

5) Melakukan kontak fisik antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan,

ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2

jam pertama sudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu

dalam keadaan stabil.

b. 4-28 hari setelah persalinan

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal,uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

38
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.

4) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi terhadap tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan

perawatan bayi sehari-hari.

c. 29-42 hari setelah persalinan

1) Memastikan involusi uterusberjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilkus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan

bayi sehari-hari.

d. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.


(Sulistyawati, 2009)
Macam-macam lochea:

39
1) Lochea rubra : berisi darah segar, sel-sel desidua dan

chorion. Terjadi selama 2 hari pasca persalinan.

2) Lochea sanguelenta : berwarna merah kekuningan berisi

darah dan lendir. Terjadi pada hari ke 3 sampai 7 pasca

persalinan.

3) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak

berdarah lagi. Terjadi pada hari ke 7 sampai 14 pasca

persalinan.

4) Lochea alba : Cairan putih terjadi setelah 2 minggu pasca

persalinan (Sulistyawati, 2009).

5. Tanda bahaya masa nifas

a. Perdarahan lewat jalan lahir,

b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir,

c. Demam,

d. Bengkak di wajah, tangan, dan kaki, atau sakit kepala dan

kejang-kejang,

e. Nyeri atau panas didaerah tungkai,

f. Payudara bengkak merah disertai rasa sakit,

g. Puting lecet,

h. Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan

tidak peduli pada bayinya) (Kemenkes, 2015).

6. Perawatan ibu nifas

40
a. Minum 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) segera

setelah melahirkan, minum lagi kapsul vitamin A pada hari

kedua, jarak kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam

b. Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada

saat hamil, bagi ibu nifas yang memerlukan, minumlah 1 tablet

tambah darah setiap hari, selama 40 hari.

c. Istirahat atau tidur cukup dan banyak minum supaya ASI

keluarnya banyak.

d. Jaga kebersihan alat kelamin, ganti pembalut sesering

mungkin.

7. Asuhan kebidanan pada ibu nifas.

a. Membina hubungan baik antara ibu dan keluarga

b. Menjelaskan hasil pemeriksaan.

c. Melakukan informed consent setiap tindakan.

d. Mengobservasi tanda vital, laktasi, involusi uteri dan lochea.

e. Memberi KIE tentang.

1) Personal hyiegine.
2) Nutrisi yang baik untuk ibu menyusui.
3) Cara menyusui.
4) Perawatan payudara.
5) Senam nifas.
6) Tanda bahaya nifas dan bayi.
7) KB
8) Hubungan seksual.

41
9) Jadwal kunjungan nifas berikutnya.
f. Memberi obat Fe 1x1 untuk mencegah anemia dan Analgesik

2x1 bila diperlukan (Lisnawati, 2013).

2.1.4 Teori tentang BBL

1. Definisi BBL (Bayi Baru Lahir)

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam

pertama kelahiran (Rukiyah, 2013). Bayi baru lahir adalah bayi

yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat antara

2500- 4000 gr. (Nanny, 2010)

Ciri – ciri bayi baru lahir normal :

a. Berat badan 2500 – 4000 gr.

b. Panjang badan 48 – 52 cm.

c. Lingkar dada 30 – 38 cm.

d. Lingkar kepala 33 – 35 cm.

e. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit.

f. Pernapasan 60 – 40 kali/menit.

g. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup.

h. Rambut lanugo biasanya tidak terlihat dan sudah sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora. Laki – laki testis sudah turun, skorotum sudah ada.

k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

42
l. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah

baik.

m. Refleks graps atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Nanny 2010)

2. Manajemen Bayi Baru Lahir

a. Jaga kehangatan.

b. Bersihkan jalan nafas (jika perlu).

c. Keringkan.

d. Pemantauan tanda bahaya.

e. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,

kira-kira 2 menit setelah lahir.

f. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini.

g. Beri suntikan vitamin K1 1mg intramuskular,di paha kiri

anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

h. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.

i. Pemeriksaan keadaan bayi.

j. Beri imunisasi hepatitis B 0,5 mL intramuskular, di paha

bagian kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jamsetelah pemberian

vitamin K1 (APN, 2008).

43
3. Pemberian ASI

a. Inisiasi Menyusu Dini

Langkah Inisiasi Menyusu Dini

1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan

ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat

mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta

3) memberi bantuan jika diperlukan.

4) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan

kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai

dilakukan.

b. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.

1) Pengaruh oksitosin

a) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan

risiko perdarahan pasca persalinan.

b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan peningkatan

produksi ASI.

c) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa

lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan

prosedur pasca persalinan lainnya.

2) Pengaruh prolaktin

a) Meningkatkan produksi ASI.


b) Menunda ovulasi.

44
c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Bayi

1) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan

kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.

2) Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui

kolostrum) maupun aktif.

3) Mengurangi 22% kematian bayi dibawah 28 hari.

4) Meningkatkan keberhasilan menyusu secara eksklusif dan

lamanya bayi disusui membantu bayi mengkoordinasikan

kemampuan isap, telan dan nafas. Refleks menghisap bayi

awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam setelah

lahir.

5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

2.1.5 Teori tentang Neonatus

1. Definisi neonatus
Neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru
saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstrauterin. (Nanny, 2010)
2. Rencana asuhan neonatus
a. Minum bayi (Asi ekslusif)
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang
malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi
menginginkan.

45
2) Menganjurkan ibu hanya memberikan asi saja pada 4-6

bulan pertama.

b. Buang Air Besar (BAB)

Mekonium keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah

lahir menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi,

mekonium dikeluarkan 2 sampai 3 hari setelah lahir. Warna

fases bayi berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur 4

sampai 5 hari. Bayi yang diberi Asi fases menjadi lebih

lembut, warna kuning terang dan tidak berbau. Frekuensi

BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari.

c. Buang Air Kecil (BAK)

Hari selanjutnya setelah bayi dilahirkan bayi akan BAK

sebanyak 6-8 kali sehari.

d. Tidur

Pada bulan pertama kehidupan bayi menghabiskan waktunya

untuk tidur. 15% waktu digunakan dalam keadaan terjaga

yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan

mengantuk, sisa waktu 85% untuk tidur.

e. Kebersihan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut
dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering.
f. Perawatan tali pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih.

46
g. Keamanan bayi

Tidak membiarkan bayi sendiri tanpa adanya yang

menunggu. Tidak memberikan makanan apapun lewat mulut

selain ASI karena bayi bisa tersedak. Bayi juga harus dijaga

dari kemungkinan infeksi.

3. Kunjungan neonatus

a. Kunjungan neonatal ke – 1 (KN 1) dilakukan dalam kurun

waktu 6 – 48 jam setelah bayi lahir. Hal yang dilaksanakan :

1) Jaga kehangatan tubuh bayi

2) Cegah infeksi

3) Rawat tali pusat

b. Kunjungan neonatal ke – 2 (KN 2) dilakukan pada kurun

waktu hari ke – 3 sampai dengan hari ke – 7 setelah bayi

lahir. Hal yang dilaksanakan :

1) Jaga kehangatan tubuh bayi

2) Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

3) Cegah infeksi

4) Rawat tali pusat

c. Kunjungan neonatal ke – 3 (KN – 3 ) dilakukan pada kurun


waktu hari ke – 8 sampai dengan hari ke – 28 setelah lahir.
Hal yang dilaksanakan :
1) Periksa adanya tanda bahaya atau gejala sakit.
2) Jaga kehangatan tubuh, beri ASI eksklusif dan rawat tali
pusat.

47
4. Jadwal Imunisasi

a. Umur 0 bulan imunisasi HB 0,

b. Umur 1 bulan imunisasi BCG, Polio 1,

c. Umur 2 bulan imunisasi DPT/HB1, Polio 2,

d. Umur 3 bulan imunisasi DPT/HB2, Polio 3,

e. Umur 4 bulan imunisasi DPT/HB3, Polio 4,

f. Umur 9 bulan imunisasi Campak.

5. Asuhan kebidanan pada neonatus.

1) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI, setiap

kali bayi membutuhkan.

2) Merawat tali pusat menggunakan kasa steril tiap pagi,

sore dan bila diperlukan.

3) Menganjurkan pada ibu tetap memberikan ASI sesering

mungkin,ibu memberikan ASI eksklusif tanpa makanan

pendamping.

4) Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan bayi sehari-

hari. Meliputi cara memandikan, frekuensi, cara menjaga

kehangatan bayi, mengganti popok, baju dan lain-lain,

ibu mengatakan sudah melakukan anjuran tersebut.

5) Menganjurkan ibu kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika

ada keluhan sewaktu-waktu, ibu mengatakan iya dan

menganggukkan kepala (Rukiyah, 2014).

48
2.1.6 Keluarga Berencana

1. Pengertian

Keluarga berencana (KB) adalah upaya peningkatan

kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pembatasan usia

perkawinan, pengaturan jarak kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga.

2. Dengan mengikuti Program Keluarga Berencana (KB) sesuai

anjuran pemerintah, akseptor akan mendapatkan tiga manfaat

utama, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:

a. Manfaat Untuk Ibu:

1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu.

3) Menjaga kesehatan ibu.

4) Merencanakan kehamilan terprogram.

b. Manfaat Untuk Anak:

1) Mengurangi resiko kematian bayi.


2) Meningkatkan kesehatan bayi.
3) Mencegah kekurangan gizi pada bayi.
4) Tumbuh kembang bayi lebih terjamin.
5) Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat
terpenuhi.
6) Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal.
c. Manfaat Untuk Keluarga:

1) Meningkatkan kesejahteraan keluarga,

49
2) Keharmonisan keluarga lebih terjaga (BkkbN, 2010).

3. Tujuan KB

a. Keluarga dengan anak ideal.

b. Keluarga sehat.

c. Keluarga berpendidikan.

d. Keluarga sejahtera.

e. Keluarga yangterpenuhi hak-hak reproduksinya.

f. Penduduk tumbuh seimbang.

4. Macam-macam KB

a. MAL (metode amenore laktasi).

b. Barrier.

c. Kondom.

d. Kontrasepsi kombinasi (Hormon kombinasi progesteron).

e. Kontrasepsi progestin.

f. Implan.

g. Kontrasepsi AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim ).

h. Vasektomi.

i. Tubektomi.

5. Asuhan kebidanan pada KB.

a. Membina hubungan baik kepada klien.

b. Memberitahu klien tentang kondisinya saat ini.

c. Melakukan informed consent semua tindakan.

d. Menjelaskan macam-macam KB dan efek sampingnya.

50
e. Membantu klien menentukan KB yang sesuai dengan

kebutuhan klien.

f. Memberitahukan efek samping penggunaan KB yang dipilih.

2.1.7 Konsep Kehamilan dengan Usia Ibu Terlalu Tua > 35 Tahun

pada kehamilan, persalinan, nifas, BBL, KB sesuai dengan kasus

yang dikaji.

Resiko tinggi kehamilan adalah ibu hamil yang mengalami

resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun

persalinan bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal.

1. Faktor yang mempengaruhi kehamilan diatas usia 35 tahun

a. Kesuburan

Jumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur

akan mnurun seiring bertambahnya usia. Usia paling

produktif bagi wanita ada pada rentang usia 20-29.

b. Kondisi rahim

Penurunan kemampuan rahim terutama terjadi pada wanita

diatas usia 35 tahun. Faktor penuan juga bisa membuat

embrio yang dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan lendir

rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran, atau

memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta tidak

menenpel ditempat yang semestinya. Disamping itu, juga

akan menyebabkan resiko hamil di luar kandungan (ektopik).

51
c. Hormon

Produksi hormon yang banyak dihasilkan mulai dari usia 14

tahun dan mulai menurun ketika memasuki usia 40 tahun,

hingga wanita memasuki masa menopouse,

d. Kualitas rongga dan otot-otot panggul

Pertambahan usia juga mengakibatkan penurunan kualitas

rongga dan otot-otot panggul. Hal ini membuatt rongga

panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi

komplikasi yang berat, seperti perdarahan.

e. Kondisi fisik

Kondisi fisik yang tidak lagi prima, membuat ibu hamil di

usia 35 tahun atau lebih menjadikan wanita lebih cepat tua.

2. Masalah pada ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun, seperti:

a. Diabetes Gestational

Diabetes Melitus yang hanya berkembang danya selama

kehamilan dan biasayng menghilang pada saat persalinan.

b. Tekanan Darah Tinggi

Gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas niali normal,

yaitu melebihi 140/90mmHg.

c. Pre eklamsi

Penyakit dengan tanda hipertensi, edema, proteinuria yang

timbul karena kehamilan.

52
d. Plasenta previa

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah

uterus.

3. Pemeriksaan ANC terpadu pada ibu hamil usia lebih dari 35 tahun

a. Asuhan standar pelayanan minimal meliputi 10 T :

1) Timbang berat badan

2) Ukur lingkar lengan atas (LILA)

3) Ukur tekanan darah

4) Ukur TFU

5) Hitung detak jantung janin

6) Tentukan presentasi janin

7) Beri imunisasi TT

8) Beri tablet Fe

9) Periksa laboraturium

10) Temu wicara

b. Pemeriksaan golongan darah

c. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah

d. Pemeriksaan protein

e. Pemeriksaan kadar gula darah

f. Pemeriksaan darah malaria

g. Pemeriksaan tes sifilis

h. Pemeriksaan HIV

i. Pemeriksaan BTA

53
4. Faktor resiko pada persalinan

a. Persalinan SC

b. Abortus

Pada usia 35 tahun atau lebih, proses persalinan mungkin

akan lebih lama karena serviks sudah tidak berdilatasi

semudah wanita yang berusia dibawah 35 tahun. Pada rahim

tersebut juga tidak berkontraksi secepat yang terjadi pada

wanita berusia 35 tahun. Distosia karena kelainan tenaga (his)

adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya,

sehingga menghambat kelancaran persalinan. Kelainan his

sering dijumpai pada primigravida tua. Ibu hamil setelah usia

40 tahun ini juga lebih mudah lelah. Mereka juga mempunyai

resiko keguguran lebih besar, bersalin dengan alat bantu,

seperti dengan forcep atau operasi sesar.

5. Faktor resiko pada Nifas

a. Atonia Uteri

Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang

menyebabkan uterus tidak mampu menutup, perdarahan

terbuka dari tempat implantasi plasenta etelah bayi dan

plasenta lahir.

b. Perdarahan Post Partum

c. Down Syndrom

d. Persalinan Premature

54
6. Faktor resiko pada BBL

Pada proses pertumbuhan, kualitas sel telur wanita usia ini

sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita ini

sudah reproduktif sehat (25-30 tahun). Jika pada proses

pembuahna, ibu mengalami ganggun sehingga menyebabkan

terjadinya ganggun pertumbuhan dan perkembangan buah

kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya

intra-Uterine Growth Resrtictionyang berakibat Bayi Baru Lahir

Rendah (BBLR). Telah banyak dilaporkan bahwa mengolisme

frekuensinya lebih sering ditmukan pada bayi-bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopouse. Kejadian

mengolisme akan meningkat pada ibu usia diatas 35 tahun dan

akan lebih tinggi lagi pada usia 40 tahun atau lebih. (Sofian,

2011)

7. Asuhan pada kehamilan dengan usia ibu terlalu tua

a. Melakukan ANC secara rutin kepada tenaga kesehatan pada

TM III minimal 2x kunjungan.

b. Melakukan ANC terpadu sebagai ANC lengkap meliputi

pemeriksaan laboratorium Urin dan darah dan pemeriksaan

penunjang lainnya.

c. Melakukan deteksi dini dengan menggunakan kartu skor

untuk digunakan sebagai alat skrening antenatal atau deteksi

55
dini faktor resiko ibu hamil, sebagai pedoman untuk memberi

penyuluhan.

d. Selama hamil membutuhkan Komunikasi, Informasi, Edukasi

(KIE) senam hamil untuk dilakukan 2 kali sehari karena

senam hamil adalah untuk mengurangi dan mencegah

timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama masa

kehamilan dan mengurangi ketegangan otot-otot sendi

sehingga mempermudah kelahiran.

e. KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan faktor resiko

ibu hamil untuk memilih tempat bersalin di polindes,

puskesmas, atau rumah sakit ditolong oleh tenaga kesehatan.

f. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu.

g. Jelaskan tanda bahaya kehamilan TM III.

h. Jelaskan tanda-tanda persalinan.

i. Beri KIE pada ibu tentang relaksasi dan tablet Fe dan Kalk

1x1.

j. Anjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi atau apabila ada

keluhan (Kemenkes, 2015).

56
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan


a. ANC Pertama

Tanggal : 6 Februari 2017

Tempat : BPM Kunti Amd.Keb di Desa Gudo Kecamatan Gudo

Kabupaten Jombang.

Identitas

Nama istri : Ny”S” Nama Suami : Tn ”M”

Umur : 37 Tahun Umur : 37 Tahun

Alamat : Daleman Alamat : Daleman

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Penghasilan :- Penghasilan : 1.500.000

Agama : Islam Islam : Islam

Prolog

Ny “S” sedang hamil anak ke-3, riwayat persalinan pertama lahir spontan
normal di Bidan Kunti Amd.Keb, BBL 3100 gram dan jenis kelamin laki-
laki. Pada kehamilan anak ke-2, riwayat persalinan kedua lahir spontan
normal di BPM Kunti Amd.Keb, dengan BBL 3400 gram dan berjenis
kelamin laki-laki. Riwayat KB ibu setelah hamil kedua menggunakan KB
suntik dan beralih ke KB pil dan karena lupa meminum kini hamil yang
ketiga. Pada kehamilan sekarang periksa ANC 6 kali di BPM Kunti

57
Amd.Keb dan sudah melaksanakan pemeriksaan ANC Terpadu di
puskesmas Plumbon Gambang, BB sebelum hamil 49 kg. Tanggal 22
Januari 2017 didapatkan pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 82x/mnt, S
36,5 ◦C, R 22x/mnt. LILA : 28cm. Pemeriksaan Lab di dapatkan Hb. 11,3
gr%pada tanggal 19 Oktober 2016. Ibu belum USG. HPHT: 21 Juni 2016,
TP: 28 Maret 2017.

Data Subyektif

Ibu mengeluh cemas akan menghadapi persalinan

Data Obyektif

UK : 33 Minggu

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80x/mnt

R : 24x/mnt

S : 36 ºC

BB sebelum hamil : 49 kg

BB sekarang :60kg Kenaikan BB 11 kg

Pemeriksaan fisik khusus

Muka : Konjungtiva merah mudah, sklera putih, palpebrha tidak

odem

Mamae : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

Cholostrum belum keluar

58
Abdomen : TFU Pertengahan pusat – prosesus xifoideus(27 cm),
puka, letak kepala, kepala belum masuk PAP
TBJ : (27-12) x 155 = 2.325 gram
DJJ : (13+11+12) x 4 = 144x/mnt
Ekstermitas atas & bawah : Tidak odem

Analisa Data

G3P2A0Uk 33 Minggu dengan kehamilannormal

janin tunggal hidup.

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan

18.15WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaannya pada ibu, bahwa

keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti.

18.17 WIB 2. Memberitahu tanda bahaya kehamilan trimester III, ibu

mengerti.

18.20 WIB 1. Menganjurkan ibu untuk senam hamil yang ringan dan

mengajarkan teknik relaksasi pada ibu TM III, ibu

bersedia.

18.25WIB 2. Menganjurkan ibu untuk selalu berpikiran positif dan

lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga ibu dapat

menghindari rasa cemas, ibu mengerti.

18.27WIB 3. Menganjurkan ibu kontrol bulan depan tanggal 11 Maret

2017, ibu bersedia.

59
b. ANC Kedua

Tanggal : 7 Maret 2017

Tempat : BPM Kunti Amd.Keb di Desa Gudo Kecamatan Gudo

Kabupaten Jombang.

Data Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya

Data Obyektif

UK : 37 Minggu

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 82x/mnt

R : 22x/mnt

S : 36.5 ºC

BB sebelum hamil : 49kg

BB sekarang : 60kg Kenaikan BB 11 Kg

Pemeriksaan fisik khusus

Muka : konjungtiva merah mudah, sklera putih, palpebrha tidak

odem

Mamae : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,

Cholostrum belum keluar

Abdomen : TFU 3 jari bawah prosesus xipoideus(29 cm), puka, letak

kepala, kepala belum masuk PAP

60
TBJ : (29-12) x 155 = 2.635 gram

DJJ : (11+12+12) x 4 = 140x/mnt

Ekstermitas atas & bawah : Tidak odem

Analisa Data

G3P2A0Uk 37 Minggu dengan kehamilan normal

janin tunggal hidup.

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
19.00WIB 1. Menjelaskan kepada ibu hasil dari pemeriksaan bahwa

kondisi ibu dan janin saat ini baik dan sehat, ibu

mengerti.

19.02WIB 2. Memberitahu tanda-tanda persalinan,seperti perut mulas

secara teratur, mulasnya sering dan lama, keluar lendir

bercampur darah dari jalan lahir, ibu mengerti.

19.05 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan di pagi hari,

dianjurkan sering latihan bersujud, ibu bersedia.

19.06WIB 4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan jangan

terlalu memaksa diri dalam mengajarkan

pekerjaanrumah. Jelaskan pada ibu bahwa istirahat

sangat berpengaruh pada kondisi ibu. Ibu mengerti

19.08WIB 5. Memberikan ibu obat Calcifar dan Momilen 1x1 sehari.

61
Ibu bersedia

19.10WIB 6. Menganjurkan ibu untuk mengikuti senam yoga pada

tanggal 23 Maret 2017, Ibu bersedia

19.10WIB 7. Menganjurkan ibu kontrol minggu depan tanggal

17Maret 2017, ibu bersedia.

62
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

1. Kala 1

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 07.30 WIB

Oleh : Fitri Nur Hidayati

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang.

Data Subyektif :

Ibu mengatakan perutnya mulas pada tanggal 1 Mei 2017 jam 07.30 serta

mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir.

Data Obyektif :

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/70 mmHg N : 82x/menit

RR : 22 x/menit S : 36,80C

b. Pemeriksaan Fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah mudah, sklera putih, palpebrha tidak

Odem

Muka : Tidak pucat dan tidak odem

Payudara : Simetris, puting bersih dan menonjol, tidak ada nyeri

tekan, colostrum belum keluar.

Abdomen : TFU 3 jari bawah prosesus xipoideus, Mc: 29 cm, puka,

63
letak kepala, kepala sudah masuk PAP

TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram

DJJ : (11+12+12) x 4 = 140 x/menit.

His : Tidak teratur (1x lamanya 10 detik dalam 10 menit)

Genetalia : VT (Vagina Toucher) : pembukaan : ф 8 cm, penipisan :

75%,ketuban +, letak kepala, UUK, molase: 0, hodge : I,

tampak keluar lendir bercampur darah.

Analisa Data :

G3P2A0 UK 40 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif.

Penatalaksanaan :

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 07.30 WIB

Jam Pelaksanaan
07.30WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu mengerti

07.35 WIB 2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ketika tidak

ada his, ibu bersedia.

07.37 WIB 3. Menganjurkan ibu jalan-jalan, jongkok dan jika tidur

miring kiri dan relaksasi. Ibu melakukan

07.38 WIB 4. Menganjurkan keluarga agar memberikan dukungan

kepada ibu, keluarga bersedia.

07.39WIB 5. Mengajari ibu tekhnik relaksasi. Ibu

Bersedia

64
07.42WIB 6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing untuk

mengosongkan kandung kemih, ibu mau melakukannya.

07.45 WIB 7. Menyiapkan alat partus set, persiapan VT ulang jam

08.00. Alat sdah siap

07.48 WIB 8. Melakukan observasi, hasil terlampir di partograf

2. Kala II

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 08.00 WIB

Data Subyektif

Perut ibu mengatakan perunya mulas lebih kuat dan sering, ibu mengeluh

ingin mengejan seperti ingin BAB serta ada rasa sakit pinggang.

Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82x/menit

RR : 20 x/menit S : 36,70C

b. Pemeriksaan fisik khusus

His : Kuat, frekuensi 4 kali dalam 10” selama 50 detik.

DJJ : (11+11+12) x 4 = 136x/menit.

Genetalia : Ada pengeluaran lendir bercampur darah semakin


banyak dari vagina, kepala sudah berada pada vulva 5-
6cm (kroning)

65
Analisa Data :

G3P2A0 UK 40 minggu dengan inpartu kala II.

Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
08.01WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, keadaan ibu

dalam batas normal, ibu mengerti.

08.05WIB 2. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses

bimbingan meneran, keluarga bersedia.

08.10WIB 3. Menolong kelahiran bayi, bayi lahir spontan jam 08.10,

jenis kelamin laki-laki, tonus otot baik, tangis kuat.

08.20WIB 4. Memfasilitasi bayi untuk IMD selama 1 jam, bayi

tampak tenang.

08.25WIB 5. Menjepit dan memotong plasenta, menyuntikakan

oksitosin 10 UI secaraIM. Tidak ada alergi pada bekas

suntikan.

66
3. Kala III

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 08. 35 WIB

Data Subyektif

Ibu merasa senang dan lega setelah melahirkan bayinya.

Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik Umum

Keadaan umum : Ibu tampak lemah

Raut muka : Tampak kelelahan

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 140/70 mmhg N : 80x/menit

S : 36,50 C RR: 20x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus

Abdomen : Tidak ada bayi kedua, TFU setinggi pusat, kontraksi

baik, membulat dan mengeras, keadaan kandung kemih

kosong, uterus globuler.

Genetalia : Terdapat tali pusat yang di klem bertambah panjang

dan ada semburan darah.

Analisis data :

P3A0 dengan partus kala III

67
Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
08.35WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, keadaan ibu dalam batas

normal, ibu mengerti.

08.42 WIB 2. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat

bertambah panjang, keluar semburan darah secara tiba –

tiba dan uterus globuler.

08.45 WIB 3. Melahirkan plasenta , plasenta lahir spontan jam 08.45,

diameter 18cm, kedalaman 2 cm, kotiledon lengkap,

panjang tali pusat 40 cm, insersi sentral, selaput ketuban

utuh.

08.50 WIB 4. Mengevaluasi laserasi dan perdarahan, terdapat laserasi

derajat 2 dan perdarahan + 100cc.

09.15 WIB 5. Melakukan massase uterus selama 15 kali dalam 15 detik,

kontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan.

68
4. Kala IV

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 09.00 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan merasa nyeri pada bagian jalan lahir dan mengatakan

merasa senang karena bayinya lahir dengan selamat.

Data obyektif

a. Pemeriksaan fisik Umum

Keadaan umum : Ibu tampak lemah

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 140/70 mmhg N : 84 x/menit

S : 370 C RR: 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus

Abdomen: TFU 2 jari bawah pusat, uterus keras, kontraksi baik.

Genetalia : Kandung kemih kosong dan perdarahan + 150 cc,laserasi

derajat 2

Analisa Data :

P3A0 dengan 2 jam post partus normal

69
Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
09.05WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu normal,

ibu mengerti.

09.08WIB 2. Melakukan heating, heating sudah dilakuan.

09.10 WIB 3. Membersihkan ibu dan membantu ibu menggunakan

pakaian, ibu terlihat rapi dan nyaman.

09.15WIB 4. Membereskan bahan medis bekas pakai dan tempat

persalinan dengan dekontaminasi larutan klorin rendam

selama 10 menit, alat-alat telah dibersihkan

09.20WIB 5. Melakukan obsevasi TFU 2 jam PP, hasil terlampir.

3.3 Asuhan Kebidanan pada BBL (Bayi Baru Lahir)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang.

Tanggal : 1 Mei 2017

Jam : 09.30 WIB

Data subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 1 Mei 2017 pukul 08.10 WIB

menangisnya kuat, bergerak aktif dengan jenis kelamin laki-laki.

70
Data obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Bayi lahir tanggal 01-05-2017 jam 08.10 ditolong oleh Bidan

1) Keadaan umum BBL: Baik

a) Tangis bayi : Spontan dan kuat

b) Warna kulit : Merah muda

c) Tonus otot : Baik

d) Gerak : Aktif

e) LK/LD : 36cm/34cm

FO : 33cm

MO : 34cm

SMO : 35cm

f) BB/PB : 3900gr/51 cm

2) TTV : S : 36,5oC

N : 120x/menit

RR : 44x/menit

BAK : Belum

BAB : Sudah keluar mekonium

b. Pemeriksaan fisik khusus

Kepala : Normal tidak ada caput suksedaneum/cefal

hematoma

Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak kuning.

71
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae

tidak odema, reflek pupil normal.

Hidung : simetris, tidak ada polip

Mulut : simetris, berwarna merah mudah.

Telinga : simetris, sedikit kotor karena belum dimandikan

Leher : tidak ada pembengkakan dan reflek tonicneck

positif, pergerakan baik.

Dada : Tidak terdengar ronchi maupun wheezing.

Payudara : Tidak ditemukan kelainan.

Abdomen : Tidak ditemukan kelainan kongenital.

Kulit : Kemerahan

Ekstermitas

atas dan bawah : Tidak ada gangguan pergerakan, jumlah lengkap,

dan jari-jari kaki dan tangan lengkap.

Genetalia : Scrotum sudah turun keduanya

Anus : Normal, tidak ada atresia ani.

Pemeriksaan reflek

Reflek rooting : Baik

Reflek sucking : Baik

Reflek morro : Baik

Reflek Babynsk : Baik

Reflek graps : Baik

Reflek swallowing : Baik

72
Analisa data

Bayi Ny “S” umur 1 jam dengan BBL normal

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
09.30 WIB 1. Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik,

ibu mengerti.

09.32 WIB 2. Mengeringkan dan menjaga kehangatan bayi, bayi

terlihat nyaman dan tenang.

09.40 WIB 3. Memberikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI sesering

mungkin. Ibu mengerti dan bersedia

09.44 WIB 4. Memberi suntikan vitamin K1 1mg intramuskular di paha

kiri anterolateral dan HB0 di paha kanan setelah Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam, tidak ada luka bekas

suntikan.

09.45 WIB 5. Memberi salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua

mata, Ibu bersedia.

3.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

1. Kunjungan 1 (8 jam PP)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang.

Jam : 16.00 WIB

Tanggal : 1 Mei 2016

73
Data Subyektif :

Ibu mengatakan keluar darah sedikit dan nyeri pada bagian jalan lahir.

Data Obyektif :

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82x/menit

RR : 20 x/menit S : 36,50C

b. Pemeriksaan fisik khusus

Dada : Colostrum sudah keluar, puting susu menonjol

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus teraba

keras, kandung kemih kosong dan tidak ditemukan

kelainan.

Genetalia : Laserasi derajat 2, ada pengeluaran lochea rubra,

perdarahan + 50cc dan terdapat jahitan.

Analisa Data :

P3A0 8 jam postpartum normal

74
Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
16.05WIB 1. Memberitahu kondisi ibu dalam keadaan ibu baik, ibu

mengerti.

16.10 WIB 2. Memberi tahu kepada ibu tentang KIE vulva hyiegine

setelah BAK dan BAB, ibu mengerti dan melakukan

dengan benar.

16.20 WIB 3. Memberikan konseling tanda-tanda bahaya ibu nifas, ibu

mengerti.

16.22 WIB 4. Memberikan terapi obat dan vitamin yang diberikan

bidan yaitu Amoxan 1x1, Vit. A 1x1 dan momilen 1x1/

hari minum dengan air putih, ibu mengerti dan bersedia

melakukannya.

16.25 WIB 5. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan control ulang 6

hari kemudian yaitu tanggal 7 Mei 2017 atau bila

sewaktu-waktu ibu ada keluahan.

75
2. Kunjungan II (6 hari PP)

Tempat : Rumah Ibu Desa Daleman, Kec.Gudo, Kab.Jombang

Tanggal : 07 Mei 2017

Jam : 13.00 WIB

Data Subyektif :

Ibu mengatakan sudah merasa sehat dari hari sebelumnya

Data Obyektif :

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg N : 88x/menit

RR : 20 x/menit S : 36,50C

b. Pemeriksaan fisik khusus

Muka : Tidak pucat, tidak odema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae tidak

odema

Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada

bendungan ASI

Abdomen : TFU tidak teraba disimpisis, kontraksi baik, uterus

teraba keras, kandung kemih kosong dan tidak

ditemukan kelainan.

76
Genetalia : Ada pengeluaran lochea sanguinolenta (darah berwarna

merah kekuningan berisi darah dan lendir), jahitan

sudah agak kering.

Analisa Data :

P3A0 6 hari postpartum normal

Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
13.10 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

dalam keadaan baik, ibu mengerti.

13.12 WIB 2. Evaluasi pada ASI esklusif, Ibu memberikan bayinya

dengan ASI esklusif.

13.20 WIB 3. Evaluasi luka jahitan, tidak ada tanda infeksi dan luka

sudah agak kering

13.25 WIB 4. Evaluasi tanda bahaya ibu nifas, ibu tampak sehat

13.27 WIB 5. Evaluasi terapi ibu, sisa 4 tablet dan terapi dilanjutkan

13.30 WIB 6. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan 8 hari

kemudian yaitu tanggal 15 Mei 2017 atau sewaktu-waktu

bila ibu ada keluahan.

77
3. Kunjungan III (24 Hari PP)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang.

Tanggal : 25 Mei 2017

Jam : 18.30 WIB

Data Subyektif :

Ibu merasa tidak ada keluhan apapun, lendir yang keluar berwarna kuning

tidak berdarah lagi.

Data Obyektif :

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit

RR : 18 x/menit S : 36,50C

b. Pemeriksaan fisik khusus

Muka : Tidak pucat, tidak odeme

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae tidak

odema

Payudara :Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada

bendungan ASI

Abdomen : TFU tidak teraba diatas simpisis , kontraksi baik, kandung

kemih kosong dan tidak ditemukan kelainan.

78
Genetalia : Ada pengeluaran lochea serosa (kuning, tidan berdarah),

terdapat jahitan

Perineum : Terlihat bersih, ada nyeri tekan, jahitan sudah kering.

Analisa Data :

P3A0 14 hari post partum dengan nifas normal

Penatalaksanaan :

Jam Pelaksanaan
13.10 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dalam keadaan baik, ibu mengerti.
13.12 WIB 2. Evaluasi pada ASI esklusif, Ibu memberikan bayinya
dengan ASI esklusif.
13.20 WIB 3. Evaluasi luka jahitan, tidak ada tanda infeksi dan luka
sudah kering
13.25 WIB 4. Evaluasi tanda bahaya ibu nifas, ibu tampak sehat

13.27 WIB 5. Memberi terapi obat vit C 1x1 dan memberikan


konseling tujuan dan macam – macam alat kontrasepsi
yaitu mulai dari pil, suntik, kondom, implan, AKDR dan
lain – lain, ibu mengerti dan memutuskan untuk
menggunakan KB pil dan ibu bersedia meminumnya.
13.30 WIB 6. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kontrol ulang 8
hari kemudian yaitu tanggal 15 Mei 2017 atau sewaktu-
waktu bila ibu ada keluahan.

79
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

1. Kunjungan 1 (bayi usia 1 hari)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Keb. Jombang.

Tanggal : 2 Mei 2017

Jam : 10.00 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini bayinya dalam keadaan baik, sudah menyusui

dengan baik dan mau menghisap putting. Bayi sudah BAK dan BAB

Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Bayi lahir tanggal 1-05-2017 jam 08.10 WIB ditolong oleh bidan

Keadaan umum : Baik dan aktif

BB/PB : 2.900/51 cm

LILA : 11cm

TTV : S : 36,3oC

N : 140x/menit

RR : 43x/menit

BAK : Sudah, 5 kali sehari, konsistensi berwarna kuning

BAB : Sudah, 1 kali sehari, konsistensi berwarna hijau

agak kehitaman

80
b. Pemeriksaan fisik khusus :

Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.

Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak kuning.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,

palpebrae tidak odema.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada saat bernafas,

tidak terdengar ronchi maupun wheezing.

Abdomen : Tidak ada benjolan, tampak tali pusat terbungkus


kasa st eril , ti dak ada pembengkakan t al i
pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
perdarahan tali pusat

Genetalia : Scrotum sudah turun keduanya

Anus : Bersih, tidak ada atresiaani

Ekstermitas atas dan bawah : Tidak ada gangguan pergerakan, jumlah

tangan dan kaki lengkap.

Analisa Data

Bayi Ny “S” umur 1 hari dengan NCB normal.

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
10.00 WIB 1. Memberitahu kondisi bayinya dalam keadaan normal, ibu

mengerti.

10.12 WIB 2. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan

81
bayinya, ibu mengerti dan mau melakukannya.

10.14 WIB 3. Mengajarkan ibu dan merawat tali pusat dengan

menggunakan kasa steril dan menjaga personal hygiene,

ibu bersedia meakukannya

10.18 WIB 4. Menganjurkan pada ibu tetap memberikan ASI sesering

mungkin dan memberikan ASI eksklusif tanpa makanan

pendamping, ibu mengerti dan mau melakukannya.

10.20 WIB 5. Mengajarkan dan memandikan bayi dan perawatan

sehari-hari, bayi tampak bersih dan nyaman.

10.36 WIB 6. Menganjurkan ibu kontrol ulang 5 hari lagi tanggal 6 Mei

2017 atau jika ada keluhan sewaktu-waktu, ibu bersedia

2. Kunjungan 2 (bayi usia 6 hari)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang

Tanggal : 7 Mei 2017

Jam : 19.00 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini bayinya dalam keadaan baik, ibu selalu

menyusuinya dengan ASI tanpa makanan pendamping, bayi BAK ± 6x

sehari (warna kuning dan bau khas) dan BAB ± 2x sehari (warna kuning,

lembek dan bau khas) tali pusat belum lepas.

82
Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Bayi lahir tanggal 01-05-2017 jam 08.10 WIB ditolong oleh bidan

Keadaan umum : Baik, aktif.

BB/PB : 3900/50 cm

TTV : S : 36,5oC

N : 143x/menit

RR : 43x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus :

Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.

Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak kuning.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae

tidak odema.

Dada : Simetris, tidak ada pergerakan retraksi dada, tidak

terdengar ronchi maupun wheezing.

Abdomen : Tidak ada pembengkakan, tampak tali pusat

terbungkus kasa steril,tidak ada perdarahan

tali pusat dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Genetalia : Kedua scrotum sudah turun, tidak ada secret.

Anus : Bersih, tidak ada atresiaani

Ekstermitas

atas dan bawah :Tidak ada gangguan pergerakan, jumlah tangan dan

kaki lengkap

83
Analisa Data

By “A” umur 6 hari dengan NCB normal.

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
19.10 WIB 1. Memberitahu kondisi bayinya dalam keadaan normal, ibu

mengerti.

19.12 WIB 2. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI setiap

kali bayi membutuhkan, ibu mau melakukannya.

19.15 WIB 3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan

bayinya dengan menjauhkan dari pintu dan jendela atau

dengan menjauhkan dari penghantar suhu dingin lainnya,

ibu mengerti dan mau melakukannya.

19.20 WIB 4. Menyuntikandan meneteskan imunisasi BCG dan polio

pada sepertiga kengan kanan atas secara IC dan

meneteskan polio secara sub lingual sebanyak 2 tetes,

tidak terdapat perdarahan dan infeksi pada bekas

suntikan serta tidak terdapat efek samping pada mulut.

19.25WIB 5. Menganjurkan ibu kontrol ulang pada tanggal 11 Mei

2017 dan jika ada keluhan sewaktu-waktu, ibu

mengatakan iya dan menganggukkan kepala.

84
3. Kunjungan 3 (bayi usia 10 hari)

Tempat : Bpm Kunti Des. Gudo Kec. Gudo Kab Jombang

Tanggal : 11 Mei 2017

Jam : 17.30 WIB

Data Subyektif

Ibu mengatakan saat ini bayinya dalam keadaan baik, tali pusat sudah

puput pada tanggal 9 Mei 2017, ibu selalu menyusui dan tidak mendapati

keluhan, bayi BAK ± 6x sehari (warna kuning dan bau khas) dan BAB ±

2x sehari (warna kuning, lembek dan bau khas).

Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Bayi lahir tanggal 01-05-2017 jam 08.10 WIB ditolong oleh bidan

Keadaan umum : Baik

BB/PB : 3900/51 cm

TTV : S : 36,7oC

N : 143x/menit

RR : 40x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus :

Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.

Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak kuning.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae

tidak odema.

85
Dada : Simetris, tidak ada pergerakan retraksi dada, tidak

terdengar ronchi maupun wheezing.

Abdomen : Tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan

tali pusat dan tidak ada tanda-tanda infeksi

Genetalia : Kedua scrotum sudah turun, tidak ada secret.

Anus : Bersih, tidak ada atresiaani

Ekstermitas

atas dan bawah : Tidak ada gangguan pergerakan, jari-jari kaki dan

tangan lengkap.

Analisa Data

By “A” umur 10 hari dengan NCB normal.

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
17.20 WIB 1. Memberitahu kondisi bayinya dalam keadaan baik, ibu

mengerti.

17.25 WIB 2. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan

bayinya dengan menjauhkan bayinya dari pintu atau

jendela terbuka atau penghantar dingin lainnya, ibu

bersedia melakukannya.

17.28 WIB 4. Menganjurkan ibu kontrol ulang jika ada keluhan

sewaktu-waktu, ibu mengatakan iya dan menganggukkan

kepala.

86
3.6 Asuhan Kebidanan KB

1. Kunjungan 1 (42 hari PP)

Tanggal : 12 juni 2017

Jam : 08. 15 WIB

Tempat : BPM Kunti Ds. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang

Data Subyektif

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB pil.

Data Obyektif

Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV TD : 120/80 mmHG N : 80x/menit

RR : 20x/menit S : 36,50C

Pemeriksaan fisik khusus (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

Muka : tidak tampak pucat, tidak odeme.

Mata : konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak putih,

palpebrae tidak terlihat odeme.

Genetalia : ada pengeluaran loche alba berwarna putih, tidak ada


nyeri tekan.
Ekstremitas

atas dan bawah : pergerakan aktif, tidak tampak odeme, tidak ada nyeri

tekan.

87
Analisa Data

P1A0 aseptor baru KB Pil Andalan Laktasi

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
07.30 WIB 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasaan bahwa

keadaan ibu dalam batas normal, ibu mengerti.

07.32 WIB 2. Memberikan KIE pada ibu tentang kerugian kontrasepsi

pil, ibu mengerti.

07.35 WIB 2. Memberikan ibu Pil Andalan Laktasi. Ibu menerima

2. Kunjungan 2 (70 hari PP)

Tanggal : 10 juli 2017

Jam : 09. 00 WIB

Tempat : BPM Kunti Ds. Gudo Kec. Gudo Kab. Jombang

Data Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan menggunakan KB Pil

Data Obyektif

Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

88
TTV TD : 120/70 mmHG N : 84x/menit

RR : 22x/menit S : 36,70C

Pemeriksaan fisik khusus

(Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

Muka : tidak tampak pucat, tidak odeme.

Mata : konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak putih,

palpebrae tidak terlihat odeme.

Genetalia : ada pengeluaran loche alba berwarna putih, tidak ada

nyeri tekan.

Ekstremitas

atas dan bawah : pergerakan aktif, tidak tampak odeme, tidak ada myeri

tekan.

Analisa Data

P1A0 akseptor baru KB Pil Andalan Laktasi

Penatalaksanaan

Jam Pelaksanaan
07.30 WIB 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasaan bahwa

keadaan ibu dalam batas normal, ibu mengerti.

07.32 WIB 2. Mengingatkan ibu agar meminum pil kontrasepsi setiap

hari dengan konsisten, teratur dan rutin.

07.32 WIB 2. Mengingatkan ibu agar meminum pil kontrasepsi setiap

hari dengan konsisten, teratur dan rutin.

89
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penyusun akan mencoba membahas dengan

membandingkan atara teori dengan praktek dilapangan. Penyusun membuat

pembahasan dengan mengacu pada pendekatan asuhan kebidanan dengan cara

menyimpulkan data, menganalisa data dan melakukan penatalaksanaan asuhan

sesuai dengan asuhan kebidanan.

90
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III

Tabel 4.1 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable ANC Ny. “S” di BPM Kunti Amd.Keb. Desa Gudo, Kecamatan Gudo,
Kabupaten Jombang
Tanggal ANC Riwayat Pelaksanaan
5 Agustus 2017 19 Oktober 2017 13 Desember 28 Desember 22 Januari 6 Februari 2017 10 Januari 2016
2017 2017 2017
UK 11 minggu 17 minggu 25 minggu 27 minggu 34 minggu 35 minggu 37 minggu
Anamnesa Pusing Mual Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
TD 100/70 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
BB 49 kg 52 kg 55 kg 55 kg 57 kg 60 Kg 60 Kg
TFU WHO - Pertengahan Setinggi pusat 2 jari atas pusat Pertengahan Pertengahan px 2 jari di bawah
simpisis-pusat pusat-px -pusat px
Mc. - - 21 cm 24 cm 25 cm 27 cm 29 cm
Donald
Terapi Triocid, Triocid, folaxin Fe, Kalk Terapi dilanjutkan Kalk, Fe Kalk, Fe Kalk, Fe
omedom
Penyuluhan Makan sedikit ANC Terpadu Makan makanan Istirahat cukup Istirahat cukup Menjelaskan Jalan-jalan pagi
tapi sering yang sehat tanda bahya
kehamilan

Sumber: Data Primer 2017

91
Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut

1. Data Subjektif
a. Umur

Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny ”S” didapatkan bahwa

Ny ”S” berumur 37 tahun. Menurut pendapat peneliti usia Ny”S”

adalah usia yang beresiko karena Ny”S” hamil di usia > 35 tahun dan

bisa menyebabkan peningkatam komplikasi pada kehamilan,

perdarahan pada saat persalinan, dan cacat kromosom pada BBL, hal

ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2007) menyatakan bahwa usia

reproduksi yang baik untuk kehamilan adalah antara usia 20-35 tahun.

Berdasarkan fakta dan teori tersebut usia kehamilan Ny ”S”

ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.

b. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan Ny ”S” yaitu 7 tahun, menurut peneliti jarak

kehamilan ini dalam rentang batas normal, karena jarak kehamilan

yang aman itu adalah 2-10 tahun, hal ini sesuai dengan pendapat

Kemenkes (2015), jarak kehamilan yang baik adalah 2-10 tahun dari

kehamilan sebelumnya. Karena persalinan ≥10 tahun seolah-olah

menghadapi kehamilan/persalinan yang pertama lagi.

Berdasarkan hal diatas, maka ditemukan adanya kesenjangan

antara fakta dan teori.

c. Jarak kontrol ANC

Intensitas kontrol Ny “S” selama kehamilan TM I 2 kali, TM II

2 kali, TM III 3 kali dan ibu sudah melakukan ANC Terpadu, menurut

peneliti kontrol ANC Ny.”S” lebih dari standarnya karena ibu ingin

92
lebih intensif dalam memantau kehamilannya. ANC sangat penting

dan wajib dilakukan ibu hamil, karena dalam pemeriksaan tersebut

dilakukan pemantauan secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu

maupun janin yang sedang dikandungnya. Jarak kontrol ANC minimal

haruslah sesuai dengan ketentuan yang yaitu TM I 1 kali, TM II 1 kali,

TM III 2 kali, hal ini sesuai dengan pendapat kemenkes (2015),

standar minimal kontrol ANC, meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II

minimal 1 kali, dan TM III minimal 2 kali.

Berdasarkan hal diatas, maka tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara fakta dan teori.

d. Terapi

Terapi yang didapatkan oleh Ny “S” pada tiap trimester adalah

sebagai berikut, yaitu pada TM I Ny “S” mendapatkan terapi triocid

dan floaxin untuk mual dan muntah yang dirasakan. Ny “S” juga

mendapatkan Fe dan kalk digunakan untuk mencukupi zat besi agar

tidak kekurangan selama kehamilan sehingga terhindar dari anemis

dan kalsium selama hamil untuk memperkuat tulang. kemudian pada

TM II Ny “S” tetap mendapatkan terapi Fe dan Kalk. Pada TM III

Ny ”S” mendapatkan obat yang sama seperti TM I dan II. Menurut

peneliti terapi yang dapat tepat dan mengurangi resiko munculnya

masalah baik itu pada kehamilan dengan kasus, kehamilan normal dan

juga usia yang terlalu tua maupun pada persalinan dan bayi.

Pemberian tablet Fe sangat dibutuhkan selama masa kehamilan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Kemenkes (2015) yang menyatakan

93
bahwa berikan KIE pada ibu tentang relaksasi dan tablet Fe dan Kalk

1x1

Berdasarkan hal diatas maka tidak ada kesenjangan antara fakta

dan teori.

2. data Obyektif
a. Pemeriksaan umum

1) Tekanan darah

Hasil tekanan darah pada Ny ”S” pada kunjungan ANC

pertama 120/80 mmHg dan pada kunjungan ANC kedua 120/80

mmHg. Menurut peneliti tekanan darah Ny ”S” adalah tekanan darah

yang normal, karena tekanan darah ibu masih rentang batas normal

yaitu 120/80-140/90 mmHg, hal ini sesuai dengan pendapat

(Kemenkes, 2015) Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari

140/90 mmHg atau lebih, dan diastolic 15 mmHg atau lebih dapat

berlanjut menjadi preeklampsi dan eklampsi Pada kasus Ny ”S”

dengan sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg maka dikatakan

sebagai tekanan darah normal.

Berdasarkan penyataan diatas maka tidak ada kesenjangan

antara fakta dan teori

2) LILA (Lingkar Lengan Atas)

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa

lingkar lengan atas Ny ”S” 28 cm. Menurut peneliti lingkar lengan

Ny “S” dapat disimpulkan sebagai acuan bahwa status nutrisinya

baik, karena lingkar lengan tersebut bisa digunakan sebagai acuan

mengukur status gizi ibu hamil, hal ini sesuai dengan pendapat

(Kemenkes, 2015) yaitu nilai status gizi ibu dilihat dari

peningkatan berat badan ibu dan kecukupan istirahat ibu, serta

94
dilihat dari LILA Ibu. Jika LILA kurang dari 23,5 cm beresiko

untuk melahirkan anak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Berdasarkan pernyataan diatas maka disimpulkan tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori.

b. Pemeriksaan fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny ”S” saat hamil trimester III

yaitu wajah tidak edema, sclera putih, konjungtiva merah muda, pada

muka ada cloasma gravidarum, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

tidak ada bendungan vena jugularis, pada payudara tampak lebih besar

dan hyperpigmentasi aerola dan pada perut ibu terjadi pembesaran

sesuai TFU dan terdapat striae gravidarum, genetalia bersih dan anus

tidak ada hemoroid serta ekstermitas yang normal. Menurut peneliti

kondisi tersebut merupakan kondisi kehamilan yang normal, karena

tidak ada indikasi yang mengarah ke patologi pada saat pemeriksaan

fisik, hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011) yang menyatakan

bahwa perubahan normal yang terjadi pada ibu hamil adalah sclera

putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

tidak ada bendungan vena jugularis, putisng susu menonjol dan pada

perut ibu terjadi pembesaran yang membujur. Berdasarkan fakta dan

teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara fakta dengan teori.

1) TFU

Hasil pengukuran tinggi fundus uteri terakhir pada Ny ”S”

menurut leopod adalah 2 jari di bawah px dan menurut Mc Donal

adalah 29 cm . Menurut peneliti TFU Ny ”S” adalah sesuai dengan

Usia Kehamilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011)

yang mengatakan TFU lebih dari 40 cm dilakukan rujukan karena

95
termasuk dalam 20 penapisan. Tujuan pemeriksaan TFU

menggunakan tekhnik Mc Donald adalah menentukan umur

kehamilan berdasarkan minggu, dan hasilnya bisa dibandingkan

dengan hasil anamnesis Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan

kapan gerakan janin mulai dirasakan.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny ”S”

tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2) Pemeriksaan DJJ

Pada pengkajian yang dilakukan terhadap Ny ”S” didapatkan

bahwa presentasi janin kepala, denyut jantung janin berkisar

140x/menit. Menurut peneliti DJJ janin Ny ”S” adalah normal. Hal

ini sesuai dengan pendapat (Kemenkes,2015) yaitu dilakukannya

pemeriksaan presentasi janin, untuk mengetahui bagian terendah

janin dan dapat dilakukannya pemeriksaan DJJ yaitu untuk

mengetahui apakah bayi dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya

teratur dan frekuensi berkisar antara 120 – 160 kali/ menit.

Berdasarkan pernyataan diatas maka tidak ditemui

kesenjangan antara fakta dan teori.

3) Pemeriksaan BB dan tinggi badan

Pada saat pemeriksaan BB dan TB pada Ny ”S” didapatkan

data bahwa berat badan Ny ”S” sebelum hamil adalah 49 Kg dan

setelah hamil menjadi 60 Kg atau naik 11 kg. Sedangkan untuk

tinggi badan Ny. ”S” 157 cm. Menurut peneliti BB dan TB Ny ”S”

dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan pendapat (Kemenkes,

2015) yang mengatakan kenaikan berat badan ibu sebelum dan

sesudah hamil, dihitung mulai dari trimester I sampai trimester III

96
yang berkisar 9-13,5 kg. Kenaikan berat badan setiap minggu pada

kehamilan trimester III yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg).

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi

faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan

keadaan rongga panggul minimal 145 cm.

Berdasarkan kondisi tersebut BB pada masa hamil bertambah

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dan tinggi

badan dalam keadaan normal.

Berdasarkan pernyataan diatas maka tidak ada kesenjangan

antara fakta dan teori.

3. Analisa data
Analisa data pada Ny ”S” adalah GIIIPIIA0, hamil 37 minggu,

janin tunggal hidup. Menurut peneliti berdasarkan pemeriksaan kebidanan

dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan

pada kehamilan Ny “S” sudah sesuai dengan standart analisa data

kebidanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemenkes (2015), diagnosis

kehamilan dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu

penelitian dengan G....P....A...

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan

seperti KIE tentang tanda bahaya ibu hamil dengan kasus jarak kehamilan

terlalu jauh, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan keluhan pada

ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, kolaborasi pemberian

suplemen serta obat yang sesuai dengan kasus usia yang terlalu tua untuk

97
meminimalisir resiko yang disebabkan oleh kehamilan dengan usia yang

terlalu tua, dan kontrol ulang untuk melakukan ANC secara rutin. Menurut

peneliti asuhan yang diberikan sesuai dengan kasus keluhan dan KIE yang

diberikan pada ibu hamil normal dan juga kehamilan dengan usia terlalu

tua. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemenkes (2015), asuhan yang

diberikan diantaranya KIE tentang keluhan pada ibu hamil seperti

kenceng-kenceng, dan sebagainya, tanda bahaya ibu hamil, tanda-tanda

persalinan, persiapan persalinan, kolaborasi pemberian suplemen, dan

kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

98
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Tabel 4.2 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable INC Ny. “S” di BPM
Kunti Amd.Keb. Desa Gudo, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang

INC
KALA I KALA II KALA III KALA IV
KELUHAN
Mengatakan Jam 17.30 Jam 08.00 Jam 08.35 Jam 09.00
perutnya BPM Kunti BPM Kunti BPM Kunti BPM Kunti
mules di TD : 120/70 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 140/70 mmHg Perdarahan
sertai RR : 24x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit pada saat
kenceng- N : 82x/menit N : 84x/menit N : 80x/menit persalinan dan
kenceng S : 36,8 C S : 36,7 C S : 36,5 C 2 jam post PP
sejak jam His : Tidak teratur (1x Episiotomi – Episiotomi – ± 150 cc
19.00 WIB lamanya 10 detik Bayi lahir spontan Plasenta lahir TFU : 2 jari
tanggal 29 dalam 10 menit) jam 08.10 WIB spontan jam 08.45 bawah pusat
april 2017. DJJ : 140 x/menit UC : baik,
Palpasi WHO : 3 jari konsistensi
di bawh px keras
VT : pembukaan 1cm
eff 25%, ketuban
negatif, presentasi
kepala,
denominator,UUK
kiri depan, hodge I,
moulase 0.

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan data diatas, maka dapat dilakukan analisa sebagi berikut, yaitu:

1. Data subjektif

Keluhan utama yang disampaikan oleh Ny “S” adalah perutnya

mules disertai kenceng-kenceng sejak jam 19.00 WIB. Kondisi tersebut

menurut peneliti adalah normal karena itu menunjukkan adanya tanda-

tanda persalinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Sulistyawati 2013)

yang menyatakan bahwa tanda-tanda awal dari persalinan adalah

munculnya rasa mules-mules dan rasa sakit di perut oleh karena adanya his

yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Jadi dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara kenyataan dengan teori.

99
2. Data Objektif

Data yang didapatkan pada saat asuhan persalinan pada Ny “S”

adalah sebagai berikut, yaitu wajah tidak oedem, konjungtiva merah muda,

sclera putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, putting susu menonjol,

dan pemeriksaan meliputi; Abdomen: TFU 3 jari bawah px, Mc: 29cm,

puki, letak kepala, kepala sudah masuk PAP, DJJ: 140x /menit, TBJ: (29 –

11 ) x 155 = 2.790 gram, His: Tidak teratur (lamanya 10 detik dalam 10

menit), Genetalia: Tidak oedema, tidak ada keputihan, tidak ada condiloma,

Pemeriksaan VT : ф : 1cm dan eff: 25%, ekstremitas atas dan bawah:

simetris, tidak oedema.

Menurut peneliti pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas

normal dan fisiologis. Sesuai dengan pendapat sulistiyawati (2013)

pemeriksaan meliputi: TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur

kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II, III, dan IV), DJJ

(normalnya 120-160x/menit).

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan antara

fakta dan teori.

3. Analisa Data

Berdasarkan fakta analisa data Ny ”S” adalah G3P2A0 UK 40

minggu dengan persalinan normal. Menurut peneliti ibu mengalami

kehamilan yang aterm atau cukup bulan, berdasarkan pemeriksaan

kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data

kebidanan pada kehamilan Ny “S” sudah sesuai dengan standart kebidanan

Hal ini sesuai dengan pendapat Kemenkes (2015), penulisan analisa data

pada ibu bersalin yaitu G...P...A... UK... inpartu kala I fase laten atau aktif.

100
Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

a. Kala I

Kala I pada Ny”S” terjadi mulai tanggal 30 Mei 2017 dimana

Ny “S” mulai merasa mules-mules dan kenceng-kenceng. Hasil

pemeriksaan pada jam 17.30 didapatkan pembukaan 1 kepala masuk

PAP, ketuban masih utuh, his tidak teratur durasi 10 detik dalam 10

menit. Lama kala 1 fase laten selama 14 jam namun fase aktif hanya

berjarak setengah jam, dari jam 07.30 pembukaan 8 cm dan pada jam

08.00 didapatkan hasil pemeriksaan pembukaan 10 cm, kepala masuk

PAP, ketuban pecah, his 4x tiap 10 menit, kuat, teratur, durasi 45

detik. Menurut peneliti hal ini sesuai dengan pendapat APN (2008)

persalinan kala I pada umumnya, fase aktif berlangsung hampir 4 jam.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Oxorn (2010) yang menyatakan

bahwa lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Fase aktif dibagi menjadi tiga

fase yaitu fase akselerasi dalam waktu dua jam, pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm dan fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm, serta fase

deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10cm. Sesuai dengan kondisi

tersebut penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori.

101
b. Kala II

Pada kala II Ny “S” dimulai dari pembukaan lengkap yaitu pada

pukul 08.00 sudah terjadi pembukaan lengkap. Ketuban sudah pecah.

His kuat dan spontan serta terjadi lebih sering. Bayi lahir secara

spontan pada jam 08.10 WIB, jenis kelamin laki-laki. Tidak dilakukan

episiotomi namun dilakukan penjahitan karena terjadi robekan jalan

lahir derajat 2. Menurut penulis keadaan yang dialami Ny ”S” dalam

keadaan normal dikarenakan adanya tanda-tanda dorongan untuk

memeran, dorongan tekanan anus, perineum menonjol dan vulva

membuka. Hal ini sesuai dengan pernyataan APN (2008) yang

menyatakan bahwa kala II berlangsung dari lahir kala satu, yaitu

setelah pembukaan lengkap, sampai lahirnya bayi. Pada akhir kala

satu sebelum pasien memasuki kala dua, kontraksi uterus menjadi

lebih sering dan diikuti dengan ras nyeri yang paling hebat selama

persalinan. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan. His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit,

durasi 50-100 detik. Lamanya kala II untuk primigrvida 50 menit dan

multigravida 30 menit. Berdasarkan data diatas disimpulkan tidak ada

kesenjangan yang terjadi antara fakta dan opini.

c. Kala III

Berdasarkan fakta, pada jam 08.10 WIB Ny “S” melahirkan bayi

dengan jenis kelamin laki-laki dan dilakukan manajemen aktif kala III.

hingga plasenta lahir pada jam 08.45 WIB. Plasenta lahir secara

spontan dan intake dalam waktu 30 menit. Menurut peneliti proses

persalinan dan kelahiran plasenta Ny ”S” berjalan lancar dan tidak ada

102
komplikasi yang menyertai. Hal ini sesuai dengan pernyataan APN

(2008) yang menyatakan bahwa lepasnya plasenta, tanda-tandanya

uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas

kesegmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi

perdarahan. Lahirnya plasenta terjadi dalam dua tahap, yaitu pertama

pelepasan plasenta dari dinding uterus ke dalam segmen bawah rahim

dan atau vagina dan yang kedua pengeluaran plasenta yang

sesungguhnya dari jalan.

Sesuai dengan kondisi tersebut menurut peneliti, proses

persalinan plasenta pada Ny “S” berjalan dengan baik dan lancar

dengan tanpa komplikasi, dan tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori.

d. Kala IV

Pada observasi kala IV Ny “S” didapatkan data bahwa pada saat

proses persalinan normal hingga 2 jam post partum terjadi perdarahan

kurang lebih 150 cc, TTV: TD: 140/70mmHg, N: 84x/menit, S: 37ºC,

RR: 24x/menit, TFU: 2 jari bawah pusat, dilakukan IMD. Sesuai fakta

tersebut, menurut pendapat penulis observasi 2 jam post partum sudah

dilakukan untuk mengantisipasi adanya komplikasi darurat pada ibu.

Hal ini sesuai dengan pendapat APN (2008), Mealanjutkan

pemantauan kontraksi, mencegah perdarahan pervaginam dan

memeriksa TTV pada Ny ”S. Berdasarkan fakta dan teori diatas dapat

di ambil kesimpulan bahwa tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

103
4.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Tabel 4.4 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable BBL Bayi “S” di

BPM Kunti Salamah Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang”.

Asuhan BBL 1 Meii 2017 Nilai


Jam
Penilaian Awal 08.10 Menangis spontan, warna kulit merah
muda, reflek baik
Apgar Skor 08.15 8-9
Inj. Vit K 09.44 Sudah diberikan
Salep mata 09.45 Sudah diberikan
BB 08.18 3100 gram
PB 05.19 50 cm
Lingkar kepala 05.20 SOB: 31 cm, , FO: 35 cm, MO: 35 cm
Lingkar dada 05.21 32 cm
BAK - -
BAB 10.00 Mekonium
Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data subjektif

Bayi Ny ”S” usia 1 jam lahir spontan, menangis kuat, bernaafas tanpa

kesulitan, bergerak aktif, jenis kelamin laki-laki dan sudah dilakukan IMD.

Menurut penulis hal ini fisiologis karena sudah sesuai dengan asuhan yang

harus diberikan pada BBL yaitu IMD 1 jam. Hal ini sesuai dengan

pendapat (APN, 2008) IMD harus dilakukan pada BBL dan ASI menjadi

lancar karena bayi menghisap kuat pada pemeriksaan dua hari setelah

persalinan spontan, keluarnya ASI dengan lancar dapat dipengaruhi oleh

reflek hisap bayi, semakin kuat hisapannya semakin lancar ASI yang

keluar.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

104
2. Data objektif

Pada hasil pemeriksaan bayi Ny “S”, berat badan bayi 3900 gram,

panjang badan 51 cm, lingkar kepala 36cm lingkar dada 34 cm, menangis

spontan, warna kulit merah muda, reflek baik. Menurut penulis hal ini

fisiologis sesuai dengan ciri-ciri baru lahir menurut Nanny (2010) bahwa

ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal, Berat badan 2500-4000 gram, panjang

badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, nilai

apgar skor 7-10 normal, kulit kemerah-merahan.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori. Karena kelahiran bayi sesuai dengan usia kehamilan

ibu sehingga bayi lahir dengan normal.

3. Analisa data

Pada BBL adalah BBLN usia 1 jam. Menurut peneliti berdasarkan

pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

analisa data kebidanan pada BBL sudah sesuai dengan standart analisa

data kebidanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011) penulisan

analisa data diagnosa BBL yaitu BBLN dengan …..

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Fakta bayi “S” lahir pada jam 08.10 WIB dan pada jam 09.44 WIB

melakukan injeksi vit K dan salep mata. Menurut penulis hal itu sudah

sesuai dengan pendapat APN (2008) Memberi suntikan vitamin K1 1mg

105
intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini

(IMD) Memberi salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori karena penolong menolong persalinan sesuai dengan

asuhan persalinan normal.

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan analisa tentang kesesuaian

antara teori dengan kenyataan yang terjadi pada pasien dengan post natal care.

Berikut ini akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam

pembahasan tentang asuhan kebidanan pada post natal care atau masa nifas.

Dalam pembahasan yang berkaitan dengan post natal care ini maka dapat

diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable PNC Ny “U” di

BPM Kunti Amd.Keb Desa Gudo, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang

Tanggal PNC 1-05-2017 7-05-2017 15-05-2017 10-06-2017


Post partum 8 jam post partum 3 hari 10 hari 20 hari
Anamnesa nyeri pada jalan Sudah merasa Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
lahir pasca sehat dari hari
melahirkan sebelumnya
Tekanan darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg
Laktasi Colostrum sudah Asi lancar, tidak Asi keluar lancar, Asi keluar lancar,
keluar terdapat tidak ada tidak ada
bendungan asi bendungan asi bendungan asi
Involusi TFU 2 jari di bawah Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
pusat, kontraksi
baik
Lochea Lochea rubra Sanguiolenta Lochea serosa Lochea alba

Sumber: Data Primer 2017

106
Berdasarkan data dan fakta diatas, maka dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data subjektif

a. Anamnesa

Ny “S” setelah post persalinan mengatakan adanya rasa nyeri

pada genitalia. Rasa nyeri tersebut berlangsung selama beberapa hari

dan berangsur-angsur hilang seiring dengan proses penyembuhan.

Menurut pendapat peneliti rasa nyeri yang dirasakan oleh Ny “S”

adalah wajar. Hal itu terjadi karena adanya discontinuitas jaringan

akibat proses persalinan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar

(2008) yang menyatakan bahwa nyeri pasca persalinan merupakan

efek samping yang harus diderita oleh mereka yang pernah

menjalani persalinan. Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh

perobekan jalan lahir akibat proses persalinan. Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100%, ibu akan mengalami nyeri atau

gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan gerakan-

gerakan kasar yang tiba-tiba. Berdasarkan data dan fakta tersebut

dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara kenyataan

dengan teori.

b. Eliminasi

Berdasarkan fakta Ny “S” sudah BAK sejak 6 post partum,

BAB pada 2 hari post partum dengan konsistensi lunak, pada hari ke

3 BAK dan BAB sudah lancar. Menurut peneliti hal ini fisiologis

karena sudah BAB dan BAK di awal 6 jam post partum dan setelah

itu sudah lancar karena nutrisi ibu terpenuhi dengan baik. Hal ini

107
sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009), klien harus BAK dalam

waktu 6 jam post partum, bila 8 jam post partum belum BAK,

dirangsang dengan air mengalir, kompres hangat dan lain-lain. Bila

tidak bisa dilakukan kateterisasi. BAB: supaya buang air besar

kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan

asupan cairan, dan ambulasi awal. Normalnya ibu sudah BAB

sampai 6 hari post partum.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya

penyimpangan antara fakta dan teori.

2. Data Objektif

a. Laktasi

Berdasarkan fakta yang terjadi pada Ny “S” 6 jam setelah

persalinan ASI belum keluar lancar dan sudah keluar kolostrum.

Menurut peneliti hal ini normal karena produksi ASI sudah lancar.

Hal ini sesuai dengan (APN, 2008) ASI menjadi lancar karena bayi

menghisap kuat dan keluarnya ASI dengan lancar dapat dipengaruhi

oleh reflek hisap bayi, semakin kuat hisapannya semakin lancar ASI

yang keluar.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya

penyimpangan antara fakta dan teori.

b. Involusi

1) TFU

Berdasarkan fakta yang terjadi pada asuhan kebidanan Ny

“S” didapatkan data bahwa pada 8 jam post persalinan TFU 2 jari

108
dibawah pusat, kontraksi uterus baik. Pada hari ketiga post

partum TFU 2 jari di bawah pusat dan kontraksi uterus baik. Pada

hari ke sepuluh setelah persalinan TFU berada di pertengahan

symphisis dan pusat dengan kontraksi uterus baik dan pada saat

pemeriksaan 20 hari post persalinan TFU tidak teraba. Menurut

pendapat penulis kondisi yang dialami Ny. “S” adalah normal

dimana setelah melahirkan atau janin tidak berada di uterus lagi,

maka terjadi proses involusi uterus, yaitu proses dimana uterus

mengecil dan kembali ke ukuran semula. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sulistyawati (2009) yang menyatakan bahwa involusi

uterus adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi yang

normal setelah kelahiran bayi. Setelah bayi dilahirkan, uterus

yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan

menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar

yang bermuara pada bekas implantasi placenta, sedangkan tinggi

fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah placenta lahir

tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke 5 post

partum uterus + setinggi 7 cm diatas simpisis atau setengah

simfisis pusat. Sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi

diatas simfisis (Sulistyawati, 2009). Berdasarkan data dan konsep

teori tersebut maka menurut penulis proses involusi pada Ny “S”

berjalan secara normal.

109
2) Lochea

Berdasarkan fakta pada Ny “S”, pada 6 jam post partum

lochea rubra berwarna merah segar, pada 7 hari post partum

lochea sanguelenta berwarna merah kekuningan, pada 14 hari post

partum lochea serosa cairan yang keluar berwarna kuning

kecoklatan, pada hari ke 37 post partum lochea alba berwarna

putih. Menurut peneliti hal ini normal karena tidak mengarah ke

patologis, hal ini sesuai dengan pendapat Sulistiyawati (2009)

Lochea rubra berisi darah segar, sel-sel desidua dan chorion

terjadi selama 2 hari pasca persalinan, lochea sanguelenta

berwarna merah kekuningan berisi darah dan lender terjadi pada

hari ke 3 sampai 7 pasca persalinan, lochea serosa berwarna

kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi terjadi pada hari ke 7

sampai 14 pasca persalinan, lochea alba cairan putih terjadi

setelah 2 minggu pasca persalinan.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya

penyimpangan antara fakta dan teori.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny ”S” adalah P3A0 post partum hari ke 40

fisiologis. Menurut peneliti berdasarkan pemeriksaan kebidanan maka

dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada kehamilan Ny

“S” sudah sesuai dengan standart analisa data kebidanan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sulistyawati (2011) penulisan analisa data diagnosa

ibu nifas yaitu P... A... post partum hari ke fisiologis.

110
Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas

pada Ny ”S” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak

ditemukannya masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran

pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE

tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dan sebagainya, dan

kontrol ulang. Menurut penulis hal ini fisiologis dan tindakan

kebidanan yang telah dilakukan pada masa nifas sudah sesuai dengan

konsep yang ada sehingga tidak ada komplikasi yang muncul pada masa

nifas. Sesuai dengan pendapat Lisnawati (2003), seperti melakukan

observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses

laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif,

nutrisi dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

111
4.5 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

Tabel 4.5 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable Neonatus By “S”

di BPM Kunti Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.

Tgl Kunjungan
2 Mei 2017 7 Mei 2017 11 Mei 2017
Neo
ASI Ya Ya Ya
BAK 2 kali hari ini, 6 kali/hari, warna 6 kali/hari, warna
warna kuning kuning jernih kuning jernih
jernih
BAB 2kali hari ini, 4 kali/ hari, warna 5 kali/ hari, warna
warna hitam hitam kuning
BB 3900 gram 3900 gram 3900 gram
Ikterus Tidak Ya Ya
Tali pusat Basah Basah Sudah lepas
Tidak kemerahan, Tidak kemerahan,
tidak bau, tidak tidak bau, tidak
bengkak bengkak

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data subjektif

Pada bayi Ny ”S” usia 1 hari dalam keadaan baik menyusu dan

menghisap puting dengan kuat. Menurut penulis hal ini fisiologis karena

keadaan bayi baik dan ASI lancar, hal ini sesuai dengan pendapat (APN,

2008) ASI menjadi lancar karena bayi menghisap kuat pada pemeriksaan

dua hari setelah persalinan spontan, keluarnya ASI dengan lancar dapat

dipengaruhi oleh reflek hisap bayi, semakin kuat hisapannya semakin

lancar ASI yang keluar.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan antara

fakta dan teori.

112
2. Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik

Neonatus cukup bulan warna kulit selama kunjungan rumah

pertama merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak

ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada

ekstremitas. Sesuai dengan teori Nanny (2010) Neonatus dikatakan

dalam batas normal jika tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.

Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori

1) Eliminasi

Berdasarkan fakta, pada usia 1 hari Neonatus Cukup bulan

sudah BAK, warna kuning jernih, dan BAB pada usia 1 hari,

warna hitam. Menurut peneliti ini fisiologis, sesuai dengan

pendapat Nanny (2010) Mekonium keluar pertama kali dalam

waktu 24 jam setelah lahir menandakan anus bayi baru lahir telah

berfungsi, mekonium dikeluarkan 2 sampai 3 hari setelah lahir.

Warna fases bayi berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur

4 sampai 5 hari. Bayi yang diberi Asi fases menjadi lebih lembut,

warna kuning terang dan tidak berbau. Frekuensi BAB bayi

sedikitnya sekali dalam sehari. Hari selanjutnya setelah bayi

dilahirkan bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali sehari.

113
Berdasarkan hal tersebut, tidak dijumpai adanya

penyimpangan antara fakta dan teori, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa proses eliminasi pada Neonatus cukup bulan

berjalan normal karena normalnya sistem pencernaan dari

neonatus cukup bulan.

3. Analisa Data

Analisa data Neonatus cukup bulan. Menurut peneliti berdasarkan

pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

analisa data kebidanan sudah sesuai dengan standart analisa data

kebidanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011), diagnosa

asuhan kebidanan pada neonatus yaitu: Neonatus cukup bulan usia.....hari

keadaan bayi.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada

Neonatus cukup bulan sebagaimana untuk neonatus pada umumnya.

Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE, seperti KIE tanda bahaya

neonatus, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari. KIE

diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami

penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Menurut peneliti

penatalaksanaan sudah sesuai dengan keluhan yang ada pada bayi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Nanny (2010)

114
Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

4.6 Kebidanan Pada Keluarga Berencana

1. Data subjektif

Ny “S” mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi pil.

Pilihan ibu terhadap metode kontrasepsi pil menurut peneliti adalah

kurang tepat karena melihat usia dan jumlah anak ibu seharusnya

menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. Hal ini sesuai dengan

pendapat BkkbN (2010) yang menyatakan bahwa untuk usia ibu yang

sudah tua dan memiliki anak lebih dari 2 dianjurkan menggunakan alat

kontrasepsi jangka panjng ataupun steril.

Berdasarkan pernyataan diatas maka disimpulkan tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Data objektif

Dari data objektif yang didapatkan pada Ny “S” saat asuhan

kebidanan keluarga berencana didapatkan data bahwa tekanan darah Ny

“S” saat diperiksa adalah 120/80 mmHg. Menurut peneliti tekanan darah

tersebut menyebabkan Ny “S” dapat melakukan metode kontrasepsi pil,

sebab dengan tekanan darah normal maka tidak aka nada efek samping.

Hal ini sesuai dengan pendapat BkkbN (2010) yang menyatakan bahwa

syarat untuk dilakukan metode kontrasepsi pil berhubungan dengan

tekanan darah. Berdasarkan kondisi Ny “S” diatas maka tidak ditemukan

antara kesenjangan fakta dan teori.

115
3. Analisa data

Analisa data pada Ny “S” terkait dengan KB adalah P3A0 akseptor

baru kb pil. Menurut penulis perumusan diagnosa kebidanan pada

keluarga berencana Ny “S” sudah sesuai. Hal ini sesuai dengan pendapat

Saifudin (2006) yang menyatakan bahwa diagnosa kebidanan pada

akseptor kb adalah P_ _ _ _ _ akseptor baru/lama KB.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksananaan asuhan kebidanan akseptor KB yang dilakukan

pada Ny “S” adalah sesuai dengan asuhan kebidanan akseptor KB post

partum normal. Menurut peneliti karena pada saat proses asuhan

kebidanan tidak ditemukan adanya masalah, Adapun tindakan yang

dilakukan penulis adalah memberikan KIE ulang tentang efek samping

dari KB pil dan keuntungan serta kerugian dari KB kondom. Hal ini

sesuai dengan pernyataan dalam JNPK-KR (2013) yang menyatakan

bahwa penatalaksanaan akseptor KB post partum meliputi KIE efek

samping dan keutungan serta kerugian dan waktu control ulang.

Berdasarkan fakta diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori.

116
BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny “S” dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny ”S” dengan usia

terlalu tua lebih dari 35 tahun,berjalan normal/fisiologis di BPM Kunti

Amd.Keb Desa Gudo Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.

2. Asuhan kebidanan pada persalinan Ny “S” tanggal 01 Mei 2017 di

temukan adanya kala 1 fase laten memanjang dikarenakan ada lilitan tali

pusat, namun proses persalinan berjalan dengan lancar tanpa ada penyulit

yang menyertai bayi baru lahir spontan.

3. Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny “S” dari setiap kunjungan hingga

akhir masa nifas keadaan ibu baik dan involusi uterus baik, tidak

ditemukan adanya tanda-tanda infeksi yang menyertai dan masa nifas

berakhir dengan fisiologis.

4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi Ny “S” lahir dengan

normal/fisiologis tanpa ada penyulit yang menyertai bayi baru lahir.

5. Asuhan kebidanan pada Neonatus, bayi Ny “S” lahir tanggal 01 Mei

2017 dengan keadaan bayi normal dan sehat, tidak di temukan kelainan

atau komplikasi lainnya dan kunjungan neonatus terakhir dengan

fisiologis.

6. Asuhan kebidanan KB pada Ny ”S” akseptor baru KB pil kurang tepat

karena melihat usia dan jumlah anak ibu lebih dari 2 anak.

117
5.2 Saran

1. Bagi bidan

Diharapkan bidan dapat memberi kepercayaan kepada mahsiswa

dan membimbing mahasiswa untuk melakukan asuhan yang baik dan

benar, terutama pada asuhan persalinan normal.

2. Bagi institusi

Diharapkan dari institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan

asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses

belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih

efektif dan efisien, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi

meningkat.

3. Bagi responden (klien)

Diharapkan klien bisa mendapatkan asuhan kebidanan secara

komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Klien

juga bisa mengerti tentang faktor resiko keadaannya. Sehingga dapat

membuat keputusan mengenai pemilihan kesehatannya.

4. Bagi penulis selanjutnya

Diharapkan penulis dapat membedakan lahan praktik dan teori dalam

penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Usia Lebih Dari 35

Tahun serta dapat mempraktikkan teori yang didapat secara langsung di dalam

lapangan dalam memberikan asuhan kebidanana, serta dapat terus belajar dan

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam melaksanakan asuhan

kebidanan secara komprehensif selanjutnya sebagai pembelajran dalam

mencegah resiko tinggi kemayian ibu dan bayi dan juga untuk kepustakaan atau

dijadikan bacaan.

118
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes.2015.Data SPM Per Indikator Provinsi Jawa Timur. [Diakses 11 Februari


2017]
Dinkes.2015.Profil Kesehatan Profinsi Jawa Timur. [Diakses 11 Februari 2017]
http://jurnalbidandiah.go.id/kebutuhan-ibu-hamil-tiap-trimester.html [Diakses 23
Februari 2017]
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/laporan-utama.html [Diakses 11 Februari]
JNPK-KR.2008.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : JNKP-KR
Kemenkes.2015.Kesehatan Ibu Dan Anak.Jakarta : Kementrian Kesewhatan dan
JICA
Lisnawati, Lilis.2013.Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede.2007.Pengantar Kuliah Obstetric.Jakarta. EGC
Mochtar, Rustam.2008.Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC
Nanny, Vivian.2010.Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Yogyakarta :
Salemba Medika
Prawirihardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT BINA PUSTAKA
Rochjati, P. 2003. Skrining Atenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : FK UNAIR
Rochjati, P. 2011. Skrining Atenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : FK UNAIR
Romauli.2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : Universitas Indonesia
Rukiyah, Ai Yeyeh.2014.Asuhan Kebidanan Kehamilan Bersadarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi.Jakarta :Trans Info Media
Saifudin.2006.Buku Panduan Praktis Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Sloane & Benedic. 2009. Petunjuk Lengkap Kehamilan. Alih Bahasa, Anton
Adiwiyoto. Pustaka Mina, Jakarta.
Sofian.2011.Sinopsis Obstetri.Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari.2013.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.Jakarta : Salemba
Medika
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Yogyakarta : C.V
ANDI OFFSET

119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
KUNJUNGAN 1

135
KUNJUNGAN 2

136
SENAM YOGA

137
PERSALINAN

138
BAYI BARU LAHIR

139
NIFAS

140
NEONATUS

141
KELUARGA BERENCANA

142
CATATAN IMUNISASI ANAK

143
KSPR PERENCANAAN PERSALINAN

144
SURAT KETERANGAN LAHIR

145
CATATAN HASIL KUNJUNGAN NEONATUS

146
CATATAN HASIL KUNJUNGAN NIFAS

147
148
149
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

150

Anda mungkin juga menyukai