Anda di halaman 1dari 8

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN LUKA

DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT PTPN II


BANGKATAN BINJAI TAHUN 2016

Level of Knowledge of Patients on Diabetes Melitus Treatment In PTPN II


Bangkatan Binjai Hospital in 2016

Leli Herawati1
1
Dosen Akademi Keperawatan Sehat Binjai
E-mail: leli.herawati0987@gmail.com

Abstrak
Luka Diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik yang melibatkan gangguan pada saraf
pariferal dan autonomik. Setiap tahun lebih dari satu juta orang penderita Diabetes kehilangan salah satu
kakinya sebagai salah satu komplikasi Diabetes, ini berarti bahwa setiap 30 detik satu tungkai hilang
karena Diabetes di suatu tempat di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien dalam perawatan luka Diabetes Melitus di Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai
Tahun 2016. Metode penelitian ini bersifat observasional deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien yang dirawat di Ruang Wanita RS PTPN II Bangkatan Binjai, berjumlah 20 orang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 orang dengan tekhnik pengambilan sampel Accidental
Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Luka
Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016 yang di interprestasikan
terdapat yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (60%), cukup sebanyak 2 orang (20%) dan kurang
sebanyak 2 orang (20%). 3. Diharapkan pasien mampu mencegah Luka Diabetes dengan pengendalian
glukosa darah, penggunaan alas kaki, merawat kuku kaki, perawatan kaki dan senam kaki. Jika sudah
terjadi Komplikasi dengan Luka Diabetes, diharapkan pasien mampu melakukan perawatan luka diabetes
dengan baik.
Kata Kunci: Pengetahuan Pasien, Perawatan Luka Diabetes Melitus

Abstract
Diabetic wounds are injuries that occur in patients with diabetics involving disorders of the peripheral and
autonomic nerves. Every year more than one million people with diabetes lose one of their legs as one of
the complications of diabetes, this means that every 30 seconds one leg is lost due to diabetes somewhere
in the world. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of patients in the
treatment of diabetes mellitus wounds in PTPN II Hospital Binjai Departure in 2016. The method of this
study was descriptive observational. The population in this study were all patients treated at the Women's
Room at PTPN II Bangkat Binjai Hospital, totaling 20 people. The sample in this study amounted to 10
people with accidental sampling techniques. The results of this study indicate that the Knowledge Level
of Patients About Diabetes Wound Care in the Women's Room of PTPN II Hospital Binjai Departure in
2016 which is interpreted is good knowledge as many as 6 people (60%), enough as many as 2 people
(20%) and less than 2 people (20%). 3. It is expected that patients will be able to prevent Diabetes Injuries
by controlling blood glucose, using footwear, treating toenails, foot care and foot exercises. If
Complications with Diabetes Injuries have occurred, the patient is expected to be able to treat diabetic
wounds properly.
Keywords: Patient Knowledge, Diabetes Melitus Wound Care

PENDAHULUAN DM tipe 2, DM Gestasional dan DM tipe


Diabetes Mellitus (DM) adalah lain. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2
penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh merupakan salah satu jenis yang paling
tidak dapat memproduksi cukup insulin atau banyak di temukan yaitu lebih dari 90-95%
menggunakan insulin secara efektif. (ADA, 2015).
Menurut American Diabetes Asociation Diabetes melitus (DM)
(ADA), DM dapat diklasifikasikan menyebabkan angka kesakitan dan kematian
menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe 1, yang terus meningkat diseluruh dunia.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 110


Menurut WHO angaka prevalensi DM telah diikuti Riau (10,4%), dan NAD (8,5%).
mencapai jumlah wabah atau Epidemi, Sementara itu Prevalensi Diabetes Melitus
WHO memperkirakan pada negara terendah ada di Provinsi Papua (1,7%),
berkembang pada tahun 2025 akan muncul diikuti NTT (1,8%). Prevalensi glukosa
80% kasus baru. Saat ini DM di tingkat terganggu tertinggi di Papua Barat (21,8%),
dunia di perkirakan lebih dari 230 juta, diikuti Sulawesi Barat (17,6%) dan Sulawesi
hampir mencapai proposi B% dari populasi Utara (17,3%) sedangkan terendah di Jambi
orang dewasa. Di perkirakan 20 tahun (4%). DM terbanyak pada kelompok usia
mendatang jumlah penderita DM akan 45-54 tahun, di daerah perkotaan sebesar
mencapai 350 juta. Setiap 10 detik ada orang 14,7% sedangkan didaerah pedesaan 5,8%.
yang meninggal terkait dengan DM. DM Peningkatan prevalensi DM juga
merupakaan penyakit Epidemi tersembunyi terjadi di provinsi Sumatera Utara.
yang memakan korban setiap tahunnya. DM Prevalensi penderita DM di Sumatera
tipe 2 adalah penyakit yang di sebabkan oleh Utara pada tahun 2012 adalah 1,8%
faktor genetik `dan lingkungan, yang (Riskesdas, 2013). Penanganan Diabetes
biasanya muncul saat usia dewasa. DM tipe yang tidak baik menyebabkan peningkatan
2 bertanggung jawab atas 90-95% kasus luka DM, dimana beresiko terjadinya
DM, Amputasi sampai 1 dan bertanggung kerusakan syaraf, yang menuju kepada
jawab terhadap tingginya angka biaya kerusakan aliran darah dan menyebabkan
hemodialisis. mati rasa pada kaki. Hal ini menambah
Pada saat ini, terjadi peningkatan kerentanan terhadap luka-luka di kaki yang
prevalensi DM di seluruh dunia. Pada tahun memerlukan waktu lama untuk disembuhkan
2013, tercatat sebesar 382 juta orang di dan bahaya infeksi (Rowe, 2014).
dunia yang berumur 40–59 tahun menderita Luka Diabetes adalah komplikasi
DM dan diperkirakan akan terus Diabetes yang membutuhkan perawatan
meningkat setiap tahunnya. Data regional optimal di Rumah Sakit akibat ulkus, infeksi
IDF menunjukkan bahwa Asia Tenggara dan gangren yang menyebabkan beban biaya
menduduki peringkat ke-2 tertinggi di yang berat bagi pasien dan keluarga serta
dunia dengan jumlah penderita DM pasien dapat mengalami amputasi (Rowe,
sebanyak 72 juta jiwa. Pada tahun 2035 2014). Setiap tahun lebih dari satu juta orang
diperkirakan angka ini akan meningkat penderita Diabetes kehilangan salah satu
70.6% menjadi 122,8 juta penderita (IDF, kakinya sebagai salah satu komplikasi
2013). Diabetes, ini berarti bahwa setiap 30 detik
Jumlah penderita DM di Indonesia satu tungkai hilang karena Diabetes di suatu
menduduki peringkat ke-7 dunia (IDF, tempat di dunia. Dari semua amputasi
2013). Saat ini prevalensi DM di Indonesia tungkai bawah 40-70% berkaitaan dengan
yang telah didiagnosis dokter adalah 1,4%, Diabetes banyak insiden amputasi tungkai
jumlah ini diperkirakan akan terus bawah di perkirakan 5-25/100,000
meningkat (Riskesdas, 2013). orang/tahun sedangkan penderita Diabetes
RISKESDES (2013) menambahkan jumlah penderita yang di amputasi sebanyak
bahwa peningkatan tersebut terjadi sesuai 6-8/1000 orang mayoritas amputasi ini di
dengan bertambahnya umur, namun mulai dahului ulkus (Soegondo, 2013).
umur 65 tahun cenderung menurun, Menurut pakar Dabetes Em Yunir,
cenderung lebih tinggi perempuan dari pada di Indonesia ulkus diabetes merupakan kasus
laki-laki, dan lebih tinggi diperkotaan dari yang paling banyak dirawat dirumah sakit.
pada dipedesaan. Federasi Internasional Angka kematian yang disebabkan oleh ulkus
menyatakan insiden tersebut secara tidak Diabetes berkisar sebayak 17-23%
langsung meningkatkan prevalensi luka DM sedangkan angka amputasi sebanyak 15-
1,4% (Saad, 2013). 30% (Pdpersi, 2011). Pakar Biokimia dan
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Biomedis Australia menyatakan Indonesia
Dasar (2007), angka prevalensi tertinggi memiliki populasi penderita Diabetes
terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dan terbesar keempat didunia dan radang kaki
Maluku Utara (masing-masing 11,1%), Dabetes (Diabetic Foot Ulcer) menjangkit

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 111


hampir 45% dari seluruh amputasi Diabetes proposal, seminar proposal, survey
(Kedutaan Besar Australia Indonesia, 2013). penelitian, pembagian quisioner, bimbingan
Komplikasi Luka Diabetic seperti KTI dan seminar KTI.
kejadian ulkus merupakan penyebab Populasi adalah seluruh subjek atau
tersering amputasi berdasarkan kejadian objek dengan karakteristik tertentu yang
non-traumatik. Resiko amputasi 15-40 kali akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam
lebih sering pada pasien DM dibandingkan penelitian ini adalah seluruh pasien yang
non-DM. Menurut saad (2013) strategi dirawat di Ruang Wanita RS PTPN II
pengolaan untuk merawat luka diabetes Bangkatan Binjai, berjumlah 20 orang
adalah dengan mencegah tekanan dan kaki Sampel merupakan bagian populasi
jatuh kedepan. Penerapan kerangka kerja yang akan diteliti atau sebagian dari jumlah
dalam perawatan luka diabetic dikenal dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
dengan (tissue management. Inflamasi, (Notoatmodjo, 2011).
infection control, moisture balance, and Sampel dalam penelitian ini adalah
epithelial (edge) advancement). Selain itu seluruh pasien yang berada di Ruang Wanita
selalu memonitor kadar gula darah pasien RS PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016.
dan memperhatikan penyebab yang dapat Tekhnik sampling yang digunakan dalam
menyebabkan trauma minor pada kaki yang penelitian ini adalah accidental sampling
tidak terlihat seperti pembentukan kallus karena dilakukan dengan mengambil kasus
akibat menggunakan alas kaki yang tidak atau responden yang kebetulan ada atau
sesuai (Holt, 2013). tersedia disuatu tempat sesuai dengan
Keluarga memiliki peranan yang konteks penelitian. Populasi dijadikan
sangat penting bagi pasien diabetes. Perilaku sampel berjumlah 10 orang (Notoatmodjo,
pengelolaan perawatan luka penyakit DM 2011).
oleh pasien perlu dilakukan terus-menerus Sebelum melakukan pengumpulan data,
dan dibutuhkan adanya peran serta keluarga perlu dilihat alat ukur pengumpulan data
untuk memberikan dukungan agar pasien agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat
termotivasi melakukannya. Dukungan ukur pengumpulan data tersbut berupa
keluarga merupakan faktor yang paling kuesioner/angket, observasi, wawancara atau
utama untuk mempertahankan metabolik gabungan ketiganya (Hidayat, 2012).
kontrol yang akan mempengaruhi kualitas Cara pengumpulan data pada
hidup pasien. Sehingga pasien dan keluarga penelitian ini adalah menggunakan
perlu memiliki pengetahuan tentang kuesioner. Dalam penelitian ini penulis
perawatan luka Diabetik. menjelaskan kepada responden tentang
tujuan, manfaat dan proses pengisian
METODE kuesioner sebelum menyatakan kesediaan
Penelitian ini bersifat observasional menjadi responden. Calon responden yang
deskriptif di lakukan terhadap sekumpulan bersedia diminta untuk menandatangani
objek yang biasanya bertujuan untuk melihat lembar persetujuan yang telah disediakan,
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) responden diberikan kuesioner yang akan
yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. diisi dan selanjutnya data dikumpulkan
Penelitian ini menggambarkan tingkat untuk dianalisa.
pengetahuan pasien tentang perawatan luka Dalam penelitian ini menggunakan
Diabetik di Rumah Sakit PTPN II skala Guttman sebagai alat ukur data, skala
Bangkatan Binjai Tahun 2016. Guttman merupakan skala yang bersifat
Lokasi penelitian ini dilakukan di tegas seperti jawaban dan pertanyaan ya dan
RS PTPN II Bangkatan Binjai dengan tidak, tahu dan tidak tahu. Tujuan
alasan: tersedianya responden, hemat waktu meggunakan skala ini untuk memudahkan
dan biaya, dan lokasi yang dekat responden dalam pengisisan kuesioner.
Penelitian ini dilakukan pada Bulan (Hidayat, 2007).
Januari 2016 dalam kurun waktu tersebut Untuk mengukur pengetahuan
dilakukan survey lapangan, penelusuran responden tentang perawatan Luka Diabetes
pustaka, pengajuan judul, bimbingan dengan menggunakan pertanyaan skala

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 112


Guttman sebanyak 20 pertanyaan, sebagai Sakit PTPN II Bangkatan Binjai data-data
berikut: tersebut ditabulasi dan dipersentasikan pada
1. Definisi Tentang Perawatan Luka masing-masing tim, kemudian
Diabetes Melitus (no 1-5) diinterprestasikan sesuai dengan variabel
2. Pencegahan Perawatan Luka Diabetes dan diketahui beberapa hal yang berkaitan
Melitus (no 6-10) dengan penelitian yang telah dilakukan.
3. Tujuan Perawatan Luka Diabetes
Melitus (no 10-15) Distribusi Data Umum Responden
Analisa data dalam penelitian ini 1. Analisis Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan
Univarite (Analsis deskriptif) Responden Tentang Perawatan Luka
Analisis univariat bertujuan untuk Diabetes Berdasarkan Umur Di Ruang
menjelaskan atau mendeskripsikan Bersalin Rumah Sakit PTPN II
karakteristik setiap variabel penelitian. Bangkatan Binjai Tahun 2016
Untuk data numerik digunakan nilai mean
rata – rata, median standar deviasi. No Umur Frekuensi Persentase
Misalnya, distribusi frekuensi responden
berdasarkan : umur, jenis keamin, tingkat 1 30-40 2 20%
pendidikan,dan sebagainya. 2 41-50 5 50%
P = F/N X 100% 3 51-60 3 30%
Keterangan:
Jumlah 10 100%
P = Persentase
∑F = Jumlah jawaban yang benar Berdasarkan tabel 1 di atas dapat di
N = Jumlah pertanyaan ketahui bahwa mayoritas rentang usia
Setelah mendapatkan perhitungan responden terdapat pada usia 41-50 tahun
data sebelumnya, nilai – nilai : yaitu sebanyak 5 orang (50%).
a. Kategori baik adalah apabila pertanyaan
benar responden 76% - 100% Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan
b. Kategori cukup adalah apabila Responden Tentang Perawatan Luka
pertanyaan benar oleh responden 60% - Diabetes Berdasarkan Tingkat
75% Pendidikan Di Ruang Bersalin Rumah
c. Kategori kurang adalah apabila Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Tahun
pertanyaan benar oleh responden ≤ 2016
59%.
No Pendidi- Frekuensi Persentase
HASIL PENELITIAN kan
Karakteristik Responden 1 SMP 7 Org 70%
Pelaksanaan penelitian Tingkat Pengetahuan 2 SMA 3 Org 30%
Pasien tentang Perawatan Luka Daibetes di 3 S1 0 Org 0%
Ruang Wanita Rumah Sakit PTPN II
Bangkatan Binjai Tahun 2016 yang Jumlah 10 Org 100%
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan
April 2016 . Sampel dalam penelitian adalah Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
Pasien Diabetes Melitus di Ruang Wanita di ketahui bahwa mayoritas pendidikan
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan dengan responden berpendidikan SMP yaitu
jumlah sampel 10 orang. Setelah mendapat sebanyak 7 orang (70%).
penjelasan dari peneliti maka responden
diberikan pertanyaan secara tertutup yang Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan
disebarkan seluruhnya. Responden Tentang Perawatan Luka
Berdasarkan quesioner yang telah Diabetes Berdasarkan Pekerjaan Di
dikembalikan, diperoleh data-data mentah Ruang Wanita Rumah Sakit PTPN II
yang perlu diolah, hasil penelitian Bangkatan Binjai Tahun 2016
berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasien
tentang Perawatan Luka Diabetes di Rumah

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 113


No Pendi- Freku- Persen- 3 Kurang 1 10%
dikan ensi tase Jumlah 10 100%
1 IRT 4 40%
2 PNS 0 0% Berdasarkan Tabel 1.5 diatas dapat
3 Wiraswasta 2 20% di ketahui bahwa dari 10 responden (100%)
4 Petani 4 40% yang berpengetahuan baik tentang
Jumlah 10 100% Pencegahan Luka Diabetes di Ruang Wanita
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat di adalah sebanyak 5 orang (50%),
berpengetahuan cukup 4 orang (40%) dan
ketahui bahwa mayoritas pekerjaan
berpengetahuan kurang 1 orang (10%).
responden yaitu bekerja sebagai IRT dan
petani, IRT sebanyak 4 orang (40%) dan
Petani 4 orang (40%). Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan
Responden Tentang Perawatan Luka
Berdasarkan Tujuan Perawatan Luka
Distribusi Tingkat Pengetahuan
Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit
Responden
PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016
Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan
Responden Tentang Perawatan Luka Tujuan Freku Persen-
Diabetes Berdasarkan Definisi Luka Perawatan ensi tase
No
Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit Luka
PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016 Diabetes
1 Baik 5 50%
No Definisi Freku- Persen- 2 Cukup 4 40%
Luka ensi tase 3 Kurang 1 10%
Diabetes Jumlah 10 100%
1 Baik 6 60%
2 Cukup 2 20% Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat di
3 Kurang 2 20% ketahui bahwa dari 10 responden (100%)
yang berpengetahuan baik tentang Tujuan
Jumlah 10 100% Perawatan Luka Diabetes di Ruang Wanita
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai
adalah sebanyak 5 orang (50%),
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat di berpengetahuan cukup 4 orang (40%) dan
ketahui bahwa dari 10 responden (100%) berpengetahuan kurang 1 orang (10%).
yang berpengetahuan baik tentang Definisi
Luka Diabetes di Ruang Wanita Rumah Tabel 7. Distribusi Tingkat Pengetahuan
Sakit PTPN II Bangkatan Binjai adalah Responden Tentang Perawatan Luka
sebanyak 6 orang (60%), berpengetahuan Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit
cukup 2 orang (20%) dan berpengetahuan PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016
kurang 2 orang (20%).
No Pengeta- Freku- Persen-
Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan huan ensi tase
Responden Tentang Perawatan Luka 1 Baik 6 60%
Diabetes Berdasarkan Pencegahan Luka 2 Cukup 2 20%
Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit 3 Kurang 2 20%
PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016 Jumlah 10 100%
Pencegahan Freku- Persen- Berdasarkan hasil Tingkat
No Luka ensi tase Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan
Diabetes Luka Diabetes di Ruang Wanita Rumah
1 Baik 5 50% Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016
2 Cukup 4 40%

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 114


yang di interprestasikan terdapat yang Berdasarkan jenjang pendidikan
berpengetahuan baik sebanyak 6 orang dalam penelitian ini bahwa responden yang
(60%), cukup sebanyak 2 orang (20%) dan paling banyak memiliki tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 2 orang (20%). baik yaitu pada jenjang pendidikan SMA.
Sedangkan yang paling sedikit pada jenjang
PEMBAHASAN pendidikan SMP.
Dalam pembahasan ini penulis ingin Hasil penelitian tersebut sesuai
membahas hal-hal yang berkaitan dengan dengan pendapat Hidayat (2008) pendidikan
penelitian seperti yang telah di kemukakan merupakan penuntut manusia untuk berbuat
pada bagian pendahuluan bahwa tujuan dan mengisi kehidupannya dapat digunakan
umum adalah untuk mengetahui Tingkat sebagaimana umumnya semakin tinggi
Pengetahuan Pasien tentang Perwatan Luka pendidikan sesorang semakin mudah
Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit menerima informasi dan semakin baik
PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016. pengetahuan yang diketahui.
3) Pekerjaan
4.2.1 Karakteristik Umum Responden Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa
Penelitian karakteristik responden penelitian
1) Umur berdasarkan pekerjaan di Ruang Wanita
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai
karakteristik responden penelitian Tahun 2016 terbanyak bekerja sebagai IRT
berdasarkan usia di Ruang Wanita Rumah dan Petani yaitu IRT 4 orang (40%), petani 4
Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016 orang (40%) dan wiraswasta 2 orang (20%).
terbanyak pada usia 41-50 tahun sebanyak 5 Diketahui bahwa pekerjaan
orang (50%), 51-60 tahun sebanyak 3 orang mempengaruhi tingkat pengetahuan
(30%), dan paling sedikit 30-40 tahun sesorang. Berdasarkan jenis pekerjaan dalam
sebanyak 2 orang (20%). penelitian ini bahwa responden yang paling
Berdasarkan data yang diperoleh banyak memiliki tingkat pengetahuan baik
peneliti mayoritas rentang usia reponden yaitu responden yang memiliki pekerjaan
terdapat pada usia 41-50 tahun yaitu sebagai Petani sedangkan yang paling
sebanyak 5 orang (50%). Hasil penelitian ini sedikit yaitu responden yang memiliki
sesuai dengan pendapat Notoadmodjo pekerjaan sebagai Wiraswasta dan Ibu
(2007) bahwa usia merupakan komponen Rumah Tangga (IRT).
yang berpengaruh dengan pengalaman- Hasil penelitian ini sesuai dengan
pengalaman dan kemampuan berfikir. Umur pendapat Notoadmodjo (2007) pekerjaan
berbanding lurus dengan pengetahuan dan merupakan suatu cara mendapatkan hasil
pengalaman berarti semakin bertambah didalam suatu kebutuhan atau model
umur bertambah pengalaman dan kehidupan dalam rumah tangga, kesehatan
pengetahuan. Hal ini dibuktikan dari hasil kerja apalagi dalam kesehatan masyarakat
penelitian ini bahwa sebagian besar ciri pokoknya adalah upaya preventif
responden yang memiliki tingkat (pencegahan penyakit) dan promotif
pengetahuan baik pada rentang usia >40 (promosi kesehatan) kemampuan seseorang
tahun yaitu sebanyak 5 orang (50%), dalam melakukan pekerjaan disamping itu
sedangkan yang paling sedikit pada rentang kapasitas juga dipengaruhi oleh pendidikan,
usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 20 orang pengalaman, kesehatan, jenis kelamin dan
(20%). ukuran tubuh.
2) Pendidikan
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Pengetahuan Responden Tentang
karakteristik responden penelitian Perawatan Luka Diabetes, Definisi Luka
berdasarkan pendidikan di Ruang Wanita Diabetes, Pencegahan Luka Diabetes dan
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Tujuan Perawatan Luka Diabetes
Tahun 2016 terbanyak berpendidikan SMP 7 1) Pengetahuan
orang (70%) dan SMA 3 orang (30%). Dari Tabel 4.7 berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 115


pengetahuan keseluruhan Pasien tentang dilaksanakan dengan baik berkat
Perawatan Luka Diabetes di Ruang Wanita kerjasama peneliti dengan responden.
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai 2. Pengolahan data Tingkat Pengetahuan
Tahun 2016 berpengetahuan baik sebanyak Pasien tentang Perawatan Luka Diabetes
6 orang (60%), berpengetahuan cukup 2 Melitus di Ruang Wanita Rumah Sakit
orang (20%) dan berpengetahuan kurang 2 PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016
orang (20%). berdasarakan tingkat usia 41-50 tahun
2) Definisi Luka Diabetes sebanyak 5 orang (50%), usia 30-40
Berdasarkan Tabel 1.4 berdasarkan sebanyak 2 orang (20%) dan usia 51-60
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3 orang(30%).
tingkat pengetahuan responden tentang 3. Pengolahan data Tingkat Pengetahuan
definisi Luka Diabetes di Ruang Wanita Pasien tentang Perawatan Luka Diabetes
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai Melitus di Ruang Wanita Rumah Sakit
yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang PTPN II Bangkatan Binjai Tahun 2016
(60%), berpengetahuan cukup 2 orang berdasarkan pendidikan berpendidikan
(20%) dan berpengetahuan kurang 2 orang SMP sebanyak 7 orang (70%) dan SMA
(20%). sebanyak 3 orang (30%).
3) Pencegahan Luka Diabetes 4. Berdasarkan hasil Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan Tabel 1.5 berdasarkan Pasien Tentang Perawatan Luka Diabetes
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di Ruang Wanita Rumah Sakit PTPN II
tingkat pengetahuan responden tentang Bangkatan Binjai Tahun 2016 yang di
pencegahan luka diabetes yang di Ruang interprestasikan terdapat yang
Wanita Rumah Sakit PTPN II Bangkatan berpengetahuan baik sebanyak 6 orang
Binjai yang berpengetahuan baik sebanyak (60%), cukup sebanyak 2 orang (20%)
5 orang (50%), berpengetahuan cukup 4 dan kurang sebanyak 2 orang (20%).
orang (40%) dan berpengetahuan kurang 1 5. Berdasarkan hasil penelitian dapat
orang (10%). disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
4) Tujuan Perawatan Luka Diabetes responden berdasarkan definisi Luka
Berdasarkan Tabel 1.6 berdasarkan Diabetes di Ruang Wanita Rumah Sakit
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PTPN II Bangkatan Binjai yang
tingkat pengetahuan responden tentang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang
Tujuan Perawatan Luka Diabetes di Ruang (60%), berpengetahuan cukup 2 orang
Wanita Rumah Sakit PTPN II Bangkatan (20%) dan berpengetahuan kurang 2
Binjai yang berpengetahuan baik sebanyak orang (20%).
5 orang (50%), berpengetahuan cukup 4 6. Berdasarkan hasil penelitian dapat
orang (40%) dan berpengetahuan kurang 1 disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
orang (10%). responden berdasarkan pencegahan luka
diabetes yang di Ruang Wanita Rumah
KESIMPULAN Sakit PTPN II Bangkatan Binjai yang
Dari hasil penelitian dan berpengetahuan baik sebanyak 5 orang
pembahasan berdasarkan hasil penelitian (50%), berpengetahuan cukup 4 orang
terhadap karakteristik responden dan (40%) dan berpengetahuan kurang 1
jawaban kuisioner responden tentang orang (10%).
Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang 7. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Perawatan Luka Diabetes di Ruang Wanita disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai responden berdasarkan Tujuan Perawatan
Tahun 2016. Oleh karena itu penulis Luka Diabetes di Ruang Wanita Rumah
menyimpulkan: Sakit PTPN II Bangkatan Binjai yang
1. Penelitian tentang Tingkat Pengetahuan berpengetahuan baik sebanyak 5 orang
Pasien Tentang Perawatan Luka Diabetes (50%), berpengetahuan cukup 4 orang
di Ruang Wanita Rumah Sakit PTPN II (40%) dan berpengetahuan kurang 1
Bangkatan Binjai Tahun 2016 telah orang (10%).

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 116


SARAN DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian yang sudah Askandar. 2012. Mengenal Lebih Dalam
dijabarkan maka penulis memberi beberapa mengenai Diabetes Melitus,
saran yaitu : Yogyakarta : Nuha Media.
1. Kepada pasien diharapkan mulailah Holt, P. 2013. Asessment and management
menerapkan pola hidup sehat dari of patient with diabetic foot ulcers,
sekarang demi kesehatan dimasa yang Jakarta: EGC.
akan datang. Salah satu usaha untuk Kedutaan Besar Australia Indonesia. 2013.
menjaga kesehatan yaitu menjaga kadar Mengelola luka diabetes dan
gula darah dalam batas normal. Mengatur tekhnologi mutakhir
pola makan yang sehat, seperti sayuran (http://www.indonesia.embasy.gov.au.
dan buah- buahan, berolahraga teratur, Di akses pada 22 Januari 2016).
membuang kebisaan buruk seperti Maryunani, A. 2013. Perawatan Luka
merokok, minumn beralkohol adalah hal- Modern (Modern Woud care),
hal penting yang dapat di amalakan Jakarta: Inmedia.
dalam menjaga kadar gula dalam batas Nursalam. 2007. Pendidikan dan Perilaku
normal. Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika.
2. Diharapkan, pasien mampu mencegah Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan
Luka Diabetes dengan pengendalian Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta.
glukosa darah, penggunaan alas kaki, Notoatmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian,
merawat kuku kaki, perawatan kaki dan Jakarta : Rineka Cipta.
senam kaki. Jika sudah terjadi Persi (Pusat Data dan Informasi). 2011. RI
Komplikasi dengan Luka Diabetes, Rangking keempat jumlah penderita
diharapkan pasien mampu melakukan Diabetes terbanyak dunia (http://
perawatan luka diabetes dengan baik www. pdpersi.co.id/ content/news.
3. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat php?mid= 5 diakses tanggal
menjadi bahan masukan yang diperlukan 22Januari 2016).
dalam pelaksanaan praktik pelayanan Rowe, P. 2014. Diabetic Ulcer, emedicine
keperawatan khususnya perawatan luka (http:// emedicine. medspace.com/
Diabetes Melitus. article diakses 22 januari 2016).
4. Bagi institusi diharapkan dapat menjadi Saad, A. 2013. Wound Bed Preparation For
bahan acuan dalam kegiatan proses Chronic Diabetic Foot Ulcers. Jakarta
belajar dan bahan pustaka tentang : Salemba Medika.
keperawatan khususnya perawatan luka Soegondo. 2013. Buku Ajar Keperawatan
Diabetes Melitus. Medikal Bedah Brunner & Suddart
5. Bagi Peneliti diharapkan dapat menjadi Vol 2 ed.8, Jakarta : Balai Penerbit
Sebagai sarana dan alat untuk menambah FKUI.
pengetahuan dan memperoleh Teguh, S. 2010. Asuhan Keperawatan
pengalaman khususnya dibidang Diabetes Melitus, Jakarta : Balai
perawatan luka Diabetes Melitus. Penerbit.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No.2, Desember 2016 117

Anda mungkin juga menyukai