DI SUSUN OLEH :
JULIANTI(21232005)
TARUMANEGARA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diabetes tipe 2 merupakan diabetes mellitus yang sering dijumpai dan
merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.Tingginya angka kejadian
Diabetes mellitus ini menjadi dasar bagi masyarakat dan tenaga dalam perawatan
yang lebih lanjut dengan cara melakukan managemen perawatan diri(self care
managemen) yang tepat.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang menyerang pada pancreas
sehingga insulin(homon yang mengendalikan glukosa) yang dihasilkan kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.Diabetes mellitus sendiri merupakan
kesehatan masyarakat yang bermasalah dan selama dasawarsa erakhir,prevalensi
panderita DM terjadi peningkatan .Batas dasar normal kadar gula yang
menjadikn diabetes mellitus yaitu lebih dari 200mg/dldalam pemeriksaan darah
sewaktu pada saat puasa dalam pemeriksaan glukosa plasma lebih dari 126mg/dl
(kemenkes 2018).
Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
yang tinggi di Indonesia terdapat di profinsi DKI Jakarta.Ketidakpatuhan berobat
pasien diabetes mellitus tipe 2merupakan slah satu factor yang mengakibatkan
rendahnya control glukosa darah dan meningkatnya resiko komplikasi.
Komplikasidiabetes mellitus dapat terjadi pada lansia jika kepatuhan
diit ,olahraga dan farmakologis tidak dijaga.Komplikasi diabetes mellitus
meliputi komplikasi akut dan kronik.Penyakit yang termasuk komplikasiakut
adalah status hiprglikemi hyperosmolar(SHH) dan ketoasidosis
diabetic(KAD).Selain itu,penyakit diabetes mellitus komplikasi akut dapat
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan kerusakan saraf(neuropati
dabetik).Diabetes tidak dapat kembali seperti sebelum terdiagnosis tetapi dapat
dikendalikan dengan kadar glukosa darah tetap terjaga pada batas
normal.Pengendalian diabetes mellitus ini dapat dilakukan seperti olah raga diet
dan farmakologis untuk mencegah terjadinay komplikasi.Sebab itu tingkat
kepatuhan dalam menjalankan program diabetes harus terjaga
(marinda,suwandi,& Karyus,2016)
Menurut PERKENI pada tahun 2011 bahwa pengendalian diabetes
mellitus dapat dilakukan seperti mencukupi gizi yang baik,gerak fisik
farmakologis,dan edukasi.Hal penting yang dilakukan perawat adalah memberi
edukasi pada penderita DM.Edukasi pasien dapat dilakukan agar pasien mengerti
dalam mengidentifikasi,menghindari factor penyebab DM,komplikasi terhadap
DM,serta pencegahan untuk DM.Beberapa cara dapat dilakukan untuk
mengontrol glukosa dalam darah yaitu cek kadar gula darah,makanan yang
seimbang dan menjaga berat badan ideal.Penerapan diit pada pasien yitu pola
makan yang seimbang sesuai dengan kalori dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
individu masing masing.Pentingnya penderita diabetes untuk mengatur makanan
dan jumlah dan kandunagn tertentu .Khususnya penderita diabetes mellitus yang
memakai obt insulin atau gula darah penderita masih tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
b) Etiologi
Diabetes Melitus diklasifikasikan ,baik sebagai insulin dependent diabetes mel
litus (IDDM) maupun non insulin dependen Diabetes Melitus (NIDDM).Dengan pe
nggunaan insulin yang sudah biasa dengan kedua tipe ,IDDM sekarang disebut DM
Tipe 1(juvenile onset) dan NIDDM sebagai DM Tipe 2(maturity onset)
a. Diabetes Melitus Tipe 1.Disebabkan destruktur sel beta autoimun biasanya me
micu tejadinya defisiensi insulin absolut.Faktor herediter berupa antibody sel i
slet,tingginya insiden HLA tipe DR3 dan DR4.Faktor lingkungan berupa infek
si virus (Virus Coxsackie,enterovirus,retrovirus,mumps),defisiensi vitamin D,t
oxic lingkungan .Berbagai modifikasi epigenetic ekspresi gen juga terobsesi se
bagai penyebab genetic berkembangnya DM Tipe 1.Individu dengan DM Tipe
1 mengalami defisiensi insulin absolut.
b. Diabetes Melitus Tipe 2 akibat resistensi insulin perifer,defek progresif sekresi
insulin,peningkatan gluconeogenesis. Diabetes mellitus Tipe 2 dipengaruhi fac
tor lingkunagan berupa obesitas,gaya hidup tidak sehat,diet tinggi karbohidrat,
DM Tipe 2 memiliki presimptomatis yang panjang yang menyebabkan penega
kan DM Tipe 2 dapat tertunda 4-7 tahun (Dito Anugroho,2018)
1. Diabetes Melitus Gestasiona DM gestasional(2%-5% dari semua kehamil
an)>DM yang didiagnosis selama hamil.DM gestasional merupakan diag
nosis DM yang menerapkan untuk perempuan dengan intoleransi glukosa
atau ditemukan pertama kali selama kehamilan.DM gestasional terjadi pa
da 2%-5% perempuan hamil namun menghilang ketika kehamilannya ber
akhir.DM ini lebih sering terjadi pada keturunan Amerika-Afrika,Amerik
a Hispanik ,Amerika pribumi ,dan perempuan dengan riwayat keluarga D
M atau lebih dari 4 kg saat lahir ,obesitas juga termasuk factor resiko.
2. Diabetes Melitus tipe lainnya DM tipe spesifik ain (1%-2%kasus terdiagn
osis,mungkin sebagai akubat dari defek genetic fungsi sel beta,penyakit p
ancreas yang diinduksi oleh obat obatan. DM mungkin juga akibat dari g
angguan gangguan lain atau pengobatan. Defek genetic pada sel beta dap
at mengarah perkembangan DM.Beberap hormone seperti hormone pertu
mbuhan ,kortisol,glucagon ,epinephrine merupakan antagonis atau mengh
ambat insulin.Jumlah berlebihan dari hormone hormone ini (seperti pada
akromegali,sindrom Cushing,glukaglukoma) menyebabkan DM.
c) Klasifikasi DM
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena
kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes Association (CDA) 2
013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β pankreas diduga karena proses a
utoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 renta
n terhadap ketoasidosis, memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan diabete
s tipe 2, akan meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di negara be
rkembang (IDF, 2014).
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringka
li diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset, yaitu setelah kompl
ikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar 90% dari penderita DM di se
luruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya faktor ris
iko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2014)
c. Diabetes gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis sel
ama kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia (kadar glu
kosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diab
etes gestational memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan
saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa
depan (IDF, 2014)
d. Tipe diabetes lainnya
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena ada
nya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
mengganggu sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kegagalan dalam me
nghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom hor
monal yang dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sin
drom chusing, akromegali dan sindrom genetik (ADA, 2015).
d) Patofisiologi DM
1. Patofisiologi DM Tipe 1
Manifestasi DM Tipe 1 terjadi akibat kekurangan insulin untuk menghantar
kan glukosa menumpuk dalam peredaran darah ,mengakibatkan hiperglikemia, H
iperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas serum ,yang menarik air dari ruang i
nterselular ke dalam sirkulasi umum.Peningkatan volume darah meningkatkan al
iran darah ginjal dannhiperglikemi bertindak sebagai diuretic osmosi .Diuretik os
mosis yang dihasilkan meningkatkan haluan urine.Kondisi ini disebut polyuria.K
etika kadar glukosa darah melebihi ambang batas glukosa biasanya sekitar 180m
g/dl glukosa diekskresikan ke dalam urine,suatu kondisi yang disebut glukosauri
a.Penurunan volume intraseluar dan peningkatan haluan urine menyebabkan deh
idrasi menyebabkan, mulut menjadi kering dan sensor haus diaktifkan,yang men
yebabkan orang tersebut minum air yang banyak disebut polydipsia.
Glukagon tidak dapat masuk ke dalam sel insulin.Produksi energi menurun.
Penurunan energy ini menstimulasi rasa lapar dan orang makan lebih banyak (po
lyphagia).Meski asupan makanan meningkat,berat badan orang tersebut turun saa
t tubuh kehilangan air dan memecah protein dan lemak sebagai uaya memulihka
n sumber energy.Malaise dan keletihan menyertai penurunan energy .Penglihatan
yang buram juga umum terjadi,akibat pengaruh osmotic yang menyebabkan pem
bengkakan lensa mata.
Oleh sebab itu ,manifestasi klasik meliputi polyuria, polydipsia, polyphagia,
penurunan berat badan,malaise,keletihan.Bergantung pada tingkat kekurangan in
sulin ,manifestasinya bervariasi dari ringan sampai berat .Orang dengan DM tipe
1 membutuhkan sumber insulin eksogen(eksternal)untuk mempertahankan hidup
(LeMone,Pricillia,2016)
2. Patofisiologi DM Tipe 2
Patogenesis DM Tipe 2berbeda signifikan denganDM tipe 1.Respon terbata
s sel beta terhadap hiperglikemia tampak menjadi factor mayor dalam perkemban
gannya.Sel beta terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi menj
adi progresif kurang efesien ketika merespon peningkatan glukosa lebih lanjut.Fe
nomena ini dinamai desentisisasi,dapat kembali dengan menormalkan kadar gluk
osa.DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemi puasa yang terjadi meski ada,fu
ngsinya dirusak oleh resistensi insulin dijaringan perifer.Hati memproduksi gluk
osa lebih dari normal ,karbohidrat dalam makanan tidak dimetabolisme dengan b
aik dan akhirnya pancreas mengeuluarkan jumlah insulin yang kurang dari yang
dibutuhkan.
Faktor utama perkembangan DM tipe 2 adalah resistensi selular terhadap ef
ek insulin Resistensi ini ditingkatkan oleh kegemukan ,tidak beraktivitas,penyaki
t,obat obatan dan pertambahan usia .Pada kegemukan insulin mengalami penuru
nan kemampuan untuk mempengaruhi absorbsi metabolisme glukosa dalam hati ,
otot rangaka dan jaringan adipose .Hiperglikemi meningkat secara perlahan dan
dapat berlangsung lama sebelum DM didiagnosis,sehingga kira kira separuh diag
nosis baruDM tipe 2 yang baru didiagnosis sesudah mengalami komplikasi.
Proses patofisiologi DM tipe 2 adalah resistensi terhadap aktivitas insulin bi
ologis,baik dihati maupun dijaringan perifer.Keadaan ini disebut sebagai resisten
si insulin.Orang dengan DM tipe 2 memiliki penurunan sensitivitas insulin terha
dap kadar glukosa,yang mengakibatkan produksi glukosa hepatic berlanjut,bahka
n sampai pada kadar glukosa tinggi.Hal ini bersamaan dengan ketidakmampuan
otot dan jaringan lemak untk meningkatkan ambilan glukosa.Mekanisme penyeb
ab resistensi insulin perifer tidak jelas ,namun ini tampak terjadi setelah insulin b
erikatan terhadap reseptor pada permukaan sel.
Insulin adalah hormone pembangun (analobik).Tanpa insulin, tiga masalah
metabolic mayor (1)penurunan manfaat glukosa, (2) peningkatan mobilisasi lema
k (3)peninglatan pemanfaatan protein
PATHWAY DIABETES MELITUS
e) Anatomi Fisiologi
1. Komplikasi Akut
a.Hipoglikemia
b.Hiperosmolar
c.ketoasidosis
2. Komplikasi Kronis
a.Mikrovaskular
b.Makrovaskular
c.Penyakit Neuropati
d.Rentan infeksi
e.Ulkus/gangren/kaki diabetc
g) Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Ada empat komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus :
a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan di
abetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapa
i tujuan berikut :
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin dan mineral)
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3) Memenuhi kebutuhan energi
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupaya
kan, kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman da
n praktis..
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
b. Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapa
t menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambil
an glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan to
nus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Latihan dengan cara melawan tahan
an (resistance training) dapat meningkatkan lean body mass dan dengan demikia
n menambah laju metabolisme istirahat (resting metabolic rate). Semua efek ini s
angat bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan berat badan, menguran
gi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh. Latihan juga akan menguba
h kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan
kadar kolesterol total serta trigliserida. Semua manfaat ini sangat penting bagi pe
nyandang diabetes mengingat adanya peningkatan risiko untuk terkena penyakit
kardiovaskuler pada diabetes.
c. Terapi
Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panj
ang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia or
al tidak berhasil mengontrolnya. Disampingitu, sebagian pasien diabetes tipe II y
ang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet atau dengan obat o
ral kadang membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit, infeks
i, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress lainnya. Penyuntikan ins
ulin sering dilakukan dua kali per hari (atau bahkan lebih sering lagi) untuk men
gendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
Karena dosis insulin yang diperlukan masing-masing pasien ditentukan oleh kad
ar glukosa darah yang akurat sangat penting.
d. Pendidikan Kesehatan
g) Pemeriksaan diagnostic
3. Intervensi Keperawatan
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan utama
Pusing ,keleyengan ,nyaris jatuh
b. Riwayat kesehatan saat ini
Penglihatan kabur
Klien saat berlibur mengkomsusmsi makanan manis karena merasa libur
sesekali saja
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Adanya Riwayat Penyakit Dm sejak 3 tahun yang lalu,dan jarang minum
obat bila tidak ada keluhan
d. Pemeriksaan fisik
Aktvitas dan istirahat
Merasa lelah dan pusing
Makanan dan cairan
Cenderung makan makanan yang manis
Pernafasan
RR 20x/mnt
Kardio vascular
TD 135/80mmHg ,Nadi 90x/mnt ,Saturasi oksigen 98%
Neurosensori
Merasa mata kabur,sering kesemutan ,luka pada jempol kaki
Musculoskeletal
Luka dijempol kakai 2 cm
e. Laboratorium
GD 270g/dl
f. Terapi
Metformin 2x 500mg
B. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke
perifer.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan bd ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
3. Kurang pengetahuan bd keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi
yang salah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
DX 1 :
1) Perfusi jaringan Normal
2) Ketebalan dan tekstur Jaringan Normal
3) Menujukan Terjadinya proses Penyembuhan luka
DX 2 :
1) Merencana Jumlah nutrient Yang tepat
2) Menunjukan tingkat energi yang biasanya
DX 3:
1) Pasien mampu menerapkan informasi yang diberikan oleh perawat/tim kesehatan
dalam kehidupan sehari”, contoh menggunakan alas kaki jika mau ke luar rumah,
minum obat secara teratur
2) Pasien dapat memahami cara perawatan luka
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus adalah penyakit yang menyerang pada pancreas sehingga
insulin (homon yang mengendalikan glukosa) yang dihasilkan kurang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Gejala dari DM tipe 2 yaitu poliuri, polidipsi, poliphagia, berat badan
menurun, lemah,letih, pusing. Penatalaksanaan dan pengobatan DM meliputi
edukasi kepada pasien dan keluarga pengertian dari DM dan tanda gejala nya,
program diet dan pola makan pasien dengan DM, serta pengobatan secara rutin
dan terpantau.
DAFTAR PUSTAKA
Burnner and Suddarth . (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12, EGC,
Jakarta
Carpenito, L. J. (2009) Diagnosis Keperawtan Aplikasi Pada Praktek Klinis
Edisi 9, EGC, Jakarta.
International Diabetes Federation.IDF Diabetes Atlas Sixth Edition.(2015)D
iakses dari: www.idf.org/diabetesatlasTanggal 08 Juli 2018.
Padila, (2012) Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,Nuha Medika, Yog
yakarta.
Subekti, Imam. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu,34 F
akultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.