TINJAUAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang teori yang mendukung penelitian meliputi
konsep diabetes melitus, konsep defisit pengetahuan, konsep lansia, konsep penuaan,
yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes gestrasional (pada wanita hamil), diabetes onset
dewasa muda (MODY), diabetes neonatal (usia bayi 6 bulan pertama) dan
diabetes yang diinduksi oleh steroid dalam tubuh (Sapra & Bhandari, 2022).
dialami sejak anak-anak dan DM tipe 2 biasanya dialami orang dewasa selain itu
pada DM juga dapat dialami oleh ibu hamil yang disebut dengan diabetes
10
11
yaitu:
1. Pre-diabetes
dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir kondisi penderita pre-diabetes akan
dapat dikatakan pre-diabetes apabila kadar gula darahnya sudah lebih dari
batas normal, namun masih belum mencapai batas dikatakan diabetes. Pada
kadar gula darah puasa pada penderita pre diabetes sekitar 100-125 mg/dL,
DM tipe ini disebabkan oleh penurunan kerja organ tubuh akibat penuaan
atau karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu DM tipe ini
disebabkan oleh terjadinya destruksi atau kerusakan dari sel beta karena reaksi
autoimun. Pada sistem kekebahan tubih merusak sel-sel beta pankreas yang
pada anak dan dewasa penderita DM hampir sama diantara lain sering buang
air besar, mudah haus, berat badan turun secara drastis, sering letih, nyeri pada
saluran kemih, demam selain itu pada anak yang mengalami DM sering
DM tipe ini pada umumnya diderita oleh orang dewasa dan remaja
yang disebabkan karena terjadinya resistensi insulin atau sel-sel tubuh tidak
dapat menerima insulin dengan baik. Pada tipe ini sangat penting untuk
pada pembuluh darah dan syaraf dan sering kali mengakibatkan komplikasi
Pada diabetes melitus tipe 1 ini kerusakan terjadi pda sel pnghasil
insuin, pada tipe ini jarang mengalami kitosis (koma), insulin dalam darah
13
cukup, namun sel-sel tubuh tidak dapat bereaksi dengan baik, penderita
waktu pada masa kehamilan dan biasanya terdeteksi ketika usia kehamilan
gula darah kembali normal. Namun pada ibu penderita diabetes melitus
pada ibu pada saaat persalinan, resiko keguguran persalinan akan lebih
sulit, dan resiko kematian bayi setelah lahir akan lebih besar (Maria, 2021)
Diabetes pada tipe ini disebabkan oleh penyakit lain seperti radang
terjadina defisiensi insulin absolut. Faktor herediter berupa antibodi sel islet
oleh faktor lingkungan diantara lain obesitas, diet tinggi karbohidrat, dan gaya
hidup yang tidak sehat. DM tipe ini terdapat presimtomatis yang panjang yang
pada masa kehamilan dan kadar glukosa darah akan kembali normal setelah
d. Diabetes Melitus tipe lain disebabkan oleh akibat dari defek genetik fungsi sel
(sering kencing), polidipsia (sering merasa haus), dan polifagia (sering merasa
lapar), serta penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain
hal-hal tersebut, gejala penderita DM lain adalah keluhkan lemah badan dan
kurangnya energi, kesemutan di tangan atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi
bakteri atau jamur, penyembuhan luka yang lama, dan mata kabur. Namun, pada
pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan gula darah terdiri atas gula darah setelah
berpuasa (minimal 8 jam), gula darah 2 jam setelah makan, dan gula darah
melebihi abang batas glukosa sekitar 180 mg/dL yang diekskresikan kedalam
urine glukosuria. Pada saat terjadi penurunan volume intraseluler dan terjadi
mulut menjadi kering dan merasa haus (polidipsia). Glukosa yang tidak masuk ke
dalam sel tanpa adanya insulin. Produksi energi mengalami penurunan sehingga
makanan meningkat, berat badan orang tersebut turun saat tubuh tetap
polifagi, disertai dengan penurunan berat badan, malaise dan keletihan. Yang
2.1.6 Pathway
sebagai bahan bakar dari sel, dalam prosesnya hati akan mengubah glikogen
600-2.000 mg/dL, dehidrasi, ketonuria ringan atau tidak terdeteksi, dan tidak
ada asidosis yang umumnya banyak terjadi pada penderita lanjut usia dengan
kali pada tahap awal tidak menimbulkan gejala yang khas, sedangkan pada
tahap lanjut dapat muncul gejala seperti anemia, mudah lelah, gangguan
terdiagnosa sejak dini mengontrol glukosa darah dan tekanan darah dengan
Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan syaraf dalam tubuh terutama
pada bagian kaki, kondisi ini biasanya disebut dengan neuropati diabetik yang
ditandai dengan gejala kesemutan, mati rasa dan nyeri. Selain itu pada syaraf
merasa cepat kenyang saat makan, sedangkan pada pria biasanya muncul
gejala ereksi (daya rangsang seksual pada penis) dan impotensi (ketidak
munculnya luka pada kulit dan kaki yang sulit sembuh yang disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah dan syaraf serta aliran darah ke kaki yang sangat
terbatas. Pada saat gula darah yang tinggi mempermudah bakteri dan jamur
untuk berkembang biak terlebih lagi akibat dari diabetes ini menyebabkan
tidak dirawat dengan baik, pada kaki penderita dapat beresiko untuk muudah
luka dan terinfeksi yang akan menimbulkan gangren dan ulkus diabetikum.
g. Penyakit kardiovaskuler
seluruh tubuh terutama pada jantung dan hal ini dapat menyebabkan
dianjurkan terdiri dari karbohidrat yang tidak lebih dari 45-65% dari jumlah
total asupan energi yang dibutuhkan, lemak yang dianjurkan 20-25% kkal dari
b. Olahraga
sebanyak 3-5 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit dengan jeda
latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas
aktif setiap hari. Olahraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
22
berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti : jalan cepat, bersepeda
umur dan status kesegaran jasmani. Kegiatan yang kurang gerak seperti
menonton televisi perlu dibatasi atau jangan terlalu lama. Apabila kadar gula
darah < 100 mg/dl maka pasien DM dianjurkan untuk makan terlebih dahulu,
dan jika kadar gula darah > 250 mg/dl maka latihan harus ditunda terlebih
c. Pengobatan
terapi. Selain itu pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai dengan
(HbA1C) bisa dilakukan minimal 1 tahun 2 kali. Selain itu pasien DM juga
23
a. Keterbatasan kongnitif
b. Penyakit akut
c. Penyakit kronis
Keterangan :
hidup sehat, keamanan diri, keamanan fisik anak, kehamilan dan persalinan,
peningkatan fertilitas, peran menjadi orang tua, perawatan bayi, perawatan kaki,
latihan, prosedur tindakan, seks aman, seksualitas, stimulasi bayi dan anak.
(Gemini, et al., 2021). Menurut Ratnawati (2017) lansia adalah seseorang yang
sudah berusia >60 tahun dan tidak bisa mempunyai kekuatan untuk mencari
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
sebagai berikut:
3) Usia sangat tua (Old) merupakan kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun.
4) Usia sangat tua (Very Old) merupakan kelompok usia di atas 90 tahun.
sebagai berikut:
tahun.
3) Lansia risikp tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
4) Lansia potensial yaitu seorang lansia yang masih bisa melaukan pekerjaan
5) Lansia tida potensial yaitu seorang lansia yang tidak mampu untuk
disekitarnya.
c. Batasan usia dewasa sampai lanjut usia menurut Prof. DR. Koeseomanto
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) yaitu usia antara 20-25 tahun.
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas yaitu usia antara 25-65
tahun.
3) Lanjut usia (geriatric age) yaitu usia >65 atau 75 tahun, terbagi menjadi 3
yaitu :
b. Tipe Mandiri
undangan.
28
banyak menuntut.
d. Tipe Pasrah
e. Tipe Bingung
maka bisa mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia
yang memiliki motivasi tinggi, sehingga kemunduran fisiknya akan lebih lama
terjadi.
29
Kondisi ini merupakan akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, contohnya lansia
menajdi negatif, tetapi sebaliknya jika lansia yang mempunyai tenggang rasa
dari berbagai hal. Perubahan peran lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan dari tekanan dari lingkungan. Contoh lansia yang
sudah lanjut.
diri yang buruk dan dapat membentuk perilaku yang buruk juga. Misalnya
lansia yang tinggal bersama dengan keluarganya sering tidak dilibatkan dalam
pengambilan keputusan karena pola pikir lansia dianggap kuno, kondisi inilah
tersinggung dan bahkan memiliki harga diri rendah (Widiyawati & Eka Sari,
2020).
30
a. Masalah Biologis
kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan adanya penurunan fungsi fisik dari
b. Masalah Psikologis
c. Masalah Sosial
pekerjaan utama. Lansia yang sudah pensiun memiliki kondisi ekonomi yang
lebih baik karena ada penghasilan tetap setiap bulannya. Masalah sosial yang
memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik
d. Masalah Spiritual
kematian, namun hal ini berbeda pada lansia karena sebagian besar lansia
berfikir bahwa “yang tua akan cepat meninggal” hal ini yang menjadikan
lansia memiliki dua sudut pandang yang berbeda (Adriani, et al., 2021).
1. Pendekatan Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian
a) Klien lanjut usia yang masih aktif, lansia dengan keadaan fisik yang masih
b) Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang mengalami
2. Pendekatan Psikis
adukatif pada klien lansia, peran bisa berperan sebagai supporterm interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia dan sebagai
3. Pendekatan Sosial
4. Pendekatan Spiritual
hubungan lansia dengan Tuhan ataupun agama yang dianut, terutama bila
lansia dalam keadaan sakit atau mendekati kematiannya. Rasa takut akan
kematian bisa didasari dari berbagai macam faktor, yaitu ketidakpastian akan
mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia.
Menurut Stanley, 2010 dalam Padila, 2013 ada dua jenis teori penuaan yaitu teori
biologi, teori psikososial. Teori biologis meliputi teori genetik dan mutasi, teori
imunologis, teori stress, teori radikal bebas, teori rantai silang, teori menua akibat
2021).
1. Faktor Genetik
peran DNA yang sangat dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara
reaksi kekebalan.
3. Status Kesehatan
bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan dari
4. Pengalaman Hidup
a. Paparan sinar matahari : kulit yang tidak terlindungi sinar matahari akan
darah kecil pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran darah dekat
permukaan kulit.
5. Lingkungan
Proses menua secara biologik berlangsung secara alami dan tidak dapat
status sehat.
6. Stres
2.5.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Dalam identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan,
b. Keluhan Utama
terhadap suatu masalah, selain itu penderita diabetes melitus biasanya akan
keluhan berat badan turun dan mudah merasakan haus, kesemutan. Pada
pasien diabetes dengan ulkus diabetic biasanya muncul luka yang tidak
bawah, luka yang susah untuk sembuh, turgor kulit jelek, mata cekung, nyeri
penyakit DM.
1. Pola persepsi
perawatan.
kesehatan.
3. Pola eliminasi
dan bahkan sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan
mengalami kelelahan.
6. Kognitif persepsi
neuropati/mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri.
8. Peran hubungan
9. Seksualitas
terjadi impoten pada pria risiko lebih tinggi terkena kanker prostat
konstruktif/adaptif.
g. Pemeriksaan Fisik
b) Tingkat kesadaran
Normal, letargi, stupor, koma (tergantung kadar gula yang dimiliki dan
dalam darah)
c) Tanda-tanda vital
maupun beraktivitas.
yang terkontrol.
40
h. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : kaji simetris dan ekspresi wajah, antara lain paralisis wajah
d.Hidung : tidak ada pembesaran polip dan tidak ada sumbatan, serta
e. Mulut :
dada, kaji kedalaman dan juga suara nafas atau adanya kelainan suara
3. Abdomen
4. Integumen
5. Sirkulasi
kesemutan pada ektremitas, ulkus pada kaki dan penyembuhan lama. Yang
hipertensi, disritmia.
6. Genetalia
7. Neurosensori
Terjadi pusing, pening, sakit kepala, kesemutan, kebas pada otot. Yang
terhadap masalah kesehatan atau suatu proses kehidupan yang dialaminya baik
g) Ketidaktahuan Objektif :
informasi tepat
histeria)
44
perawat yang didasarkan pada tingkat pengetahuan dan penilaian klinis untuk
Gejala dan tanda minor : masalah yang dihadapi promosi kesehatan dengan
perilaku berlebihan yang tidak tepat menurun f. Berikan pujian dan dukung
histeria) c) Edukasi
a. Jelaskan penanganan
masalah kesehatan
masyarakat
c. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
d. Anjurkan
mengevaluasitujuan secara
periodik
e. Ajarkan menentukan
mengunjungi fasilitas
46
kesehatan)
f. Ajarkan mengidentifikasi
g. Ajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari
pelayanan kesehatan
kesehatan
tujuan yang telah ditentukan dan untuk membuat kemajuan menuju pencapaian hasil
pemikiran dan analisis kritis, dan penilaian dari pihak perawat. Bab ini membahas
asuhan keperawatan secara efektif, dan aktivitas yang terlibat dalam proses ini.
Evaluasi adalah pengukuran sejauh mana tujuan tercapai. Oleh karena itu,
mengevaluasi perawatan yang diberikan kepada pasien merupakan bagian penting dari
sebagai komponen fundamental dari proses keperawatan tujuan dari evaluasi yaitu :
berkala, tidak hanya sebelum penghentian perawatan. Evaluasi terkait erat dengan
melakukannya ditentukan melalui evaluasi. Tujuan klien dan hasil yang diharapkan
Keperawatan (NIC) dan Klasifikasi Hasil Keperawatan (NOC) adalah metode yang