Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :
Fila Trianti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FALKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Word Healt Organization (WHO) adalah penyakit metabolik ditandai
dengan hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah) atau
ketika tubuh tidak dapat secara aktif menggunakan insulin yang dihasilkan. Bagi
penderita diabetes, akses terhadap pengobatan yang terjangkau, termasuk insulin, sangat
penting untuk kelangsungan hidup mereka. Terdapat target yang disepakati secara
global untuk menghentikan peningkatan diabetes dan obesitas pada tahun 2025.(1)
Diabetes melitus (DM) di sebut “Mother Of Disease” karena merupakan induk
dari dari segala macam penyakit seperti jantung,stroke,gagal ginjal dan kebutaan.DM
juga di sebut sebagai “Silent Killer” karena sering tidak disadari oleh penderintanya dan
pada saat diketahui sudah mengalami komplikasi.
Komplikasi diabetes melitus dapat bersifat akut maupun kronis,komplikasi akut yang
Bisa terjadi antara lain yaitu Hiperglikemia,Diabetes Ketoasidosis (DKA),dan
Hyperglicemia Hyperesmolar Nonketotic Coma (HHNC).komplikasi kronik yang bisa
terjadi yaitu retinopati diabetik,nefropati diabetik,neuropati,dislipidemia dan
hipertensi.komplikasi tersebut jika tidak segera di tindak lanjut dapat mengakibatkan
koma bahkan kematian.(2)
Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan jumlah penderita
diabetes di Indonesia dapat mencapi 28,57 juta pada tahun 2045.jumlah ini lebih besar
47% dibandingkan dengan jumlah 19,47 juta pada tahun 2021.Jumlah penderita
diabetes pada 2021 tersebut meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir,penderita
diabetes tercatat meroket 167% dibandingkan dengan jumlah penderita diabetes pada
tahun 2011 yang mencapai 7,29 juta.peningkatan jumlah tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan denganpeningkatan antara 2000 hingga 2011.Dalam periode tersebut
jumlah penderita diabetes meningkat 29% dari 5,65 juta pada 2000.
Pada tahun 2021 juumlah kematian yang diakibatkan oleh diabetes di Indonesia
mencapai 236,711 jumlah ini meningkat 58% jika dibandingkat dengan 149,872 pada
tahun 2011 lalu.secara umum IDF memperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia
Dapat mencapai 783,7 juta orang pada tahun 2045 jumlah ini meningkat 46% di
bandingkan jumlah 536,6 juta pada tahun 2021.(3)

B. Tujuan
1.Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus
2.Tujuan khusus
a.Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan DM
b.Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dari hasil pengkajian
c.Mampu melaksanakan intervensi pada pasien dari diagnose keperawatan
d.Mampu melakukan implementasi pada pasien dari diagnosa

C. Manfaat
1.Bagi Mahasiswa
Sebagai referensi untuk mahasiswa dengan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan diabetes melitus
2.Bagi Pasien
Dapat berikan informasi baru dan intervensi baik dan benar kepada pasien diabetes
melitus.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Pengetian
Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena peningkatan kadar
gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes melitus juga merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik dan
lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut.Pengaruh faktor
genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes
yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes melitus sebelumnya.(4)
B. Etiologi
1. Genetik
Diabetes melitus (DM) dapat diturunkan apabila memiliki silsilah keluarga yang
mengidap DM hal ini dapat terjadi karena DNA pada orang dengan DM akan ikut
diikut diinformasikan pada gen berikutnya dengan penurunan insulin.
2. Usia
Pada umumnya manusia akan mengalami penurunan fungsi fisiologis secara cepat
pada usia setelah 40 tahun.Hal ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi
endokrin pangkreas untuk memproduksi insulin.
3. Pola makan yang salah
Kekurangan gizi atau kelebihan berat badan akan meningkatkan resiko terkena
diabetes melitus.Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan obesitas
meningkatkan gangguan kerja insulin atau retensi insulin.pola makan yang tidak
sehat juga berperan penting pada ketidakstabilan kerja pankreas
4. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel prakreas mengalami hipertropi yang mempengaruhi
penurunan reproduksi insulin.Hipertropi terjadi karena adanya peningkatan beban
metabolisme glukosa pada penderita obesitas yang harus mencukupi energi sel
dalam jumlah yang cukup banyak.
5. Infeksi
Bakteri atau virus yang masuk didalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel
beta pankreas.kerusakan ini akan berakibat pada penurunan fungsi pankreas.(5)
C. Klasifikasi Diabetes Melitus
1. DM Tipe 1
Sekitar 5% -10% pasien mengalami DM tipe 1,tipe ini ditandai dengan destruksi
sel-sel beta pankreas akibat faktor genetik,imonologis dan mungkin juga
dilingkungan.Injeksi diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah.diabetes
tipe 1 ini terjadi secara mendadak,biasanya sebelum usia 30 tahun.
2. DM Tipe 2
Sekitar 90% - 95% paseien penyandang diabetes menderita DM tipe 2 ini
disebabkan oleh penurunan sensivitas terhadap insulin ( Resitensi Insulin ) atau
penurunan jumlah insulin yang diproduksi. DM tipe 2 ditangani dengan baik dan
olahraga sesuai kebutuhan.DM tipe 2 paling sering dialami oleh pasien di atas usia
30 tahun dan pasien yang obesitas.
3. DM Gestasional
DM gestasional ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa muncul selama
kehamilan (Trimester kedua atau ketiga ).Resiko DM gestasional mencakup
obesitas,riwayat personal pernah mengalami DM gestasional ,glikosuria atau
riwayat lewat keluarga pernah mengalami DM.DM gestasional meningkat resiko
mereka untuk mengalami gangguan hipertensi selama kehamilan.
4. DM Tipe Lain
a. Kelaianan genetik pada sistem kinerja insulin yang disebabkan karena faktor
genetik.
b. Gangguan endokrin yaitu karena berlebihan jumlah hormon seperti
kortisol,glucagon,maupun hormon pertumbuhan yang dapat merusak sekresi
insulin.
c. Penyakit pankreas eksokrin seperti pankreatitis,fibrosis,kistik,hemokrotosis
merusak sel beta dan merusak sekresi insulin.
d. Infeksi virus tertentu seperti camapak kongenital,sitomrgalovirus,adenavirus
dan gondong dapat menyebabkan kerusakan sel beta.
e. Indiuksi obat atau bahan kimia seperti asam (nikotinat,glukortikol,tiazid
fenitoin) yang dapat merusak sekeresi insulin dan memicu retensi insulin.(6)
D. Patofisiologis Diabetes Melitus
Patofisiologi DM meliputi :
1. DM Tipe 1
DM tipe 1 disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan insulin
karena telah dihancurkan oleh proses autoimun.glukosa yang didapat dari makanan
tidak dapat disimpan dalam hati sehingga kosentrasi glukosa dalam darah menjadi
tinggi.Gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa sehingga glukosa muncul dalam urin yang di sertai pengeluaran
cairan dan elektrolit berlebih.akibat dari pengeluaran cairan yang berlebih penderita
akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan peningkatan rasa haus
(polidipsi).Defisiensi insulin juga menyebabkan penurunan berat badan karena
mengganggu metabolisme protein dan lemak.penderita akan mengalami penurunan
simpanan kalori sehingga terjadi peningkatan selera makan (polifagia).
2. DM Tipe 2
DM tipe ini terdapat masalah yang berhubungan dengan insulin yaitu gangguan
sekeresi insulin dan retensi insulin,normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus dipertemukan sel karena menurunnya reaksi intrasel tersebut maka terjadilah
retensi insulin,sehingga insulin tidak efektif untuk mengstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan.Intoleransi aktifitas glukosa ini berlangsung lama dan
progresif sehingga pada tahap awal DM tipe 2 ini sering kali tidak terdeteksi.
3. DM Gestasional
DM tipe ini hamper mirip dengan DM tipe 2.DM tipe ini terjadi akibat sekresi
insulin relatif tidak responsive dan memadai .DM tipe ini disebabkan oleh
peningkatan sekresi sebagai hormon yang disertai pengaruh terhadap metabolik
pada saat kehamilan yang dampak kurang baik bagi janin.
4. DM Tipe Lain
DM tipe ini disebabkan karena kelainan genetik fungsi sel beta,kelainan genetik
pada kinerja insulin,adanya penyakit pankreas eksokrin,infeksi virus,obat atau
bahan kimia,gangguan endokrin,dan sindrom genetik lain yang berhubungan
dengan DM.
E. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
Tanda dan gejala diabetes melitus dikaitkan dengan akibat kekurangan
insulin,biasanya pasien dengan kekurangan insulin tidak mampu mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa yang normal toleransi glukosa setelah makan
kabohidrat.apabila kadar gula tinggi atau melebihi batas maka akan timbul gejala yaitu
meningkatnya pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsi).Glukosa
yang keluar Bersama urin mengakibatkan keseimbangan kalori negative dan berat
badan berkurang,kehilangan klalori juga dapat mengakibatkan sering marasa lapar
(polifagia).
Gejala yang sering muncul pada pasien diabetes melitus tipe 1 adalah
polodipsi,poluria,polifagia,turunnya berat badan,lemah,samnolen yang terjadi selama
beberapa hari atau minggu ,biasanya untuk mengontrol kadar gila darah diperlukan
terapi insulin.sebaliknya pasien dengan diabetes tipe 2 sama sekali tidak memperhatikan
gejala apapun dan diagnose dibuat berdasarkan hasil pemerikasaan darah atau tes
toleransi glukosa.apabila hiperglikemia dan pasien tidak respon terhadap terapi diet atau
obat maka diperlukan terapi insulin.kadar insulin pada pasien bisa rendah,tinggi ataupun
normal tetapi tidak memadai untuk mempertahankan kadar glukosa darah
normal,penderita juga resistansi terhadap insulin eksogen.
F. Komplikasi Diabetes Melitus
1. Komplikasi metabolik akut yang disebabkan karena perubahan yang relative akut
dari kosentrasi glukosa plasma meliputi hiperglikemia,obesitas ketaidosis (DKA)
Dan Hiperglycemia Hyperosmolar Nonketotic Coma (HHNC).
2. Komplikasi vaskuler jangka Panjang yang melibatkan pembuluh.pembuluh kecil
mikroangopati seperti menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik).
Glomerulus ginjal (nefropati diabetik),saraf-saraf periefer (neuropati diabetik),otot-
otot serta kulit sedangkan pembuluh-pembuluh sedang maupun besar mikroangapati
melibatkan pembuluh darah jantung,pembuluh dara otak dan pembuluh darah tepi.
G. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit yang diderita oleh penderintanya seumur hidup
sehingga pengelolaannya tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan sajatetapi juga oleh
pasien dan keluarganya ,ada empat pilar penatalaksaan DM PERKENI pada tahun 2015
yaitu sebagai berikut :
1. Edukasi
Dalam edukasi penderita diberikan informasi terkait diabetes melitus sehingga
penderita dapat mengetahui tentang DM,pentingnya pemeriksaan kadar gula
darah,tata cara minum obat,pola makan,komplikasi dan tanda kegawat-daruratan
DM.
2. Terapi Gizi Medis
Pola makan seimbang sangat penting untuk penderita DM untuk mengendalikan
kadar glukosa dalam darah.pola makan yang diajurkan yang dianjurkan adalah
karbohidrat sebesar 45 -56% total asupan energi. Jadwal makan seperti biasanya 3x
sehari untuk mencukupi nutrsi yang dibutuhkan dan menambahkan makanan dan
salingan seperti buah asupan lemak di anjurkan 10-25% kebutuhan kalori tidak
boleh melebihi 30% . protein yang dia najurkan adalah 10-20% dari total asupan
energi dalam sehari. Apabila penderita memeiliki komplikasi gagal ginjal protein
harus dibatasi agar tidak membebani ginjal . sumber protein yang baik adalah yang
berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacanga dan juga produk laut seperti ikan,
udang dan kerrang.
3. Latihan Jasmani
Aktivitas fisik sangat penting dalam penatalaksanaan DM kegiatan fisik yang
dilakukan adalah kegiatan sehari-hari dan latihan teratur 3-4x seminggu kurang dari
30 menit. Selain untuk menjaga kebugaran aktivitas fisik juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki kadar insulin sehingga dapat mengendalikan kadar
gula dalam darah . latihan yang dianjurkan aalah jalan kaki, jogging dan berenang.
Hindarai kebiasaan hidup yang kurang gerak atau malas-malasan.
4. Intervensi Farmakologis
Terapi fisiologis yang diberikan bersamaan dengan pengaturan makan dan latihan
fisik. Penderita harus rutin meminum obat yang telah di resepkan dokter untuk
menurunkan kadar glukosa darah apabila mendapat terapi insulin maka harus di
injeksi secara rutin selain itu penderita harus mengetahui obat yang harus diminum
seperti, tata cara, waktu minum dan efek samping dari obat yang diminum.(7)
H. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis
2. Intoleransi aktivitas bd imobilitas
No. Analisa data SDKI SLKI SIKI

1. S = pasien mengatakan lemas Defisit nutrisi bd faktor psikologis Manajemen nutrisi I.03119
nafsu makan berkurang , (keengganan untuk makan) D 0019 Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi status
keluarga mengatakan pasien keperawatan selama 3x24jam nutrisi
enggan mau makan diharapkan masalah defisit
nutrisi bd faktor psikologis 2. identifikasi alergi dan
O = pasien tampak lemah pasien teratasi dengan kriteria intoleransi nutrisi
TTV : td :176/90 n:87 rr:16 hasil : 3. identifikasi makana
spo2:98 yang di sukai
Status nutrisi 4. monitor asupan
L.03030 makanan
Indikator awal akhir 5. monitor hasil
Perasaan 5 2 laboratorium
cepat
kenyang teraupetik
Frekuensi 2 4
makan 1. lakukan oral hygiene
Nafsu 2 4 sebelum makan
makan
Memberan 2 4 Edukasi
mukosa 1. anjurkan posisi duduk
2. Ajarkan diet
Keterangan :
1 = Menurun
2 = Cukup Menurun
3 = Sedang
4 = Cukup Meningkat
5 = Meningkat
2. S = pasien mengatakan lemah , Intoleransi aktivitas bd imobilitas D Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi I. 05178
0056
keluarga mengatakan untuk keperawatan selama 3x24 jam
6. identifikasi gangguan
kebutuhan sehati-hari pasien diharapkan masalah intoleransi fungsi tubuh yang
mengakibatkan
dengan bantuan keluarga aktivitas bd imobilitas teratasi
kelelahan
dengan kriteria hasil : 7. monitor kelelahan
fisik
O= pasien tampak lemah , Toleransi aktivitas L.05047
8. Monitor pola dan jam
mukosa bibir pucat Indikator awal akhir tidur
TTV td ;176/90 rr;16 n:87 Keluhan lelah 1 3
spo2 : 98 Perasaan lemah 1 3 Edukasi :
Tekanan darah 1 3 Ajurkan tirah baring

Keterangan :
1 = Menurun
2 = Cukup Menurun
3 = Sedang
4 = Cukup Meningkat
5 = Meningkat
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. No Title. Diabetes Melitus [Internet]. 2020; Available from:
https://www.who.int/health-topics/diabetes
2. Syamsi Nur Rahman, ToharinWidya Hary Cahyati IZ. HUBUNGAN MODIFIKASI
GAYA HIDUP DAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT ANTIDIABETIK DENGAN
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS
QIM BATANG TAHUN 2013. Unnes J Public Heal [Internet]. 2015;2. Available from:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/5193/4492
3. Internasional Diabetes Federation. Jumlah penderita diabetes. 2021; Available from:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/24/jumlah-penderita-diabetes-di-
indonesia-diproyeksikan-capai-2857-juta-pada-2045#:~:text=Belum punya
akun%3F,Daftar sekarang!&text=International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan,19%2C47 juta pada 2021.
4. Kesehatan K. Diabetes Tipe 2 [Internet]. Available from:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1861/diabetes-mellitus-tipe-2
5. LESTARI, ZULKARNAIN SAS. Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara Pencegahan. Pros Biol
Achiev Sustain Dev Goals with Biodivers Confronting Clim Chang. 2021;
6. Kementrian Kesehatan RI. DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKI. 2018; Available from:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/14/apa-
saja-tipe-penyakit-dm#:~:text=DM tipe 1 %3A DM yang,penyakit lain-lain%2C dsb.
7. Perkeni. DIABETES MELITUS [Internet]. UM surabaya; 2011. Available from:
https://repository.um-surabaya.ac.id/3124/3/BAB_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai