sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
halus dengan cara membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan. Adapun
pendekatan instruktif tidak dapat diterapkan karena pendekatan ini bersifat
memerintah dan paksaan. Hambatan yang muncul saat pengasuh berkomunikasi
dengan lansia disebabkan karena gangguan pendengaran, perbedaan bahasa,
gangguan fisik yang dialami oleh lansia serta usia pengasuh yang lebih muda dari
lansia.
Kata Kunci: Pendekatan Komunikasi Interpersonal, Pengasuh, Lansia, Panti
jompo
ABSTRACT - This study titled "Caregiver Interpersonal Communication
Approach in Providing Care for the Elderly in Nursing Home (A Study at UPTD
Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang, Lamglumpang Ulee Kareng Sub-district,
Banda Aceh)". The aim of this study is to determine the interpersonal
communication approach caregivers in providing services for the elderly in
nursing homes, as well as to know the obstacles that arise when communicating
with elderly caregivers. The theory used in this research is a theoretical model that
sees the role of interpersonal relationships as a stage, where every man must play
its role in accordance with the "manuscript" which has been made. This is a
descriptive qualitative study. Informants in this study consisted of 5 caregivers
and 5 elderly were selected based on purposive technique. Data collection
methods used in this research are interview and observation. The results showed
that interpersonal communication with elderly and caregivers have been going
well for the caregivers applied the informative approach, dialogue and persuasive
in providing services to the elderly. Informative approach is when the
communicator discloses information to the communicant with the purpose of the
communicant can get new knowledge. Dialogical approach is a way to influence
and change the views and attitudes of others openly, while persuasion is to change
attitudes subtly by persuading without forcing and without violence. The
instructive approach cannot be applied because this approach is to rule and
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
coercion. The obstacles that arise when the caregivers communicate with the
elderly due to hearing impairment, language differences, physical disturbance
experienced by the elderly as well as the ages of the caregivers which are younger.
Keywords: Interpersonal Communication Approach, Caregiver, Elderly, Nursing
homes.
PENDAHULUAN
Manusia secara kodrati mempunyai sifat untuk saling berhubungan dengan
sesamanya, sehingga komunikasi menjadi hal yang paling penting ketika
berinteraksi dengan lingkungan. Komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu
sumber kepada penerima (Baran, 2012:5). Shanon dan weber (dalam Wiryanto,
2004:7) mengemukakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas
pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni dan
teknologi. Pemilihan komunikasi yang tepat akan menentukan kualitas hubungan
yang baik, seperti dalam menjalin komunikasi dengan para lanjut usia yang
tinggal dan diasuh oleh dinas sosial, maka diperlukan penggunaan komunikasi
yang efektif. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1998, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
(Dewi, 2014:4).
Masalah perekonomian dan kondisi sosial dalam keluarga merupakan
faktor yang mendorong sebagian keluarga memilih untuk menitipkan orang
tuanya di panti jompo agar dapat diasuh dan disantuni oleh dinas sosial. Panti
jompo merupakan unit pelaksanaan teknis yang memberikan pelayanan sosial
bagi lanjut usia, yaitu berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti
makanan dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk
rekreasi, bimbingan sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati
hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir batin (DEPSOS RI, 2003).
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Setiap lansia yang tinggal di panti jompo akan dilayani oleh pengasuh
setiap harinya. Oleh karena itu, Penggunaan komunikasi yang tepat sangat
dibutuhkan bagi seorang pengasuh, karena memiliki peranan penting dalam
mendampingi lansia. Ketika berinteraksi dengan lansia, komunikasi interpersonal
sangat berperan untuk tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Komunikasi
interpersonal ialah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya akan menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal (Mulyana, 2004:73).
Pada umunya, lansia sangat sulit untuk diatur, mudah tersinggung ketika
berkomunikasi dan terkadang mereka juga bersifat kekanak-kanakan. Berdasarkan
hal tersebut maka pengasuh akan menggunakan pendekatan komunikasi yang
tepat ketika melayani para lansia. Menjalin komunikasi dengan lansia tentu
memiliki hambatan, salah satunya seperti penurunan kesehatan pada beberapa
indera lansia, sehingga dengan adanya permasalahan ini maka dibutuhkan
pendekatan komunikasi yang baik ketika berkomunikasi dengan mereka.
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori model peranan, Model peranan
merupakan salah satu model untuk menganalisa hubungan interpersonal yang
mengikuti ikhtisar dari Coloman dan Hammen. Model peranan memandang
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara dimana setiap orang harus
memainkan perannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat masyarakat.
Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan), sehingga apabila
dia melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang
dimilikinya dalam masyarakat, maka ia telah menjalankan perannya (Suranto,
2011:88). Dalam Rakhmat (2007 : 122) dijelaskan bahwa hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan
(role expectation) dan tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan
peranan (role skills), dan terhindari dari konflik peranan dan keracunan peranan.
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Komunikasi interpersonal
Model Peranan
Pengasuh
METODE PENELITIAN
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
yang sedang dilakukan. Dalam peneltian ini, subjek penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik purposive. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi
atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset
(Kriyantono, 2008:156). Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang
pengasuh dan 5 orang lansia yang dipilih berdasarkan kriteria yang peneliti
tentukan.
Berikut nama-nama informan:
No Nama Keterangan
1. Wardah, Amd Pengasuh
2. Dara Maimona, SE Pengasuh
3. Apridarwani, Amd. Keb Pengasuh
4. Fuad, Aks Pengasuh
5. Bambang Usman Pengasuh
6. Hj. Hamidah Lansia
7. Umar Bin Pasa Lansia
8. Zainab Lansia
9. Umi kalsum Lansia
10. Rusli Ms Lansia
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
sis
a
Jurn
wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
DEPSOS RI. (2003). Rencana aksi nasional untuk kesejahteraan lanjut usia.
Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia.
Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.