Anda di halaman 1dari 14

h M ah

lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah


lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 Mei 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda
Aceh)
(Caregiver Interpersonal Communication Approach in Providing Care for the
Elderly in Nursing Home (A Study at UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang,
Lamglumpang Ulee Kareng Sub-district, Banda Aceh)
Riska Miranti, Amsal Amri
Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK- Penelitian ini berjudul “Pendekatan Komunikasi Interpersonal
Pengasuh dalam Memberikan Pelayanan bagi Lansia di Panti Jompo (Studi di
UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pendekatan komunikasi interpersonal pengasuh dalam memberikan pelayanan
bagi lansia di panti jompo, serta untuk mengetahui hambatan yang muncul ketika
pengasuh berkomunikasi dengan lansia. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teori model peranan yang memandang hubungan interpersonal sebagai
panggung sandiwara, dimana setiap orang harus memainkan perannya sesuai
dengan “naskah” yang telah dibuat masyarakat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri
dari 5 orang pengasuh dan 5 lansia yang dipilih berdasarkan teknik purposive.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara
dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal
pengasuh dengan lansia telah berlangsung secara baik karena pengasuh
menerapkan pendekatan informatif, dialogis dan persuasif dalam memberikan
pelayanan kepada lansia. pendekatan informatif pada hakikatnya komunikator
hanya menyampaikan informasi kepada komunikan dengan tujuan komunikan
bisa mendapatkan pengetahuan baru. Pendekatan dialogis merupakan cara
mempengaruhi dan mengubah pandangan maupun sikap orang lain dengan
terbuka. Sedangkan pendekatan persuasif adalah untuk mengubah sikap secara
Corresponding Author : riskamiranti94@gmail.com 171
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Januari 2017: 171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

halus dengan cara membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan. Adapun
pendekatan instruktif tidak dapat diterapkan karena pendekatan ini bersifat
memerintah dan paksaan. Hambatan yang muncul saat pengasuh berkomunikasi
dengan lansia disebabkan karena gangguan pendengaran, perbedaan bahasa,
gangguan fisik yang dialami oleh lansia serta usia pengasuh yang lebih muda dari
lansia.
Kata Kunci: Pendekatan Komunikasi Interpersonal, Pengasuh, Lansia, Panti
jompo
ABSTRACT - This study titled "Caregiver Interpersonal Communication
Approach in Providing Care for the Elderly in Nursing Home (A Study at UPTD
Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang, Lamglumpang Ulee Kareng Sub-district,
Banda Aceh)". The aim of this study is to determine the interpersonal
communication approach caregivers in providing services for the elderly in
nursing homes, as well as to know the obstacles that arise when communicating
with elderly caregivers. The theory used in this research is a theoretical model that
sees the role of interpersonal relationships as a stage, where every man must play
its role in accordance with the "manuscript" which has been made. This is a
descriptive qualitative study. Informants in this study consisted of 5 caregivers
and 5 elderly were selected based on purposive technique. Data collection
methods used in this research are interview and observation. The results showed
that interpersonal communication with elderly and caregivers have been going
well for the caregivers applied the informative approach, dialogue and persuasive
in providing services to the elderly. Informative approach is when the
communicator discloses information to the communicant with the purpose of the
communicant can get new knowledge. Dialogical approach is a way to influence
and change the views and attitudes of others openly, while persuasion is to change
attitudes subtly by persuading without forcing and without violence. The
instructive approach cannot be applied because this approach is to rule and

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 172


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

coercion. The obstacles that arise when the caregivers communicate with the
elderly due to hearing impairment, language differences, physical disturbance
experienced by the elderly as well as the ages of the caregivers which are younger.
Keywords: Interpersonal Communication Approach, Caregiver, Elderly, Nursing
homes.
PENDAHULUAN
Manusia secara kodrati mempunyai sifat untuk saling berhubungan dengan
sesamanya, sehingga komunikasi menjadi hal yang paling penting ketika
berinteraksi dengan lingkungan. Komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu
sumber kepada penerima (Baran, 2012:5). Shanon dan weber (dalam Wiryanto,
2004:7) mengemukakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas
pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni dan
teknologi. Pemilihan komunikasi yang tepat akan menentukan kualitas hubungan
yang baik, seperti dalam menjalin komunikasi dengan para lanjut usia yang
tinggal dan diasuh oleh dinas sosial, maka diperlukan penggunaan komunikasi
yang efektif. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1998, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
(Dewi, 2014:4).
Masalah perekonomian dan kondisi sosial dalam keluarga merupakan
faktor yang mendorong sebagian keluarga memilih untuk menitipkan orang
tuanya di panti jompo agar dapat diasuh dan disantuni oleh dinas sosial. Panti
jompo merupakan unit pelaksanaan teknis yang memberikan pelayanan sosial
bagi lanjut usia, yaitu berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti
makanan dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk
rekreasi, bimbingan sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati
hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir batin (DEPSOS RI, 2003).

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 173


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Setiap lansia yang tinggal di panti jompo akan dilayani oleh pengasuh
setiap harinya. Oleh karena itu, Penggunaan komunikasi yang tepat sangat
dibutuhkan bagi seorang pengasuh, karena memiliki peranan penting dalam
mendampingi lansia. Ketika berinteraksi dengan lansia, komunikasi interpersonal
sangat berperan untuk tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Komunikasi
interpersonal ialah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya akan menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal (Mulyana, 2004:73).

Pada umunya, lansia sangat sulit untuk diatur, mudah tersinggung ketika
berkomunikasi dan terkadang mereka juga bersifat kekanak-kanakan. Berdasarkan
hal tersebut maka pengasuh akan menggunakan pendekatan komunikasi yang
tepat ketika melayani para lansia. Menjalin komunikasi dengan lansia tentu
memiliki hambatan, salah satunya seperti penurunan kesehatan pada beberapa
indera lansia, sehingga dengan adanya permasalahan ini maka dibutuhkan
pendekatan komunikasi yang baik ketika berkomunikasi dengan mereka.

Sulitnya mengatur lansia juga terjadi di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh


Sayang, yang merupakan satu-satunya panti jompo yang berada di Banda Aceh.
Hal ini membuat pengasuh yang bekerja disana harus menanggani permasalahan
ini, banyak kendala dan keluhan dari pengasuh tersebut, apalagi jumlah pengasuh
yang ada tidak sebanding dengan jumlah lansia yang harus dilayani setiap harinya.
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini difokuskan pada
pendekatan komunikasi interpersonal pengasuh dalam memberikan pelayanan
bagi lansia. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimanakah pendekatan komunikasi interpersonal pengasuh dalam
memberikan pelayanan bagi lansia di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh
Sayang ?

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 174


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

b. Hambatan apa sajakah yang muncul ketika pengasuh berkomunikasi dengan


lansia yang ada di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang ?
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pendekatan komunikasi interpersonal pengasuh dalam
memberikan pelayanan bagi lansia di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh
Sayang.
b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang muncul ketika pengasuh
berkomunikasi dengan lansia yang ada di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh
Sayang.

TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori model peranan, Model peranan
merupakan salah satu model untuk menganalisa hubungan interpersonal yang
mengikuti ikhtisar dari Coloman dan Hammen. Model peranan memandang
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara dimana setiap orang harus
memainkan perannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat masyarakat.
Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan), sehingga apabila
dia melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang
dimilikinya dalam masyarakat, maka ia telah menjalankan perannya (Suranto,
2011:88). Dalam Rakhmat (2007 : 122) dijelaskan bahwa hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan
(role expectation) dan tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan
peranan (role skills), dan terhindari dari konflik peranan dan keracunan peranan.

Penggunaan komunikasi interpersonal sangat membantu pengasuh dalam


melayani lansia. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih dengan cara tatap muka atau face to face (Effendy,
2003: 54). Menurut Effendy (2003: 62-63), secara teoretis komunikasi
interpersonal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yaitu:
Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 175
Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi triadik (triadic


communication). Komunikasi diadik adalah komunikasi interpersonal yang
berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang
menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh
karena itu pelaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung
secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri
komunikan sorang itu. sedangkan Komunikasi triadik merupakan komunikasi
interpersonal yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator
dan dua orang komunikan. Dalam komunikasi interpersonal juga terdapat
komponen-komponen komunikasi yang secara integratif saling berperan sesuai
dengan karakteristik komponen itu sendiri, yaitu komunikator, enconding, pesan,
saluran, komunikan, decoding, respon, gangguan dan konteks komunikasi.
Komunikasi interpersonal yang dilakukan tentu memiliki tujuan tertentu.
Adapun tujuan yang dimaksud yaitu: Mengungkapkan perhatian kepada orang
lain, Menemukan diri sendiri dan dunia luar, Membangun dan memelihara
hubungan yang harmonis, Mempengaruhi sikap dan tingkah laku, Mencari
kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu serta dapat memberikan bantuan
bimbingan kepada orang lain.

Penggunaan komunikasi interpersonal memang sangat diperlukan untuk


membina hubungan yang baik dengan orang lain. Menjalin komunikasi yang
efektif tentu akan membuat informasi yang ingin disampaikan bisa tersalurkan
dengan baik. Menurut Kumar dalam buku Wiryanto (2004:36), efektifitas
komunikasi antarpribadi mempunyai 5 ciri, yaitu: Keterbukaan (openness), empati
(emphathy), dukungan (supportiveness), rasa positif (positiveness), kesetaraan
(equality). Untuk mencapai komunikasi yang efektif tentu banyak hambatan yang
ditemukan seperti yang dipaparkan dalam Dewi (2007:16), bahwa hambatan

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 176


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

tersebut berupa perbedaan persepsi dan bahasa, pendengaran yang buruk,


Gangguan emosional, perbedaan budaya dan Gangguan fisik.

Komunikasi interpersonal akan berlangsung dengan baik jika seseorang


menggunakan pendekatan komunikasi yang tepat. Menurut Suranto (2011: 114-
118) ada empat pendekatan komunikasi interpersonal. Pertama pendekatan
informatif, yaitu komunikator hanya menyampaikan informasi kepada komunikan
dengan tujuan komunikator dapat memperoleh pengetahuan baru. Kedua,
pendekatan dialogis yang merupakan cara mempengaruhi dan mengubah
pandangan maupun sikap orang lain dengan terbuka. Dikatakan terbuka, karena
kedua belah pihak sama-sama bersedia menerima pandangan dari teman
bicaranya. Ketiga, pendekatan persuasif yang bertujuan untuk mengubah sikap
secara halus dengan cara membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan.
Keempat pendekatan instruktif, yaitu menekankan pada memposisikan
komunikator dalam posisi tawar yang tinggi, dimana dia dapat legitimasi untuk
memerintah, mengajarkan, dan bahkan mengajukan satu macam ide kepada
komunikan.
Komunikasi interpersonal sangat berperan ketika pengasuh memberikan
pelayanan kepada lansia. Definisi pengasuh menurut arti kata, pengasuh memiliki
kata dasar asuh yang artinya mengurus, mendidik, melatih, memelihara dan
mengajar. Kemudian diberi awalan peng (pengasuh) berarti kata pelatih,
pembimbing. Jadi pengasuh memiliki makna orang yang mengasuh, mengurus,
memelihara, melatih dan mendidik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengasuhan adalah proses, cara, perbuatan mengasuh. Sedangkan lansia Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Dewi, 2014:4).

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 177


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Sulitnya Mengatur Lansia di UPTD Rumoh Seujahtra


Geunaseh Sayang

Komunikasi interpersonal

Model Peranan

Pengasuh

Pendekatan Komunikasi Interpersonal

Informatif Dialogis Persuasif Instruktif

Pelayanan Bagi Lansia

Sumber : Peneliti (2016)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh


Sayang yang belamat di desa Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng kota Banda
Aceh. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam Ardial
(2014:249) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia.
Adapun objek dalam penelitian ini merupakan pendekatan komunikasi
interpersonal dalam memberikan pelayanan, sedangkan subjeknya merupakan
orang-orang yang dapat memberikan informasi atau data menyangkut penelitian

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 178


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

yang sedang dilakukan. Dalam peneltian ini, subjek penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik purposive. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi
atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset
(Kriyantono, 2008:156). Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang
pengasuh dan 5 orang lansia yang dipilih berdasarkan kriteria yang peneliti
tentukan.
Berikut nama-nama informan:

Tabel 3.1. Daftar nama - nama informan

No Nama Keterangan
1. Wardah, Amd Pengasuh
2. Dara Maimona, SE Pengasuh
3. Apridarwani, Amd. Keb Pengasuh
4. Fuad, Aks Pengasuh
5. Bambang Usman Pengasuh
6. Hj. Hamidah Lansia
7. Umar Bin Pasa Lansia
8. Zainab Lansia
9. Umi kalsum Lansia
10. Rusli Ms Lansia

Teknik pengumpilam data yang digunakan terdiri dari wawancara dan


observasi. Menurut Mulyana (2006:180) wawancara adalah bentuk komunikasi
antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan, berdasarkan tujuan
tertentu. Menurut Herdiansyah (2010:131) observasi ialah suatu kegiatan mencari
data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 179


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan,


dimana peneliti hanya mengamati saja tanpa harus mengikuti kegiatan yang
dilakukan oleh informan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan merupakan teknik analisis
interaktif Miles dan Huberman. Proses analisis interaktif ini merupakan siklus dan
interaktif. Artinya, peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu, yaitu
proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan kesimpulan atau
verifikasi (Ardial, 2014:148).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang merupakan adalah salah satu
dari UPTD di lingkungan Dinas Sosial Pemerintah Aceh yang mengurus secara
khusus para lanjut usia terlantar atau yang mempunyai permasalahan sosial. Panti
ini awalnya bernama Sasana Tresna Werdha Meuligou Banda Aceh pada tahun
1979 sampai dengan tahun 1994. Kemudian, pada tahun 1994 sampai 2001
berubah nama menjadi Panti Sosial Tresna Werdha Meuligou Banda Aceh.
Perubahan selanjutnya bernama UPTD Panti Sosial Meuligoe Jroh Naguna Banda
Aceh pada tahun 2001, saat itu statusnya bergabung antara Panti Sosial Tresna
Werdha Meuligoe dengan Panti Sosial Bina Remaja Jroh Naguna. Perubahan
yang ke tiga dengan nama UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Sesuai SK
Gubernur Aceh No. 29 Tahun 2009 tanggal 17 Maret 2009 Sampai Sekarang.

Jumlah lansia yang ada di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang


adalah 70 orang dengan jumlah laki-laki 22 orang dan perempuan sebanyak 48
orang dengan pengasuh 10 orang. Adapun struktur organisasi UPTD Rumoh
Seujahtra Geunaseh sayang adalah sebagai berikut:

a. Plt. Ka UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang : Di Darwis, S.ST.


M.Si
b. Kepala Seksi Pembinaan Lansia : Rafli Ramli, SE. M.Si

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 180


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

c. Kepala Seksi Pelayanan dan Penyantunan : Nurhayati Wanda, Aks. MM


d. Kepala Bagian TU : Di Darwis, S.ST. M.Si

Berdasarkan hasil penelitian, keterampilan pengasuh dalam berkomunikasi


sangat penting dalam melayani lansia di panti jompo. Penggunaan komunikasi
yang tepat juga sangat menentukan kualitas komunikasi yang akan terjalin. Dalam
melayani lansia, pengasuh akan melakukan komunikasi interpersonal.

Untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan tentu harus melakukan


pendekatan komunikasi yang tepat ketika akan melakukan komunikasi dengan
orang lain. Menurut Suranto (2011 : 114) Ada empat pendekatan komunikasi
interpersonal yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Pendekatan
komunikasi tersebut terdiri dari pendekatan informatif, dialogis, persuasif dan
instruktif.

Ke-empat pendekatan komunikasi interpersonal ini menjadi acuan peneliti


untuk menganalisis sejauhmana pengasuh berhasil melakukan komunikasi
interpersonal ketika memberikan pelayan bagi lansia yang tinggal di panti jompo.
Pendekatan komunikasi interpersonal ini sangat membantu peneliti dalam melihat
proses interaksi yang terjalin dari sejumlah informan yang dipilih oleh peneliti.
Informan yang dipilih oleh peneliti mewakili pengasuh dan lansia yang tinggal di
panti jompo.

Pendekatan informatif mengasumsikan bahwa komunikator hanya


menyampaikan informasi kepada komunikan dengan tujuan komunikan tersebut
dapat memperoleh pengetahuan baru. Pendekatan informatif dapat diterapkan oleh
pengasuh ketika berkomunikasi dengan lansia karena pengasuh hanya
menyampaikan informasi untuk menambah pengetahuan lansia. mengingat
karakter lansia yang sulit diatur, maka semakin baik penyampaian informasi yang
disampaikan oleh pengasuh, semakin mudah pula lansia memahami pesan yang

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 181


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

diterimanya. Berbeda halnya dengan pendekatan dialogis, yang menjelaskan


bahwa komunikan dan komunikator berada dalam posisi yang sejajar sehingga
kedua belah pihak saling menerima tanpa adanya tekanan dan paksaan. Untuk
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh lansia, pengasuh juga menerapkan
pendekatan ini ketika berinteraksi dalam memberikan pelayanan bagi lansia.

Selanjutnya ada pendekatan persuasif yang digunakan untuk mengubah


sikap dan tingkah laku sesorang dengan cara yang halus atau membujuknya.
Pendekatan ini juga digunakan oleh pengasuh jika ada lansia yang sulit untuk
dilayaninya. Pendekatan terakhir adalah pendekatan instruktif. Berdasarkan hasil
penelitian, pendekatan ini tidak bisa diterapkan oleh pengasuh ketika memberikan
pelayanan kepada lansia. pada hakikatnya, pendekatan instruktif ini berupa
perintah atau paksaan yang digunakan oleh komunikator untuk mengubah sikap
seseorang. Mengingat usia lansia yang tinggal di panti maka pengasuh tidak dapat
menerapkan pendekatan ini, karena lansia tidak bisa dipaksa dan di perintah untuk
melakukan apa yang diinginkan oleh pengasuh.

Hambatan komunikasi yang ditemukan oleh pengasuh yaitu hanya


perbedaan bahasa, pendengaran yang buruk dan gangguang fisik. Dalam
keseharian, ada pengasuh yang tidak bisa berbahasa Aceh sehingga sulit untuk
memahami apa yang dikatakan oleh lansia. Gangguan pendengaran juga banyak
dialami oleh lansia di panti jompo, beda halnya dengan gangguan fisik, ada
beberapa dari lansia yang mengalami stroke. Walaupun terdapat beberapa
hambatan, pengasuh dapat mengatasinya dengan baik. Seperti ketika melayani
lansia yang mengalami gangguan pendengaran, maka mereka akan menggeraskan
suara atau langsung mempragakan apa yang ingin disampaikannya sehingga
proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pengasuh telah melakukan


komunikai yang efektif ketika melayani lansia. Dalam hal ini, pengasuh akan

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 182


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

memperhatikan kesehatan dan karakter lansia ketika berinteraksi. Mereka juga


akan memahami keperluan lansia melalui komunikasi yang dilakukan saat
pengasuh memberikan pelayanan. Penyampaian informasi yang baik dari
pengasuh juga membuat lansia merasa puas dengan pelayanan yang telah
diberikan sehingga para lansia merasa nyaman tinggal di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang. Tidak hanya terbatas pada proses penyampaian informasi,
hubungan lansia dan pengasuh juga terjalin kedekatan layaknya keluarga sehingga
keluhan dapat disampaikan secara terbuka.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengasuh telah melakukan komunikasi yang baik melalui pendekatan


komunikasi yang tepat dalam berinteraksi dengan lansia. Pendekatan komunikasi
interpersonal yang diterapkan oleh pengasuh dalam memberikan pelayan kepada
lansia dipanti jompo berupa pendekatan informatif, dialogis dan persuasif.
Pendekatan instruktif tidak diterapkan oleh pengasuh karena karakter lansia yang
tidak bisa diperintah,dipaksa dan tidak mau percaya kepada pengasuh yang
umurnya lebih muda darinya. Adapun hambatan komunikasi yang muncul ketika
pengasuh memberikan pelayanan kepada lansia yaitu disebabkan karena
pendengaran yang buruk pada lansia, perbedaan bahasa dan gangguan fisik seperti
penurunan kesehatan pada lansia. Perbedaan usia pengasuh yang jauh lebih muda
dari lansia juga menjadi hambatan dalam berkomunikasi, dimana lansia akan sulit
mempercayai apa yang disampaikan oleh pengasuh. Para lansia merasa puas
dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pengasuh, sehingga lansia merasa
nyaman untuk tinggal di panti jompo.
Pengasuh diharapkan dapat meningkatkan komunikasi interpersonalnya
dengan lansia, karena bila sering berlangsungnya komunikasi dengan lansia maka
akan semakin mudah bagi pengasuh untuk memberikan pelayanan kepada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 183
Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a
Volume 2, Nomor 2: 171-184 2017

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi


Aksara. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Baran, Stanley J. 2012. Pengantar Komunikasi Massa (Melek Media dan


Budaya). Erlangga.

DEPSOS RI. (2003). Rencana aksi nasional untuk kesejahteraan lanjut usia.
Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia.

Dewi, Sofhia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:


Deepublish.

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh


Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Memberikan 184


Pelayanan Bagi Lansia Di Panti Jompo (Studi di UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang, Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
(Riska Miranti, Amsal Amri)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Januari 2017 :171-184

Anda mungkin juga menyukai