Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN

MOTORIK ANAK
(Studi Kasus Mengenai Peran Komunikasi Antarpribadi Guru
Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui
Metode Belajar Seni Musik di TK Tunas Harapan Binjai)

JURNAL ILMIAH

DEVITA ELSERA

080904002

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

1
ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam


Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak.” Masalah yang diangkat dalam
penelitian ini yaitu bagaimana komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru-
guru yang mengajar di TK Tunas Harapan. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk melihat apakah guru-guru tersebut mampu berkomunikasi dengan baik
dengan menggunakan komunikasi antarpribadi, dan mampu meningkatkan
kemampuan motorik anak-anak yang bersekolah di TK tersebut dengan mengajar
seni musik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu
memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajari
sebagai suatu kasus. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena
dengan sedalam-dalamnya.
Objek Penelitian adalah guru-guru yang mengajar seni musik di TK Tunas
Harapan Binjai yang berjumlah 5 orang, yakni guru musik dengan berbagai
bidangnya masing-masing, seperti pada bidang vokal, drum, piano, gitar dan
biola. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan
Observasi, Analisis Data yang digunakan peneliti yaitu melalui teknis analisis
kualitatif, pengukuran dengan menggunakan data nominal yang menyangkut
kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal.
Untuk lebih memperkuat data, Peneliti juga melakukan pendekatan serta
wawancara dengan orang tua murid yang berjumlah 5 orang sebagai penunjang
keabsahan data penelitian. Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu, Observasi dilakukan mulai dari bulan Maret 2012
hingga selesai dengan mengamati tingkah laku para murid di TK Tunas Harapan.
Hasil penelitian menunjukkan Komunikasi yang dilakukan oleh Guru-Guru
tersebut di laksanakan dengan baik sehingga guru-guru tersebut dapat
meningkatkan serta membentuk kemampuan motorik anak secara bertahap
melalui mengajar musik, membuat anak mampu menjadi lebih berempati, berfikir
positif, bertanggung jawab, disiplin, juga membina hubungan baik dengan orang-
orang yang ada di sekitar mereka. Anak-anak TK Tunas Harapan dapat
menyalurkan perasaan serta emosi mereka melalui musik. melalui belajar musik
memori otak anak perlahan-lahan meningkat dampaknyanya berpengaruh
terhadap semangat belajar anak dan prestasi anak-anak TK Tunas Harapan Binjai.

2
PENDAHULUAN

Komunikasi Antarpribadi merupakan suatu keharusan bagi manusia.


Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka dan menjalin
komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan
di dalam diri manusia yang hanya di puaskan lewat komunikasi antarpribadi.
Orang memerlukan hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan
(attachment), dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada
hubungan yang secara emosional intensif. Sementara ketergantungan mengacu
pada instrumen perilaku antar pribadi, seperti membutuhkan bantuan-bantuan,
membutuhkan persetujuan, dan mencari kedekatan, selain kebutuhan berteman
dengan orang lain juga membutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup
(survival). Salah satu karakteristik penting dari hubungan antarpribadi adalah
bahwa hubungan tersebut banyak yang tidak di ciptakan untuk di akhiri
berdasarkan kemauan atau kesadaran kita (Sendjaja, 2005:239).

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik


melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangakan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, bahwa
sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan psikomotorik serta
kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara
berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga dan Guru substitusi
Orang Tua.

Interaksi dalam lingkungan keluarga ikut menentukan arah bagi perkembangan


anak, yaitu peluang keserasian belajar pada setiap masa peka. Contoh pada bayi
umur 0-2 tahun: kepekaan utama terletak pada latihan alat indera, Motorik dan
perluasan perkembangan bahasanya. Setiap pengalaman langsung dihayatinya
sebagai pengalaman yang amat mendalam (peak experience), dan sangat
berpengaruh terhadap kesan dan sikap kehidupan anak kelak (terutama pada umur
3-5 tahun), yaitu suatu penyesuaian diri yang bersikap aktif dan selektif.

3
(http://www.google.co.id/search?q=diagram+proses+komunikasi&hl=id&client=firefoxa
&hs=Pkg&rls=org.mozilla:id:official&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa
=X&ei=Vd9fUIGoF4P5rQekx4G4CA&ved=0CC0QsAQ&biw=1024&bih=677).

“Metode mendengarkan musik sebagai sarana untuk meningkatkan


perkembangan motorik, kognitif, bahasa dan psikososial anak sangatlah
bermanfaat sekali bagi perkembangan jiwa anak. Musik dapat diibaratkan sebagai
bahasa dari emosi. Musik dapat memberikan kesenangan baik yang
mendengarkannya bagi yang memainkannya. Banyak orang yang memperoleh
kesenangan yang sangat baik dalam kontak langsung dengan musik seperti
bernyanyi, bertepuk tangan, tertawa, berayun-ayun, melompat, berputar, berbaris,
menari, berjoget atau tingkah laku lainnnya. Dengan bermain musik menimbulkan
kegairahan (semangat), menghilangkan ketegangan dan memberikan suasana
nyaman. Musik juga mempunyai efek untuk penyaluran perasaan-perasaan.”
Harbert (dalam Gaston, 1969).

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Komunikasi Antarpribadi


Secara teoritis, komunikasi antarpribadi juga di klasifikasikan menjadi 2
jenis menurut sifatnya yaitu, komunikasi diadik (dyadic communication) dan
komunikasi triadik (dyadic communication), adalah komunikasi yang
berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang
menyampaikan pesan, dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan.
Sedangkan komunikasi triadik (triadic communication) adalah komunikasi
antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang sebagai
komunikator dan dua orang komunikan (Effendy, 2003: 62).
(Liliweri, 1991: 12) Mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi
adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan.
Komunikasi antarpribadi yang dimaksudkan adalah suatu proses sosial dimana
orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Secara
keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai komunikasi
yang belangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik
secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

4
Menurut De Vito (Liliweri, 1991: 13) komunikasi antarpribadi mempunyai lima
ciri sebagai berikut:

a. Keterbukaan (openess), kemauan menanggapi dengan senang hati


informasi yang diterima didalam menghadapi hubungan antarpribadi.
b. Empati (emphaty), merasakan apa yang dirasakan orang lain.
c. Dukungan (supportiveness), situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung secara efektif.
d. Rasa positif (positiveness), seseorang harus memiliki perasaan postitif
terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dan
menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan (equality), pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah
pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan.

Tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan dan memelihara hubungan


Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat
dengan orang lain. Dengan demikian banyak waktu yang di gunakan
dalam komunikasi bertujuan untuk menciptkan dan memelihara
hunbungan sosial dengan orang lain. hubungan demikian mengurangi
kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang
diri kita sendiri.
2. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melalui Komunikasi
Antarpribadi. Komunikasi Antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita
untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan diri kita
sendiri pada orang lain, Kita akan mendapatkan perspektif baru tentang
diri kita sendiri dengan memahami lebih mendalam tentang sikap dan
perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi diri kita sebagian

5
besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri
dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi.
3. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antarpribadi memungkinkan kita untuk memahami
lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian, dan
orang lain. Banyak informasi yang kita miliki dengan interaksi
antarpribadi.

1.2 Teori Perkembangan Kognitif


Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schema (skema) tentang
bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
informasi secara mental. teori ini berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya
terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus
Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya
melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih
seiring pertambahan usia:

a. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)


b. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
c. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
d. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Studi Kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan konprehensif mengenai

berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu komunitas ataupun suatu

situasi sosial. Peneliti studi kasus ini menelaah sebanyak mungkin data mengenai

6
subjek yang diteliti (Mulyana, 2001: 201). Studi kasus adalah metode riset yang

menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa

digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif

berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa

secara sistematis (Kriyantono, 2007: 66).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru-guru musik TK Tunas

Harapan sangat sederhana, mereka menggunakan komunikasi (pada pelajaran

seni musik) di lakukan dengan berbagai metode; Seperti Belajar Sambil Bermain,

Mendengarkan Musik Dengan Teratur, dan Mengerjakan Tugas Dengan Disiplin.

Melalui musik anak di ajarkan untuk bisa mengembangkan potensi yang mereka

punya, dengan begitu anak nantinya pasti akan mahir memainkan alat musik

sesuai dengan bidang yang mereka sukai dan kemampuan motorik anak juga akan

terbentuk melalui musik.

Peran Komunikasi Antarpribadi Guru Seni Musik di TK berfungsi sebagai


sarana untuk meningkatkan perkembangan Motorik, kognitif, bahasa dan
psikososial anak. dengan sering memperdengarkan musik di kelas atau mengajak
anak-anak bernyanyi juga membawa efek positif terhadap perkembangan motorik
maupun kebutuhan pada anak. Musik yang dipilih sangat luas bisa berupa musik
klasik atau musik-musik yang dapat memberikan ketenangan dan rasa rileks pada
anak, atau dapat pula mengajarkan anak-anak bernyanyi lagu-lagu anak Indonesia
dengan musik yang standar-standar dan syair sederhana namun tetap
menggambarkan keceriaan, Sehingga musik-musik tersebut dapat membantu

7
pembentukan pola belajar anak, mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan
eksternal yang dapat mengganggu proses belajar pada anak/anak usia dini.

Metode bermusik, merupakan media ekspresi diri dan rekreasi yang sangat
dibutuhkan anak. Musik yang indah juga dapat mendorong anak untuk
memperoleh kesempatan mengeksperesikan dirinya, Sehingga anak-anak yang
mendengarkan musik dapat berespons terhadap ritme dengan berbagai cara
bertepuk tangan, melompat, terkekeh-kekeh, berputar, dan sebagainya.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 5 orang tua murid
yang anaknya bersekolah di TK Tunas Harapan, dapat disimpulkan bahwa anak-
anak yang bersekolah di TK Tunas Harapan sudah mampu menerima dan
menerapkan pesan yang disampaikan dan diajarkan oleh gurunya di sekolah.
Kemampuan motorik anak juga terbentuk melalui mereka bersekolah dan
mendapatkan pengajaran dari guru, khususnya tentang musik. Semua orang
mengaku kalau setelah bersekolah anak mereka banyak mengalami perubahan
baik secara intelektual maupun motoriknya serta emosionalnya. Hal ini karena
memori otak anak semakin terasah dan terbentuk melalui metode-metode belajar
seni musik yang di ajarkan oleh guru-guru mereka. Setelah bersekolah, anak juga
dapat fokus dalam mengerjakan tugas yang di berikan kepada mereka, dan dapat
memotivasi serta mengontrol diri mereka ketika mereka menghadapi suatu
permasalahan baik itu pelajaran di sekolah maupun dalam hal pertemanan. Anak
juga menjadi mampu untuk hidup berdisiplin dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka seperti yang telah di ajarkan oleh guru di sekolah.
Rata-rata anak yang telah bersekolah, mampu beradaptasi, berempati, dan
membina hubungan yang baik dengan orang-oranga yang berada di sekeliling
mereka.

8
SIMPULAN DAN SARAN

(1) Musik sangatlah penting dipelajari bagi seorang anak, karena musik adalah
bagian dari emosi jiwa, yang menuntun setiap gerak langkah khususnya
pada anak, memperdengarkan musik yang bergenre klasik baik bagi
perkembangan motorik anak.
(2) Guru-guru yang mengajar di TK Tunas Harapan tersebut selalu
menyampaikan pesan-pesan ataupun nasehat yang berisikan tentang
pengertian positif kepada anak, seperti belajar keras dan bersungguh-
sungguh menggali potensi yang ada pada anak dengan bermain musik,
serta melatih bakat yang ada pada anak-anak.
(3) Faktor-faktor yang dapat mendukung guru dalam meningkatkan
kemampuan motorik anak melalui metode belajar seni musik adalah yaitu
memperkenalkan jenis-jenis alat musik seperti gitar, drum, piano, biola
dan latihan vokal. anak-anak juga di berikan games-games seru dengan
tehnik (belajar sambil bermain) sehingga anak aktif dikelas dan juga peka
terhadap musik, anak di manjakan terlebih dahulu agar bisa menurut
terhadap gurunya, karena dengan begitu anak lebih gampang menyerap
ilmu-ilmu yang di berikan oleh gurunya.

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat menyimpulkan beberapa saran yang


mungkin bisa membangun untuk TK Tunas Harapan Binjai:

1. Komunikasi antarpribadi sangat perlu di terapkan dimanapun, agar


terbinanya self disclosure, pemahaman tentang diri sendiri.
2. Anak harus selalu di didik dengan rasa kasih sayang yang tulus, di
bimbing dengan lebih banyak memperkenalkan jenis-jenis musik serta
mahir memainkan alat musik, guna sebagai penambah skill serta potensi
yang di miliki anak terus diasah, karnea skill tersebut berguna sebagai
ilmu yang bisa dia bawa kemana saja, hingga dewasa nantinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. (2003), Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.


Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Mulyana, Dedy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, Djuarsa.(2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Website

 (http://www.google.co.id/search?q=diagram+proses+komunikasi&hl=id&client=
firefoxa&hs=Pkg&rls=org.mozilla:id:official&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&s
ource=univ&sa=X&ei=Vd9fUIGoF4P5rQekx4G4CA&ved=0CC0QsAQ&biw=1
024&bih=677).

10

Anda mungkin juga menyukai