Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT DAN CARA BELAJAR ANAK

Dosen Pengampuh: Achmad Fadlan, S.Pd.I,.M.Pd.

Kelompok: 3

1. Putri Lestari (209220057)


2. Nazila (209220060)
3. Faiza Putri (

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2023
HAKIKAT PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
1
A. Pembelajaran Anak Usia Dini
Hartati (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran anak usia dini merupakan
prosesinteraksiantaraanak,orangtuaatauorangdewasalainnyadalamsuatulingkunganuntukmencapai
tugas perkembangan. Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhitercapainyatujuanpembelajaranyangakandicapai.Halinidisebabkaninteraksitersebu
tmencerminkan suatu hubungan dimana anak akan memperoleh pengalaman yang
bermakna,sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan lancar. Vygotsky (Hartati, 2005)
berpendapatbahwapengalamaninteraksisosialmerupakanhalyangpentingbagiperkembanganproses
berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi
denganoranglain.
SedangkanDietze(2006)mengungkapkanbahwapembelajarandanlingkunganawalanakdilua
rrumahpadaumumnyaterdiridaritigakomponen:ruangfisikyangdirencanakan,hubunganantara
orang-orang dalam ruang, dan nilai-nilai dan tujuan dari layanan anak usia dini, pusatkomunitas,
atau sistem sekolah. Lingkungan diciptakan oleh interaksi diantara ketiga
komponenini.Pembelajarananakdinamis,kompleksdanholistik.Aspekpembelajaranfisik,sosial,em
osional, personal, spiritual, kreatif, kognitif dan bahasa dengan rumitnya terjalin dan
salingterkait(AustralianGovernmentDepartmentofEducation,EmploymentandWorkplace,2009:9).
Copple dan Bredekamp (2006) menjelaskan bahwa anak-anak belajar melalui hal-
halberikut:
1. Hubungan dengan Orang Dewasa yang Responsif
Pada tahun-tahun awal kehidupan, orang dewasa yang responsif sangat diperlukan anak
untuk belajar (Shonkoff & Phillips, 2000). Pentingnya hubungan sebagai konteks
pembelajarandan perkembangan berlanjut pada tahun-tahun prasekolah. Hubungan antara guru
dan anak yangpositif meningkatkan tidak hanya kompetensi sosial dan perkembangan emosional
anak, tetapijugapembelajaranakademik mereka(Pianta 2000).
2. Aktif(Hands-OnInvolvement)
Pendekatanhands-
onadalahmetodepengajarandimanaanakdipanduuntukmendapatkanpengetahuan berdasarkan
pengalaman (Ekwueme, C., dkk, 2015:47). Anak-anak belajar
terbaikketikamerekasecaraaktifterlibat.Saatmerekabermain,mengeksplorasi,percobaan,dan

1
berinteraksi dengan orang-orang dan benda-benda, anak-anak selalu berusaha untuk
memahamipengalaman-pengalaman tersebut. Meskipun ide-ide abstrak tidak terlalu sulit untuk
mereka,namun anak-anak di bawah usia 7 tahun paling nyaman di dunia nyata yang mereka
lihat, cium,dengar,rasa,dansentuh.Kesempatanpembelajaranhands-onsesuaiuntukanak-
anakprasekolah,namunpentinguntukmelibatkankegiatanmenjadi“mind-
on”,yaitu,melibatkanprosespemikirananak-anakdanmendorong merekauntukmenyelidiki,
bertanya,danmerenungkan masalah.
2. PengalamanyangBermakna
Belajar terbaik adalah ketika informasi dan konsep yang diterima dapat bermakna,
yaituterhubung dengan apa yang sudah diketahui dan dimengerti, termasuk juga untuk anak-
anak.Anak-
anakbelajarterbaikketikamerekadapatmenghubungkanpengetahuanbaruuntukapayangtelah
mereka temui, untuk apa yang penting bagi mereka. Kemudian mereka dapat menenunbenang
baru ke dalam kain pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya. Misalnya, buku-buku
tentang bayi atau saudara baru cenderung menarik bagi anak-anak prasekolah, banyak
darimereka memiliki adik, saudara, atau sepupu. Anak-anak dapat memvisualisasikan dan
belajartentangserigaladenganberpikirtentanganjing-anjingyangmerekasudahketahuidisekitarnya.
3. Membangun PemahamanAnak tentang Dunia
Secaraalamianak-anakadalahpembelajaryangaktifyangselalu“membangun”pengetahuan
atau pemahaman tentang dunia mereka (Conezio & French, 2002). Artinya, merekaterus bekerja
untuk mencari hal-hal dengan cara mereka sendiri. Anak-anak memiliki begitubanyak cara untuk
mencoba memahami dunia di sekitar mereka. Anak-anak yang sedang terlibatdalam proses
konstruksi sering datang dengan ide-ide yang sangat berbeda dari apa yang orangdewasa
pikirkan. Anak-anak perlu orang dewasa untuk mengajarkan mereka banyak hal. Gurudapat
menerapkan beberapa strategi pembelajaran agar dapat meningkatkan pembelajaran
danperkembangananak.
Hal-hal yang diungkapkan oleh Copple dan Bredekamp di atas dapat disimpulkan
bahwapembelajarananakusiadinihendaknyadilakukandenganpendekatanstudent-
centered.Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika anak dapat
melakukansesuatu atas lingkungannya. Dalam hal inidapat dikatakan bahwa pembelajaran
merupakankesempatan bagi anak untuk mengkreasi dan memanipulasi objek atau ide. Greenberg
(Hartati,2005)berpendapatbahwaanakakanterlibatdalambelajarsecaralebihintensifjikaiamembang

1
unsesuatudaripadasekedarmelakukanataumenirukansesuatuyangdibangunolehoranglain.

1
Greenbeg menggambarkan bahwa pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar
melaluibekerja,bermaindanhidupbersamadenganlingkungannya.Pembelajarandiarahkanpadapeng
embangandanpenyempurnaanpotensikemampuanyangdimilikisepertikemampuanberbahasa,sosial
-emosional, fisik motorik dankognitif (intelektual).
Anak-anak secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri dan berkontribusi
untukpembelajaran orang lain. Mereka mengakui perantara mereka, kapasitas untuk memulai
danmemimpinpembelajaran,danhak-
hakmerekauntukberpartisipasidalamkeputusanyangmempengaruhi mereka, termasuk
pembelajaran mereka. Melihat anak-anak sebagai peserta
aktifdanpengambilkeputusanmembukakemungkinanbagipendidikuntuk
bergerakmelampauiharapansebelummenyusuntentangapayanganak-
anakdapatlakukandanpelajari.Inimembutuhkan pendidik untuk menghormati dan bekerja dengan
kualitas yang unik pada masing-masinganak.
Praktek pendidik dan hubungan yang mereka bentuk dengan anak-anak dan
keluargamemiliki efek yang signifikan pada keterlibatan anak-anak dan keberhasilan dalam
belajar. Anak-anak berkembang dengan baik jika keluarga dan pendidik bekerja sama dalam
kemitraan untukmendukung pembelajaran anak.Pembelajaranawal anak-anak mempengaruhi
peluang hidupmereka.Well-
beingdanrasayangkuatdarihubungan,optimismedanketerlibatanmemungkinkananak-anakuntuk
mengembangkansikap positif untukbelajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran anak usia dini harus dirancang agar
tidakmemberikanbebandanmembosankanbagianak,suasanabelajarperludibuatsecaraalami,hangatd
an menyenangkan. Selain itu, karena anak merupakan individu yang unik dan sangat
variatif,makaunsur variasiindividu dan minatanak juga perlu diperhatikan.

B. EsensiBermainuntukAnakUsiaDini
1. Bermain bagiAnak UsiaDini
Bermain penting bagi kehidupan anak, seperti halnya kebutuhan untuk beristirahat
danberaktivitassecarakreatifsesuaidenganminatmereka.HalinipunditegaskandalamUUPerlindunga
n Anak No. 23 Tahun 2002 Pasal 11 menyatakan bahwa “Setiap anak berhak untukberistirahat
dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain,
danberkreasisesuaidenganminat,bakat,dantingkatkecerdasannyademipengembangandiri”.Dalamu

1
ndang-undangtersebutjelassekalibahwabermainmenjadisatuhalyangpentingbagikehidupan

1
anaksehinggapemerintahpunakanmenjaminbagaimanakeamananbermainanak. Bermainbagianak
sama pentingnya dengan hak-hak dasar lainnya seperti hak untuk mendapatkan perlakuanyang
bebas dari diskriminasi, hak untuk berkreasi, hak untuk beragama dengan bimbingan
orangtua,dan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Anak senang bermain, oleh karena itu pembelajaran pada anak usia dini pada
dasarnyaadalah bermain. Dalam konteks anak usia dini, bermain sangat penting (Nutkins,
McDonald, &Stephen, 2013). Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif
dalam melakukanberbagai eksplorasiterhadap lingkungannya, maka aktivitasbermain merupakan
bagian dariproses pembelajaran. Anak menggunakan panca inderanya untuk menjelajahi
lingkungan sekitardalam bermain. Bermain adalah hak melekat yang dimiliki oleh setiap anak,
tanpa terkecuali.Bredekamp (Masitoh, Setiasih dan Djoehaeni, 2005) mengatakan play is an
important vehicle
forchildren,social,emotionalanadcognitivedevelopment.Artinyabermainmerupakanwahanayangpe
ntinguntukperkembangansosial,emosidankognitifanakyangdirefleksikanpadakegiatan.
Mengutip pernyataan Mayesky (1990) bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan
yangmerekalakukansepanjangharikarenabagianakbermainadalahhidupdanhidupadalahpermainan.
Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-
anakumumnyasangatmenikmatipermainandanakanterusmelakukannyadimanapunmerekamemiliki
kesempatan; sehingga bermain adalah salah satu cara anak usia dini belajar, karenamemalui
bermainlah anak belajar tentang apa yang ingin mereka ketahui dan pada
akhirnyamampumengenal semuaperistieayangterjadi disekitarnya.
Piaget mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-
ulangdan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang; sedangkan Parten
memandangkegiatanbermainsebagaisaranasosialisasi,diharapkanmelaluibermaindapatmemberike
sempatan anak untuk mengeksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi,
danbelajarsecaramenyenangkan(Mayesky,1990).Selainitu,kegiatanbermaindapatmembantuanakm
engenaltentangdiri sendiri,dengansiapaanakhidup sertalingkungantempat anakhidup.
Selanjutnya,AustralianGovernmentDepartmentofEducation,EmploymentandWorkplace(2
009:9)menjabarkanbermainadalah konteksuntukbelajarbahwa:
a. Memungkinkanuntukmengekspresikankepribadiandankeunikan.
b. Meningkatkandisposisisepertirasaingintahudan kreativitas.

1
c. Memungkinkananak-
anakuntukmembuathubunganantarapengalamansebelumnyadanpembelajaranbaru.
d. Membantuanak-anakuntukmengembangkanhubungandankonsep.
e. Merangsangrasakesejahteraan.
2. KarakteristikBermainbagiAnakUsiaDini
Getswicki (2007) menjabarkan karakteristik bermain yang didefinisikan oleh para
penelitiyaitumeliputi hal-hal berikut ini:
a. Bermainadalahmotivasi secaraintrinsikdanspontan;setiapindividuinginbermain.
b. Bermain melibatkan aktivitas nonliteral atau simbolik; kreativitas dan imajinasi
terlibatdalamkegiatan bermain.
c. Bermain secara aktif melibatkan anak-anak; anak-anak menjadi ‘hilang’ di dunia
merekadalamaktifitasyang menyenangkan.
d. Tujuanbermainfleksibel,self-imposed,dandapatberubahselamabermain;anak-
anaktidakterikatolehaturandalampermainanmereka,sehingga dapatmengambil banyakarah.
e. Dalam bermain, perhatian terletak pada cara dan bukan pada akhir tertentu,
berorientasiproses dan bukan berorientasi produk; bermain itu penting dari dalam dan dari
dirinyasendiri, tidak peduli apa hasil dari bermain itu sendiri (Monighan-Nourot, 1990;
Trawick-Smith,1994;Stone, 1995).
SedangkanSeefeldt&Barbour(Hikmah&Muis,2019),menyatakanbahwabermainmemiliki
enam karakteristik. Keenam karakteristik tersebut adalah (1) bermain dilandasi
olehmotivasiinstrinsikdaridalamdirianak,
(2)bermainmerupakansuatukegiatanyangmenyenangkan,
(3)bermainmerupakansuatukegiatanyangbebasdanfleksibeldariaturan-aturanyang dibebankan dari
luar, (4) bermain adalah kegiatan nonliteral, (5) bermain
mensyaratkankegiatanyangbersifatverbal,
mentaldanfisik,serta(6)bermainmerupakanpilihanyangbebas.
Lebih lanjut, Hughes (Hikmah & Muis, 2019)mendeskripsikan bahwa bermain
harusmemiliki lima karakteristik yang esensial, yakni: (1) bermain harus benar-benar dilandasi
olehmotivasiintristik,(2)dipilihsecarasukareladanbebasolehsipemain,(3)menyenangkan,
(4)nonliteral,dan (5) keterlibatan aktif dari pemain.
3. PeranGuru dalamKegiatanBermain
Rachel(2012)menjelaskanbahwagurumemilikiperanyangsangatpentingdalamkegiatanberma

1
inanak usiadini, diantaranya:

1
a. Pengamat(Onlooker)
Sebagai pengamat, guru mengamati dari dekat dan membuattanggapan seperlunya
sajadengan tidak mengganggu atau tidak terlibat dalam kegiatan bermain yang sedang
dilakukanoleh anak. Pengamatan yang dilakukan akan sangat membantu guru dalam
mengetahui
danmemahamibagaimanaperilakudankebiasaananakdalambermain.Gurujugaakanmendapatka
n keputusan kapan mereka dapat terlibat atau mengintervensi kegiatan bermainanak,sesuai
dengan kebutuhan.
b. PemberiPijakan(StageManager)
Dalam peran ini, guru tidak bermain langsung sebagai bagian dalam kegiatan bermain
anak.Namun demikian, guru berperan untuk membantu anak untuk mengalami kemajuan
pentingdalamkegiatanbermaindanmenawarkanbantuanpadasaatdibutuhkan,sepertidalammen
yiapkanperalatanbermainperan.Gurujugadapatmenawarkanskenariokegiatanbermain
(misalnya dalam mengembangkan kegiatan bermain peran sehingga menjadi
lebihberkembangtemanya), akantetapi anakbebasatautidakharusmengikuti sarandariguru.
c. TemanBermain(Co-Player)
Sebagaitemanbermain,guruikutterlibatlangsungdalamkegiatanbermain.Padaumumnya,guru
membuat sebuah dukungan kecil ketika anak-anak mulai memimpin kegiatan
bermain.Temanbermainmemberikansaran-
saranuntukmemperluasbermaindankadangkalaketerampilanbermainbagi anak,seperti
berbagi/diskusidalamkegiatanbermain.
d. PemimpinPermainan(PlayLeader)
Padaperanini,gurusecaraaktifterlibatdalammemandukegiatanbermain
anakdalamsetiaplangkah-langkah kegiatannya. Pemimpin bermain memiliki tujuan untuk
memperkaya danmengelaborasikegiatanbermainmelaluitema-
temabaru,kostum,peralatan,alurceritadalamsebuahkegiatanbermain.Gurumemilikiketerlibata
nyangsangatbesarpadaanakuntukterusmenjagakeberlangsungan dari sebuah kegiatan
bermain.

C. KurikulumPendidikanAnakUsia Dini
Pada tahun 2014 telah diterbitkan seperangkat dokumen kurikulum 2013 PAUD, yaitu:
(1)PermendiknasRIno137/2014tentangStandarPAUDdanPermendiknasRIno146/2014tentangKuri

1
kulum PAUD. Selanjutnya, juga telah disusun 5 dokumen yang terdiri dari lampiran :
(1)KerangkaDasar&StrukturKurikulumPAUD;(2)PedomanPengembanganKTSPPAUD,(3)

1
PedomanPembelajaran;
(4)PedomanPenilaian;dan(5)PedomanDeteksiDiniTumbuhKembang.Keberadaankeduadokumenk
urikulumdiatas,telahdiperkuatdenganadanyaPermendiknas RI NO. 160/ 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum2013. Mengambil intisari dari Pasal 3:
Pelaksanaan K-13 harus didahului oleh pelatihan
danpendampingan,Kurikulum2006berlakupalinglama2019/2020.SelanjutnyapadaPasal7denganin
tisarinya Satuan Pendidikan Anak Usia Dini melaksanakan kurikulum 2013 sesuai
denganketentuanperundang-undangan.Ketigaperaturanperundang-
undanganitulahyangmenjadilandasanhukumbagipengembangandanimplementasiK-
13PAUDdiIndonesia.
1. TujuanKurikulum2013
a. Membantumeletakkandasarkearahperkembangansikap,pengetahuan,danketerampilanyan
gdiperlukanolehanak untuksiapmengikuti pendidikanpadajenjang selanjutnya.
b. Mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh berdasarkan berbagai
dimensiperkembangan anak usia dini baik perkembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilanyang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sertauntukpertumbuhan danperkembangananak padatahapanberikutnya.
2. StrukturKurikulum2013PAUD
PerangkatkerjaKurikulum2013PAUDperludipelajaridenganseksamaolehparamahasiwacalon
gurudangurudiLembagaPAUDsebelummerekamelakukanimplementasinya.Berhubungan
dengan cara kerja pengembangan Perencanaan Pembelajaran dalam rangkaimplementasiK-
13PAUD,makaguruperlumencermatistandartingkatpencapaianperkembangan anak (STTPA),
yang terdiri dari 4 (empat) Kompetensi Inti (KI). Setiap KImemiliki sejumlah Kompetensi
Dasar (KD) . Setiap KD memiliki sejumlah indikator
yangmerupakanstandarminimal.Ituartinya,indikatormasihdapatditambahkandenganindikatorl
ain apabila anak didik sudah dapat mencapai indikator minimal tersebut dengan
segera,sehinggadiperlukan indikator lainyang lebih tinggitingkat kesukarannya.
3. PembelajaranberbasisKurikulum2013PAUD
PembelajaranberbasisK-13PAUDmemilikiciri-ciridiantaranya:
a. Terencana,artinyaperluadaperencanaanpembelajaransebelumpelaksanaankegiatanbelajar
melalui bermaindilakukan;
b. Tematikterintegrasi,yaitumenggunakanpendekatantematikintegratifyangdapatmemaduka

1
nsemuaaspekperkembangan;

1
c. Kontekstual, artinya isi pembelajaran haruslah sesuai dengan lingkungan dimana
anakberadaituberada,baiklingkunganalamataupun muatanataukearifanlokalkedaerahan;
d. Melaluipengalamanlangsung,artinyaanakharusmemilikikesempatanuntukmelakukansesua
tudengancaralangsungberbuat;
e. Melalui suasana bermain dan menyenangkan, artinya kegiatan belajar melalui
bermainharuslahdapat menstimulasianak untukmau melakukan tampapaksaan;
f. Responsif,haliniberkaitandenganperanguruyangcepattanggapterhadappermasalahanyang
terjadi dalam proses pembelajaran dan atau saat melakukan intervensi atau
deteksidinitumbuh kembang anak;
g. Asesmen autentik, yaitu penilaian harus dilakukan berdasarkan asesmen yang
terukur,dapatdiamati dan nyatadilakukan oleh anak;
h. PenerapanPendidikankarakter,artinyaselamapembelajaranberlangsung
gurudanpihaklainharuslahmenanamkannilai-
nilaikarakteryangbaikpadaanakmelaluikegiatanrutin,spontan,terprogram danteladan.

1
DAFTAR REFERENSI

AustralianGovernmentDepartmentofEducation,EmploymentandWorkplace.
(2009).TheEarlyYearsLearningFramework forAustralia.Australia.

Conezio,K.& French, L.(2002). Scienceinthepreschoolclassroom.USA:NationalAssociationforthe


Education ofYoung Children.

Copple, C., dan Bredekamp, S. (2006). Basics of developmentally appropriate practice:


anintroduction for teachers of children 3 to 6. USA: National Association for the
EducationofYoung Children.

Dietze,Beverlie.(2006).Foundationsofearlychildhoodeducation.Canada:PearsonCanadaInc.

Ekwueme, C. O., Ekon, E. E., & Ezenwa, D. C. (2015). The impact of hands-on-approach
onstudentacademicperformanceinbasicscienceandmathematics.HigherEducationStudies,5
, 47-51.

Gestwicki, Carol. (2007). Developmentally appropriate practice; curriculum and development


inearlyeducation. Canada:Thomson Delmar Learning.

Hartati,Sofia.(2005).Perkembanganbelajarpadaanakusiadini.Jakarta:Depdiknas.

Hikmah,&Muis, A.
(2019).PerkembangandanBelajarAnakUsiaDini.Jakarta:GTKKemdikbudristekRI.

Masitoh, Setiasih, O. & Djoehaeni, H. (2005). Pendekatan belajar aktif di taman kanak-
kanak.Jakarta:DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanTinggiDirekt
oratPembinaanPendidikanTenagaKependidikandanKetenagaanPerguruanTinggi.

Mayesky, Mary. 1990. Creative activities for young children 4th ed: play, development,
andcreativity.NewYork:DelmarPublisherInc.

Nutkins, S., McDonald, C., & Stephen, M. (2013). Early childhood education and care:
anintroduction.UK: SAGE Publications Ltd.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun
2014tentang Kurikulum2013PendidikanAnak UsiaDini.

Undang-UndangPerlindunganAnak No.23Tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai