PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peran yang sangat penting untuk
mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan anak untuk memasuki
jenjang Pendidikan nasional, yang berbunyi “ PAUD adalah suatu upaya pembinaan
yang diajukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan Pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesipan dalam memasuki
Pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat dasar
dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Menurut Undang undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
28 ayat 1 berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir
sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti
Pendidikan Dasar”.
1
penting digunakan, disebabkan karena perkembangan anak pada masa usia dini
berbeda.
Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar dilakukan dengan atau sambil
bermain yang yang melibatkan semua indera anak. Bermain identik dengan kegiatan
yang menyenangkan, menggembirakan, serta dipenuhi suasana suka dan ceria. Dalam
bermain, permainan yang dipilih biasanya yang sesuai dengan kehendak hati, sesuai
harapan, serta mendatangkan keceriaan. Menurut Singer (dalam Kusantanti,2004)
mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi
duianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan
mengembangkan kreativitas anak (Haryati, 2012 : 12).
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, agar kamu bersyukur.”
2
Kreativitas merupakan tindakan seorang yang sadar mendapatkan sesuatu
perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. John Naisbitt dan
Aburdene dalam buku Reinventing the Corporation menyatakan begitu pentingnya
suatu basis pendidikana dan latihan yang dapat menciptakan kreativitas. Mereka
menyebutkan dengan proses pembelajaran bagaimana berpikir (learn how to think),
pembelajaran bagaimana belajar (learn how to learn), dan pembelajaran menciptakan
sesuatu (learn how to create) (Basrowi, 2008 : 11).
Kreativitas tidak akan tumbuh jika anak tidak mendapatkan dukungan dari orang-
orang di sekitar anak. Proses dibutuhkan dalam meningkatkan kreativitas anak.
Kreativitas tidak akan muncul jika kegiatan atau stimulasi yang diberikan oleh guru
tidak bervariasi dan beragam. Kreativitas anak usia prasekolah tak bisa dilepaskan
dari faktor bermain. Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak dan melalui
bermain maka memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan
dorongan-dorongan kreatifnya. Kegiatan yang diberikan pada anak ini dapat
membuat anak berpikir kreatif dan belajar untuk memecahkan masalahnya.
3
penyampai pesan/ informasi tersebut dapat diterima atau diserap oleh anak dengan
baik.
Pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip Pendidikan itu salah
satu prinsip Pendidikan untuk Anak Usia Dini harus berdasarkan realita artinya
bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu yang nyata melalui media yang
konkrit. Menurut kustandi dan sutjipto (2011:9) Media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajara mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran makna pesan
yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan
sempurna. Oleh karena itu peran guru dalam menentukan media dalam proses belajar
mengajar, dituntut untuk kreatif dalam upaya mengembangkan berbagai jenis aspek
perkembangan yang dimiliki oleh tiap anak.
Masih banyak guru yang menganggap bahwa peran media dalam proses
pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala
itu tidak tersedia disekolah.
4
dan memanfaatkan media. Hal ini menyebabkan anak tidak percaya diri untuk
menjawab atau mengajukan pendapatnya.
Guru lebih sering menggunakan lembar kerja sebagai media, padahal media
dapat digunakan dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar, seperti bahan alam.
Bahan alam yang dipakai bisa dari daundaunan, biji-bijian, ranting, batu-batuan dan
bahan lainnya yang berasal dari alam. Media pembelajaran dengan bahan alam
sebagai bahan dasarnya tidak akan semahal media produksi pabrik atau bahkan tanpa
biaya sama sekali.
Dengan begitu, anak didik akan lebih merasa bersemangat apabila mereka
dilibatkan langsung dalam pembuatan media itu sebagai media pembelajaran. Selain
itu kegiatan ini dapat membangun dan mengembangkan kemampuan motorik kasar
dan halus pada anak, mengasah imajinasi serta kreativitas anak,mengembangkan
daya pikir anak, dan melatih konsentrasi pada anak.
5
Namun dalam praktiknya pada lembaga pendidikan anak usia dini, khususnya
RA PERSIS 242 GARUT belum begitu memanfaatkan bahan alam untuk digunakan
sebagai media bahan pembelajaran. Padahal sekolah tersebut sangat mudah untuk
mencari bahan alam seperti ranting-ranting, batu, daun, dan lain-lainnya. Sekolah
tersebut masih menggunakan media yang diperoleh dengan cara membeli, anak hanya
melihat dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga anak didik tidak dilibatkan
langsung dalam pembuatan media dalam pembelajaran.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan ini, yaitu
C. Tujuan Penelitian
1. Secara teoritis
Memeberi manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah
wawasan yang terkait dengan kemampuan kreativitas tergadap media bahan
alam dengan sebagai pendorong untuk melaksanakan Pendidikan anak usia
dini yang lebih baik lagi.
7
2. Secara teoritis
a. Bagi siswa
Adanya kegiatan bahan alam, diharapkan anak terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, karena pembelajaran dilakukan secara konkret, tidak
terbebani serta anak dapat menciptkan produk sesuai imajinasi anak.
b. Bagi guru
Sebagai bahan rujukan dan wawasan agar guru lebih kreatif dalam
memanfaatkan dan menciptakan aktivitas dengan mengguakan bahan alam
sehingga proses pembelajarab tidak terpusat pada guru dan kegiatan
pembelajaran yang terpaku pada akademis.
c. Bagi Kepala Sekolah
Menyediakan fasilitas-fasilitas yang baik dan lengkap agar
perkembangaan anak dapat teroptimalkan seperti media pembelajaran,
guna melancarkan proses belajar mengajar bagi guru untuk anak.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Teori belajar adalah sudut pandang melihat pertumbuhan dan perkembangan anak
melalui proses belajar. Teori belajar anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Teori Behaviorisme
Menurut teori ini, belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi anatra stimulus dan respon. Behaviorisme adalah aliran
psikologi yang percaya bahwa manusia terutama belajar karena pengaruh
lingkungan. Belajar menurut teori behaviorisme adalah perubahan tingkah
laku yang terjadi melalui proses stimulus dan respon yang bersifat
mekanisme. Oleh karena itu lingkungan yang sistematis, teratur dan
terencana dapat memberikan pengaruh ( stimulus) yang baik sehingga dapat
memberikan respon yang sesuai.
Thorndike dalam Budiningsih (2004:21). Belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat
merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, prasa atau hal-hal yang
dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan peserta didik akan melakukan belajar, yang juga dapat berubah
fikiran, perasaan, atau gerakan atau tindakan.
Conny dalam Latif (2013:73) teori behaviorisme adalah aliran
psikologi yang memandang bahwa “manusia belajar dipengaruhi oleh
lingkungan”. Sehingga belajar merupakan perubahan prilaku yang terjadi
melalui proses stimulasi dan respon yang bersikap mekanisme, sehingga
lingkungan yang baik akan memberikan stimulasi yang baik. Berdasarkan
pendapat di atas disimpulkan bahwa teori behaviorime merupakan perubahan
perilaku yang terjadi melalui proses stimulus dan proses yang bersifat
9
mekanisme, sehingga belajar merupakan perubahan prilaku yang terjadi
melalui proses stimulus dan akan direspon oleh anak.Oleh sebab itu,
perubahan prilaku yang baik pada anak (respon)ditimbulkan oleh lingkungan
(stimulus) yang baik pula begitupun sebaliknya.
2. Teori Konstruktivisme
Pengetahuan akan lebih bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh
siswa. Berbeda dari pendapat behaviorisme adalah konstruktivisme yang merupakan
salah satu pandangan psikologi kognitif.
10
daya pikir dapat mengindikasi bahwa stimulasi berperan dalam pebentukan
pengetahuan anak, terutama melalui lingkungan alam. Sedangkan melalui teori
belajar konstruktivisme anak belajar dari pengetahuannya sendiri melalui
pengetahuan yang sudah dimiliki dan digabungkan dengan pengalaman baru yang dia
temui dan rasakan. Menurut teori konstruktivisme anak membangun pengetahuanya
sendiri hal ini mengindikasi bahwa anak mampu membangun pengetahuan yang ia
dapat dari lingkungan baik dengan mengamati, mencari, dan menggali informasi,
sehingga kemampuan kognitif anak dapat berkembang. Oleh sebab itu kedua teori ini
sangat erat kaitannya dalam mengembangkan kemampuan mengklasifikasikan benda
pada anak usia dini.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik maupun mental.
Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan pada anak usia
dini perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki oleh anak. Metode pengajaran
yang diterapkan oleh seorang guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pengajaran penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter
anak, akan dapat memfasilitasi pekembangan berbagai potensi dan kemampuan anak
secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku yang positif pada anak.
Prinsip atau metode pembelajaran untuk anak usia dini antara lain :
2. Pertisipasi aktif
11
Penerapan metode pembelajaran diujukan untuk membangkitkan anak turut
berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Anak adalah subjek dan pelaku
utama dalam proses Pendidikan,bukan objek. Tugas guru adalah menciptakan situsi
dan kondisi dan kondisi belajar, sehingga anak termotivasi dan muncul inisiatif untuk
berperan secara aktif melaksanakan kegiatan belajar. Anak bukan hanya pendengar
dan pengamat, melainkan pelaku utama.
Kegiatan belajar- mengajar yang diberikan kepada anak usia dini tidak terpisah
menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran, melainkan terpadu
dan menyeluruh, terkait satu sama lain, baik motoric, kognitif, bahasa,social
emosional, dan nilai-nilai agama serta moral. Sehingga potensi anak dapat
dikembangkan secara optimal.
4. Fleksibel.
Metode pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini bersifat dinamis, tida
terstruktur dan sisesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang memang tidak
terstruktur. Anak belajar dengan cara yang ia suka,tugas guru adalah mengarahkan
dan membimbing anak berdasarkan pilihan yang anak tentukan.
Sebaiknya, sesuatu yang bersifat terstruktur dan tertata mungkin disukai oleh
guru, karena hal itu lebih memudahkan pemdidik, dan pendidika tidak dituntut
mengembagkan kreativitasnya.
5. Perbedaan individu
Anak itu unik, tidak ada anak yang memiliki kesamaan persis walau kembar
sekalipun. Demikian guru dituntut untuk merancang dan menyediakan alternatif
kegiatan belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
12
Berdasarkan prinsip-prinsip metode pembelajaran anak usia dini, maka dapat
dipahami bahwa metode pembelajaran anak usia dini perlu dirancang dan
dipersiapkan dengan baik, menjadikan kondisi dan karakter abak sebagai sumber
pertimbangan untuk utama. Terkait dengan hal itu, maka metode pembelajaran anak
usia dini adalah “ belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar”.
Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan
membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa.
Gange dalam Sujiono dkk (2007:8). Media adalah berbagai komponen lingkungan
anak yang mendorong anak untuk belajar. Pengertian tersebut menggambarkan suatu
perantara, dalam menyampaikan informasi dari suatu sumber kepada penerima.
13
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang
dibawa ke peserta didik. Objek yang dimaksud dapat berupa nyata, miniature,
model, maupun berupa gambargambar yang disajikan secara audio visual dan
audial.
b) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para pesrta didik
tentang suatu objek, yang disebabkan oleh : 1) objek terlalu besar; 2) objek
terlalu kecil; 3) objek yang bergerak terlalu lambat; 4) objek yang bergerak
terlalu cepat; 5) objek yang terlalu kompleks; 6) objek yang bunyinya terlalu
halus; 7) objek yang bahaya yang mengandung resiko tinggi. Melalui
penggunaan media yang tepat, semua objek itu dapat disajikan secara efektif
kepada peserta didik.
c) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peaserta didik dengan lingkungannya.
d) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
14
sebagai salah satu komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan tujuan dan isi
pembelajaran, hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam
pembelajran harus mengacu kepada tujuan atau kemampuan yang dikuasai
anak dan bahan ajar.
4. Media pembelajran berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Dengan
media pembelajaran, anak dapat menangkap tujuan bahan ajar lebih mudah
dan lebih cepat.
5. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, pada umumnya,hasil belajar anak dengan menggunakan media
pembelajaran lebih tahan lama mengendap di dalam pikirannya, sehingga
kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
6. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir,
oleh karena itu dapat mengurangi verbalisme.
E. Kreativitas pada Anak Usia Dini
1. Pengertian Kreativitas
15
kemampuan memecahkan masalah. Kreativitas juga sering disebut berpikir kreatif
(creative thinking). Di bidang lain misalnya manajemen dan teknologi, kreativitas
sering disebut berpikir inovatif (innovative thinking). Semua istilah ini berkaitan
dengan usaha menemukan, menghasilkan atau menciptakan hal-hal baru.
Kreatif adalah suatu usaha yang melahirkan sesuatu yang baru atau sesuatu yang
tidak biasa atau luar biasa. Dengan demikian, penulis dapat simpulkan bahwa media
pembelajaran kreatif adalah sarana pembawa pesan atau wahana dai pesan yang
mengundang minat anak untuk belajar yang berasal dari sumber pesan (guru) dan
diteruskan kepada penerima pesan (peserta didik) supaya komunikasi lebih objektif
dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Anak yang kreatif paling tidak mempunyai tiga ciri, yaitu: originality, mempunyai
pemikiran yang asli atau original. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar katagori
yang biasa (Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, 2012, p. 14). menunjukkan kelancaran
proses berfikir (Fluency). Dengan tiga ciri utama ini, anak akan mampu menghasilkan
sesuatu yang tidak sederhana dan berbeda dari peserta didik (Suharsimi Arikunto,
1980, p. 78). Adapun indikator kreatif pada anak usia dini menurut Yuliana Nurani
Sujiono dan Bambang Sujinono (2010) ada 12 (dua belas) indikator, yaitu sebagai
berikut:
16
4) Anak adalah nonkonfermis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya
sendiri.
5) Anak mengekspresikan secara verbal, contoh: membuat kata-kata lucu
atau cerita fantastis.
6) Anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu, dan senang
bertanya.
7) Anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi sendiri, anak memiliki
imajinasi dan menyukai fantasi.
8) Anak terlibat dalam eksplorasi yang sistematis dan yang disengaja dalam
membuat rencana dari suatu kegiatan.
9) Anak menyukai untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain
terutama dalam bermian pura-pura.
10) Anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya.
11) Anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek, contoh: memasukkan
atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan.
12) Anak bersifat fleksibel dan anak berbakat dalam mendesain sesuatu.
Di dalam kreativitas terdapat empat dimensi (4P) yang saling berkaitan, yaitu
person, press, process dan product. Keempat dimensi ini saling berkaitan, yaitu
pribadi (person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (process) kreatif, serta
dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, menghasilkan produk
(product) kreatif (Susanto dalam Munandar, 2011:112).
17
Guru harus memberi kesempatan pada anak untuk menemukan sendiri apa yang
mereka lakukan, Menurut Montolalu (2005:3.1) memberikan wadah pada anak TK
untuk berkreasi, akan memunculkan perilaku kreatif sebagai hasil pemikiran kreatif.
Salah satunya meningkatkan kreativitas anak adalah dengan menggunakan bahan
alam.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘ tengah’ ‘
perantara’ atau ‘pengantar’ ( Azhar Arsyad: 3).
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan, “ media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, kejadian yang membangun suatu kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Menurut Munandar (2012 : 39-40) teori Wallas yang dikemukakan pada tahun
1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992) yang menyatakan bahwa
proses kreatif meliputi empat tahap :
1) Persiapan
2) Inkubasi
3) Luminasi
4) verifikasi.
18
Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak
dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri
untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan
masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar.
Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap di mana ide atau kreasi baru
tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan
konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti
oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).
1) Media manipulative.
19
yang bisa dan biasa ditembukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media
pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti penggunaan kancing, gelas plastic, bola
kecil, kaleng, kardus, karet gelang, tutup botol,dll.
2) Media pictorial.
3) Media symbolic
Tahapan penggunaan media yang terakhir adalah media symbolic. Media ini
diberika kepada anak yang sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup matang.
Media ini sudah tidak lagi menggunakan benda-benda atau gambar, melainkan
dengan rumus-rumus, grafik ataupun lambing oprasional.
20
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung.
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan
menyediakan sumber belajara yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran
belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka
penyiapan masyarakat belajar ( learning societies) dan sumber daya manusia di masa
mendatang. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan
sebagai sumber belajar dalam Pendidikan, bahkan hamper semua tema kegiatan
dapat dipelajari dai lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya jiwa kreativitas
dan inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar.
Sebagai makhluk hidup, anak selain berinterasi dengan sesame manusia juga
berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda- benda mati.
Makhluk hidup tersebut, antara lain berbagai tumbuhan dan hewan. Sedangkan
benda-benda mati antara lain: udara, air, dan tanah.
Bahan pembelajaran dari Iingkungan dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: (1)
Lingkungan alam, sebagai bahan mentah, (2) lingkungan produsen atau Iingkungan
pengrajin, sebagai pengelola dan penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi, (3)
lingkungan masyarakat pengguna bahan jadi yaitu sebagai konsumen. Adapun yang
dimaksud dengan `bahan' ini dapat saja berupa tanaman, tanah, batu-batuan, kebun,
sungai dan ladang, pengrajin kayu, rotan dan pasar atau toko sebagai pusat jual beli
bahan-bahan jadi tersebut.
21
sangat terlihat biasa saja, akan tetapi ketika kemampuan kognitif seorang anak
berkembang dengan baik maka akan memanfaatkan, menemukan, serta
mengkreasikan sebagai sesuatu hal yang unik dan menarik. Sejalan dengan pendapat
di atas, Sertain dalam Purwanto (2007:72) mengatakan bahwa:
Lingkungan (enviroment) meliputi semua kondisi di dalam dunia ini yang dengan
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau
life processes kita kecuali gen-gen. Lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu
yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air,
iklim, dan hewan. Sudjana (2011:11) yang menyatakan bahwa “Bahan alam yaitu
bahan yang diperoleh dari alam yang dapat digunakan untuk membuat suatu produk
atau karya. Bahan alam dapat dimanfaatkan sebagai media dalam belajar”. Lebih
lanut, Asmawati (2014:31) mengatakan bahwa “Bahan alam dipergunakan untuk
mempelajari bahan-bahan alam seperti pasir, air, play dough, warna dan bahan alam
lainnya”. Manfaat bahan-bahan alam yaitu dapat membantu AUD dalam
mengeksplorasi dan meningkatkan seluruh aspek kemampuan didalam dirinya.
Berdasarkan pernyataan yang sudah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa lingkungan alam adalah lingkungan yang berfungsi sebagai sumber belajar
yang baik untuk anak usia dini. Lingkungan alam mencakup segala sesuatu yang
berada di alam seperti tumbuhan, hewan, cuaca, air, manusia dan lain-lain. Semua itu
dapat dijadikan sumber belajar dalam kegiatan yang menarik dan menyenangkan
untuk anak. Aktivitas bermain menggunakan bahan alam adalah aktivitas yang
dilakukan dengan mencari, memilih, menggunakan, dan membedakan bahan alam
yang ada di lingkungan seperti daun, kayu, ranting, batu, pasir, air, batu-batuan, biji
bijian sebagai sumber belajar
Oleh karena itu, seharusnya tidak ada lagi guru yang enggan menggunakan media
pembelajaran karena alasan ketiadaan biaya. Karena begitu banyak jenis media
belajar yang dapat kita peroleh secara mudah dan murah di sekitar kita.
22
G. Media Bahan Alam
Media bahan alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar kita yang
dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Media ini sangat murah namun
dapat dipergunakan secara efektif dan efesien untuk pembelajaran.Yukananda
(2012:5) Bahan/ media alam yaitu bahan yang langsung diperoleh dari alam. Media
bahan alam dapat dimanfaatkan sebagai media dalam belajar. Bahan alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai media adalah batu-batuan, kayu dan ranting, biji-bijian, daun,
pelepah, bambu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan media bahan alam sebagai media
pembelajaran oleh guru secara tepat akan membantu anak dalam menggembangkan
berbagai aspek perkembangan anak baik aspek kognitif, sosial emosional, bahasa,
motorik, moral dan nilai-nilai agama serta kecakapan hidup ( life Skill ).Pada
umumnya anak usia dini sering memperhatikan, membicarakan, dan menanyakan
berbagai hal yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Mereka memiliki minat yang
kuat terhadap lingkungan dan benda-benda yang ada disekitarnya seperti media bahan
alam tersebut, dan ini sangat bermanfaat bagi aspek perkembangan anak usia dini.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk menstimulasi aspek
perkembangan anak usia dini adalah dengan memanfaatkan mediabahan alam sebagai
media pembelajaran, seperti memanfaatkan batu-batuan, pasir, air, daun-daunan,
tanaman, bambu, biji-bijian dan lainlain. Banyak media yang terdapat di lingkungan
alam sekitar anak yang dapat digunakan sebagai media atau alat peraga untuk
kegiatan pembelajaran anak tanpa perlu biaya mahal. pemanfaatan media alam
sebagai media belajar dapat memberikan pengalaman yang riil kepada anak,
pembelajaran menjadi lebih konkrit, dan tidak verbalistik, sehingga anak lebih mudah
menyerap pengetahuan, sebab pada masa usia dini anak berada pada masa
operasional konkrit, dimana pada masa itu anak lebih banyak menyerap pengetahuan
melalui benda-benda nyata seperti media bahan alam tersebut. Selain itu, dengan
menggunakan media bahan alam anak dapat berfikir sendiri dan dapat mengolah
media alam yang sederhana tersebut menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermakna.
23
Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan
alam terdapat di alam dan ditemukan di tanah atau bagian dari hewan atau ditemukan
ditanah atau bagian dari hewan atau tumbuhan (Whittaker, 2004:46). Bahan alam
mudah ditemukan disekitar lingkungan anak. Bahan alam juga terdapat diluar pintu
kita atau dapat doperoleh dekat tempat tinggal kita ( Militer,2009:46). Bahan alam
merupakan bahan yang terbatas dan mudah ditemukan hamper dilingkungan sekitar.
Bahan alam yang digunakan sangat beragam dan penggunaan yang dilakukan
diharapkan tepat sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar anak. Banyak langkah-
langkah yang digunakan dalam penggunaan bahan alam. Adapun langkah untuk
menggunakan bahan alam, yaitu bahan alam dilakukan dengan mengelompokan
bahan alam berdasarkan jenis, warna, ukuran dan bentuk. Selanjutnya dicocokkan
yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya. Disediakan bahan-bahan pendukung
yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam seperti menggunakan tangkai sebagai
kaki atau tangan. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun objek bahan alam dengan
menggunakan lem dan bahan-bahan pendukung lainnya (Department Education,
Training and Employment, 2012:2) . Orang dewasa bisa membantu anak untuk
meningkatkan kreativitas dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
mengumpulkan bahan alam. Beragam bahan yang berasal dari alam digunakan dan
memiliki bermacam-macam jenis
Keuntungan dari penggunaan media bahan adalah tidak mengeluarkan biaya yang
mahal. Bahkan tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Selain itu bahan-bahan yang
dibutuhkan mudah didapat. Selain itu mendekatkan anak pada alam akan membuat
24
mengembangkan kecerdasan naturalis anak dan anak akan dekat dengan alam. Alam
menyedikan banyak hal yang dapat dipelajari. Seperti anak dapat langsung belajar
mengenal tanaman,tanah,batu, dan sebagaianya.
Salah satu sentra terdapat di dalam model pembelajaran Beyond Centre Circle
Time adalah bahan alam. Dalam pasal 29 ayat 1 (e) Konvensi Hak-hak anak
disebutkan bahwa “ pengembangan untuk menghargai lingkungan alam”. Lingkungan
yang mendukung dan banyak memberikan rangsangan dapat meningkatkan
kemampuan belajar anak.
1) Kecerdasan Linguistik
2) Kecerdasan Logika Matematika
25
3) Kecerdasan Fisik/ Kinestetik
4) Kecerdasan Visual Spasial
5) Kecerdasan Musikal
6) Kecerdasan Intrapersonal
7) Kecerdasan Interpersonal
8) Kecerdsan Natural
Selaras juga dengan penelitian yang dilakukan oleh piaget, yaitusebagai berikut.
Bermain dengan bahan alam berarti mengajak anak untuk menggunakan semua
panca indranya untuk menemukan hal baru, merangsang rasa ingin tahu anak, dan
membantu anak mengembangkan keterampilannya. Biarkan anak mengeksplorasi
lingkungannya. Tugas guru disekolah dan orangtua dirumah adalah mengawasi dan
mendampingi anak ketika bermain sambal terus-menerus memotivasi anak untuk
menjajahi lingkungannya.
Ketika anak melakukan kegiatan bermain bahan alam, guru dapat melakukan
pengamatan dan penilaian mengenai kemajuan aspek-aspek perkembangan anak yang
mencakup aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosio emosional dan seni.
26
ASPEK TUJUAN
MORAL DAN 1. Mengenalkan kepada anak bahwa semua makhluk
AGAMA diciptakan oleh Tuhan yang YME
2. Mengajak anak untuk belajar bersyukur bahwa Tuhan
sudah menciptakan pasir,air,sungai,laut dan
sebagainya untuk kehidupan manusia di bumi.
3. Mengajak anak untuk selalu menjaga kebersihan dan
lingkungan.
KOGNITIF 1. Mengembangkan aktivitas keilmuan (klasifikasi,
perbandingan ( banyak sedikit, atas bawah, luar dala,
panas dingin), pegukuran (Panjang pendek, besar
kecil)
2. Anak belajar tentang konsep warna.
3. Mengenal konsep angka
4. Melatih anak menciptakan pola yang ada dalam
pikirannya.
5. Mengenal konsep geometri
6. Mengenal pengukuran sederhana.
27
EMOSIONAL mengembangkan kemampuannya dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekpresikan perasaan dan menyatakan
pendapatnya.
3. Mendukung pemahaman anak tentang lingkungan
sekitarnya.
4. Membantu anak memahami konsep diri yang positif.
5. Anak belajar untuk bertanggung-jawab , mandiri,
dan bekerja sama.
SENI Anak belajar menghasilkan satu kerya sesuai dengan
kemampuan imajinasi dan kreativitasnya.
28
29