Anda di halaman 1dari 3

MASALAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dimas Arif Aziz


18105241007

Masa usia dini adalah masa yang sangat penting dalam sepanjang perjanan
hidup manusia, karena pada masa ini merupakan masa pembentukan
pondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak
selanjutnya, seperti halnya yang ditemukan oleh Hurlock bahwa tahun-tahun
awal kehidupan anak merupakan dasar yang cenderung bertahap dan
memengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya. Masa ini anak
memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, moral dan
sebagainya, (Hurlock, 1991:27).

Montessori menyatakan bahwa pada rentang usia lahir sampai 6 (enam)


tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan
masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai
rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan
psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
Menurut hasil penelitian Osborn, White dan Bloom dalam Ernawati (2009),
pada usia 4 (empat) tahun pertama separuh kecerdasan manusia sudah
terbentuk. Artinya jika pada usia tersebut otak anak tidak mendapat
rangsangan secara maksimal, maka potensi anak tidak akan berkembang
secara optimal.

Maka dari itu pendidikan untuk anak usia dini memegang peranan sangat
penting pada pembentukan generasi penerus bangsa Indonesia di masa
depan. Kebanyakan anak-anak Indonesia dalam memulai proses masuk ke
lembaga pendidikan, mengabaikan pendidikan anak usia dini, padahal untuk
membisaakan diri dan mengembangkan pola pikir anak, pendidikan sejak
usia dini mutlak diperlukan.

UU sisdiknas no. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia


dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.

Bagi anak usia dini menutut ilmu dilakukan melalui kegiatan yang
menyenangkan, seperti berlarian, bermain dengan benda nyata, melakukan
percobaan-percobaan kecil bahkan bercocok tanam karena pendidikan anak
usia dini berorientasi pada kegiatan bermain, sebagaimana kita ketahui
bahwa anak belajar dan mendapatkan banyak pengalaman melalui bermain.
Oleh karena itu sistem kegiatan pembelajran di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dirancang secara khusus melalui metode bermain sambil belajar.
Belajar melalui kegiatan bermain mampu membuat konsentrasi anak lebih
lama, sebagaimana menurut Hurlock anak usia dini memiliki daya
konsentrasi yang singkat yaitu 10-15 menit. Dalam belajar anak usia dini
memerlukan perantara atau yang biasa disebut dengan media pembelajaran,
dimana dengan adanya media pembelajaran mampu mengalihkan perhatian
anak untuk tidak cepat bosan atau mampu konsentrasi dalam suatu kegiatan
dengan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan tidak menggunakan
media pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki banyak sekali manfaat dalam pembelajaran,


salah satunya dalam pembelajaran anak usia dini. Media adalah suatu benda
yang tidak bisa lepas dari pembelajaran anak usia dini sebagaimana media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
anak usia dini. Pengalaman tiap anak berbeda-beda, tergantung dari
kejadian-kejadian yang alami oleh anak. Media pembelajaran dapat
mengatasi perbedaan tersebut. Jika anak usia dini tidak memungkinkan
dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa
ke pada anak usia dini. Objek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,
model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan audial (Rohani ahmad, 1997:32). Media banyak memberikan
dampak positif bagi anak, baik yang berkenaan dengan proses
perkembangan otak maupun yang berhubungan dengan kreativitas
(Hasnidah, 2015:36). Salah satu dampak positif dari penggunaan media
pembelajaran yaitu Pembelajaran dapat lebih menarik dan interaktif.

Di Indonesia dan khususnya di Yogyakarta tidak sedikit dari lembaga


pendidikan anak usia dini yang mungkin masih kekurangan media
pembelajaran. Menurut hasil wawancara kepada salah satu kepala TK yang
ada di Yogyakarta menjelaskan bahwa memang media pembelajaran yang
ada disekolah belum cukup untuk mendukung semua proses pembelajaran.
Disana hanya ada beberapa media pembelajaran, contohnya media
berbentuk balok untuk mengenalkan kepada anak tentang materi berhitung,
dan kartu huruf untuk mengenalkan huruf. Dengan kurangnya media
pembelajaran mungkin akan memengaruhi proses pembelajaran, namun
tidak sampai menghambat pembelajaran. Pembelajaran akan tetap berjalan
dengan ataupun tanpa media.

Dalam kondisi ini kemampuan dan kreativitas guru anak usia dini diuji.
Dengan kurangnya media, guru harus bisa memanfaatkan apa saja yang ada
di lingkungan belajar sebagai media. Dengan memanfaatkan benda disekitar
lingkungan belajar akan membantu pembelajaran berjalan dengan efektif
dan menyenangkan.
Selain media ada juga masalah yang lain, seperti anak yang belum bisa
menyesuaikan kondisi dengan kelas. Disini peran guru sangatlah penting
dalam penguasaan kelas. Guru dituntut untuk bisa memahami karakteristik
setiap anak yang berbeda-beda, guru juga dituntut untuk bisa menguasai
kelas. Agar anak merasa nyaman berada dikelas, guru mungkin bisa
membuat pembelajaran yang membuat anak senang, seperti bernyanyi dan
bergeral, namun itu semua harus dengan pengawasan guru.

Daftar Pustaka

Dewi, Kurnia. Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini.

Olivia Kembuan, 2019. Perancangan dan Implementasi Aplikasi Permainan


Edukatif Bagi Siswa Paud. Cakrawala Dini: Pendidikan Anak Usia Dini
10(2): 151-155

Anda mungkin juga menyukai