Masa usia dini adalah masa yang sangat penting dalam sepanjang perjanan
hidup manusia, karena pada masa ini merupakan masa pembentukan
pondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak
selanjutnya, seperti halnya yang ditemukan oleh Hurlock bahwa tahun-tahun
awal kehidupan anak merupakan dasar yang cenderung bertahap dan
memengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya. Masa ini anak
memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, moral dan
sebagainya, (Hurlock, 1991:27).
Maka dari itu pendidikan untuk anak usia dini memegang peranan sangat
penting pada pembentukan generasi penerus bangsa Indonesia di masa
depan. Kebanyakan anak-anak Indonesia dalam memulai proses masuk ke
lembaga pendidikan, mengabaikan pendidikan anak usia dini, padahal untuk
membisaakan diri dan mengembangkan pola pikir anak, pendidikan sejak
usia dini mutlak diperlukan.
Bagi anak usia dini menutut ilmu dilakukan melalui kegiatan yang
menyenangkan, seperti berlarian, bermain dengan benda nyata, melakukan
percobaan-percobaan kecil bahkan bercocok tanam karena pendidikan anak
usia dini berorientasi pada kegiatan bermain, sebagaimana kita ketahui
bahwa anak belajar dan mendapatkan banyak pengalaman melalui bermain.
Oleh karena itu sistem kegiatan pembelajran di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dirancang secara khusus melalui metode bermain sambil belajar.
Belajar melalui kegiatan bermain mampu membuat konsentrasi anak lebih
lama, sebagaimana menurut Hurlock anak usia dini memiliki daya
konsentrasi yang singkat yaitu 10-15 menit. Dalam belajar anak usia dini
memerlukan perantara atau yang biasa disebut dengan media pembelajaran,
dimana dengan adanya media pembelajaran mampu mengalihkan perhatian
anak untuk tidak cepat bosan atau mampu konsentrasi dalam suatu kegiatan
dengan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan tidak menggunakan
media pembelajaran.
Dalam kondisi ini kemampuan dan kreativitas guru anak usia dini diuji.
Dengan kurangnya media, guru harus bisa memanfaatkan apa saja yang ada
di lingkungan belajar sebagai media. Dengan memanfaatkan benda disekitar
lingkungan belajar akan membantu pembelajaran berjalan dengan efektif
dan menyenangkan.
Selain media ada juga masalah yang lain, seperti anak yang belum bisa
menyesuaikan kondisi dengan kelas. Disini peran guru sangatlah penting
dalam penguasaan kelas. Guru dituntut untuk bisa memahami karakteristik
setiap anak yang berbeda-beda, guru juga dituntut untuk bisa menguasai
kelas. Agar anak merasa nyaman berada dikelas, guru mungkin bisa
membuat pembelajaran yang membuat anak senang, seperti bernyanyi dan
bergeral, namun itu semua harus dengan pengawasan guru.
Daftar Pustaka