Anda di halaman 1dari 18

PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini

Volume 7 Nomor 1 Februari 2021


P-ISSN: 2599-0438; E-ISSN: 2599-042X

MANFAAT BERMAIN PAPERCRAFT DALAM MENINGKATKAN


KREATIVITAS BERPIKIR PADA ANAK USIA DINI

Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2


1
Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2UIN Sunan Ampel
e-mail: Haribudi_s2@untag-sby.ac.id, abdulmuhid@uinsby.ac.id

ABSTRAK
Perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia hanya mengukur kepandaian anak dengan
dasar nilai studi di setiap sekolah belum sampai mendidik dan mengembangkan kreativitas
anak. Pendidikan harus mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman, anak -anak
harus dibekali kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
teknologi supaya anak dapat menghadapi perkembangan zaman yang dinamis. Kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan menganalisa pada anak perlu ditumbuhkan, kurangnya anak
bermain di luar. Ini menyebabkan kemampuan berpikirnya kurang berkembang, tidak berani
mencoba hal baru, menghadapi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
mendeskripsikan secara mendalam tentang manfaat bermain papercraft dalam meningkatkan
kreativitas berpikir pada anak usia dini. Kajian-kajian terdahulu telah membahas pengaruh
bermain papercraft terhadap peningkatan motorik pada anak namun belum melihat aspek
kreativitas berpikir yang dapat dikembangkan anak ketika bermain papercraft.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan atau
studi literatur. Metode studi literatur yaitu salah satu metode peneltian yang lebih
mengutamakan penelusuran pustaka, seperti buku-buku tentang anak, kreatvitas berpikir dan
bermain papercraft. Saat bermain papercraft, anak akan terbiasa memperhatikan dan mengikuti
perintah/ instruksi yang diberikan guru dengan runut. Dan yang tidak kalah penting pada saat
anak bermain papercraft akan menstimulasi anak untuk berpikir kreatif dimana akan
memunculkan ide-ide baru dan model baru dari hasil karya yang dibuatnya, dan juga
mendorong anak untuk berimajinasi akan hasil karyanya. Dengan demikian, ketika anak
bermain papercraft dapat menstimulasi kemampuan kreativitas berpikir anak. Karena
kreativitas berpikir anak bisa dikembangkan dan dirangsang melalui pengalaman b ermain anak
yang menyenangkan dan imajinatif, dimana anak-anak dapat terlibat dalam bermain peran
untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru serta inovatif dalam proses bermain tersebut.

Kata-kata Kunci: kreativitas berpikir, bermain papercraft, anak usia dini

ABSTRACT

The development of education in Indonesia only measures the intelligence of children on


the basis of the value of studies in each school that has not yet educated and developed children's
creativity. Education must experience development in accordance with the progress of the times,
children must be equipped with the ability to adapt to changes and technological development so
that children can face the development of a dynamic era. The ability to think critically and analytical
skills in children needs to be grown, the lack of children playing outside. This causes the ability to
think less developed, not dare to try new things, face challenges. The research aims to study and
describe in depth the benefits of playing papercraft in improving creativity in thinking at an early
age. Previous studies have discussed the effect of playing papercraft on increasing motor skills in
children but have not looked at aspects of thinking creativity that children can develop when playing
papercraft. This study uses a qualitative approach to the type of library research or literature
studies. The literature study method is one of the research methods which prioritizes library
research, such as books about children, thinking creativity and playing papercraft. When playing
papercraft, children will get used to paying attention and following the instructions / instructions
given by the teacher by trace. And no less important when children play papercraft will stimulate
76
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

children to think creatively which will bring up new ideas and new models of the work they make,
and also encourage children to imagine their work. Thus, when children play papercraft can
stimulate children's creative thinking abilities. Because children's creativity can be developed and
stimulated through children's play experiences that are fun and imaginative, where children can be
involved in role playing to produce new and innovative ideas in the play process.

Key Words: creativity thinking, playing papercraft, early childhood

Pendahuluan Ahli pendidikan dari


Amerika Serikat, yang berasal dari
Latar Belakang Universitas Chicago, yaitu
Salah satu sumber daya Benyamin S. Bloom dalam
manusia yang harus dijaga yaitu penelitiannya (Diktentis, 2003: 1),
anak. Anak adalah generasi penerus menyatakan bahwa pada rentang
yang memiliki peran penting dalam umur 0–4 tahun pertumbuhan sel
menjaga dan meneruskan cita-cita jaringan yang ada diotak anak
bangsa. Tumbuh kembang anak mencapai 50%, dan mencapai 80%
perlu diperhatikan sejak dini supaya pada saat anak berusia 8 tahun.
anak dapat berperan dengan baik Sehingga pada rentang umur 0–8
(Kementerian Pemberdayaan tahun dikatakan juga sebagai masa
Perempuan dan Perlindungan Anak, emas atau Golden Age, Pemberian
2019). Berdasarkan data yang ada, gizi yang sesuai, dan pelayanan
menunjukkan bahwa layanan untuk pendidikan serta memberikan
pendidikan anak pada usia dini yang perhatian kepada kesehatan anak
ada di Indonesia masuk dalam sangat penting untuk dapat
kategori yang sangat rendah. mengoptimalkan dan menstimulasi
Menurut Nurwida (2016), kecerdasan atau kemampuan otak
berdasarkan data yang dihimpun, anak. Salah satu bentuk layanan
untuk anak Indonesia yang sudah pendidikan untuk anak pada usia
memperoleh layanan pendidikan baru dini adalah bagaimana dapat
28% (7.347.240 anak) ini untuk merangsang setiap kemampuan
kategori jumlah anak usia 0–6 tahun. anak melalui kegiatan bermain.
Sedangkan untuk anak pada rentang Dalam bermain dapat diamati
usia 4–6 tahun, terdapat kurang lebih beberapa pola perilaku anak saat
10,2 juta (83,8%) anak, yang belum bersama teman-temannya. Menurut
merasakan dan memperoleh layanan Hurlock dalam situasi sosial dapat
pendidikan. Layanan pendidikan mengekpresikan kerjasama,
kepada anak di usia dini, pada usia ini semangat kompetisi, sikap berbagi,
merupakan dasar yang amat keinginan akan penerimaan di
berpengaruh terhadap perkembangan tengah lingkungan sosial, simpati,
anak selanjutnya sampai dewasa. empati, saling ketergantungan,
Hurlock (1991: 27) menyatakan keramahan, hasrat meniru dan
bahwa pendidikan anak pada usia dini kelekatan (Tirtayani, 2012). Slogan
adalah pondasi yang kuat yang bermain sambil belajar adalah
mempengaruhi perilaku dan sikap slogan yang dapat diartikan sebagai
anak sampai dewasa. satu kesatuan, yaitu proses

77
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

pembelajaran yang dikerjakan anak Pendidikan mengatakan bahwa


adalah melalui kegiatan bermain anak-anak harus dibekali
(Nurwida, 2016). Pernyataan ini kemampuan menyesuaikan dengan
sesuai dengan karakteristik perubahan dan perkembangan
kurikulum untuk anak pada usia teknologi supaya anak dapat
dini, terutama kurikulum untuk menghadapi perkembangan zaman
anak Taman Kanak-Kanak. yang dinamis. Hal yang paling
Bermain, dicantumkan dalam penting adalah kemampuan berpikir
kurikulum, ini adalah salah satu kritis dan kemampuan menganalisa
pendekatan di dalam melakukan pada anak perlu ditumbuhkan
kegiatan pembelajaran anak pada (Harususilo, 2019). Sedangkan
usia dini. Usaha-usaha pakar psikologi Tika Bisona menilai
penyelenggaraan pendidikan yang bahwa anak-anak zaman sekarang
disampaikan oleh guru sebagai kurang mengikuti kegiatan yang ada
pendidik haruslah dikerjakan dalam di luar. Ini menyebabkan
kondisi yang menyenangkan dan kemampuan berpikirnya kurang
mengembirakan, dan menggunakan berkembang, tidak berani mencoba
strategi metode, materi,/ bahan, hal baru, tidak berani menghadapi
media yang menarik, serta mudah tantangan, merasa senang ada di
diikuti dan ditiru oleh anak. Melalui zona nyaman. Bahkan seringkali
kegiatan bermain, anak dapat orang tua melarang anaknya dengan
memanfaatkan atau menggunakan banyak berkata 'awas', 'jangan', dan
objek-objek yang berada dekat 'nggak boleh', jadi bisa dikatakan
dengannya untuk dieksplorasi dan anak-anak sekarang kurang
anak dapat menemukan sesuatu merdeka emosinya (Liputan6.com,
yang baru sehingga proses 2013).
pembelajaran lebih bermakna dan Salah satu hal yang harus
berarti (Puskur Balitbang, 2002). diperhatikan dalam tumbuh
Pakar-pakar bidang kembang anak adalah bagaimana
pendidikan melihat bahwa kemampuan kreativitas berpikir
kreativitas bangsa Indonesia masih yang dimiliki anak dapat
tergolong sangat rendah, hal ini dikembangkan. Kreativitas berpikir
diungkapkan oleh Jellen dan Urban anak pada usia dini bisa di stimulasi
(Munandar, 2004). Menurut Prof Dr dan dikembangkan melalui kegiatan
Zainudin Maliki menyatakan bahwa bermain, hal tersebut sesuai dengan
perkembangan pendidikan yang ada penelitian yang pernah dilakukan
di Indonesia dinilai hanya oleh Munandar (2004: 94) dalam
mengukur kepandaian anak dengan penelitiannya menunjukan bahwa
dasar nilai studi di setiap sekolah ada hubungan yang dekat antara
belum mendidik dan perilaku bermain dan kreativitas.
mengembangkan kreativitas anak. Dalam Jurnal AUDI, Dwi
Padahal, pendidikan harus Nurjannah telah melakukan
mengalami perkembangan sesuai penelitian “Peningkatan
dengan kemajuan zaman, nilai Kemampuan Motorik Halus Anak
pelajaran bukan hal satu-satunya Kelompok A Melalui Kegiatan
yang utama (antaranews, 2011). Bermain Papercraft” telah
Nadiem Makarim Menteri memperoleh kesimpulan bahwa

78
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

kegiatan bermain papercraft sangat memecahkan konflik, dan


efektif dan dapat digunakan dalam memperoleh rasa percaya diri akan
meningkatkan kemampuan motorik kemampuannya (Miranda, 2016).
halus anak kelompok A (Audi, Melalui kegiatan bermain, anak
2019). Menurut Vygotsky dalam juga dapat menstimulasi
Sofia Hartati (2005) menyatakan kemampuan berpikirnya dalam
bahwa kegiatan bermain berimajinasi dan mengembangkan
mengarahkan perkembangan dan kreativitasnya. Oleh karena itu
kemampuan anak dalam maka guru harus punya peran
berkreativitas. Dalam penting dalam mendukung anak
penelitiannya, Chrysta dan Marsudi dalam bermain karena guru
juga memperoleh hasil bahwa merupakan komponen yang penting
penerapan media papercraft sangat dari proses pembelajaran yang
efektif dan siswa kelompok TK-B berorientasi pada perkembangan
sangat antusias dalam melakukan anak.
kreativitas ini (VITASARI Rentang usia dimana anak
JASMINE, 2018). dikatakan pada usia dini
Menurut Nurwida (2016), mempunyai batasan usia dan
kegiatan bermain memberikan suatu kemampuan dalam memahami
dasar bagi anak dapat sesuatu yang berbeda-beda,
mempraktekan dan mengeksplorasi tergantung dari sisi mana atau sudut
kemampuannya untuk menemukan pandang apa yang digunakan. Anak
dan memperoleh keterampilan- pada usia dini digolongkan sebagai
keterampilan yang baru dan juga manusia dewasa yang kecil, masih
untuk berfungsi dan mengasah lugu dan belum bisa melakukan
kemampuan berpikir anak dalam apa-apa atau bisa dikatakan belum
lingkungan sosial dan mengambil mampu berfikir secara komplek.
peran-peran sosial baru, mencoba Pemahaman lain menyatakan bahwa
tugas-tugas baru dan menantang, anak pada usia dini yaitu anak
serta menyelesaikan masalah yang merupakan manusia kecil dimana
ada disekitarnya (Universitas et al., kemampuannya masih perlu di
n.d.). Selain itu untuk mendukung stimulasi dan masih harus
tumbuh kembang anak dalam aspek dikembangkan. Hurlock (1980),
perkembangan kognitif, bermain anak pada masa usia dini diawali
berperan penting dalam dengan sifat anak yang mulai
perkembangan fisik, emosi, dan setelah masa bayi, yang penuh
sosial anak. Anak dapat dengan keterbatasan dan
mengekspresikan dan ketergantungan, sampai saat anak
menyampaikan ide-ide baru, mengalami kematangan secara
pemikiran, dan menyampaikan seksual yaitu kurang lebih pada usia
perasaannya ketika terlibat dalam 2 tahun. Ia memiliki sifat dan
kegiatan bermain simbolik. Selama karakteristik tertentu yang khas/
bermain anak bisa belajar khusus dan tidak sama dengan
bagaimana anak mampu orang dewasa serta akan
mengendalikan emosi, saat berkembang menjadi manusia
berinteraksi dengan temannya, bisa dewasa seutuhnya.
79
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

NAEYC (National konkret (7-11). (2) Munculnya rasa


Assosiation Education for Young ingin tahu pada anak yang besar,
Chlidren) mendefinisikan anak usia Menurut sudut pandang anak, dunia
dini yaitu individu-individu yang ini berisi dengan hal-hal yang
berada pada kisaran rentang umur sangat menarik dan luar biasa. Hal
antara 0–8 tahun. Dapat dikatakan tersebut menimbulkan rasa keingin-
disini anak pada usia dini yaitu tahuan anak yang besar. Rasa ingin
sekelompok manusia yang masih tahu anak amat bervariasi dan
dalam masa proses pertumbuhan berbeda-beda, tergantung dari
dan perkembangan. Para ahli persepsi anak bagian mana yang
menyebut pada usia tersebut membuat anak tertarik
sebagai masa usia emas (Golden perhatiannya. misalnya, anak lebih
Age) yang muncul dan terjadi hanya cenderung tertarik dengan barang
satu kali dalam siklus yang menimbulkan dampak dari
perkembangan hidup setiap pada barang yang timbul dengan
manusia. Masa pertumbuhan dan sendirinya. (3) Anak sebagai
perkembangan setiap anak pada Mahluk Sosial, Anak akan merasa
usia dini harus ditujukan pada senang berada dan diterima oleh
pertumbuhan dan perkembangan teman sebayanya. Setiap anak akan
pada fisik, sosio-emosional, bersukacita bisa kerja bersama
kognitif, bahasa serta kreativitas temannya dalam membuat rencana
anak yang seimbang sebagai dan bisa menyelesaikan pekerjaan
pondasi atau dasar yang mana dengan baik. Mereka melakukan
dibutuhkan dalam pembentukan secara bersama-sama dan saling
untuk menjadi pribadi yang utuh. memberikan dukungan dengan
Menurut pendapat Richard sesama temannya. Setiap anak akan
D. Kellough (1996) Karakteristik membangun konsep tentang diri
anak pada usia dini adalah: (1) Anak sendiri melalui kegiatan dan
memiliki sifat Egosentris, anak interaksi sosial. Pada saat anak
lebih condong melihat/ diberikan kesempatan untuk saling
memperhatikan dan memahami bekerjasama dengan temannya
sesuatu yang terjadi dari sudut maka anak akan membangun
pandang dirinya dan kepentingan kepuasan dirinya melalui
sendiri. Ini bisa terlihat dan nampak penghargaan diri (4) Anak memiliki
dari perilakunya yang masih suka sifat unik, Anak adalah pribadi yang
berebut mainan, dan akan menangis istimewa di mana masing-masing
jika apa yang diperlukan tidak anak-anak memiliki sifat bawaan,
dipenuhi oleh orang tuanya, atau kapabilitas, minat serta latar
masih memaksakan kehendaknya belakang hidup yang berbeda. Di
terhadap orang lain. Menurut Piaget samping ada beberapa yang
karakteristik atau perilaku seperti memiliki kesamaan, menurut
ini berhubungan dengan pendapat Bredekamp (1987), setiap
perkembangan kognitif anak bahwa anak mempunyai keunikannya
anak pada usia dini sedang ada pada sendiri misal dalam gaya belajar
fase transisi, fase transisi ini adalah anak, minat yang disukai dan
fase fase praoperasional (2-7) keluarga yang berbeda. (5) Kaya
menuju ke fase operasional yang dengan fantasi, setiap anak akan

80
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

bahagia dengan perihal yang NAEYC(1992) menyatakan bahwa


sifatnya imajinasi, bisa dikatakan anak pada usia dini merupakan awal
bahwa pada umumnya anak kaya kehidupan, usia ini sebagai masa
dengan fantasi. Pengalaman- anak belajar, slogannya adalah
pengalaman yang dialaminya atau “Early Years are Learning Years”.
kadang bertanya hal-hal luar biasa Sebab pada rentang usia ini,
anak dapat bercerita dengan baik. berbagai aspek pada diri anak
Hal ini disebabkan karena imajinasi mengalami pertumbuhan yang luar
anak mengalami perkembangan biasa dan perkembangan yang
melebihi apa yang dilihatnya, begitu pesat dan cepat. Oleh sebab
misalnya, pada saat anak melihat itu, maka pada tahap perkembangan
gambar sebuah mobil, maka ini anak sangat memerlukan
imajinasi anak berkembang rangsangan dan stimulasi dari
bagaimana mobil itu berjalan dan orang-orang sekitar dan
berlomba dalam suatu perlombaan lingkungannya. Pada masa periode
(6) kemampuan konsentrasi anak ini semua potensi yang dipunyai
yang rendah, Pada umumnya anak anak mengalami percepatan
mengalami kesulitan untuk pertumbuhan serta perkembangan
berkonsentrasi pada waktu yang luar biasa.
mengikuti kegiatan yang Proses berpikir adalah urutan
membutuhkan waktu yang panjang. peristiwa mental yang timbul secara
Anak selalu cepat beralih alami atau terencana serta sistematis
perhatiannya pada suatu aktivitas di dalam konteks ruang dan waktu
dalam jangka waktu yang panjang. serta media yang digunakan yang
Anak selalu cepat beralih pada menghasilkan suatu perubahan pada
kegiatan lain yang lebih menarik, objek yang mempengaruhinya. Di
kecuali memang aktivitas tersebut dalam Proses berpikir terdapat hal-hal
selain mengembirakan juga seperti peristiwa mencampur,
beragam dan tidak membosankan. menggabungkan, mencocokan,
Sedangkan menurut pendapat Berg menukar, mengurutkan konsep-
(1988) dikatakan bahwa sepuluh konsep dan persepsi-persepsi serta
menit merupakan waktu yang pengalaman terdahulu (Kuswana,
memungkinkan bagi anak umur 2011).
kurang lebih 5 tahun untuk bisa Kreativitas adalah suatu
duduk tenang dan bisa keadaan, dimana sikap dan kondisi
memperhatikan atau bisa seperti ini sangat istimewa dan
konsentrasi dengan baik. hampir tidak bisa dijelaskan secara
Kemampuan perhatian/ kosentrasi konkret dan lengkap. Ada beberapa
yang singkat membuat anak sangat definisi tentang kreativitas. Menurut
sukar untuk duduk tenang dan pandangan Sudarma (2013)
konsentrasi dalam waktu yang menyatakan bahwa kreativitas berasal
panjang, kecuali hal tersebut sangat dari kata ‘to create’ yang memiliki
menarik perhatian anak. (7) masa arti membuat, bisa juga dikatakan
belajar anak yang paling potensial, kreativitas merupakan kemampuan
usia dini dikatakan sebagai masa seseorang untuk menciptakan
usia emas (golden age), sesuatu, bisa berupa ide-ide, tahapan-
81
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

tahapan, ataupun hasil karya. mengelola informasi yang didapat,


Sedangkan menurut pendapat untuk membuat sesuatu. Kreativitas
Supriyadi (2001: 7) mengemukakan merupakan suatu proses yang
bahwa kreativitas merupakan terlihat dalam kelancaran,
potensi/ kemampuan seseorang kelenturan (fleksibilitas) serta
untuk memunculkan sesuatu yang orisinalitas dalam berpikir. 3).
baru, bisa berupa ide-ide ataupun Kreativitas merupakan sebuah hasil
karya nyata, yang hasilnya berbeda karya. Pandangan orang lain,
dengan karya yang dihasilkan terhadap kemampuan kreativitas
sebelumnya. Sedangkan Endang seseorang akan dihubungkan
Rini Sukamti (2010:53), Munandar dengan apa yang dihasilkan, artinya
(2004) mengartikan kreativitas hasil karya itu bisa berupa ide-ide,
adalah sebagai kemampuan karya tulis, atau produk dalam
seseorang untuk menciptakan pengertian barang. 4). Kreativitas
kombinasi-kombinasi baru, diartikan sebagai pribadi.
hubungan-hubungan baru Kreativitas ini, tidak ditujukan pada
berdasarkan bahan yang didapat, hasil karyanya, pada prosesnya,
informasi yang diperoleh, elemen atau pada energinya. Kreativitas
atau data yang diperoleh diartikan pada pribadinya. Jadi
sebelumnya menjadi sesuatu yang berdasarkan keempat aspek itu
berguna, bermanfaat dan bermakna. Sudarma (2013) membuat
Dari beberapa definisi di atas, maka kesimpulan bahwa kreativitas
dapat disimpulkan kreativitas merupakan kecerdasan atau
merupakan potensi yang dimiliki kemampuan yang berkembang dalam
untuk membuat dan menciptakan diri seseorang, dalam bentuk
hal-hal yang baru berdasarkan kebiasaan, sikap serta tindakan dalam
gagasan atau ide-ide yang menciptakan sesuatu hal yang baru
digabungkan berdasarkan dari hasil dan asli/ orisinal untuk
penemuan yang di dapat menyelesaikan masalah. Sedangkan
sebelumnya, yang akhirnya menjadi menurut Yusuf (2011) kreativitas
suatu karya baru yang bermanfaat. berpikir atau berpikir kreatif
Menurut pandangan (Creative thinking), adalah
Sudarma (2013), kreativitas dapat kemampuan berpikir dengan teknik-
dibagi menjadi empat aspek, antara teknik baru serta menemukan
lain: 1). Kreativitas diartikan pemecahan masalah secara unik.
sebagai kekuatan, kemampuan atau Kemampuan berpikir secara
energi (power) yang sudah ada divergen bukan berpikir konvergen.
dalam diri setiap pribadi. Energi ini Munandar (2009) mengemukakan
menjadi tenaga yang dorong setiap bahwa berpikir kreatif ialah
orang untuk dapat melakukan kemampuan untuk memberikan ide-
sesuatu dengan teknik atau cara ide baru yang bisa diterapkan dalam
untuk menghasilkan karya terbaik. penyelesaian masalah. anak yang
Kreativitas adalah sebuah dorongan kreatif memiliki rasa keingintahuan
atau energi dalam diri yang yang besar, ingin mencoba hal yang
mengakibatkan seseorang baru, senang berpetualang dan
melakukan suatu tindakan. 2). memiliki banyak ide serta mampu
Kreativitas sebagai proses. Proses

82
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

mengelaborasi beberapa masukan memecahkan masalah. Dalam


yang didapat. tahapan ini muncul gagasan-
Menurut pendapat Amabile gagasan yang spontan. (4)
dalam Munandar (2004: 77) Verifikasi, merupakan tahapan
Keberhasilan kreativitas adalah munculnya kegiatan evaluasi
irisan (intersection) antara terhadap ide-ide atau gagasan kritis,
keterampilan/ kemampuan anak yang mulai disesuaikan dengan
dalam bidang atau aspek tertentu kondisi realita (Debeturu &
(domain skills), keterampilan Wijayaningsih, 2019).
berfikir (thinking skills), bekerja
kreatif serta memiliki motivasi
instrinsik. Irisan kreativitas ini
disebut dengan teori irisan
kreativitas (creativity intersection),
dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
Proses berfikir kreatif, merupakan
gambaran mengenai bagaimana
(How) dan kapan (when) proses
kreatif sedang berlangsung dan
berjalan teramat sulit dan abstrak
untuk dijelaskan. Jadi proses kreatif
yang dimiliki bersifat personal, Gambar 1. Teori Persimpangan
misterius dan subyektif. Menurut Kreativitas berdasarkan Sumber:
pendapat Wallas dalam Rusdi T.M. Amabile (Munandar, 2004).
(2018) ada 4 (empat) tahapan Sehingga dengan demikian
didalam proses berpikir kreatif, bisa ditarik kesimpulan bahwa
antara lain : (1) Persiapan, adalah kreativitas berpikir atau
tahapan pengumpulan data atau kemampuan berpikir kreatif ialah
informasi sebagai dasar untuk kemampuan yang dimiliki oleh
memecahkan masalah. Dalam setiap orang untuk memberikan atau
tahapan ini terjadi ujicoba-ujicoba menciptakan gagasan-gagasan yang
atas dasar munculnya pemikiran baru dalam memecahkan dan
untuk pemecahan masalah yang menyelesaikan masalah.
dihadapinya. (2) Inkubasi, Munandar (2009)
merupakan tahapan dieraminya mengemukakan bahwa orang yang
proses pemecahan kasus/ masalah memiliki kreativitas berpikir atau
di alam prasadar. Tahapan ini berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri
berjalan dalam waktu yang tak jelas, atau tanda-tanda yang berkaitan
bisa sebentar dan bisa juga lama. dengan kognisi bisa dilihat dari
Dalam tahapan ini ada ketrampilan berpikir luwes,
kemungkinan cepat untuk kemampuan berpikir yang cepat,
dilupakan, dan ingatan ini akan ketrampilan elaborasi dan
muncul lagi pada saat berakhirnya ketrampilam berpikir orisinal, serta
tahapan tersebut. (3) Iluminasi, ketrampilan menilai. a). Berpikir
yaitu tahapan timbulnya ide-ide luwes (fleksibel): menghasilkan ide-
atau gagasan-gagasan dalam ide yang seragam, dapat mengubah

83
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

pendekatan atau cara pemikiran dan keterampilan tertentu pada


yang berbeda-beda. b). Berpikir anak.
lancar (fluency): Kemampuan Melihat dari definisi yang
menghasilkan banyak ide/ jawaban disampaikan oleh para ahli tentang
yang sesuai, arus pemikiran lancar bermain maka bisa disimpulkan,
atau cepat. c). Berpikir terperinci bermain adalah suatu kegiatan atau
(elaborasi): Mengembangkan, aktivitas yang dapat menstimulasi
menambah, memperkaya suatu ide. kreativitas serta kemampuan
Menjelaskan secara terperinci dan berpikir anak secara optimal, dan
memperluas suatu ide. d). Berpikir anak tersebut melakukannaya tanpa
orisinal: menyampaikan jawaban merasa terpaksa. Kegiatan bermain
yang tidak biasa atau lazim, yang bagi anak bisa memberi pengalaman
jarang muncul dan yang berbeda atau pelajaran bagaimana
dari orang pada umumnya. beradaptasi dengan dirinya sendiri,
Karakteristik pemikiran orang lain ataupun lingkungan.
kreatif menurut pendapat Guilford Dalam bermain yang dilakukan
berhubungan erat dengan lima ciri anak-anak adalah berperan dan
yang menjadi sifat kemampuan tidak sungguh-sungguh, melainkan
berpikir, yaitu: (a) Kelancaran bertindak anak-anak bertindak
(fluency) dalam berpikir, (b) sesuai perannya, walaupun
Penguraian (elaboration), (c) demikian kegiatan bermain
Keaslian (originality), (d) merupakan sesuatu yang serius dan
Keluwesan (flexibility), (e) menyenangkan bagi mereka.
Perumusan kembali (redefinition) Salah satu permainan yang
adalah kemampuan dalam mengkaji membuat anak gembira adalah
suatu masalah melalui cara pandang Papercraft. Papercraft dapat
yang berbeda atau tidak lazim digunakan menjadi media belajar
(Satiadarma dan Waruwu, 2003). untuk menarik perhatian anak dan
Para ahli yang menyatakan merangsang konsentrasi dengan
pendapatnya tentang pengertian tugas yang diberikan. Sesuai
bermain, menurut Hurlock dalam dengan pernyataan bahwa kerajinan
Musfiroh (2008: 1) menyatakan tangan yang diciptakan untuk
bahwa bermain merupakan kegiatan penggunaan dan tujuan tertentu.
atau aktivitas yang dilakukan Dengan media papercraft anak
berdasarkan rasa senang dan tanpa belajar lebih menekankan untuk
mempertimbangkan hasilnya. menyelesaikan proyek yang
Kegiatan itu dilakukan dengan diberikan guru dengan membuat
sikap suka rela, tanpa tekanan atau atau bermain dengan papercraft.
paksaan dari pihak luar. Sedangkan Papercraft berasal dari
Plato, Aristoteles, Frobel dalam bahasa jepang yang berarti
Mayke S. (2007: 2) kerajinan tangan yang
mengungkapkan bahwa bermain menggunakan kertas sebagai bahan
sebagai kegiatan atau aktivitas yang utama serta berbentuk replika tiga
memiliki nilai praktis. Itu berarti dimensi (Feri Sulianta, 2011).
bermain digunakan sebagai alat Beberapa bentuk yang dapat
untuk meningkatkan kemampuan dihasillkan dari paper craft dapat
berupa bentuk rumah, mobil,

84
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

manusia, motor, binatang, dan langkah yang mudak diikuti oleh


karakter tokoh yang lainya. anak, pengajar dapat membantu
Menurut Saputra (2013), papercraft memegangi kertas sambil dilipat
adalah seni menyatukan beberapa oleh anak. Setiap anak dibagikan
lembar kertas menggunakan kertas satu lembar, setahap demi
beberapa teknik tradisional yaitu setahap sambil dibantu pendidik
melipat, mengelem, menggunting, melipat kertas. Melipat/origami
dan memberntuk kertas. Pendapat memberikan dampak yang baik bagi
yang lain berkata bahwa papercraft perkembangan anak, di dalam
adalah keterampilan tangan yang melipat terdapat unsur seni dimana
menggunakan kertas dalam didalamnya membutuhkan
kegiatannya (Janes, 2006). kesabaran, ketekunan, serta
Papercraft juga mampu merangsang kedisiplinan. Kemampuan fisik-
aspek motorik anak ketika anak- motorik anak pada usia dini sangat
anak melipat, menggunting dan penting karena perkembangan
menempel dalam pembuatan paper kemampuan fisik-motorik akan
craft. Pendapat lain berkata bahwa berdampak pada perkembangan
papercraft adalah salah satu aspek yang lain seperti kemampuan
kerajinan tangan yang berkaitan berbahasa, perkembangan kognitif
dengan keterampilan tangan dalam dan daya kreativitasnya. Melipat
membuatnya (Nurjannah, 2018). juga dapat merangsang otak atas
Didalam membuat Papercraft dan otak kanan anak, serta
melibatkan tiga kegiatan yaitu merangsang anak untuk dapat
menggunting, melipat dan berkomunikasi dengan baik. Jadi,
menempel. melalui seni melipat, anak dapat
Melipat, menurut pendapat melatih perkembangan otak dan
Maya Hirai (2007: 4) menyatakan menstumulasi kemampuan
bahwa: kegiatan lipat melipat kreativitas anak.
adalah sebuah karya dalam melipat Menempel, berikutnya salah
kertas. Artinya kreativitas menarik satu kegiatan atau aktivitas yang
yang dikembangkan hanya dari bisa dilakukan untuk melatih dan
kertas. Yang dalam mengembangkan keterampilan dan
perkembangannya dapat kreativitas pada anak. Menempel
menggunakan bahan plastik, juga disebut kolase. Menempel
alumunium foil, kain dan bahan- adalah kegiatan yang tidak jauh dari
bahan lain selain kertas, para kehidupan anak-anak dan kegiatan
senimanlah yang kemudian ini menjadi salah satu kegiatan/
melebarkan penggunaan bahan aktivitas yang menarik minat anak.
lainnya. Namun sebenarnya media Biasanya anak-anak menyukai
kertas adalah dasar origami. kegiatan ini sebab berhubungan
Sedangkan Pamadhi dan Sukardi S dengan meletakkan dan
(2008:7.22), menyatakan bahwa menempelkan kertas atau
teknik melipat seharusnya sejenisnya sesuka mereka. Kolase
dilakukan oleh dua orang. Pengajar memiliki pengertian yaitu
dapat mengajak anak untuk dapat penyusunan berbagai macam bahan
melipat kertas sesuai langkah pada secarik kertas yang datar.
85
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

Bahan yang dipakai untuk membentuk suatu bentuk yang


direkatkan terdiri dari berbagai diinginkan. Pada kegiatan
bentuk kertas, kain, bahan-bahan selanjutnya secara bertahap anak
bertekstur dan benda-benda akan dituntut untuk melakukan
menarik lainnya, bisa berbentuk 2 sendiri proses pembuatan dari
dimensi atau berbentuk 3 dimensi. menggunting, menempel dan
Menggunting, Berkaitan melipat paper craft. Kegiatan
dengan standar tingkat pencapaian semacam ini akan menjadikan
perkembangan yang seharusnya konsetrasi anak pada usia dini lebih
dimiliki anak pada usia dini, salah baik karena mereka merasa tertarik
satu kegiatan yang dapat dan penasaran dalam membentuk
menstimulasi kreativitas anak setiap bentuk Paper craft yang akan
adalah dengan melakukan kegiatan dihasilkan.
menggunting. Kegiatan Kemampuan berpikir kreatif
menggunting merupakan salah satu dapat dipandang sebagai proses yang
kegiatan pada lingkup multi-komponen, yang tidak hanya
perkembangan motorik halus. Pada melibatkan aspek kognitif saja tetapi
rentang usia 5-6 tahun, anak usia juga afektif, motivasi, dan
dini sudah dilatih dan dibiasakan karakterisrik lain. Proses ini
menggunting sesuai pola. Adapun menyebabkan munculnya
pada usia 4-5 tahun maka anak usia pemahaman baru, ide dan produk
dini dikenalkan untuk menggunting yang bermakna. Bermain Papercraft
secara bebas. Anak dilatih untuk merupakan salah satu cara yang bisa
mampu menggerakkan sebuah untuk mengembangkan kemampuan
gunting mengikuti pola yang berpikir anak.
ditetapkan dengan hasil yang rapi. Dalam bermain anak-anak
Penerapan Bermain dapat menghargai perasaan orang
Papercraft, Paper craft sebagai lain dan merasakan kepercayaan
media pembelajaran yang memiliki diri mereka dalam proses yang
unsur seni kerajinan kertas yang dinamis, hal-hal yang terpenting
dibentuk menjadi berbagai bentuk untuk dirinya dan pengalaman
yang ada disekitar kita, melalui bermain yang positif (Nurwida,
tahap menggunting melipat dan 2016). Dengan timbulnya rasa
mengelem/ menempel akan mampu percaya diri dan pengalaman
menjadikan anak-anak pada usia bermain maka akan menstimulasi
dini lebih fokus dan berkonsentrasi kreativitas berpikir anak untuk
dalam melaksanakan kegiatan memunculkan ide-ide baru.
pembelajaran. Dalam penerapannya Kegiatan bermain dalam hal ini
guru memberikan bentuk papercraft bermain papercraft akan
yang sudah memiliki karakter yang memberikan dampak bagi
kemudian akan digunting oleh anak. kemampuan berpikiran,
Kegiatan menggunting dan kematangan emosional, mental
langkah-langkah selanjutnya di serta perkembangan jiwa mereka.
instruksikan oleh guru secara Pada saat bermain anak akan merasa
perlahan. Pada tahapan awal guru bebas menemukan dirinya sendiri
akan membantu dalam proses dan dapat dalam berkarya dan
pembuatan paper craft sampai merasa berharga.

86
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

Selain mengembangkan bermain tidak harus selalu ada


kemampuan berpikir kreatif, harapan yang bisa dipastikan
implementasi bermain papercraft terhadap tingkah laku anak dalam
juga memberikan dampak yang pendidikannya nanti di masa
positif bagi anak pada usia dini. datang. Oleh sebab itu, selalu dapat
Dampak positif tersebut dapat ditemukan resiko tidak setuju
berupa munculnya ide-ide baru dengan keadaan dan memunculkan
untuk membuat model yang lain, gagasan-gagasan yang berbeda
menumbuhkan rasa ingin tahu, yang termasuk merupakan bagian
imaginasi, dan memahami konsep yang terpenting dari perkembangan
bermain papercraft. Rasa keingin- kreativitas berpikir pada anak
tahuan adalah salah satu penentu (Hasanah & Priyantoro, 2019)
yang merangsang kemampuan Demikian besar peran
berpikir kreatif pada anak. Dalam bermain di dalam kehidupan anak
kegiatan bermain papercraft seperti yang dikemukakan oleh para
memberi rangsangan dan dorongan ahli tersebut, bisa ditarik
kepada anak untuk menggali dan kesimpulan bahwa bermain adalah
menemukan hal yang baru hal ini bagian yang utama dalam
akan membangun pengetahuan dan pengembangan kreativitas berpikir
melatih keahlian anak dalam anak. Kegiatan kreatif tersebut
mengembangkan kreativitas bukan hanya dibatasi pada ekspresi
berpikir anak. seni, tetapi juga dapat dilihat pada
Bermain Papercraft kegiatan kelas dan setiap aspek
menyediakan kesempatan untuk kegiatan atau aktivitas memiliki
memunculkan gagasan-gagasan dan potensi untuk mengangkat
memperluas gagasan-gagasan baru. kreativitas berpikir anak, sehingga
Sehingga dengan demikian dalam peran guru serta materi yang
kegiatan bermain papercraft akan diberikan bisa meningkatkan
menstimulasi kemampuan kemampuan mengeksplorasi,
kreativitas berpikir anak. memunculkan ide-ide baru dan
Pengalaman bermain yang solusi memecahkan masalah. Jadi,
imajinatif merupakan proses menurut Papler dalam Carol (1992).
kreativitas berpikir anak, dengan Perkembangan kreativitas pada
memberikan kesempatan anak anak merupakan bagian dari proses
untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran melalui kegiatan
bermain akan menstimulasi anak bermain yang didukung oleh
untuk menghasilkan gagasan- peralatan bermain yang ada serta
gagasan yang baru serta inovatif lingkungan belajar yang fleksibel,
dalam prosesnya (Putro, 2016). Kegiatan bermain papercraft
Dalam proses bemain akan memiliki peran penting bagi
muncul ide dan daya imajinasi yang perkembangan anak pada semua
mana diharapkan mampu tahapan perkembangan. Dari hasil
memberikan respon yang penelitan yang sudah dilakukan
sebenarnya terhadap perkembangan menunjukan bahwa didalam
kreativitas berpikir nak (Putro, permainan imajinasi (bermain
2016). Didalam lingkungan simbolis) bisa mengembangkan
87
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

seluruh kemampuan anak, termasuk tingkatan umur, yaitu: Exploration


kreativitas, perkembangan dalam Play (0–2 tahun); Dalam tahapan ini
daya ingat, bekerja sama dengan anak ingin menggali dunia sekitar
teman, perbendaharaan kata, serta dirinya sendiri karena timbul
persahabatan, dan juga kemampuan dari rasa keingin-tahuan anak yang
dalam pengendalian diri tinggi. Anak akan bergerak ke sana
(Fakhriyani, 2016). ke mari hanya untuk memuaskan
Kreativitas merupakan rasa ingin tahunya, dilakukan tanpa
bagian utuh dari lingkungan aturan serta tujuan yang jelas dalam
bermain anak yang spontan dan hal ini anak akan menggali
potensial, bukan sebagai komponen kemampuanya untuk menggunting,
tambahan dalam perkembangan. melipat dan menempel kertas.
Kreativitas berpikir adalah bagian Competency Play (3–6 tahun);
dari aspek dari keseluruhan aspek merupakan tahapan anak
perkembangan anak. Oleh sebab itu, melakukan kegiatan dengan cara
proses pembelajaran tidak hanya menirukan orang lain yang ada
terpusat pada satu area; tetapi juga disekitarnya. Pada tahapan ini anak
harus mendukung serta menguatkan mulai bisa mencapai tingkat atau
perkembangan anak dari level keterampilan tertentu,
keseluruhan aspek. Kebanyakan contohnya cara memegang gunting,
anak dapat dikatakan kreatif dengan pensil. Achievement Play (7–10
derajad kreativitas yang berbeda- tahun); merupakan tahapan
beda (Solso, 1995). Tingkat permainan yang mana anak bisa
berpikir kreatif anak dapat dilihat melakukan kegiatan atau aktivitas
dalam kontinum derajat terendah bermain yang sifatnya kompetitif,
sampai tertinggi. Oleh karena itu ini dilakukan sebab anak ingin
tingkat berpikir kreatif anak harus menunjukan pretasinya.
terus diasah dan dilatih dengan Berangkat dari kerangka
berbagai media agar dapat berpikir di atas, artikel ini bertujuan
berkembang maksimal, salah untuk mengkaji dan
satunya dengan berlatih mendeskripsikan secara mendalam
menggunakan papercraft. Dasar tentang manfaat bermain papercraft
filosofis dari salah satu bentuk dalam meningkatkan kreativitas
proses pembelajaran yang bisa berpikir pada anak usia dini.
mengembangkan kreatifitas anak Kajian-kajian terdahulu telah
pada usia dini adalah lingkungan membahas pengaruh bermain
bermain yang kreatif. papercraft terhadap peningkatan
Kegiatan atau aktivitas motorik pada anak namun belum
bermain yang anak dijelaskan pada melihat aspek kreativitas berpikir
prinsipnya mencerminkan tingkat yang dapat dikembangkan anak
perkembangan anak tersebut. ketika bermain papercraft.
Berikut akan dijelaskan tentang METODE PENELITIAN
tahapan bermain dari beberapa para
ahli. Menurut pendapat Sofia Penelitian ini menggunakan
Hartati (2005: 92) pendekatan kualitatif dengan jenis
mengelompokkan dan membagi tiga penelitian kepustakaan atau studi
tahapan anak bermain berdasarkan literatur. Metode studi literatur
yaitu salah satu metode peneltian
88
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

yang lebih mengutamakan menyelidik (Sa’ida, Kurniawati,


penelusuran pustaka, seperti buku- Wahono, 2017) (Maulida, 2020)
buku tentang anak, kreatvitas Kreativitas berpikir harus
berpikir, dan bermain papercraft. memperhatikan berpikir logis dan
Metode ini juga berisi uraian teori, intuitif untuk menghasilkan ide-ide.
temuan dan bahan penelitian lain Kemampuan berpikir kreatif
yang diperoleh sebagai bahan acuan melibatkan dua bagian otak dalam
landasan kegiatan penelitian. diri manusia yaitu keseimbangan
Peneliti juga melakukan studi antara logika dan kemampuan
literature terhadap jurnal-jurnal intuisi seseorang. Keterampilan
penelitian yang sudah pernah ada berpikir kreatif dapat diartikan
untuk menjawab tujuan penelitian. sebagai kemampuan mengelola
Metode ini juga membaca, proses berpikir yang dapat
memahami, mengkritik dan menghasilkan ide yang baru, hal
mereview literatur dari berbagai yang membangun dan bagus dengan
sumber. Pengumpulan data didasarkan kepada konsep yang
dilakukan dengan teknik rasional, persepsi dan intuisi
dokumentasi dan dianalisis individu seseorang sehingga dapat
menggunakan metode deskriptif menyelesaikan masalah. Melalui
dengan pola pikir induktif bermain papercraft, seorang anak
kemudian dianalisis menggunakan anak behrpikir bagaimana
analisis isi. Menurut M. Nazir menyelesaikan permasalahan dan
dalam buku Metode Penelitian menyusun menjadi benda yang
mengatakan bahwa studi diinginkan maka anak akan
kepustakaan adalah teknik yang memunculkan aktivitas mental yang
mengumpulkan data dengan mempunyai sifat kebaruan dan
menelaan buku-buku, literatur, bernilai baik secara subjektif
catatat-catatan dan laporan yang maupun objektif. Dalam bermain
ada hubungannya dengan masalah papercraft ada indikasi berpikir
yang akan diteliti. (Nazir, 1988: kreatif didalamnya. Menurut
111). Krutetskii (1976) bahwa Proses
berpikir juga menjadi baru karena
HASIL PEMBAHASAN
meminta suatu transformasi ide-ide
Pembelajaran anak usia dini awal yang diterimanya maupun
yang menerapkan pendekatan ditolak. Proses berpikir
belajar melalui bermain. Artinya dikarakteristikkan oleh adanya
melalui bermain anak menyerap sebuah dorongan yang kuat, stabil
berbagai pembelajaran baru dari hal serta dapat diamati. Indikasi
yang ada di sekitarnya. Melalui berpikir kreatif dari segi produk
bermain akan mengembangkan yang dihasilkan menekankan pada
kreativitas berpikir anak usia dini. kebaruan serta bernilai baik.
Pembelajaran pada anak usia dini Bermain Papercraft yang diajarkan
harus menyesuaikan tahap secara konsisten, akan memberikan
perkembangan anak. Proses manfaat antara lain: Anak akan
pengukuran dapat menggunakan semakin dekat dengan konsep dan
kegiatan yang menantang dan istilah dalam matematika geometri,
89
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

sebab pada saat pengajar atau optimal. Bermain adalah aktivitas/


seorang guru menerangkan seni kegiatan yang sangat dibutuhkan
melipat akan sering menggunakan bagi anak, bagi pertumbuhan serta
kata garis, titik, lipat, lurus, titik perkembangan mereka. Dengan
pusat, segitiga, dll. Bermain seni bermain kemampuan kreativitas
melipat bisa meningkatkan berpikir anak akan tercapai secara
kemampuan fisik-motorik optimal. Bermain merupakan teknik
khususnya motorik halus anak, yang paling tepat untuk
melipat kertas, menekan kertas mengembangkan dan
menggunakan ujung-ujung jari mengoptimalkan kemampuan dan
merupakan latihan efektif untuk kreativitas berpikir anak pada usia
merangsang motorik halus anak. dini. Dengan bermain papercraft
Disini anak dapat meningkatkan menyediakan kesempatan untuk
serta memahami pentingnya memunculkan gagasan-gagasan
akurasi, pada saat membuat model baru. Melalui bermain papercraft
Papercraft, terkadang anak harus anak dilatih untuk berpikir
melipat menjadi 2-3 atau lebih sistematis, anak terlatih berpikir
lipatan kertas, dalam hal ini akan menyusun kertas menjadi
membuat setiap anak belajar obyek yang diinginkannya, anak
mengenal bentuk dan ukuran yang harus berpikir akan menyusun
sesuai dengan benar. Meningkatkan bagian yang mana terlebih dahulu
bakat dan citra diri anak. Saat agar dapat menjadi sesuatu yang
bermain papercraft, anak akan baru, anak harus berpikir untuk
terbiasa memperhatikan dan memahami obyek secara 3 dimensi
mengikuti perintah/instruksi yang dengan membayangkannya pada
diberikan guru dengan runut. Dan saat akan menyusun. Dengan
yang tidak kalah penting pada saat demikian, ketika anak bermain
anak bermain papercraft akan papercraft dapat menstimulasi
menstimulasi anak untuk berpikir kemampuan kreativitas berpikir
kreatif dimana akan memunculkan anak. Karena kreativitas berpikir
ide-ide baru dan model baru dari anak bisa dikembangkan dan
hasil karya yang dibuatnya, dan dirangsang melalui pengalaman
juga mendorong anak untuk bermain anak yang menyenangkan
berimajinasi akan hasil karyanya. dan imajinatif, dimana anak-anak
dapat terlibat dalam bermain peran
PENUTUP
untuk menghasilkan gagasan-
Mengembangkan potensi gagasan yang baru serta inovatif
kreativitas berpikir anak bisa dalam proses bermain tersebut.
dirangsang dan dikembangkan sejak
anak usia dini. Kemampuan berpikir
kreatif dapat dikembangkan, DAFTAR PUSTAKA
melalui aktivitas bermain yang Catron, Carol E. & Allen, Jan (1999).
sistematis, pedagogik, teratur,
Early Childhood Curriculum
terencana dan disesuaikan dengan
A creative-Play Modell. New
kelompok usia pertumbuhan dan
perkembangan maka potensi Jersey: Prentice-Hall.
kreativitas berpikir anak akan
mengalami perkembangan secara
90
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

Direktorat Tenaga Teknis. (2003). Bandung: PT Remaja


Pertumbuhan dan Rosdakarya.
Perkembangan Anak Usia 0 –
Tirtayani, Luh Ayu. (2012),
6 Tahun, Jakarta: PT
Perkembangan Sosial Emosional
Grasindo.
Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Graha
Feri Suliana, (2011). Business Plan Ilmu.
Untuk Bisnis Paper Craft,
Mayke S. Tedjasaputra. (2007).
Jakarta: PT Elex Media
Bermain, Mainan dan
Kompotindo.
Permainan untuk pendidikan
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi. anak usia dini. Jakarta:
(2008). Seni Keterampilan Grasindo.
Anak. Jakarta: Universitas
Monty P. Satiadarma dan Fidelis E.
Terbuka
Waruwu. 2003. Mendidik
Hartati Sofia. (2005). Perkembangan Kecerdasan: Pedoman Bagi
Belajar Pada Anak Usia Dini. Orang Tua dan Guru Dalam
Jakarta: Departemen Mendidik Anak Cerdas.
Pendidikan Nasional Jakarta Pustaka Populer Obor.
Hartati, Sofia. (2005). Perkembangan Munandar, Utami S.C. (2004).
Belajar pada Anak Usia Dini. Mengembangkan Bakat dan
Depdiknas Dirjen Dikti. Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta Jakarta : PT Grasindo
Hirai, Maya. 2010. Melatih Motorik Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui
Halus Anak Melalui Origami. Bermain, Jakarta: PT
kawan pustaka.com Grasindo.
Hurlock, Elizabeth B (1996). NAEYC. 1992. Bruce, T (1996),
Psikologi Perkembangan, Childcare and Education,
terjemahan Istiwidayanti dan London: Flodder &
Soejarwo. Jakarta: Erlangga. Stoughton. Brog.
Janes, Susan Niner. 2006. Creative Nurjannah, Dwi. 2018. Peningkatan
Craft You Can Do in a Day. Kemmapuan Motorik Halus
NorthLight Books. Anak Kelompok A Melalui
Kegiatan Bermain Papercraft.
Kellough. D. Richard. (1996).
Jurnal AUDI: Jurnal Ilmiah
Integrating mathematics and
Kajian Ilmu Anak dan Media
Scence. USA : Merrill
Informasi PAUD, Volume 3,
Prentice Hall. Masitoh.
Nomor 1
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011.
Puskur Balitbang, 2002a. Kurikulum
”Taksonomi Berpikir”.
Berbasis Kompetensi untuk

91
Hari Budiwaluyo1, Abdul Muhid2

Taman Kanak- kanak, 63–72.


Sekolah Dasar, dan Sekolah
Debeturu, B., & Wijayaningsih, E. L.
Menengah: kebijakan (2019). Meningkatkan
kurukulum. Jakarta: Pusat Kreativitas Anak Usia 5-6
Kurikulum Balitbang, Tahun melalui Media Magic
Depdiknas. Puffer Ball. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia
Saputra, Yosan Darma
Dini, 3(1), 233.
(0964084) (2013) Perancang
https://doi.org/10.31004/obsesi.
an Visualisasi Papercraft v3i1.180
Wayang Golek Jawa Barat
Sebagai Edukasi dan Fakhriyani, D. V. (2016).
Entertaiment untuk Anak- Pengembangan Kreativitas
Anak. Undergraduate thesis, Anak Usia Dini. Wacana
Didaktika, 4(2), 193–200.
Universitas Kristen
https://doi.org/10.31102/wacana
Maranatha.
didaktika.4.2.193-200
Solso, Robert L. (1995). Cognitive Hasanah, U., & Priyantoro, D. E.
Psychology. Needham Heights, (2019). Pengembangan
MA: Allyn & Bacon Kreativitas Anak Usia Dini
Sudarma, Momon. 2013. Melalui Origami. Elementary:
Jurnal Ilmiah Pendidikan
Mengembangkan
Dasar, 5(1), 61.
Keterampilan Berfikir https://doi.org/10.32332/elemen
Kreatif. Jakarta: Rajagrafindo tary.v5i1.1340
Persada.
Kementerian Pemberdayaan
Sukamti, Endang R. dkk. (2010). Perempuan dan Perlindungan
Bermain dan Kreativitas Anak. (2019). Profil Anak
sebagai Fondasi bagi Tumbuh Indonesia Tahun 2019. Profil
Kembang Anak Usia Dini. Anak Indonesia, 152. Retrieved
FIK UNY: Yogyakarta from
https://www.kemenpppa.go.id/li
Supriyadi, D. (2001). Kreativitas b/uploads/list/15242-profil-
Kebudayaan & anak-indonesia_-2019.pdf
Perkembangan Iptek,
Maulida, S. (2020). Jurnal Anak Usia
Bandung: Alfabeta
Dini dan Pendidikan Anak Usia
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Dini. Pedagogi : Jurnal Anak
Perkembangan Anak dan Usia Dini Dan Pendidikan Anak
Remaja. Bandung : PT. Usia Dini, 6, 50–59. Retrieved
Remaja Rosdakarya. from
http://103.114.35.30/index.php/
Pedagogi/article/view/4237
Audi, J. (2019). Jurnal audi. Jurnal Miranda, D. (2016). Upaya Guru
Ilmiah Kajian Ilmu Anak Dan Dalam Mengembangkan
Media Informasi PUD, 3359(1), Kreativitas Anak Usia Dini di
92
Manfaat Bermain Papercraft Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Pada Anak Usia
Dini

Kota Pontianak. Jurnal of VITASARI JASMINE, C. (2018).


Prospective Learning, 1(1), 60– Pengembangan Papercraft
67. Retrieved from Sebagai Media Pembelajaran
http://jurnal.untan.ac.id/index.p Pengenalan Alam Semesta Pada
hp/lp3m Anak Kelompok B Tk Kartika
Iv-89 Bangkalan. Jurnal Seni
Nurwida, M. (2016). Jurnal Ilmiah Rupa, 6(02).
Guru “COPE”, No. 02/Tahun
XX/November 2016. (02). AntaraNews (2011), Indonesia
Belum Mendidik Kreativitas
Putro, K. Z. (2016).
Mengembangkan Kreativitas Anak. Diakses 12 Mei 2020.
Anak Melalui Bermain. Dari
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu- https://www.antaranews.com/be
Ilmu Agama, 16(1), 19. rita/266721/indonesia-belum-
https://doi.org/10.14421/aplikas mendidik-kreativitas-
ia.v16i1.1170 anak#mobile-nav
Rusdi, R. (2018). Implementasi Harususilo, Yohanes Enggar (2019),
Teori Kreativitas Graham Mendikbud Nadiem Tegaskan
Wallas Dalam Sekolah PAUD Bukan Tempat Penitipan
Kepenulisan di Pesantren Anak, melainkan... ", diakses 12
Mahasiswa Hasyim Asy’ari mei 2020, dari
Cabeyan Yogyakarta. Muslim
https://edukasi.kompas.com/rea
Heritage, 2(2), 259.
d/2019/11/18/16172241/mendik
https://doi.org/10.21154/muslim
heritage.v2i2.1111 bud-nadiem-tegaskan-paud-
bukan-tempat-penitipan-anak-
Universitas, F. B. S., Yogyakarta, N., melainkan?page=1.
Tujuan, A., Grogolan, T. K.,
Ngemplak, K., Sleman, K., … Liputan6.com (2013), Psikolog:
Usia, A. (n.d.). UNTUK Anak Sekarang Parah, Kurang
MEMPROMOSIKAN Kreatif. Kenapa?. Diakses pada
KECINTAAN PADA 12 Mei 2020, dari
LINGKUNGAN Nur Hayati , Ni https://www.liputan6.com/healt
Nyoman Seriati , dan Lusi h/read/646845/psikolog-anak-
Nurhayati ART CRAFT-BASED sekarang-parah-kurang-kreatif-
PLAY LEARNING ACTIVITIES kenapa
TO PROMOTE CHILDREN ’ S
ENVIRONMENTAL
AWARENESS. 152–161.

93

Anda mungkin juga menyukai