Anda di halaman 1dari 122

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak usia dini adalah seseorang yang memiliki keunikan, berbeda, dan

mempunyai karakteristik tersendiri sesuai pada tahap-tahap usia anak itu sendiri.

Sebagaimana yang di ketahui anak usia dini (AUD) adalah individu yang berada

pada rentang usia 0-6 tahun atau menurut pakar 0-8 tahun. Usia ini juga di kenal

dengan usia emas (Golde Age), sebab anak di usia ini mengalami perkembangan

yang signifikan dalam proses tahapan perkembangannya. “Masa usia ini penting

dikarenakan pada masa ini terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis

yang siap merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya”.1

Berdasarkan pendapat di atas di simpulkan bahwa anak usia dini yakni

anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang menjalani masa perkembangan yang

sangat signifikan dalam proses tahapan perkembangannya, masa ini sangat

penting dikarenakan akan terjadi proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik dan

psikis yang akan memiliki kesiapan dalam merespon stimulus/rangsangan yang

datang dari lingkungan anak.

Selanjutnya berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidika Nasional pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa, “PAUD

merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan


1
Khadijah, Nurul Zahriani. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Teori Dan Strateginya,
(Medan: Merdeka Kreasi Goup, 2021), Hlm: 8.
2

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.2

Pendidikan anak usia dini merupakan jenis pendidikan yang berfokus

pada proses meletakan dasar yang searah dengan pertumbuhan dan

perkembangan sang anak. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan dengan

melalui proses memberikan pengalaman, stimulasi atau rangsangan secara

maksimal. Pemberian aktivitas bermain dan bereksplorasi adalah bentuk dari

pemberian rangsangan untuk anak usia dini. Karena dunia anak yakni dunia

yang lebih banyak kegiatan bermain, maka dengan bermain anak bisa

mendapatkan pembelajaran yang terkandung didalamnya yakni aspek

perkembangan kognitif, bahasa, agama dan moral, sosial emosional, fisik

motorik. Aspek-aspek yang telah disebutkan tersebut tidak akan berkembang

secara otomatis, namun aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain.

Dari beberapa aspek tersebut yang utama untuk dikembangkan atau pemberian

stimulus sebagai bentuk bekal anak untuk kehidupan anak di lingkungan

bermasyarakat yakni aspek perkembangan sosial emosional. keterampilan sosial

dan kemampuan diri dalam mengolah emosi sangatlah penting untuk dimiliki

anak karena hal ini berguna untuk membentuk hubungan sosial dengan

seimbang di lingkungan sosial yang memiliki beragam perbedaan tiap manusia.

Kemampuan sosial anak yaitu meliputi kemampuan anak untuk mengenal diri,

mengendalikan emosi, empati, simpati, berbagi, menolong, bekerjasama,

2
Syifauzakia, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Malang: Literasi Nusantara
Abadi, 2021), Hlm:14.
3

bersaing, dan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.3

Kemampuan sosial merupakan kemampuan anak dalam berinteraksi

atau berhubungan langsung dengan lingkungannya, sehingga anak dapat

diterima dalam lingkungan tersebut. Lingkungan akan mudah menerima anak

yang memiliki kemampuan yang baik seperti mudah bergaul, berbagi dengan

teman. Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun

2014 tingkat pencapaian perkembangan sosial anak usia 5-6 tahu yang di kutip

oleh Niken Farida dalam jurnalnya yaitu: 4 Bermain bersama dengan teman

seusia, Berbagi apapun itu dengan orang sekitar, Menghargai akan adanya

hak/pendapat/karya dari orang lain, Bersifat komperatif, dan Mengenal berbagai

tata krama serta sopan santun yang sesuai nilai sosial budaya yang berlaku di

lingkungan.

Dalam mengambangkan keterampilan sosial pada anak usia dini

bukanlah suatu perkara yang mudah diperlukan suatu metode yang mampu

memberikan sebuah kesempatan belajar bagia anak sekaligus mampu

menstimulasi perkembangan sosial dalam diri anak tersebut, salah satunya

melalui penggunaan metode proyek.

Metode proyek adalah sebuah metode yang memberikan pengalaman

belajar melalui pemberian sebuah kegiatan yang harus dikerjakan secara


3
Putri,dkk. Pengaruh Metode Proyek Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap Kecerdasan
Intrapersonal Anak Kelompok B TK Gugus I Sukawati. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha.
Vol. 7, No. 1, 2019. Hlm:14.
4
Niken Farida, Pengaruh Penggunaan Metode Proyek Terhadap Perkembangan Sosial
Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Salsa Percut Sei Tuan T.A 2015/2016, Jurnal Bunga Rampai Usia Emas,
Vol, 2, No, 2, Tahun 2016, Hlm: 27.
4

berkelompok untuk mencapai tujuan bersama, sehingga dalam kelompok

tersebut akan muncul proses berinteraksi, bersosialisasi, dan kerjasama antara

anak yang satu dengan anak yang lain. 5 Sejalan dengan itu Moeslichatoen yang

dikutip oleh Puji Astuti dalam jurnalnya mengatakan bahwa “metode poyek

merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan

menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara

berkelompok”. Dengan metode ini maka anak dapat bekerjasama,

berkomunikasi, dan bertukar pikiran serta mampu untuk meningkatkan motivasi

dengan teman-teman karena kegiatan dari metode ini dilakukan dengan cara

membentuk kelompok.6

Selanjutnya Boss dan Kraus yang dikuti oleh Mimin Hamidah dalam

jurnalnya mendefinisikan “metode proyek sebagai sebuah model pembelajaran

yang digunakan sebagai sarana yang menekankan aktivitas siswa untuk

memecahkan berbagai permasalahan dan mengaplikasikan pengetahuan dengan

mengerjakan proyek untuk menghasilkan sebuah produk”. Pendapat serupa

dinyatakan oleh Katz yang mengungkapkan bahwa “proyek merupakan

penyelidikan mendalam tentang suatu topik tertentu yang dipelajari oleh anak

dalam kelompok kecil, maupun kelompok besar ataupun secara individu”.7

Menurut Rooprine dan Jhonson yang dikutip oleh Niken Farida dalam

5
Hanisa Sulman, Penerapan Metode Proyek dalam Mengembangkan Sosial Anak Usia Dini
Usia 5-6 Tahun, Jurnal Pendidikan Guru PAUD, Vol, 3 No, 1, Tahun 2016, Hlm:47.
6
Evi Puji Astuti, Peningkatan Keterampilan Sosial Anak 5-6 Tahun Melalui Metode Proyek,
Jurnal Penelitian dan Pengembangan PAUD, Vol, 3, No, 2, tahun 2016, Hlm: 85.
7
Mimin Hamidah. Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Penerapan
Metode Proyek. Vol. 3 No. 1, Hlm: 29.
5

jurnalnya menyatakan “metode peroyek memberikan konteks yang sering dan

nyata dimana anak-anak dibantu dalam mengembangkan berbagai macam

pengetahuan sosial, keterampilan sosial, pembawaan dan perasaan sosial pada

sifat antar pribadi”.8 Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa

metode proyek menjadi salah satu cara untuk memecahkan masalah terkait

perkembangan sosial anak. Keunggulan metode proyek ini antaranya anak

terlibat dalam satu kegitan bersama yang memacu anak untuk saling berinteraksi

dengan temannya sehingga berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya, oleh

sebab itu penggunaan metode peroyek diharapkan dapat meningkatkan

perkembangan sosial anak.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Ni Putu Suarningsih Eka Putri, dkk.

menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode proyek berpengaruh terhadap

kemampuan sosial. hal ini disebabkan metode proyek merupakan kegiatan yang

dapat membantu anak dalam melatih kemampuan sosial dengan cara

pembelajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah. dalam

melakukan kerjasama dengan anak-anak lain masing-masing anak melakukan

bagian pekerjaannya secara individu atau dalam kelompok kecil untuk mencapai

tujuan bersama. metode proyek dapat menciptakan suasana belajar yang aktif

dan kreatif dalam kelompok, semua siswa dapat mengeksplorasi diri sebagai

ahli, mengungkapkan gagasan kepada teman serta dapat menerima penjelasan

dari teman yang lain.9

Berdasarkan hasil penelitian oleh Hanisa Sulman, dkk. Menyatakan


8
Niken Farida, Op.Cit, Hlm: 28.
6

bahwa metode proyek merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah

terkait perkembangan sosial anak keunggulan metode proyek ini antaranya anak

terlibat dalam suatu kegitan bersama yang memacu anak untuk berinteraksi

dengan temannya sehingga berpengaruh terhdap perkembangan sosialnya

penggunaan metode proyek ini dapat membiasakan anak berinteraksi dengan

sesamanya.10

Berdasarkan uraian di atas , dapat diambil kesimpulan bahwa metode

proyek adalah suatu metode mengajar yang bahan ajarnya diorganisasikan

sedemikian rupa, mengandung suatu pokok permasalahan yang harus di

pecahkan secara individu maupun kelompok, serta memberikan kesempatan

anak untuk saling bersosialisasi dan bekerjasama dengan dengan anak lainnya.

Sehingga metode proyek dalam penelitian ini dipandang dapat diterapkan dalam

mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak usia 4-5 tahun di taman kanak-

kanak.

Perkembangan sosial adalah keadaan dimana seorang anak menyadari

dan perduli pada identitasnya, hubungan dengan orang lain dan memahami

lingkungan tempat tinggal dan masyarakatnya. Anak yang lemah belajar,

mempunyai masalah dalam bergaul, ketidak matangan dan ketidak mampuan

akan sangat berpotensi anak menjadi lebih sensitif, sehingga interaksi sosial

hendaklah selalu dalam pengawasan dan bimbingan yang cermat. Perkembangan

9
Ni Putu Suarningsih Eka Putri dkk, Pengaruh Metode Proyek Terhadap Kemampuan Sosial
Pada Anak Kelompok B Di Di Tk Gugus Iii Kecamatan Tampaksiring Tahun Ajaran 2017/2018, vol,
6, no, 3, tahun 2018, Hlm: 310.
10
Hanisa Sulman, Op.Cit, Hlm: 56.
7

sosial juga dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri

terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan yang saling

brkomunikasi dan bekerjasama.11

Berdasarkan hasil penelitian Fitria Sri Ananda, dkk. Menyatakan bahwa

pada saat pelaksanaan pembelajaran terlihat masih banyak anak belum

menunjukkan kemampuan sosialnya, seperti anak belum dapat berinteraksi atau

bersosialisasi dengan temannya hal ini terlihat ketika anak diberi tugas

kelompok terlihat sibuk sendiri, anak berteman hanya dengan orang itu saja,

belum mau berbagi dengan temannya, belum ada kerja sama yang baik dengan

orang-orang di sekitarnya, anak tidak memiliki sikap gigih ketika mengerjakan

tugas.12

Berdasarkan hasil penelitian oleh Putri Admi Perdani menyatakan

bahwa masih ditemukannya beberapa anak yang cenderung senang dan memilih

untuk bermain sendiri, tidak mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak

lain, dan mengasingkan diri. Ada yang suka mengganggu anak lain, sukar di

atur, dan suka membantah.13

Berdasarkan hasil observasi di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang

11
Yuli Suhartini Nanik, Menumbuhkan Rasa Sosial Anak Usia Dini Melalui Bermain Dalam
Kelompok, Vol, 5, No, 1, Tahun 2019, Hlm: 87.
12
Fitria Sri Ananda, Pengaruh Metode Pembelajaran Proyek Terhadap Kemampua Sosial
Anak Usia 5-6 Tahun, JPP PAUD FKIP Untirta, vol, 8, No, 2,Hlm: 136
13
Putri Admi Perdani, Meningkatkan Keterampilan Sosial Melalui Metode Bermain
Permainan Tradisional Pada Anak TK B, Vol, 7, No, 2, 2013. Hlm: 2.
8

terdapat suatu permasalahan yang berkenaan dengan aspek perkembangan

kemampuan sosial anak dimana perkembangan kemampuan sosial yang ada

pada lembaga tersebut bisa dikatakan terlambat terlihat dari yang saya amati

sebagian anak pada lembaga ini belum bisa bekerja atau bermain secara

kelompok dengan baik, 16 dari 27 anak yang ada di kelas belum bisa

bersosialisasi dengan orang tua atau teman yang lain dengan baik, sifat

egosentris yang masih menonjol, belum bisa menerima pendapat teman, berebut

mainan, bahkan mengganggu teman yang sedang bermain. maka peneliti tertarik

untuk melaksanakan penelitian terhadap masalah tersebut dengaan judul

“Analisis Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode

Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan pada latar belakang masalah di atas, maka

identifikasi masalah penelitian ini adalah: Kurangnya kemampuan sosial anak

seperti belum bisa bekerja atau bermain secara kelompok dengan baik, belum

bisa bersosialisasi dengan orang tua atau teman yang lain dengan baik, sifat

egosentris yang masih menonjol, belum bisa menerima pendapat teman, berebut

mainan, bahkan mengganggu teman yang sedang bermain.

C. Batasan Masalah
9

Dari latar belakang masalah yang dijelaskan di atas maka peneliti hanya

memfokuskan penelitian ini untuk membahas mengenai:

1. Rung lingkup yang akan diteliti adalah Perkembangan Kemampuan Sosial

Anak Melalui Penerapan Metode Proyek Di TK Kemala Bhayangkari

2. Pelembang Perkembangan Kemampuan sosial anak yang akan di teliti

seperti: bagaimana anak Bermain dengan teman sebayanya, Mengetahui

perasaan temannya dan merespon secara wajar, Berbagi dengan orang lain,

Menghargai hak/ pendapat/ karya orang lain, Menggunakan cara yang

diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan pikiran

untuk menyelesaikan masalah), Bersikap kooperatif dengan teman,

Menunjukkan sikap toleran, Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan

kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dan sebagainya), Mengenal tata

kerama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas peneliti mengabil rumusan masalah

sebagai berikut: Bagaimana Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui

Penerapan Metode Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang ?

E. Tujuan Penelitian
10

Untuk mengetahui Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui

Penerapan Metode Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti menaruh harapan pada penelitian ini agar memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan, adapun beberapa manfaat yang dapat

didapatkan dari penelitian ini yakni:

1. Secara teoritis

Sebagai refrensi untuk dapat dikaji lebih lanjut mengenai

Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode Proyek

Di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang, Serta menambah wawasan yang

lebih luas bagi Pendidik dan calon pendidik.

2. Secara peraktis

a. Bagi peneliti, melalui peneelitian ini merupakan syarat untuk

menyelesaikan S1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD)

dan diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti

tentang Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan

Metode Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Pelembang, Bagi orang

tua, untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan orang tua dalam

menumbuhkan perkembangan sosial anak

b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi para pendidik
11

dalam memberikan pembelajaran bagia anak agar perkembangan sosial

dapat berkembang dengan optimal.

BAB II

KERANGKA TEORI
12

A. Perkembangan Sosial

1. Aspek Perkembangan Anak

Mulianah Khoirani dalam jurnalnya menyebutkan bahwa

perkembangan anak usia dini memiliki 6 aspek perkembangan yaitu sebagai

berikut14:

a. Aspek perkembangan nilai-nilai moral dan agama, merupakan kemampuan

anak untuk bersikap dan bertingkah laku. Moral dan agama merupakan suatu

yang abstrak, keduanya akan terlihat oleh indera penglihatan apabila

ditunjukkan melalui perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

b. Aspek perkembangan sosial emosional, perkembangan sosial merupakan

peningkatan kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain,

sedangkan perkembangan emosional adalah kemaampuan individu untuk

mengelolah dan mengepresikan perasaannya dalam bentuk ekspresi

tindakan yang dinampakkan melalui mimik wajah maupun aktifitas lainnya

(verbal maupun non verbal) sehingga orang lain dapat mengetahui dan

bahkan memahami kondisi atau keadaan yang sedang dialami. Hal tersebut

menyebabkan perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan satu

sama lainya, karena sama-sama berhubungan dengan interraksi anatara

individu dengan individu mapaupun dengan cociety.

c. Aspek perkembangan kognitif, perkembangan kognitif addalah

14
Mulianah Khoirani, Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Golden Age Hamzanwadi
University, Vol. 3, No. 1, 2018, Hlm: 2
13

perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk

mengelolah informasi, dalam bahasa sehari-hari disebut kemampuan

berfikir. Dala peroses pengolahan informasi, pengalaman (pengetahuan)

yang sudah dimiliki akan berkolaborasi dengan pengalaman ( pengetahuan)

baru yang diperoleh, sehinnga terbentuklah kesimpulan baru tentang

pengetahuan tersebut, kesimpulan-kesimpulan yang di hasilkan akan berubah

seiringnya dengan proses belajar dan pengalaman yang diperoleh.

d. Aspek perkembangan bahasa, bahasa adalah alat atau sarana untuk

berkomunikasi atar individu yang satu dengan individu yang lain secara

pribadi maupun komunitas, mengingat pentingnya peranan bahasa bagi

kehidupan manusia, sehingga kemampuan bahasa yang dimiliki individu

harus dikembanngkan sejak usia dini. Kemampuan bahasa yang ddimiliki

oleh individu akan terus berkembang sesuian dengan tahapan usianya, dan

dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mendukung dan menghambat

perkembangan bahasa tersebut.

e. Aspek perkembangan fisik motorik, perkembangan fisik motorik merupakan

bagian penting dalam perkembangana manusia, disamping perkembangna-

perkambangan aspek lainnnya. Perkembang an fisik mototrik harus

distimulus sejak usia dini karena berkaitan dengan keterampilan gerak yang

akan memudahkan dan mempengaruh keluesan gerak individu, baik gerakan

kasar yang melibatkan otot-otot besar maupun gerakan halus yang

melibatkan koordinasi jari-jari tangan dengan mata.


14

f. Aspek perkembangan kreativitas, kreativitas merupakan kemampuan

individu mengatualisasikan diri dalam bentuk perilaku, motivasi, proses,

dan hasil karya, yang dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.

2. Aspek perkembangan sosial

Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu

atau oganisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya yang

berlangsung secara sistematis, perogresif, dan berkesinambungan, baik

menyangkut fisik (jasmani) maupun psikis (rohani). Yusuf sebagaimana dikutib

oleh Farida Mayar dalam jurnalnya menyatakan sosial adalah segala prilaku

manusia yang menggambarkan hubungan individualisme.15Jadi dapat

disimpulkan perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam

hubungan sosial.

Perkembangan sosial pada anak usia dini merupakan sebagai bentuk

kematangan anak dalam berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan

hubungan sosial yang dilakukannya. Selaras dengan itu, horlock sebagaimana

dikutib oleh Khadijah dan Nurul Zhriani dalam bukunya menyatakan bahwa

perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai

dengan tuntunan sosial.16

Perkembangan sosial juga memiliki istilah bahwa tercapainya


15
Farida Mayar, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa Depan
Bangsa, Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 1, No. 6, 2013, Hlm: 2.
16
Khadijah, Nurul Zhriani, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Teori Dan Strateginya,
(Medan: Merdeka Kreasi, 2021), Hlm: 12.
15

kemampuan seseorang dalam berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.

Untuk bisa menjadi orang dengan kemampuan sosialisasi yang baik, maka

membutuhkan tiga proses penting yang mana masing-masing proses tersebut

terpisah dan sangat berbeda antara satu sama lain, sehingga jika terjadi suatu

kegagalan dalam satu proses saja bisa menyebabkan turunnya suatu kadar

seseorang dalam sosialisasi individu. Menurut Hurlock sebagaimana dikutip

oleh Hanisa Sulman dkk dalam jurnalnya menyatakan terdapat tiga proses

perkembangan sosial yaitu:17

a. Berperilaku yang dapat diterima secara sosial

Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang

perilaku yang dapat diterima untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak

hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga

harus menyesuiaikan perilakunya sehingga ia bisa diterima sebagian dari

masyarakan atau lingkungan sosial tersebut.

b. Memainkan peran dilingkungan sosialnya

Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan

dengan seksam oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk

dapat memunihi tuntutan yang diberikan kelompoknya.

c. Memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya

Untuk dapat bersosialisasin secara baik, maka seseorang harus suka terlebih

dulu dengan orang yang akan menjadi kelompok dalam melakukan aktifitas

sosialnya. Jika orang tersebut disenangi oleh anak tersebut maka ia bisa
17
Hanisa Sulman, Dkk, Op.Cit, Hlm: 52.
16

dikatakan berhasil dalam menyesuaikan sosial dan telah diterima sebagai

salah satu anggota kelompok sosial di tempat itu.

3. Kemampuan Sosial Anak Usia Dini

a. Definisi Kemampuan Sosial

Kemampuan sosial yaitu kecakapan anak dalam merespon dan

mengait perasaan yang positif dan mempunyai kemampuan yang hebat

dalam menarik perhatian sekitar.18 Combs Et Al sebagaimana dikutib oleh

Evi Puji Astuti menyatakan bahwa keterampilan sosial merupakan

kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial

dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat

bersamaan dapat menguntungkan individu, atau bersifat saling

menguntungkan, atau menguntungkan orang lain. selanjutnya Adella

sebagaimana dikutib oleh Evi Puji Astuti menyatakan bahwa keterampilan

sosial merupakan suatu kemampuan yang komplek untuk melakukan

perbuatan yang akan diterima dan menghindari perilaku yang akan ditolak

oleh lingkungan.19

Menurut Osland sebagaimana dikutib oleh Nur Hamzah dalam

bukunya menyatakan keterampilan sosial adalah keahlian memelihara

hubungan dengan membangun jaringan berdasarkan kemampuan untuk

menentukan titik tertentu serta membangun hubungan yang baik.

18
Tien Asmara Palintan, Membangun Kecerdasan Emosi dan Sosial Anak Sejak Usia Dini,
(Bogor: Lindan Bestari, 2020), Hlm:10.
19
Evi Puji Astuti, Op.Cit, Hlm: 84.
17

Selanjutnya Menurut Combs dan Slaby keterampilan sosial merupakan

kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalm konteks sosial

dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat

bersamaan dapat menguntungkan individu, atau bersipat saling

menguntungkan orang lain”.20menurut Fridani kemampuan sosil merupakan

suatu proses yang datang dimana anak-anak belajar tentang dirinya sendiri

dan juga orang lain dan tentang cara bekerjasama denga orang yang ada di

sekitarnya. Anak-anak bermain akan peranan dalam sosialisasi, sosialisasi

tersebut merupakan peran sebagai cara belajar yang membimbing anak yang

terarah pada perkembangan hubungan keperibadian sosial sehingga bisa

menjadi seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab dan efektif.

Dalam istilah yang berbeda yaitu kecerdasan interpersonal, Linda

Campbell sebagaimana dikutib oleh Evi Puji Astuti dalam jurnalnya

menayatakan kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan untuk

memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, melihat perbedaan dalam

mood, temprament, motivasi, dan kemampuan. Termasuk juga di dalamnya

kemampuan anak dalam membentuk serta menjaga ikatan hubungan yang

baik, serta paham akan berbagai peran yang ada pada suatu kelompok. Murid

dengan keterampilan interpersonal lebih senang untuk berinteraksi satu

dengan yang lain, baik orang yang sebaya ataupun yang lebih tua darinya.21

Berdasarkan penjelasan di atas maka di tarik kesimpulan bahwa


20
Nur Hamzah, Pengembangan Sosial Anak Usia Dini, (Pontianak: IAIN Pontianak Press,
2015), Hlm:16.
21
Evi Puji Astuti, Op.Cit, Hlm: 24.
18

kemampuan sosial yaitu suatu kemampuan dalam berkomunikasi,

berinteraksi, kemampuan yang bisa mencerminkan perilaku secara baik serta

kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang sekitar

ataupun lingkunga sekitarnya.

Sosial atau sosialisasi adalah suatu proses dari individu dalam

melatih adanya kepekaan pada dirinya yang berhubungan dengan

rangsangan-rangsangan sosial terutama terhadap adanya tekanan-tekanan

dan tuntutan di dalam kehidupan serta mampu dalam belajar bergaul dengan

tingkah laku seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya. Muhibin

mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan memampuan

berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial sosial. Sosialisasi adalah

kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai ataupun harapan

sosial.

b. Karateristik kemampuan sosial anak usia 5-6 tahun

Menurut Frued sebagaimana dikutib oleh Fitria Sri Ananda, Isti

Rusdiani, Siti Khoisiah menyatakan karakteristik atau ciri-ciri kemampuan

sosial anak usia 5-6 tahun di tandai oleh22:

1) Anak sudah siap bersekolah

2) Anak sudah dapat bergaul

3) Bekerja secara bersama-sama dengan teman-temannya

4) Dapat saling membantu dan menolong

5) Memiliki kecenderungan percaya diri


22
Fitri Sri Ananda,dkk, Op.Cit, Hlm: 138.
19

6) Dapat menyesuaikan diri dengan orang-orang yang ada di lingkungan

sekitarnya

c. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Anak

Tingkat pencapaian dari perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun

berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No. 137

Tahun 2014 sebagaimana dikutib oleh Arip Saripudin dalam bukunya ,

sebagai berikut:23

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan


Perkembang
an
Sosial Usia 5-6 Tahun
Prilaku a. Bermain dengan teman sebayanya
Prososial b. Mengetahui perasaan temannya dan merespon
secara wajar
c. Berbagi dengan orang lain
d. Menghargai hak/ pendapat/ karya orang lain
e. Menggunakan cara yang diterima secara sosial
dalam menyelesaikan masalah (menggunakan
pikiran untuk menyelesaikan masalah)
f. Bersikap kooperatif dengan teman
g. Menunjukkan sikap toleran
h. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan
kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dan
sebagainya)
i. Mengenal tata kerama dan sopan santun sesuai

23
Arip Saripudin, Model Edutaiment Dalam Pembelajaran PAUD, (Depok: Raja Grafindo,
2020), Hlm: 55.
20

dengan nilai sosial budaya setempat

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Sosial Anak

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Sosial Menurut

Susanto perilaku sosial, anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:24

1) Faktor Keluarga, karena keluarga dalah lingkungan yang paling pertama

yang akan menyalurkan pengaruh yang baik dan yang buruk mengenai

berbagai aspek dari perkembangan anak, termasuk juga perkembangan

sosial yang ada pada anak. Kondisi dan tata cara keluarga dalam

kehidupan merupakan lingkungan yang sangatlah penting bagi sosialisasi

seseorang. Proses pendidikan dengan banyaknya tujuan dalam

pengembangan kepribadian anak itupun lebih banyak ditentukan oleh

keluarga anak tersebut, mulai dari pola pergaulan, dan etika anak dalam

berinteraksi.

2) Kematangan Diri, kematangan diri sangatlah diperlukan baik fisik

ataupun psikis sehingga anak akan mampu bersosial, memberikan dan

menerima berbagai nasihat yang diberikan oleh orang lain, dengan

membutuhkan kematangan baik dari segi intelektual dan emosional.

3) Status Sosial Ekonomi, kehidupan sosial juga banyak terpengaruh oleh

adanya kondisi sosial ekonomi keluarga di dalam kehidupan

bermasyarakat. Penanaman kondisi yang normatif akan banyak

membentuk perilaku anak.


24
Fitri Sri Ananda, dkk. Op.Cit, Hlm: 139.
21

4) Pendidikan, Pendidikan merupakan proses sosialisasi yang terarah.

“Hakikat pendidikan sebagai proses pengperasian ilmu yang normatif,

anak memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat, dan

kehidupan mereka di masa yang akan datang”.

5) Inteligensi, memengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,

memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan

intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh

karena itu, apabila perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat

menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

B. Metode Proyek

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Dari segi bahasa “metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos,

Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia “metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan”. Dengan

demikian, “maka metode merupakan sebuah jalan yang hendak ditempuh oleh

seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan

perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan, dan

lainya”.25

Menurut Joesoef sebagaimana yang di kutip oleh Asmidar Parapat di

25
Asmidar Parapat, Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini, (Tasikmalaya,: Edupublisher,
2020) Hlm: 18.
22

dalam bukunya menyatakan metode adalah suatu kerangka kerja dan dasar-dasar

pemikiran digunakannya cara-cara yang khusus. Metode yakni jalan dalam

menuju berbagai tujuan. Selanjutnya menurut Suryo Subroto menyatakan

metode ialah sebuah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu

tujuan. Dengan tepatnya suatu metode diterapkan maka semakin efektif juga

tercapainya tujuan tujuan tersebut.26

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasanya metode

adalah suatu cara untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna untuk

mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan.

Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu suatu

perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil pengalaman dan

tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohani, kelelahan motivasi,

perubahan dalam situasi stimulasi atau faktor samar lainnya yang tidak

berhubungan langsung dengan kegiatan belajar. Menurut Cronbach sebagaimana

yang di kutip oleh Eliyyil Akbar dalam bukunya mengemukakan bahwa belajar

merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman yang berasal dari

cara mengamati, membaca, meniru, mengintimassi, mencoba sesuatu,

mendengar, dan mengikuti arah tertentu. Pembelajaran merupakan suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materiel, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

26
Husin dan Dodi Harianto, Penerapan Metode Pembelajaran Dalam Penanaman Nilai
Moral Agama Pada Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol, 2, No, 1, 2020,
Hlm : 22.
23

pembelajaran.27

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya pembelajaran yaitu suatu

perubahan dalam pelaksanaan suatu tugas yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman yang berasal dari cara mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, serta mendengar, yang tersusun meliputiunsur-unsur manusiawi,

materiael, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan

oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran.28 Metode pembelajaran adalah pola umum

perbuatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.

Metode pembelajaran dapat juga diartikan segala usaha guru untuk menerapkan

berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.29

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya metode

pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam peroses

pembelajaran agar mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Macam-Macam

Metode Pembelajaran Anak Usia Dini Metode Bercerita, Metode Bernyayi,

Metode Karya Wisata, Metode Sosio drama/Bermain Peran, Metode

Peragaan/Demonstrasi, Metode Pemberiaan Tugas, Metode Bercakap-Cakap,

Metode Tanya Jawab, Metode Eksperimen, Metode Proye.

27
Eliyyil Akbar, Metode Belajar Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2020), Hlm: 10.
28
Siti Nur Aidah, Cara Efektif Penerapan Metode dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta:
KBM Indonesia, 2020) Hlm: 3.
29
Asmidar Parapat, Op.Cit, Hlm: 112.
24

2. Pengertian Metode Proyek

Metode proyek muncul dari gagasan Jhon Dewey mengenai “Learning

By Doing yakni proses pembelajaran berdasarkan kegiatan yang dilakukan anak

secara langsung untuk mencapai tujuan tertentu”. Gagasan Jhon Dewey

dikembangkan oleh “William H Kilpatrick dalam bentuk metode proyek,

merupakan salah satu pemecahan masalah yang diterapkan secara luas dan setiap

pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari”.30

Metode proyek yaitu salah satu cara pemberian pengalaman belajar

kepada anak. Anak dihadapkan langsung pada persoalan sehari-hari yang

menuntuk anak untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan proyek yang

diberikan. “Dari aktivitas tersebut anak memperoleh pengalaman yang akan

membentuk perilaku sebagai suatu kemampuan yang dimiliki”.31

Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada

anak untuk melakukan aktifitas belajar secara bertahap, dimana dari tahapan

awal sampai tahapan akhir yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan.

Metode ini menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang sederhana

untuk dilakukan oleh anak. “Metode proyek adalah sebuah metode dengan

pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual

melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks, biasanya memerlukan beberapa

tahapan dan beberapa durasi tidak sekedar merupakan rangkaian pertemuan


30
Mira Dahlia. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Kemampuan Sosial Anak Kelompok A di
RA Al Chusnaniyah Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018. Jurnal AUD dan PAUD. Vol. 4, No.1, Hlm:
68.
31
Anita Yunus. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. (Jakarta:
Kencana, 2015), Hlm :174.
25

kelas serta belajar kelompok kolaboratif”.32

Metode proyek adalah penelitian sebuah topik yan diperluas dan

mendalam yang idealnya merupakan topik yang layak bagi perhatian, waktu, dan

energi anak-anak. Proyek biasanya dilakukan oleh seluruh kelas, dan terkadang

oleh kelompok-kelompok kecil di dalam kelas, dan sesekali oleh individu.

Bahkan jika sebuah proyek dilakukan oleh seluruh kelas, anak-anak biasanya

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan terkadang bekerja sendiri pada

sub topik khusus yang terkait dengan topik yang lebih luas yang sedang

diselidiki dalam diskusi dengan guru mereka anak-anak membuat serangkaian

pertanyaan mengenai aspek-aspek khusus yang akan berupaya dijawab oleh

penyelidikan yang dikerjakan. Penyelidikan yang dilakukan dalam proyek

melibatkan pembuatan berbagai pengaturan kecerdasan dan sosial, serta

akademik. Tergantung pada kecakupan keterampilan yang telah tersedia untuk

anak-anak yang ikut serta.33

menurut Moeslichatoen sebagaimana yang dikutip oleh Jaipaul L.

Poornarine, James. E. Johnson dalam bukunya mengemukakan bahwa metode

proyek adalah suatu metode pembelajaran yang dapat melatih anak menerima

tanggung jawab dan anak dapat berfikir kreatif sesuai dengan ide-ide untuk

mengembangkan kreativitas dalam melakukan pekerjaan yang menjadi bagian

proyek secara tuntas. Proyek merupakan suatu tugas yang diberikan pendidik

32
Siregar Alfitriani, Metode Pengajaran Bahasa InggrisAnak Usia Dini, (Medan: Lembaga
Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli, 2018), Hlm: 71.
33
Jaipaul L. Poornarine, James. E. Johnson, Pendidikan Anak Usia Dini: Dalam Berbagai
Pendekatan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Hlm: 307.
26

kepada peserta didik untuk diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan, metode ini dapat dilakukan secara perorangan ataupun secara

berkelompok. Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengeksplorasi hal-hal berdasarkan isu-isu terkini dengan cara

pembuatan proyek, dengan metode proyek ini keterampilan emosional,

keterampilan fisik, dan keterampilan sosial peserta didik dapat dikembangkan

secara optimal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya metode

peroyek adalah suatu metode pembelajaran yang diterapkan kepada anak dalam

bentuk kelompok ataupun individu, metode pembelajaran peroyek ini

memberikan kesempatan langsung kepada anak untuk melakukan aktifitas

belajar secara bertahap. Dalam metode pembelajaran peroyek ini melatih anak

menerima tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas peroyek yang

diberikan, dengan metode peroyek ini dapat mengembangkan keterampilan anak

secara optimal, seperti keterampilan emosional, keterampilan fisik,

keterampilam sosial dan keterampilan lainnya yang ada dalam diri anak.

3. Tipe Metode Proyek

Dalam teorinya Kilpatrick sebagaimana dikutp oleh Mira Dahlia dalam

Jurnalnya membagi metode proyek menjadi empat kelompok tipe, diantaranya34:

a. Proyek konstruksi atau kreatif, memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu

34
Mira Dahlian, Op.Cit, Hlm: 69.
27

gagasan atau rencana bentuk lahiriah, seperti membangun perahu,

mengarang cerita, membut jam dinding, membuat mobil-mobilan dengan

bahan daur ulang, menggelar permainan.

b. Proyek apresiasi atau hiburan, memiliki tujuan menikmati pengalaman

estetis, seperti mendengarkan cerita, mendengarkan simponi atau bernyanyi,

menikamti lukisan, dll.

c. Proyek masalah, memiliki tujuan memecahkan suatu kesulitan intelektual,

seperti mengapa embun jatuh pada waktu tertentu, mengapa terjadi banjir,

mengapa es batu meleleh, mengapa noda di pakaian tidak bisa di bersihkan

jika hanya dengan air, mengapa new york mempunyai pertumbuhan lebih

cepat dari pada Philadelpia.

d. Proyek latihan dan belajar khusus, memiliki tujuan memperoleh peningkatan

keterampilan dan pengetahuan, seperti belajar mengenal angka dan huruf,

belajar menulis, memperbaiki peringkat.

4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek

Katz sebagaimana di kutib oleh Mimin Hamidah dalam bukunya

membagi pelaksanaan kegiatan proyek kedalam tiga tahapan, yaitu:35

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, anak-anak dan guru akan melakukan diskusi untuk

35
Mimin Hamidah, Op.Cit, Hlm.30.
28

pemilihan topik yang hendak diselidiki. Topik tersebut bisa diusulkan oleh

anak ataupun oleh guru. Setelah topik itu sudah ditetapkan, lalu guru

memulai dengan pembuatan peta konsep, berdasarkan "brainstorming"

dengan anak didik. Peta konsep dari topik dan subtopik yang terkait

digunakan untuk diskusi. Pada tahap awal diskusi guru dan anak-anak akan

berbagi berbagai pengetahuan yang mereka miliki, mengusulkan berbagai

pertanyaan yang berkenaan dengan topik. Lalu guru akan membuat beberapa

kegiatan yang akan dilakukan nanti dengan menyiapkan media dan sumber

belajar yang mendukung. Pertanyaan-pertanyaan yang telah diadakan akan

terjawab dengan melalui penyelidikan yang dilakukandi tahap-tahap

berikutnya. Tahap persiapan proyek ini, anak-anak juga bisa mengingat

beberapa pengalaman mereka terkait dengan topik.

b. Tahap Kerja

Tahap kerja lapangan ini terdiri dari beberapa penyelidikan langsung, yakni

dengan kunjungan lapangan untuk menyelidiki situs, benda, atau peristiwa.

Menurut Chard, “tahap ini merupakan jantung dari kegiatan proyek, dimana

anak-anak melakukan penyelidikan, menggambar dari pengamatan,

membangun model, mengamati merekam temuannya, mengeksplorasi,

memprediksi, dan membahas pemahaman baru mereka”. Kegiatan ini juga

merupakan tahap kegiatan pemecahan masalah (problem solving) untuk

mencari jawaban mengenai pertanyaan yang telah diajukan anak di tahap

sebelumnya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini, yaitu:


29

1) Melakukan penyelidikan dengan melalui kegiatan observasi, wawancara

kepada narasumber, dan eksperimen yang masih terbilang sederhana

2) Melaksanakan kegiatan konstruksi atau membuat hasil karya yang

disesuaikan dengan adanya topik proyek

3) Dramatisasi atau melakukan permainan bermain peran

c. Tahap Kulminasi

Kulminasi adalah tahap terakhir atau bentuk kegiatan penutup dari

diadakannya proyek. Pada tahap ini anak akan mengkomunikasikan

pengetahuan dan kemampuan yang mereka peroleh dalam melakukan

proyek kepada teman, guru, anak dikelas lain serta orang tua. Tahap ini di isi

dengan kegiatan penyusunan dan penyajian laporan. Anak akan

menyampaikan berbagai pengetahuan dan kemampuan yang mereka dapat

dengan melalui presentasi dramatisasi.

5. Manfaat Penggunaan Metode Proyek

Manfaat yang didapatkan dari penerapan metode proyek ini

diantaranya:36

a. Mampu memberi pengalaman autentik dan secara langsung kepada anak

dalampenyelesaian masalah yangakan disajikan dengan membuat suatu

produk.

36
Fitria Sri Ananda, Op.Cit, Hlm: 140.
30

b. Melatih anak untuk memiliki rasa tanggung jawab dan saling peduli akan

lingkungan

c. Melatih anak dalam rasa kerjasama dan gotong royong dalam melakukan

proyek secara kelompok.

d. Mengeksplorasi berbagai kreativitas anak pada saat menciptakan sebuah

produk sesuai keinginannya.

e. Melatih intelektual pada anak dalam pemahamannya mengenai proyek yang

tengah dikerjakan, lalu memperliatkan produk hasil proyeknya di depan

kelas.

6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Proyek

Metode peroyek memiliki kelebihan dan kekurang sebagaimana yang

dibahas berikut ini37 :

a. Kelebihan Metode Proyek

1. Memperluas pola fikir peserta didik dengan menyeluruh dalam cara

pandang dan pemecahan suatu masalah yang akan dihadapinya dalam

kehidupan.

2. Dapat membimbing peserta didik untuk membiasakan diri dalam

menerapkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan secara lebih

terpadu, yang diharapkan bisa lebih peraktis dan juga berguna di dalam

kehidupan anak.

3. Dapat membantu anak dalam menemukan cara untuk memecahkan


37
Lufri, dkk. Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran, (Malang: CV IRDH, 2020), Hlm. 67.
31

masalah.

b. Kekurangan Metode Peroyek

1. Organisasi bahan peserta didik, memiliki kesulitan dalam perencanaan

dan pelaksanaan metode sehingga membutuhkan keahlian yang khusus

dari guru.

2. Guru harus mempunyai berbagai topik yang unik dan menarik da juga

sesuai akan kebutuhan peserta didik, membuuhkan fasilitas yang cukup,

dan mempunyai berbagai sumber belajar yang dibutuhkan.

3. Materi akan menjadi lebih luas dan kadang akan keluar dari pokok yang

hendak dibahas.

C. Kerangka Berfikir

Pada usia 4-6 tahun adalah usia peka pada anak. Anak akan mulai sensitif

dalam penerimaan berbagai bentuk upaya yang akan orang dewasa lakukan dalam

bentuk upaya pengembangan seluruh potensi anak. “Masa ini merupakan masa

untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,

sosial emosianal, bahasa, konsep diri, kemandirian, seni, moral dan nilai agama”.

Oleh sebab itulah, sangatlah memerlukan berbagai stimulasi yang baik dan tepat

sesuai dengan kebutuhan pada anak supaya pertumbuhan dan perkembangan anak

bisa tercapai secara maksimal. Permasalahan tersebut adalah permasalahan yang

terkait dengan perkembangan anak seperti kecerdasan sosial pada anak TK yang

seringkali timbul yakni egois, agresif dan prilaku anti sosial, negatifisme, mengejek,

menggrtak, perilaku seolah-olah dia yang paling berkuasa, bertengkar dan lainnya.
32

Hal seperti ini seringkali terjadi karena kecerdasan sosial yang ada pada anak

cenderung sangat rendah sedangkan seharusnya anak usia TK ini sudah harus

mempunyai kesempatan yang luas dalam berinteraksi.

Ada berbagai macam bentuk metode pembelajaran yang dapat

mengembangkan kecerdasan sosial anak. Namun dari berbagai metode tersebut

terdapat satu metode yang bisa dianggap tepat untuk berpartisipasi dalam

pengembangan kemampuan sosial pada anak yakni metode proyek. Metode peroyek

ini adalah metode yang mengikutsertakan anak dalam belajar dalam pemecahan

suatu permasalahan dan belajar untuk bekerja sama dalam kegiatan dengan anak

yang lainnya. Masing-masing dari anak melaksanakan pekerjaan secara individu

ataupun secara kelompok dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan dari

pembelajaran yang di inginkan. Penggunaan metode peroyek dalam peroses

penbelajaran di Taman Kanak-Kanak akan bisa memberikan berbagai kemampuan

anak.

D. Tinjauan Pustaka

Peneliti melihat beberapa hasil penelitian-penelitian terdahulu diantaranya

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan oleh Mira Dahlia 2017 dengan judul “Pengaruh Metode

Proyek Terhadap Kemampuan Sosial Anak Kelompok A Di RA Chusnaniyah

Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018” penelitian ini menggunakan metode


33

penelitian kuantitatif eksperimen dengan teknik pengumpulan data

menggunakan instrumen observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil

penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang lebih efektif untuk

mengembangkan kemampuan sosial anak di RA Al Chusnaniyah Surabaya

dengan menggunakan metode proyek dalam pembelajara di sekolah. Dari

penelitian Mira Dahlia terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian

penulis. Berdasarkan pendapat peneliti, persamaan dari penelitian di atas dengan

penelitian penulis adalah sama-sama membahas tentan metode proyek dan

kemampuan sosial anak. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian di atas

menggunakan jenis penelitian kuantitatif sedangkan penelitian penulis

menggunakan penelitian kualitatif.

2. Penelitian dilakukan oleh Endin Mujahidin, Lailatul Mufarohah, Ahmad Alim

2019 Dengan Judul “Penggunaan Metode Proyek Untuk Meningkatkan

Kedisiplinan Pada Anak Usia Dini” Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan metode proyek untuk

meningkatkan kesdisiplinan anak usia dini. Dari hasil posttest t-test didapatkan

nilai signifikan 0,000 <0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari penelitian oleh Endin

Mujahidin, Lailatul Mufarohah, Ahmad Alim Terdapat persamaan dan

perbedaan dengan penelitian penulis. Berdasarkan pendapat peneliti, persamaan

dari penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas

tentang motode proyek sedangkan perbedaannya terletak pada variabel Y, jika


34

penelitian di atas membahas kedisiplinan anak usia dini sedangkan penelitian

penulis membahas tentang perkembangan kemampuan sosial anak.

3. Penelitian dilakukan oleh Putu Diana Agustin Suardana Putri, Luh Ayu

Tirtayani, Nengah Suadnyana 2019 dengan judul “ Pengaruh Metode Proyek

Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak

Kelompok B TK Gugus I Sukawati” Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di

ambil kesimpulan bahwasanya metode proyek berbasis pendekatan saintifik

terhadap kecerdasan interpersonal anak kelompok B di Tk Gugus I Sukawati hal

ini terbukti dari hasil rata-rata kelompok yang di belajarkan dengan

menggunakan metode proyek berbasis pendekatan saintifik (kelompok

ekperimen) diperoleh rata-rata sebesar 84,31, sedangkan pada kelompok yang

dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelompok kontrol) diperoleh

rata-rata sebesar 71,84. Rerata kecerdasan interpersonal pada anak yang

dibelajarkan melalui metode proyek berbasis saintifik lebih tinggi dibanding

dengan anak yang dibelajarkan menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji-t diperoleh thitung 5,97 dengan

taraf signifikan 5% dan (dk=53), maka diperoleh ttabel 2.003 sehingga thitung

5,97 ≥ ttabel 2.003, sehingga terdapat pengaruh metode proyek terhadap

kecerdasan interpersonal anak kelompok B di TK Gugus I Sukawati Tahun

Ajaran 2018/2019. Dari penelitian putu diana agustin suardana putri, luh ayu

tirtayani, nengah suadnyana, terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian penulis. Berdasarkan pendapat peneliti, persamaan dari penelitian di


35

atas dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas tentang motode

proyek sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah

penelitian di atas membahas metode peroyek dengan pendekatan saintifik

sedangkan penelitian peneulis hanya terfokus pada pembahasan metode

proyeknya saja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Niken Farida, 2021 dengan judul “Stimulasi

Keterampilan Proses Sains Anak Melalui Model Pembelajaran Sains Berbasis

Proyek” berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan model

pembelajaran sains berbasis proyek efektif untuk meningkatkan keterampilan

proses sain untuk anak usia 5-6 tahun. Model pembelajaran sains berbasis

proyek memberikan kesempatan untuk anak mengeksplorasi membangun

pengetahuannya dan memberikan pengalaman untuk bermakna melalui hal

yang konkrit dan rill sehingga guru tidak mengintervensi anak dalam proses

pembelajaran. Dari penelitian Niken Farida terdapat persamaan dan perbedaan

dengan penelitian penulis. Berdasarkan pendapat peneliti, persamaan dari

penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas

tentang motode proyek sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian

penulis adalah penelitian di atas membahas tentang keterampilan proses sains

sedangkan penelitian penulis membahas tentang kemampuan sosial.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rabihatun Adawiyah, Rohyana Fitriani, Moh.

Alwi Ashari, 2019 dengan judul “ Pengembangan Kecerdasan Naturalis Anak

Melalui Metode Proyek Berbasis Sains Di TK Titipan Ilahi Renco Kelayu


36

Jorong” dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh yang

signifikan menggunakan metode proyek berbasis sains terhadap perkembangan

kecerdasan naturalis anak di kelompok B di TK Titipan Ilahi Renco Kelayu

Jorong. Dari penelitian Rabihatun Adawiyah, Rohyana Fitriani, Moh. Alwi

Ashari terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis.

Berdasarkan pendapat peneliti, persamaan dari penelitian di atas dengan

penelitian penulis adalah sama-sama membahas tentang motode proyek

sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah

penelitian di atas membahas tentang kecerdasan naturalis sedangkan penelitian

penulis membahas tentang kemampuan sosial.

BAB III

METODOLOGI PENELITIANPENELITIANI PENELI

A. Lokasi Penelitian

1. Sejarah TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang


37

Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkhari 1 Palembang Berdiri

Pada Tanggal 7 Maret 1987. Ketua Yayasan TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang dipimpin oleh Ny. Ita Kamarudin dan Dra. Murniah, M.Si

perwakilan sebagai kepala sekolah TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang. TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang terletak di Jl. Bambang Utoyo Komplek

Pakri, Kec. Ilir Timur. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Taman Kanak-

Kanak Kemala Bhayangkhari 1 Palembang telah memiliki izin Operasional

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Dapartemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Provinsi Sumatra Selatan Nomor: 595/111.3F4e/198. Lulus

akreditasi dari BAN-S/M Pada tanggal 10 Desember 2014 dengan nilai B.

2. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga

a. Visi

Menyiapkan Generasi Berakhla Mulia, Toleransi, Bahagia Sekolah, Kreatif

Dan Berwawasan Grobal.

b. Misi

1) Menanamkan Prilaku Akhlak Mulia

2) Menanamkan Sikap Toleransi

3) Menumbuhkan Rasa Senang Di Sekolah

4) Menumbuhkan Kreatif Anak

5) Melalui Kegiatan Bermain

6) Mengembangkan Wawasan Anak Tentang Dunia.

c. Tujuan
38

1) Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia

2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai perbedaan

dari nyaman berinteraksi dalam keberagaman

3) Terbentuknya peserta didik yang merasa senang dan bahagia di sekolah

4) Terbentuknya peserta didik yang kreatif

5) Terbentuknya peserta didik yang memiliki wawasan yang luas.

3. Daftar Keadaan Guru TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang Yang

Sudah Disertifikasi dan Yang Belum Disertifikasi

Dunia pendidikan guru memegang peranan penting, guru adalah

salah satu syarat bagi berdirinya sekolah. Pendidikan adalah pelaksana

(tenaga) yang menyelenggarakan proses belajar mengajar dalam lembaga

pendidikan. Guru adalah pendidik profesional ia telah meletakkan dirinya

menerima dan memikul sebagai tanggung jawab pendidikan. Untuk lebih

jelasnya keadaan guru dan pegawai di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Daftar Keadaan Guru TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang Yang Sudah
Disertifikasi dan Yang Belum Disertifikasi Tahun Ajaran 2021/2022
No Nama Pendidian Status Jabatan
Kepegawaian
1 Dra.Hj. S2 PNS DPK Kepala
39

Murniah.,M.Si Sekolah
2 Wiwik Karyati S1 GTT Guru
S.Pd.
3 Rahmawati.S.Pd S1 PNS DPK Guru
4 Solihati.,S.Pd S1 GTT Guru
Sumber: dokumentasi sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 1
Palembang

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa keadaan guru dan tenaga

pendidik di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang telah telah tersedia dengan

baik karena guru atau tenaga pendidiknya sudah menyelesaikan pendidikan

strata 1, TK Kemala bhayangkari 1 Palembang memiliki 1 guru denga Status

Kepegawaian PNS Dengan Status Dipekerjakan (DPK) dan 2 guru dengan status

kepegawaian Guru Tidak Tetap (GTT).

4. Daftar Keadaan Siswa TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Jumlah anak didik Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 1

Palembang tahun pelajaran 2021/2022 adalah 42 anak. Secara terperinci

dapat dilihat table berikut:

Tabel 3.2
Daftar Keadaan Siswa TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah


Anak
B1 13 14 27
40

B2 14 12 26
A 8 9 17
Jumlah 70

Sumber: dokumentasi sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 1


Palembang

Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang adalah 70 siswa yang terdiri dari 35 laki-

laki dan 35 perempuan. Di kelas B1 terdapat 27 siswa, B2 terdapat 26 siswa,

dan 17 siswa.

B. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Menurut Denzin Dan Lincoln sebagaimana dikutib oleh Albi Anggito

dan Johan Stiawan dalam bukunya menyatakan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada.38sedangkan menurut saryono sebagaimana dikutib oleh Rukin dalam

bukunya menyatakan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan

untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualita s

38
Albi Anggito Dan Johan Stiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Suka Bumi: Jejak,
2018), Hlm: 7.
41

atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dikelaskan, diukur atau

digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.39

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena,

atau setting sosial terjemahan dalam suatu tulisan yang bersifat naratif

menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi. 40

Penggunaan pendekatan kualitatif ini maka pada prosesnya digunakan metode-

metode dan teknik-teknik penelitian sesuai dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh perkembangan sosial

melalui penerapan metode proyek di TK Bhayangkari 1 Palembang.

b. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Moleong dalam bukunya menyatakan penelitian kualitatif deskriptif

adalah Dimana peneliti akan melakukan wawancara dan observasi terlebih

dahulu dengan fokus permasalahan penelitian sesuai dengan latar belakang

penelitian. Kemudian peneliti akan memaparkan apaadanya hasil sesuai dengan

penelitian kualitatif sebagaimana prosedur penelitian yang menghasilkan data

39
Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Jakad Media Publishing, 2019) Hlm:
7.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Hlm: 8.
42

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

diamati.41

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data adalah yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi

dalam dua jenis data yaitu:

1) Data Primer yaitu data pokok yang berkenaan langsung dengan

permasalahan peneltian. Data ini diambil melalui observasi dan wawancara.

2) Data Sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia

sebelumnya. Adapun dokumen tersebut ialah struktur lembaga, kegiatan

akademik kepala sekolah dan guru, latar belakang pendidikan guru dan foto.

b. Sumber Data

Menurut Lofland sebagaimana dikutib oleh Moleong dalam bukunya

menyatakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,

tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 42

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah dimana peneliti melakukan

tindakan observasi dan wawancara langsung dilapangan, serta penelitian ini juga

didukung oleh dokumen-dokumen dilembaga tersebut. Sumber data dalam


41
Moleong Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), Hlm: 14.
42
Moleong Lexi J. Ibid, Hlm: 157.
43

penelitian ini adalah kata-kata, tindakan, dan peristiwa. Sedangkan sumber data

dalam penelitian ini adalah semua unsur yang ada di TK kemala Bhayangkari 1

Palembang yang meliputi: Kepala Sekolah dan Guru.

3. Subjek dan Objek Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh penelitian kemudian ditarik

kesimpulannya. Menurut pendapat Spradley dalam Sugiyono dalam bukunya

menyatakan penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel

tetapi dinamakan social situation atau situasi, situasi sosial tersebut dapat

dinyatakan objek atau subjek penelitian yang ingin dipahami secara lebih

mendalam apa yang terjadi di dalamnya43.

Berdasarkan pemikiran Spradley di atas bahwa populasi dan sampel

disebut dengan istilah subjek dan objek penelitian, maka subjek dalam penelitian

ini adalah responden (27 anak dan 3 guru di TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang) yang dapat memberi informasi tentang masalah yang diteliti seperti,

guru, murid, dan kepala sekolah yang diambil dengan menggunakan cara

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehinggaakan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial


43
Sugiyono, Op.Cit, Hlm: 297.
44

yang diteliti. Sedangkan objek penelitian ini adalah: Analisis Perkembangan

Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode Proyek di TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang umum dilakukan dalam

penelitian lapangan yang bersifat kualitatif-deskriptif sebagai berikut:

a. Teknik Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi atau teknik mengumpulkan data untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil

suatu peristia atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk

membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap Aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,

objek, kondisi atau suasana tertentu.44

Langkah-langkah dalam kegiatan pengamatan atau observasi adalah

sebagai berikut:45

1. Melakukan pendekatan kepada subjek penelitian (informan).

Pengumpulan data di lapangan, dimulai dengan memusatkan perhatian


44
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap,Praktis, Dan Mudah Dipahami
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), Hlm: 32.
45
Ismail Nurdin & Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Media Sahabat
Cendikia Pondok Maritim Indah, 2019), Hlm: 41.
45

pada kegiatan observasi secara terus-menerus untuk mengamati berbagai

aktivitas sosial dengan memperhatikan tempat dan waktu yang berbeda

sehingga membuka kesempatan kepada subjek untuk mengumkapkan

secara bebas pengalamannya, selain itu, peneliti dapat melanjutkan

dengan pengalihan data melalui teknik wawancara, yang sedapat

mungkin menggunaka bahasa yang sama dengan informan, agar para

informan menjadi mudah dalam menjawab pertanyaan dan merasa lebih

femiliar/akrab.

2. Melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh. Pendekatan pada tokoh-

tokoh pada umumnya akan jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan

pendekatan kepada masyarakat biasa. Dalam posisi ini, peneliti dapat

melakukan wawancara dan memberi ataupun memintamasukan yang

berkaitan dengan strategi dalam mengkaji fenomena-fenomena yang

dihadapi para informan.

3. Melakukan pendekatan kepada pejabat terkait. Setelah peneliti

melakukan pendekatan kepada informan dan para tokoh, peneliti dapat

melakukan wawancara kepada pejabat terkait yang ada di sekitar lokasi.

Dalam wawancara semacam ini, sebaiknya peneliti menghindari

wawancara yang bersifat formal untuk mendapatkan suasana yang

alamiah, sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan secara

lebih mendalam.
46

4. menggunakan tekhnik dokumentasi. Berbagai dokumen atau arsip yang

dapat dimanfaatkan sebagai sumber data sekunder. untuk melengkapi

data-data yang telah digali melalui wawancara dengan para informan dan

obsevasi tentang tempat dan berlangsungnya peristiwa maupun aktivitas

yang berkaitan dengan topik penelitian. Dokumen yang dikumpukan

dapat berasal dari informan, pejabat pemerintah, maupun dari sumber

yang lainnya.

5. Melakukan interpretativ understanding. Peneliti melakukan identifikasi

dan klasifikasi terhdap data-data yang bersifat tetap atau tidak

menunjukkan perubahan dalam berbagai situasi dan kondisi. Dalam

tahap ini, dilakukan pencatatan data melalui catatan lapangan (field

note). Setelah data dipilah sesuai klasifikasinya, berikutnya dilakukan

wawancara mendalam untuk memperoleh ‘makna’ dan ‘pemahaman’.

Selanjutnnya adalah membuat keputusan bahwa peroses pengumpulan

data akan dihentikan setelah diangap ‘jenuh’ atau terjadi ‘pengulangan

informasi’ yang diperoleh dari berbagai sumber data, apabila tidak ada

lagi sumber informasi baru yang dapat dikumpulkan dari berbagai

sumber data yang tesedia, maka proses penggalian data perlu dihentikan.

6. Menguji objektivitas dan keabsahan data. Menguji objektivitas data dan

keabsahan data penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan melihat

realibilitas dan validitasnya. Pembuktian validitas data dapat ditentukan

oleh interpretasi dan kreadibilitas temuannya dengan mengupayakan


47

temuan serta penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi

senyatanya serta disetujui oleh subjek penelitian atau informan. Serta

reliabilitas data dapat diusahakan dengan penyimpanan database, yang

siap diuji kembali oleh penelitian lain dengan hasil yang sama.

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

bagaimana Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan

Metode Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang. Serta kegiatan

guru dan anak, baik di dalam maupun di luar kegiatan pembelajaran, dan

kondisi sekolah, sarana dan prasarana penunjang proses pembelajar.

b. Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk

bertukar info rmasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam satu topik tertentu.46

Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu merencanakan segala

sesuatu yang berkaitan dengan wawancara meliputi hal-hal berikut:47

1. Menemukan siapa informan yang akan diwawancarai. Dalam tahap ini

peneliti mencari narasumber yang paling banyak memiliki informasi

seputar masalah yang dikaji untuk diwawancarai.

46
Sugiyono, Op.Cit, Hlm: 231.
47
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Surakarta: 2014), Hlm: 128.
48

2. Menghubungu/mengadakan kontak dengan informan untuk

mengonfirmasi wawancara yang akan dilakukan. Dalam hal ini akan

lebih baik jika peneliti/pewawancara melakukannya sendiri dan tidak

membiarkan pihak lain untuk menggantikan perannya.

3. Melakukan persiapan yang matang untuk melakukan wawancara. Hal-hal

yang perlu dilakukan dalam tahap persiapan ini antara lain adalah latihan

memperkenalkan diri, menyusun ikhtisar penelitian untuk disampaikan

sebelum wawancara, menyiapkan alat perekam, menyiapkan poko-pokok

pertanyaan, menetapkan tempat dan waktu wawancara sesuai

kesepakatan.

Teknik wawancara di gunakan peneliti untuk mendapatkan data

tentang Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode

Proyek Di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah alat pengumpul data untuk memperoleh

informasi dari mancam-mancam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada

pada informan. untuk mencari atau mengenal hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip buku, foto-foto, surat kabar,dan majalah. 48Teknik ini

di gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum tentang

48
Djam‟an Satori & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kuantatif, (Bandung: Alfabeta),
Hlm: 148.
49

Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode Proyek Di TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang.

5. Teknik Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat

keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan Kepastian (confirmability). Untuk menjaga kebenaran dan

objektivitas hasil penelitian, perlu dilakukan “audit trail” yakni, melakukan

pemeriksaan guna meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan memang

demikian adanya. Pelaksanaan teknik didasarkan atas sejumlah kreteria

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan dan pelaksanaan.49

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memiliki mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.50

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik

ini aktivitas analisis data miles and huberman diterapkan melalui tiga alur, yaitu:

49
Djam‟an Satori & Aan Komariah. Ibid, Hlm: 164-167.
50
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta, 2015), Hlm: 89.
50

a. Reduksi Data (Redution)

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang

terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh

direkduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal

yang penting. Data hasil mengikhtiarkan dan memilah-milah berdasarkan

suatu konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang

lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk

mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya diperoleh jika

diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dalam berbagai bentuk seperti tabel, dan grafik. Penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

Dengan demikian fungsi display data disamping untuk memudahkan dan

memaha mi apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah difahami.

c. Penarikan Kesimpulan/Verifkasi (Conclusion Drawing/ Verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tida ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
51

konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.51

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umun Daerah Penelitian

1. Sejarah TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

51
Djam‟an Satori & Aan Komariah., Op.Cit, Hlm: 218-219.
52

Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkhari 1 Palembang Berdiri

Pada Tanggal 8 Maret 1987. Ketua Yayasan TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang dipimpin oleh Ny. Ita Kamarudin dan Ibu Wiwik Karyati, Sp.

perwakilan sebagai kepala sekolah TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang. TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang terletak di Jl. Bambang Utoyo Komplek

Pakri, Kec. Ilir Timur. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Taman Kanak-

Kanak Kemala Bhayangkhari 1 Palembang telah memiliki izin Operasional

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Dapartemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Provinsi Sumatra Selatan Nomor: 595/111.3F4e/198. Lulus

akreditasi dari BAN-S/M Pada tanggal 10 Desember 2014 dengan nilai B.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga

a. Visi :

Menyiapkan Generasi Berakhla Mulia, Toleransi, Bahagia Sekolah, Kreatif

Dan Berwawasan Grobal.

b. Misi:

1) Menanamkan Prilaku Akhlak Mulia

2) Menanamkan Sikap Toleransi

3) Menumbuhkan Rasa Senang Di Sekolah


53

4) Menumbuhkan Kreatif Anak Melalui Kegiatan Bermain

5) Mengembangkan Wawasan Anak Tentang Dunia.

c. Tujuan

1) Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia

2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai perbedaan

dari nyaman berinteraksi dalam keberagaman

3) Terbentuknya peserta didik yang merasa senang dan bahagia di sekolah

4) Terbentuknya peserta didik yang kreatif

5) Terbentuknya peserta didik yang memiliki wawasan yang luas.

3. Daftar Keadaan Guru TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang Yang

Sudah Disertifikasi dan Yang Belum Disertifikasi

Dunia pendidikan guru memegang peranan penting, guru adalah

salah satu syarat bagi berdirinya sekolah. Pendidikan adalah pelaksana

(tenaga) yang menyelenggarakan proses belajar mengajar dalam lembaga

pendidikan. Guru adalah pendidik profesional ia telah meletakkan dirinya

menerima dan memikul sebagai tanggung jawab pendidikan. Untuk lebih

jelasnya keadaan guru dan pegawai di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Daftar Keadaan Guru TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang
No Nama Pendidian Status Jabatan
Kepegawaian
54

1 Dra.Hj. S2 PNS DPK Kepala


Murniah.,M.Si Sekolah
2 Wiwik Karyati Sp. S1 GTT Guru
3 Rahmawati.S.Pd S1 PNS DPK Guru
4 Solihati.,S.Pd S1 GTT Guru
Sumber: dokumentasi sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari
1 Palembang.

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa keadaan guru dan

tenaga pendidik di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang telah telah

tersedia dengan baik karena guru atau tenaga pendidiknya sudah

menyelesaikan pendidikan strata 1, TK Kemala bhayangkari 1 Palembang

memiliki 1 guru denga Status Kepegawaian PNS Dengan Status

Dipekerjakan (DPK) dan 2 guru dengan status kepegawaian Guru Tidak

Tetap (GTT).

4. Daftar Keadaan Siswa TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Jumlah anak didik Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 1

Palembang tahun pelajaran 2022/2023 adalah anak. Secara terperinci

dapat dilihat table berikut:

Tabel 4.2
Daftar Keadaan Siswa TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah


Anak
55

B1 13 14 27

B2 14 12 26
A 8 9 17
Jumlah 70

Sumber: dokumentasi sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari


1 Palembang.

Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang adalah 70 siswa yang terdiri dari 35 laki-

laki dan 35 perempuan. Di kelas B1 terdapat 27 siswa, B2 terdapat 26

siswa, dan 17 siswa.

B. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan membahas mengenai pengelolaan data dan analisi data.

Data yang diolah dan dianalisis dalam bab ini merupakan data kualitatif yang

diperoleh melalui observasi dan interview pada guru dalam perkembangan

kemampuan sosial anak melalui penerapan metode proyek di TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi langsung dalam mengembangkan kemapuan sosial melalui kegiatan

metode proyek pada anak dan wawancara kepada guru tentang metode

pembelajaran peroyek, sebagai alat atau media dalam mengembangkan kemampuan

sosial anak di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang, maka peneliti meneliti hasil

data yang peneliti dapatkan dan peneliti dapat menyajikan data sebagai berikut:
56

1. Hasil observasi penerapan metode proyek di TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang

a. Langkah-langkah penerapan metode proyek dalam perkembangan

kemampuan sosial anak di TK Kemala Bhayang kari 1 Palembang

Metode proyek adalah sebuah metode yang memberikan

pengalaman belajar melalui pemberian sebuah kegiatan yang harus

dikerjakan secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama, sehingga

dalam kelompok tersebut akan muncul proses berinteraksi, bersosialisasi,

dan kerjasama antara anak yang satu dengan anak yang lain. Berikut ini

merupakan Langkah-langkah penerapan metode proyek yang dilakukan di

TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang dengan Tema Tanaman dengan

kegiatan menanam beberapa jenis tanaman (Buah, Sayur, dan Bunga) adalah

sebagai berikut:

1) Langkah pertama: Guru menyiapkan terlebih dahulu media serta alat-alat

yang akan digunakan saat kegiatan menam dilakukan. Seperti tanah,

polibag, benih yang akan di tanam, skup kecil, dan air untuk menyiram

tanaman.

2) Langkah kedua: guru menyampaikan tujuan dan tema kegiatan yang

akan dilakukan anak.

3) Langkah ketiga: guru memperkenalkan kepada anak bahan dan alat yang

akan digunakan dalam kegiatan. Disini anak akan diberi penjelasan dan
57

di ajak berdiskusi bagaimana langkah-langkah kegiatan menanam dan

apa saja bahan dan alat untuk menanam. Terlihat anak-anak sangat

antusias saat guru memperkenalkan alat-alat dan bahan yang akan

digunakan saat kegiatan berlangsung.

4) Langkah keempat: guru akan mengelompokkan anak untuk

melaksanakan kegiatan proyek yang terdiri dari 4-5 orang dalam setiap

kelompok. Sehingga anak-anak dapat saling berinteraksi dan bekerja

sama dengan temannya yang lain saat kegiatan berlangsung.

5) Langkah kelima: Guru membimbing dan mengarahkan anak dalam

melakukan kegiatan menanam. Di sini anak di arahkan dan di bimbing

oleh guru untuk melakukan kegiatan menanam di halaman belakang

kelas dengan kelompok masing-masing. Terlihat anak-anak

mendengarkan dan mengikuti instruksi guru saat kegiatan berlangsung.

6) Langkah keenam: Merapikan dan meletakkan hasil kerja kelompok. di

sini setelah kegiatan menanm selesai guru mengarahkan anak-anak untuk

merapikan kembali alat-alat yang telah di pakai saat melakukan kegiatan

menanam dan menyusun hasil dari kerja kelompok yang dilakukan

dengan rapih. Di lihat dari observasi di lapangan, terlihat sebagian anak

yang langsung mengikuti instruksi dari gurunya dan ada juga yang harus

di beri nasehat terlebih dahulu baru mau ikut membantu merapikan alat-

alat yang digunakan saat kegiatan.


58

7) Langkah ketuju: guru mengarahkan dan membimbing anak cuci tangan

terlebih dahulu sebelum memasuki kelas. Terlihat anak langsung

mencuci tangannya dengan cara bergantian dengantemannya yang lain

sesuai urutan kelompok dengan tertib.

8) Langkah kedelapan: istirahat dan makan bersama. Setelah melakukan

kegiatan proyek menanam di luar kelas anak-anak makan bersama,

terlihat di sini saat anak-anak makan bersama ada beberapa anak yang

berbagi makanan dengan temannya yang lain akan tetapi ada juga yang

belum mau berbagi dengan temannya.

9) Langkah kesembilan: kegiatan akhir dari pembelajaran merupakan

penutup dari rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Di sini terlihat

bahwa pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab secara

berkelompok dan menceritakan kembali apa saja kegiatan yang

dilakukan hari ini serta menanya kan kepada anak apa perasaan anak saat

melakukan kegiatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti,

terlihat anak antusias saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan

menceritakan kegiatannya yang dilakukan.

2. Hasil observasi perkembangan kemampuan sosial anak.


59

Setelah dilakukannya upaya yang maksimal dari guru di kelas B1

dengan berdasarkan langkah-langkah serta indikator pencapaian yang sesuai

dengan perkembangan kemampuan sosial anak, maka penulis mendapati data

penilaian observasi dan hasil akhir sebagai berikut:

Tabel 4.3

hasil observasi perkembangan kemampuan sosial anak melalui


penerapan metode proyek

No. Indicator Hasil observasi


perkembangan
kemampuan sosial
1. Bermain dengan teman Dari hasil yang peneliti amati pada
sebayanya tanggal 12 desember 2022 dalam
perkembangan sosial anak dengan
indikator Bermain dengan teman
sebayanya. Dari pengamatan yang penulis
lakukan Terdapat 4 anak berkembang
sesuai harapa , 23 anak berkembang
sangat baik. Terlihat dari anak yang
dapat bermain dengan teman-teman
sebayanya.
2. Mengetahui perasaan Dari hasil yang peneliti amati mengenai
temannya dan merespon perkembangan sosial anak dengan
secara wajar indikator Mengetahui perasaan temannya
dan merespon secara wajar terdapat 1
anak yang perkembangannya kemampuan
sosialnya belum berkembang terlihat dari
anak yang tidak perduli saat temannya
60

sedang menangis, 7 anak mulai


berkembang terlihat dari anak yang
memperhatikan temannya yang sedang
menangis meskipun belum bisa merespon
secara wajar, dan 16 berkembang sesuai
harapan terlihat dari anak yang sudah
merespon jika temannya sedang
menangis, 3 berkembang sangat baik
terlihat dari anak yang sudah bisa
menenangkan temannya yang sedang
menangis.
3. Berbagi dengan orang Dari hasil yang peneliti amati mengenai
lain. perkembangan sosial anak dengan
indikator Berbagi dengan orang lain
terdapat 2 anak belum berkembang
terlihat saat anak mempunyai makanan
dan tidak mau berbagi dengan temannya
yang lain, 3 anak mulai berkembang
terlihat dari anak yang berbagi makanan
dengan temannya yang lain meskipun
dengan nasehat yang di berikan oleh
guru , 22 anak berkembang sangat baik
terlihat dari anak yang berbagi makanan
yang di bawa dengan teman-temannya
yang lain.
4. Menghargai hak/ Dari hasil yang peneliti amati mengenai
pendapat/ karya orang perkembangan sosial anak dengan
lain. indikator perkembangan sosial
Menghargai hak/ pendapat/ karya orang
61

lain terdapat 1 anak belum berkembang


terlihat saat anak menyela saat temannya
sedang menjawab pertanyaan guru, 4
anak mulai berkembang terlihat dari anak
yang menghargai pendapat temannya
meski terkadang masih , 14 anak
berkembang sesuai harapan terlihat dari
anak yang sudah menunjukkan sikap, 7
anak berkembang sangat baik terlihat dari
anak yang sudah memuji hasil karya
temannya yang lain.
5. Menggunakan cara yang Dari hasil yang peneliti amati mengenai
diterima secara sosial perkembangan sosial anak dengan
dala m menyelesaikan indikator Menggunakan cara yang
masalah (menggunakan diterima secara sosial dalam
pikiran untuk menyelesaikan masalah (menggunakan
menyelesaikan pikiran untuk menyelesaikan masalah)
masalah). terdapat 3 anak belum berkembang
terlihat dari anak yang mendorong
temannya saat berebut mainan dengan
temannya yang lain, 6 anak mulai
berkembang terlihat dari anak yang, 11
anak berkembang sesuai harapan terlihat
dari anak, 8 anak berkembang sangat baik
terlihat dari anak yang menasehati
temannya yang sedang bertengkar.
6. Bersikap kooperatif Dari hasil yang peneliti amati mengenai
dengan teman. perkembangan sosial anak dengan indikat
or Bersikap kooperatif dengan teman
62

terdapat 1 anak belum berkembang


terlihat dari anak yangg tidak mau bekerja
sama dengan kelompoknya saat kegiatan
berlangsung, 2 anak mulai berkembang
terlihat dari anak yang sudah mau bekerja
sama dengan kelompoknya meskipun
harus diberi nasehat terlebih dahulu oleh
guru, 9 anak berkembang sesuai harapan
terlihat dari anak yang sudah mau bekerja
sama dengan temannya yang lain untuk
menyelesaikan tugas kelompoknya, 15
anak berkembang sangat baik terlihat dari
anak yang sudah bisa bekerja sama
dengan kelompoknya saat kegiatan
berlangsung dan membantu kelompok
yang lain yang sedang kesulitan
7. Menunjukkan sikap Dari hasil yang peneliti amati mengenai
toleran. perkembangan sosial anak dengan
indikator Menunjukkan sikap toleran
terdapat 3 anak belum berkembang
terlihat dari anak yang tidak mau
membantu temannya yang sedang
kesulitan mengerjakan tugas yang
diberikan guru, 5 anak mulai berkembang
terlihat dari 15 berkembang sesuai
harapan 7 berkembang sangat baik.
8. Mengekspresikan emosi Dari hasil yang peneliti amati mengenai
yang sesuai dengan perkembangan sosial anak melalui
kondisi yang ada penerapan metode proyek dengan
63

(senang, sedih, antusias, indikator perkembangan kemampuan


dan sebagainya). sosial anak (Mengekspresikan emosi yang
sesuai dengan kondisi yang ada (senang,
sedih, antusias, dan sebagainya) terdapat
27 anak berkembang sangat baik
9. Mengenal tata kerama Dari hasil yang peneliti amati mengenai
dan sopan santun sesuai perkembangan sosial anak melalui
dengan nilai sosial penerapan metode proyek dengan
budaya setempat. indikator perkembangan kemampuan
sosial anak (Mengenal tata kerama dan
sopan santun sesuai dengan nilai sosial
budaya setempat) terdapat 7 anak mulai
berkembang, 21 berkembang sangat baik.

Tabel 4.4

Data penilaian Perkembangan Kemampuan Sosial Anak kelas B1 TK


Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Nama Indikator Pencapaian


1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ket.

1 Raffaza BSB BSH MB BSH BSH BSH BSH BSB BSH MB

2 Alena BSB BSH BSH MB BSH BSH BSH BSH BSH MB

3 Rizky BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB MB

4 Ashila BSB MB MB MB MB BSH BSH BSB BSB MB

5 Bilal BSB MB BSH BSH MB BSB BSB BSB BSB BSH

6 Fathan BSB BSH MB BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSH

7 Charla BSB BSH BSB MB MB BSH MB BSB BSB MB

8 Gemintang BSB BSH BB BSH BSB BSB BSH BSB BSB BSH

9 Hanif BSH MB BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSB BSH
64

10 Nazhifa BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSB BSH

11 Kinara BSB BSH MB MB MB BSH BSH BSB BSB MB

12 Kheyna BSH MB BSB BSH MB MB MB BSB BSH MB

13 Khyla BSB BSH BSB BSH MB BSH BSB BSB BSB BSH

14 Putra BSB BSH BSB BSH MB BSB BSH BSB BSB BSH

15 Alfano BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSH

16 Keenan BSH BSB MB BSH BSB BSB BSH BSB BSB BSH

17 Alfath BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH

18 Salman BSB MB BSB BSB BSB BSB MB BSB BSB BSH

19 Nadia BSB BSH BSB BSH BB BSH BSH BSB BSB BSH

20 Nadin BSB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSH

21 Nafisa BSB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSH

22 Naomi BSB MB BSB BSB BSH BSH BSH BSB BSB BSH

23 Rasya BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH

24 Riski BSB MB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH

25 Shaqilla BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH

26 Putri BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH

27 Omar BSH BB BSB BB BB BB BB BSB MB MB

Sumber: Hasil Observasi Akhir Di Tk Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Keterangan :

BB: Belum Berkembang

MB: Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan

BSB: Berkembang Sangat Baik.


65

Berdasarkan data dari tabel di atas, perkembangan sosial emosional

peserta didik kelas B1 di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang dengan jumlah

peserta didik 27 orang dengan persentase belum berkembang 0%, Mulai

berkembang 30%, berkembang sesuai harapan 70%, dan berkembang sangat

baik 0%. Dapat penulis simpulkan bahwasanya sebagian besar peserta didik

sudah mencapai perkembangan kemampuan sosial melalui penerapan metode

proyek di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang, sebagian besar sudah

berkembang sesuai harapan, hal ini membutikan bahwasannya upaya guru dalam

mengembangkan kemampuan sosial anak melalui penerapan metoe proyek

berjalan dengn baik.

3. Hasil Wawancara Yang Dilakukan Oleh Peneliti Dengan Informan

Penelitian Yaitu Guru Kelas B1 Sekaligus Kepala Sekolah, Guru Kelas B2,

dan Guru Kelas B3 Di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang.

Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan informan

penelitian yaitu guru kelas b1 sekaligus kepala sekolah, guru kelas b2, dan guru

kelas b3 di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang.

Informan : Guru Kelas B1, Bunda Wiwik Karyati, Sp.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pengalaman ibu “pengalaman yang saya dapat di
66

dalam penerapan metode dalam menerapkan metode


pembelajaran proyek kepada pembelajaran proyek kepada siswa-
anak kelas B1 di TK Kemala siswa di TK Kemala Bhayangkari 1
Bhayangkari 1 ini bu ? yaitu anak lebih antusias dalam
melaksanakan kegiatan tersebut,
dimana anak dapat menuangkan ide,
kereatifitasnya, dan anak bisa
bereksplorasi terhadap suatu benda,
pada semester 1 waktu itu saya
menerapkan metode proyek di kelas
B1 yaitu proyek menanam dengan
tema aku sayang bumi”

2 Apakah menurut ibu metode “menurut saya untuk metode proyek


proyek cocok digunakan ini sangat cocok dengan anak TK,
dalam proses belajar dimana anak TK ini selalu ingin
mengajar di TK Kemala mencoba dan mencoba serta
Bhayangkari 1 bu? bereksplorasi, dimana anak-anak jika
belajar terlalu monoton di dalam
kelas kurang bersemangat tetapi
ketika kita ajak keluar, belajar di luar
maka anak-anak akan lebih semangat
dan antusias”.

3 Apakah kendala yang ibu “untuk kendala yang ddihadapi


hadapi dalam menerapkan dalam penerapak metode proyek ini
metode proyek dalam guru belum begitu memahami untuk
pembelajaran ? metode projek ini, kedua waktu
penggunaan metode proyek ini
melampaui jam pembelajaran,
maksudnya yang biasanya dalam 1
67

hari kegiatan anak dapat selesai


sedangkan kalau menggunakan
metode prosek bisa sampai 1 minggu,
1 bulan, dua bulan dan bisa juga
sampai satu semester, untuk
ketersedia alat dan bahan yang
terbatas juga menjadi kendala bagi
pembelajaran yang berbasis projek
ini, guru juga kurang dapat
menentukan proyek apa yang akan
diberikan kepada anak atau proyek
apa yang sesuai untuk anak TK”

4 Berdasarkan pengalaman ”menurut saya keunggulan dalam


ibu, apakah keunggulan penerapan metode proyek yaitu dapat
dalam penerapan metode memberikan kesempatan kepada anak
pembelajaran proyek ? untuk mengekspresikan pola berfikir,
keterampilan, dan kemampuannya
untuk memecahkan suatu masalah,
dimana anak akan memiliki
kesempatan untuk terus berkreasi dan
mengembangkan diri seoptimal
mungkin untuk mendapatkan suatu
karya atau suatu prodak, dan juga
keunggulan dari metode proyek ini”

5 Apakah menurut ibu metode “Menurut saya metode pembelajaran


pembelajaran proyek ini proyek ini dapat mengembangkan
dapat mengembangkan kemampuan sosial anak di TK atau
kemampuan sosial anak di anak usia dini dimana metode ini
TK Kemala Bhayangkari 1 dapat meningkatkan perkembangan
68

Palembang ? sosial anak yang tadinya anak


mengerjakan suatu kegiatan itu
sendiri atau individu maka dengan
metode proyek anak akan bisa
bersosialisasi atau bekerjasama
dengan kita membuat kelompok-
kelompok kecil, misalnya didalam
kelompok itu terdiri dari 4 sampai 5
anak yang akan berbaur serta
mengemukakan ide dan
kreatifitasnya”

6 Proyek apa saja yang telah “kalau di TK Kemala Bhayangkari


di terapkan di TK Kemala sendiri kemaren ada proyek dengan
Bhayangkari 1 Palembang ? tema Aku Cinta Indonesia, sub tema
Meriahnya Hari Kemerdekaanku,
disitu anak-anak membuat macam-
macam bendera dengan bentuk rantai
dan bendera merah putih seperti biasa
serta membuat lampion, dan juga
pada pyoyek Aku Cinta Indonesia
kita juga fesyen show memakai baju
adat, kebetulah proyek Aku Cinta
Indonesia sudah kami laksanakan
pada tanggal 16 agustus. Waktunya
mulai dari anak-anak membuat
bendera dan membuat lampion serta
menghias kelas itu waktunya sampai
satu minggu”.

7 Apakah metode “ metode pembelajaran proyek ini


69

pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh dalam


sangat berpengaruh dalam perkembangan kemampuan sosial
perkembangan kemampuan anak dimana metode pembelajaran
sosial anak di TK ? tersebut sangat tepat untuk
menstrimulus perkembanga
kemampuan sosial dan intelektual
anak, salah satu kemampuan sosial
anak adalah berintraksi, salah satu
dari pola interaksi sosial anak
tersebut adalah bergotong royong
atau bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil”

Informan : Guru Kelas B2, Bunda Rahma Wati, S. Pd.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1. bagaimana pengalaman ibu “ yaitu ketika akan menanam bibit
dalam penerapan metode tomat anak-anak begitu antusias dan
pembelajaran proyek kepada seang bahwa pada kegiatan hari ini
anak kelas B1 di TK kita akan menanam bibit tomat nanti
Kemala Bhayangkari 1 ini anak-anak akan memasukkan bibit
bu ? tomat ke dalam polibag yang talah di
sediakan”

2. Apakah menurut ibu metode “ metode proyek cocok digunakan


proyek cocok digunakan dalam proses belajar mengajar di TK
70

dalam proses belajar karena dengan metode proyek anak-


mengajar di TK Kemala anak akan mendapatkan pengalaman
Bhayangkari 1 bu? belajar yang nyata dan mereka akan
mendapat pengalaman baru tidak
hanya di dalam kelas saja, jadi
menurut kami sebagai seorang
pendidik metode proyek cocok di
gunakan untuk belajar mengajar di
TK khususnya telah kami terapkan di
TK Kemala Bhayangkari 1
Palembang yang kami coba dengan
menanam bibit tomat ”.

3. Apakah kendala yang ibu “kendala yang kami hadapi dalam


hadapi dalam menerapkan penerapan metode proyek dalam
metode proyek dalam pembelajaran ini, kalau kendala hanya
pembelajaran ? mungkin akan kami tambah lagi
peralatan yang kurang, mungkin yang
belum lengkap, sepertinya peralatan
dan sarana saja yang kami hadapi dan
untuk anak-anak alhamdulillah tidak
ada kendala begitu juga dengan orang
tua yang juga mendukung dalam
metode proyek yang kami lakukan
dalam pembelajaran ini”

4. Berdasarkan pengalaman ” pengalaman dari metode proyek ini


ibu, apakah keunggulan keunggulannya adlah yaitu kita
dalam penerapan metode melihat dengan adanya metode
pembelajaran proyek ? proyek ini membuat pengalaman
belajar anak lebih bermakna dan
71

anak-anak juga lebih berkolaborasi


dengan sesama temannya akan
emakin dia banyak bekerja sama dan
anak-anak juga akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru di
dalam metode proyek yang kami
ajarkan kepada anak terutama di
dalam menanam bibit tomat tadi”

5. Apakah menurut ibu metode “metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini dapat mengembangkan kemampuan
dapat mengembangkan sosial anak di TK, kalau melihat dari
kemampuan sosial anak di pembelajaran yang kami lakukan
TK Kemala Bhayangkari 1 dalam metode proyek ini sepertinya
Palembang ? untuk mengembangkan kemampuan
sosial anak bisa di terapkan dengan
melalui penerapan metode proyek
karena kemampuan sosial anak akan
lebih baik dan anak-anak akan lebih
berinteraksi dan mudah memahami
dari pada hanya belajar di dalam dan
juga anak akan merasasenang dengan
situasi dan suasana yang bisa
berganti tidak hanya dalam kelas
tetapi kita juga bisa langsung
berinteraksi dengan yang ada di luar
kelas juga”

6. Proyek apa saja yang telah “proyek yang telah kami terapkan
di terapkan di TK Kemala dalam TK Kemala Bhayangkari 1
72

Bhayangkari 1 Palembang ? Palembang adalah proyek aku cinta


bumi, dan di semester dua ini kami
akan menerapkan metode proyek
menanam bibit, mungkin salah
satunya bibit toma, dan mungkin
nantinya akan ada bibit tanaman
sayuran juga yang akan kami lakukan
di semester dua ini, dan metode
proyek yang telah kami terapkan
kemaren yaitu aku cinta indonesia
bertepatan dengan hari 17 agustus
yang meriah di sekolah ku nah itu
sudah kami terapkan, anak-anak
memang sangat antusias dalam
mengikuti acara-acara yang kami
lakukan di dalam 17 agustus kemaren,
dan alhamdulillah mendapat antusias
dari orangtua murit dan anak-anak
sangat antusias dalam acara 17
agustus yang di adakan di sekolah TK
Kemala Bhayangkari 1 Kemaren ”.

7. Apakah metode “ metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh dalam
sangat berpengaruh dalam perkembangan Sosial di TK, ia sangat
perkembangan kemampuan berpengaruh karena dengan metode
sosial anak di TK ? proyek ini membuat kemampuan
sosial anak menjadi lebih baik lagi
terutama anak-anak lebih mampu bisa
73

berinteraksi, untuk bisa saling


menghargai, saling bekerja sama,
saling bergotong royong, dan lebih
menghargai lagi apa yang di terapkan
misalnya kemaren menanam pohon
nah dari situ mereka akan
menimbulkan sosialnya oh berarti
dengan menanam tanaman ini kita
harus merawat tidak hanya menanam
saja, dengan merawat tanaman ini
berarti kita sayang dengan mari sama-
sama di jaga, dengan pengalaman
seperti itu mungkin anak akan lebih
mencintai dan menghargai tanaman
yang ada di sekitar nya.

Informan : Guru Kelas B3, Bunda Solihati, S.Pd.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1. bagaimana pengalaman ibu “pengalaman saya saat menerapkan
dalam penerapan metode pembelajaran proyek di TK sangat
pembelajaran proyek kepada menyenangkan, pembelajaran proyek
anak kelas B1 di TK pada saat itu anak-anak menanam
Kemala Bhayangkari 1 ini bibit cabai, mereka sangat antusias
bu ? sekali karena mereka akan belajar di
74

laur kelas, mereka sangat senang dan


bersemangat saat menanam bibit
cabai, dan anak-anak sangat antusias
saat memasukkan bibit cabai kedalam
polibag, mereka banyak bertanya,
mereka bertanya ini apa, ini kemanain
bu, ini di apain bu, seperti itu. Mereka
sangat antusias sekali ”

2. Apakah menurut ibu metode “ menurut saya metode pembelajaran


proyek cocok digunakan proyek sangat cocok diterapkan
dalam proses belajar dalam pembelajaran di TK karena
mengajar di TK Kemala anak-anak sangat senang sekali
Bhayangkari 1 bu? belajar di luar ruangan sambil
bersama-sama mereka bersanda
gurau, mereka saling bertanya, saling
cerita, mereka juga semangat dalam
mengikuti kegiatan”.

3. Apakah kendala yang ibu “ kalau kendala yang kami hadapi


hadapi dalam menerapkan pada saat melakukan kegiatan
metode proyek dalam menanam kemarin yaitu mungkin
pembelajaran ? kurang luasnya lahan tempat kami
melakukan kegiatan menanam
kemaren, selain itu juga peralatan
yang masih kurang lengkap sehingga
anak-anak harus bergantian saat
menggunakan alat-alat itu kalau
kekurangannya menurut saya
mungkin satu yaitu kita sebagai guru
agak sulit mengawasi semua anak
75

karena selain kegiatannya di luar


anak-anak juga lebih aktif bergerak
karena mereka menganggap mereka
sedang tidak belajar tetapi sedang
bermain”

4. Berdasarkan pengalaman ” keunggulan dalam penerapan


ibu, apakah keunggulan metode proyek ini adalah anak –anak
dalam penerapan metode lebih cepat mengerti apa yang kita
pembelajaran proyek ? jelaskan karena mereka selain
mendengarkan penjelasan dari kita
sebagai guru mereka juga dapat
melihat dan bisa memperaktekkan
langsung apa yang mereka dengar”

5. Apakah menurut ibu metode “benar sekali menurut saya metode


pembelajaran proyek ini proyek ini sangat dapat
dapat mengembangkan mengembangkan kemampuan sosial
kemampuan sosial anak di anak karena dengan cara belajar
TK Kemala Bhayangkari 1 proyek seperti ini anak-anak dapat
Palembang ? saling berinteraksi, bekerjasama
dengan teman, anak-anak yang
tadinya pendiam, pemalu, dengan
cara belajar bersama di luar ruangan
mereka tidak merasa sedang belajar,
mereka merasa seperti sedang
bermain, itu membuat mereka lebih
bersemangat, lebih berani
berinteraksi, bertanya dan
76

kemampuan sosial anak berkembang


6. Proyek apa saja yang telah “ proyek yang telah kami terapkan di
di terapkan di TK Kemala TK Kemala Bhayangkari 1 yaitu
Bhayangkari 1 Palembang ? projek aku cinta indonesia, kita
kemaren sudah membuat hiasan-
hiasan kelas contohnya kita membuat
rantai bendera, kita coba membuat
lampion yang berwarna merah putih,
itu kita laksanakan dalam rangka
menyambut hari kemerdekaan, kita
juga mengadakan perlombaan-
perlombaan untuk anak-anak”.

7. Apakah metode “metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh terhadap
sangat berpengaruh dalam perkembangan kemampuan sosial
perkembangan kemampuan betul sekali karena anak dengan
sosial anak di TK ? melakukan metode proyek ini
membuat kemampuan sosial anak
lebih berkembang mereka bisa
bekerja sama, mereka gotong royong
dan saling menghargai pendapat
temannya mereka juga bisa
memperaktekkan langsung apa yang
mereka barusan di ajarkan terus
mereka juga lebih senang berinteraksi
dan lebih senang mengeluarkan ide-
77

ide serta gagasan-gagasan mereka”

Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang dapat disimpulkan bahwasannya perkembangan

kemampuan sosial anak melalui penerapan metode proyek telah berkembang sangat

baik sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPPA) anak usia

5-6 tahun yang di atur dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014. Seperti anak

telah Bermain dengan teman sebayanya, Mengetahui perasaan temannya dan

merespon secara wajar, Berbagi dengan orang lain, Menghargai hak/ pendapat/

karya orang lain, Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam

menyelesaikan masalah (menggunakan pikiran untuk menyelesaikan masalah),

Bersikap kooperatif dengan teman, Menunjukkan sikap toleran Mengekspresikan

emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dan

sebagainya), Mengenal tata kerama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial

budaya setempat.

Kegiatan yang diberikan saat melaksanakan metode proyek dapat

menstimulus perkembangan kemampuan sosial anak-anak di TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang seperti proyek menanam berbagai jenis tanaman (bunga,

buah, dan sayur), anak-anak di bagi menjadi beberapa kelompok, saling bekerja

sama agar kegiatan yang mereka lakukan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
78

Kendala dalam penerapan metode proyek ini adalah guru belum begitu

memahami tentang metode pembelajaran proyek, penggunaan metode proyek yang

melampaui jam pembelajaran seperti biasanya, dan ketersediaan alat dan juga bahan

yang terbatas juga menjadi salah satu kendala dalam penerapan metode proyek di

TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang.


79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARANSARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang “Analisis

Perkembangan Kemampuan Sosial Melalui Penerapan Metode Proyek di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perkembangan kemampuan sosial anak melalui penerapan metode proyek di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang telah berkembang sangat baik sesuai dengan

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPPA) anak usia 5-6 tahun yang

di atur dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014. Seperti anak telah

Bermain dengan teman sebayanya, Mengetahui perasaan temannya dan

merespon secara wajar, Berbagi dengan orang lain, Menghargai hak/ pendapat/

karya orang lain, Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam

menyelesaikan masalah (menggunakan pikiran untuk menyelesaikan masalah),

Bersikap kooperatif dengan teman, Menunjukkan sikap toleran

Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih,

antusias, dan sebagainya), Mengenal tata kerama dan sopan santun sesuai

dengan nilai sosial budaya setempat.

2. Kegiatan yang diberikan saat melaksanakan metode proyek dapat menstimulus

perkembangan kemampuan sosial anak-anak di TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang seperti proyek menanam berbagai jenis tanaman (bunga, buah, dan

sayur), anak-anak di bagi menjadi beberapa kelompok, saling bekerja sama agar
80

kegiatan yang mereka lakukan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kendala dalam penerapan metode proyek ini adalah guru belum begitu

memahami tentang metode pembelajaran proyek, penggunaan metode proyek

yang melampaui jam pembelajaran seperti biasanya, dan ketersediaan alat dan

juga bahan yang terbatas juga menjadi salah satu kendala dalam penerapan

metode proyek di TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan tersebut, maka dalam penggunaan

metode proyek di TK Kemala Bhayngkari 1 Palembang melakukan upaya-upaya

sebgai berikut:

a. Untuk sekolah diharapkan lebih meningkatkan sarana dan prasarana agar tujuan

dari pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan lebih banyak proyek yang

dilakukan anak.

b. Tenaga pendidik hendaknya menguasai tentang materi sebelum mengajar yang

bertujuan agar pembelajaran berjalan dengan lancar.

c. Tenaga pendidik diharapkan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya tentang

metode pembelajaran proyek agar semua anak mendapatkan pengetahuan dan

pengalaman yang sesuai dengan kenyataan.


81

DAFTAR PUSTAKA

Alfitriani Siregar, 2018, Metode Pengajaran Bahasa InggrisAnak Usia Dini, Medan:
Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli.
Ananda Fitri Sri,dkk, 2021, Pengaruh Metode Pembelajaran Proyek Terhadap
Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun” JPP PAUD FKIP Untirta, Vol, 8, No,
2.
Anggito Albi Dan Johan Stiawan, 2018, Metode Penelitian Kualitatif, Suka Bumi: Cv
Jejak.
Astuti Evi Puji, 2016, Peningkatan Keterampilan Sosial Anak 5-6 Tahun Melalui
Metode Proyek, Jurnal Penelitian dan Pengembangan PAUD, Vol, 3, No, 2.
Dahlia Mira. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Kemampuan Sosial Anak Kelompok A
di RA Al Chusnaniyah Surabaya Tahun Ajaran 2017-2018. Jurnal AUD dan
PAUD, Vol, 4, No, 1.
Farida Niken, 2016, Pengaruh Penggunaan Metode Proyek Terhadap Perkembangan
Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Salsa Percut Sei Tuan T.A 2015/2016, Jurnal
Bunga Rampai Usia Emas, Vol, 2, No, 2.
Hamdi Asep Saepul dan E. Bahruddin, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish.
Hamidah Mimin. Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui
Penerapan Metode Proyek. Vol, 3, No, 1.
Hamzah Nur, 2015, Pengembangan Sosial Anak Usia Dini, Pontianak: IAIN Pontianak
Press.
Harahap Tuti Khairani, dkk, 2021, Metodologi Penelitian Pendidikan, Tahta Media
Group.
Husin dan Dodi Harianto, 2020, Penerapan Metode Pembelajaran Dalam Penanaman
Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, Vol, 2, No, 1.
Jaya I Made Laut Mertha, 2020, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
J Moleong Lexi ,2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Khadijah dan Nurul Zahriani, 2021, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Teori Dan
Strateginya, Medan: , Merdeka Kreasi Goup.
82

Khoirani Mulianah, 2018, Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, Vol. 3, No. 1.
Lufri,dkk, 2020, Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran, Malang: IRDH.
Mayar Farida, 2013, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa
Depan Bangsa, Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 1, No. 6.
Nanik Yuli Suhartini, 2019, Menumbuhkan Rasa Sosial Anak Usia Dini Melalui
Bermain Dalam Kelompok, Vol, 5, No, 1.
Nurdin Ismail & Sri Hartati, 2019 Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Media
Sahabat Cendikia Pondok Maritim Indah.
Palintan Tien Asmara, 2020, Membangun Kecerdasan Emosi dan Sosial Anak Sejak
Usia Dini, Bogor: Penerbit Lindan Bestari.
Parapat Asmidar ,2020, Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini, Tasikmalaya::
Edupublisher.
Poornarine Jaipaul L., James. E. Johnson, 2015, Pendidikan Anak Usia Dini: Dalam
Berbagai Pendekatan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Perdani Putri Admi, 2013, Meningkatkan Keterampilan Sosial Melalui Metode
Bermain Permainan Tradisional Pada Anak TK B, Vol, 7, No, 2.
Purnasari Nurwulan, 2021, Metode Penelitian, Guepedia.
Putri,dkk, 2019, Pengaruh Metode Proyek Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap
Kecerdasan Intrapersonal Anak Kelompok B TK Gugus I Sukawati, Vol. 7, No. 1.
Putri Ni Putu Suarningsih Eka dkk, 2018, Pengaruh Metode Proyek Terhadap
Kemampuan Sosial Pada Anak Kelompok B Di Di Tk Gugus Iii Kecamatan
Tampaksiring Tahun Ajaran 2017/2018, vol, 6, no, 3.
Rukin, 2019, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surabaya: Jakad Media Publishing.
Sani Ridwan Abdullah, 2016, Penilaian Autentik, Jakarta: Bumi Aksara.
Saripudin Arip, 2020, Model Edutaiment Dalam Pembelajaran PAUD, Depok: Raja
Grafindo.
Satori Djam‟an & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kuantatif, (Bandung:
Alfabeta.
Siyoto Sandu & Ali Sodik, 2015, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
Sujarweni V. Wiratna, 2014, Metodologi Penelitian Lengkap,Praktis, Dan Mudah
Dipahami, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
83

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:


Alfabeta.
Sugiyono, 2015, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata Nana Syaodih, 2017, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sulman Hanisa, 2016, Penerapan Metode Proyek dalam Mengembangkan Sosial Anak
Usia Dini Usia 5-6 Tahun, Jurnal Pendidikan Guru PAUD, Vol, 3 No, 1.
Syifauzakia, dkk, 2021, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Malang: CV
Literasi Nusantara Abadi.
Utami Putri Suci, 2019, Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dinii, Bandung: UPI
Sumedang Press.
Yunus Anita, 2015, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak,
Jakarta: KENCANA.
yus Anita, 2011, Penilaian Perkebangan Belajar Anak, Jakarta: Prenadamedia Group.
Nugrahani Farida, 2014, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan
Bahasa, Surakarta.
84

Lampiran 1. Nama Anak Kelas B1

Nama Sampel Penelitian Anak Kelas B1 TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Tahun 2022/2023

No. Nama Anak Jenis Kelamin

1. Abdillah arsyasjuda raffaza L

2. Allena hgaisani azkadina P

3. Alfattah rizky ramadhan L

4. Ashila putri shanum P

5. Attaya bilal rizkillah L

6. Fathan reynandra athallah L

7. Fiesya charla hidayat P

8. Gemintang kilau rayudhanti P

9. Hanif syafiullah arka L

10. Haura nazhifa ghaziya hasan P

11. Kenara zevanna aurora L

12. Keyna kenza asyifa P

13. Khyla al-meera P


85

14. m. komando putra lampura L

15. Muhammad alfano L

16. Muhammad keenandra heryadi L

17. Muhammad alfath aufar L

18. Muhammad salaman alfarisi L

19. Nadia syafira albanna P

20. Nadine nur adira P

21. Nafisa putri yuika P

22. Raihanah naomi wijaya P

23. Rasya muhammad arzanka L

24. Rizki ramadan tiansyah L

25. Ahaqilla zivanna aurelia P

26. Zhafira putri salsabila P

27. Rizqiano omar al zhafran L


86

Lampiran 2. Instrumen pengumpulan data kemampuan sosial anak

Kisi-Kisi Observasi Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Kelompok B1 di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Lingkup Indikator Sub Indikator Skor


Perkembangan
1. Bermain dengan teman
Kemampuan Prilaku sebayanya
sosial prososial
2. Mengetahui perasaan
temannya dan merespon
secara wajar

3. Berbagi dengan orang


lain

4. Menghargai hak/
pendapat/ karya orang
lain

5. Menggunakan cara yang


diterima secara sosial
dalam menyelesaikan
masalah (menggunakan
pikiran untuk
87

menyelesaikan masalah)

6. Bersikap kooperatif
dengan teman

7. Menunjukkan sikap
toleran

8. Mengekspresikan emosi
yang sesuai dengan
kondisi yang ada
(senang, sedih, antusias,
dan sebagainya)

9. Mengenal tata kerama


dan sopan santun sesuai
dengan nilai sosial
budaya setempat
Jumlah
88

Lampiran 3. lembar observasi perkembangan sosial anak

Lembar Observasi Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Kelompok B1 di TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Item Skor Ket


BB MB BSH BSB
(1) (2) (3) (4)
1. Bermain dengan
teman sebayanya

2. Mengetahui
perasaan temannya
dan merespon secara
wajar

3. Berbagi dengan
orang lain

4. Menghargai hak/
pendapat/ karya
orang lain

5. Menggunakan cara
yang diterima secara
sosial dalam
89

menyelesaikan
masalah
(menggunakan
pikiran untuk
menyelesaikan
masalah)

6. Bersikap kooperatif
dengan teman

7. Menunjukkan sikap
toleran

8. Mengekspresikan
emosi yang sesuai
dengan kondisi yang
ada (senang, sedih,
antusias, dan
sebagainya)

9. Mengenal tata
kerama dan sopan
santun sesuai dengan
nilai sosial budaya
setempat

Skor penilaian

Keterangan:
90

BB : Belum Berkembang, bila peserta didik belum memperlihatkan

tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dengan skor

50-59 dengan ciri bintang 1.

MB : Mulai Berkembang, bila peserta didik sudah mulai

memperlihatkan berbagai tanda-tanda perilaku yang dinyatakan dalam

indikator namun belum konsisten dengan skor 60-69 dengan ciri bintang

2.

BSB : Berkembang Sesuai Harapan, bila peserta didik sudah mulai

memperlihatkan berbagai tanda-tanda perilaku yang dinyatakan dalam

indikator dan mulai konsisten dengan skor 70-79 dengan ciri bintang 3.

BSB : Berkembang Sangat Baik, bila peserta didik terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatkan dalam indikator secara

konsisten atau telah membudaya dengan skor 80-100 dengan ciri bintang

4.
91

Lampira 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Praktik Pembelajaran Yang

Berpusat Pada Siswa TK Kemala Bhhayangkari 1 Palembang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PRAKTIK PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA SISWA TK KEMALA
BHAYANGKARI 1 PALEMBANG

Tanaman/
Tema/Muatan : Mengenal Kelas/Semester :
Macam-Macam
Tanaman B1/I

Pembelajaran
Alokasi Waktu:
ke : Empat 2 JP
92

A.
Kompetensi Mengidentifikasi bermacam-macam tanaman (bunga
Awal matahari, melon, sawi, selada, brokoli) dan
mendeskrifsikan manfaat dari tanaman (bunga matahari,
melon, sawi, selada, brokoli)

Capaian 1. Beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan


Pembelajaran berakhlak mulia
2. Mandiri, dan berkebinekaan global
3. Menunjukkan perilaku gotong royong
4. Memiliki sikap positif dan berpartisipasi aktif dalam
menjaga kebersihan
5. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
6. Bangga terhadap hasil karya
7. Mampu berkomunikasi dengan baik
8. Bernalar kritis, dan
9. Kreatif

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengenal bermaca-macam tanaman
2. peserta didik dapat mengenal manfaat dari macam-macam tanaman
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
93

Kegiatan Pembelajaran Waktu

Kegiatan Pendahuluan

1. Peserta didik berbaris dan bernyanyi bersama Guru


sebelum masuk
2. Mengucap salam 60
3. Peserta didik dan Guru memulai berdoa Bersama menit
4. Bertepuk-tepuk tentang macam-macam tanaman
5. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan
kehadiran (absen ) bersama dengan guru sambil
bernyanyi
Kegiatan Inti

1. Siswa melakukan kegiatan literasi dengan narasi


pembuka topik macam-macam tanaman
2. Siswa untuk mengambil bermacam-macam tanaman dan
melakukan pengamatan terhadap macam-macam tanaman
(bunga matahari, melon, sawi, brokoli, selada)
3. Siswa untuk berdiskusi
a. Apa warna dari (bunga matahari, melon, sawi,
brokoli, selada)
b. Apa manfaat dari (bunga matahari, melon, sawi, 90
brokoli, selada) menit
c. Apa kira-kira vitamin yang terkandung dalam (bunga
matahari, melon, sawi, brokoli, selada)
d. Menanam berbagai macam tanaman (bunga matahari,
melon, sawi, brokoli, selada)
4. Mewarnai gambar bunga matahari
-Anak mewarnai gambar tanaman bunga
matahari dan menyebutkan
Istirahat :
1. mencuci tangan
2. makan bersama
Kegiatan Penutup

1. Bercakap-cakap mengenai kegiatan yang sudah dilakukan


hari ini 15
2. Apa saja yang sudah dilakukan, apa yang belum selesai menit
dipersiapkan
3. Berdoa sebelum pulang
4. Pulang
94

C. Penilaian:
a. Lembar observasi
b. Catatan anekdot
c. Asesmen foto berseri
d. Ceklis
e. Hasil karya
*Catatan : Komponen lainnya sebagai pelengkap.

Palembang,12 Desember 2022

Mengetahui
Kepala TK Kemala Bhayangkari 01 Peneliti

(Wiwik Karyati, SP) (Mira Agustina)


Indikator pencapain

No nama Bermain Mengetah Berbagi Mengharg Menggunak Bersikap Menunjukka Mengeksp Menge
dengan ui dengan ai hak/ an cara yang kooperatif n sikap resikan tata
teman perasaan orang lain pendapat/ diterima dengan toleran emosi kerama
sebayanya temannya karya secara sosial teman yang dan sop
dan orang lain dalam sesuai santun
merespon menyelesaik dengan sesuai
secara an masalah kondisi dengan
wajar yang ada nilai so
dan
budaya
seempa

B M B B B M B B B M B B B M B B B M B B B M B B B M B B B M B B B M B
B B S S B B S S B B S S B B S S B B S S B B S S B B S S B B S S B B S
H B H B H B H B H B H B H B H B H

1 raffaz √ √ √ √ √ √ √ √ √
a

2 alena √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 rizki √ √ √ √ √ √ √ √

4 ashila √ √ √ √ √ √ √ √
95

5 bilal √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 fatha √ √ √ √ √ √ √ √
n

7 charl √ √ √ √ √ √ √
a

8 gemi √ √ √ √ √ √ √ √
ntang

9 hanif √ √

10 haura √

11 kinar √
a

12 keyna √

13 keyla √

14 putra √

15 alfan √
o

16 keena √ √ √ √ √ √ √ √
n

17 alfhat √ √ √ √ √ √ √ √

18 salam √ √ √ √ √ √ √ √ √
ann

19 nadia √ √

20 nadin √ √

21 nafisa √ √
96

22 naom √ √
i

23 rasya √ √

24 riski √ √ √

25 shakil √ √ √ √ √ √ √ √ √
a

26 putri √ √ √ √ √ √ √ √

27 omar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

jumlah 4 2 1 7 1 2 3 2 1 4 1 7 3 6 1 8 1 2 9 1 2 3 1 7 2 7
3 6 3 2 4 1 5 5 7

Keterangan :
BB: Belum Berkembang BSH: Berkembang Sesuai
Harapan
MB: Mulai Berkembang
BSB: Berkembang Sangat Baik.
Cara mencari nilai mutu dari nilai akhir:
1 1
SBx = ( 35+19 )= × 54=9
6 6
1 1
= (35 + 19) = ×54=27
2 2
BSB = X ≥ x+1. SBx
= X ≥ 27+ 9
X = X ≥ 36
BSH = x +1. SBx> x ≥ x
= 27+1.9 ¿ x ≥ 27
97

= 36 ¿ x ≥ 27
X = 27−36
MB = x > x ≥ x−1. SBx
=27> x ≥ 27−1.9
=27¿ x ≥ 18
X =18−27
BB = x< x−1. SBx
= x< 27−1.9
= x< 18
X = 18

Keterangan Nilai Mutu:

Bsb = ¿ 18 Mb = 18−27

Bsh = 27−36 Bb = 1852


Tabel 5.

Data Akhir Perkembangan Kemampuan Sosial Anak kelas B1 TK Kemala


Bhayangkari 1 Palembang

No Nama Indikator Pencapaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ket.

1 Raffaza BSB BSH MB BSH BSH BSH BSH BSB BSH MB

2 Alena BSB BSH BSH MB BSH BSH BSH BSH BSH MB

3 Rizky BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB MB

4 Ashila BSB MB MB MB MB BSH BSH BSB BSB MB

5 Bilal BSB MB BSH BSH MB BSB BSB BSB BSB BSH

6 Fathan BSB BSH MB BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSH

7 Charla BSB BSH BSB MB MB BSH MB BSB BSB MB

8 Gemintang BSB BSH BB BSH BSB BSB BSH BSB BSB BSH

52
Djamari Mardafi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta: Mitra
Cendikia Offset, 2008), Hlm: 122.
98

9 Hanif BSH MB BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSB BSH

10 Nazhifa BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSB BSH

11 Kinara BSB BSH MB MB MB BSH BSH BSB BSB MB

12 Kheyna BSH MB BSB BSH MB MB MB BSB BSH MB

13 Khyla BSB BSH BSB BSH MB BSH BSB BSB BSB BSH

14 Putra BSB BSH BSB BSH MB BSB BSH BSB BSB BSH

15 Alfano BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSH

16 Keenan BSH BSB MB BSH BSB BSB BSH BSB BSB BSH

17 Alfath BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH

18 Salman BSB MB BSB BSB BSB BSB MB BSB BSB BSH

19 Nadia BSB BSH BSB BSH BB BSH BSH BSB BSB BSH

20 Nadin BSB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSH

21 Nafisa BSB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSH

22 Naomi BSB MB BSB BSB BSH BSH BSH BSB BSB BSH

23 Rasya BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH

24 Riski BSB MB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH

25 Shaqilla BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH

26 Putri BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH

27 Omar BSH BB BSB BB BB BB BB BSB MB MB

Sumber: Hasil Observasi Akhir Di Tk Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Keterangan :

BB: Belum Berkembang

MB: Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan

BSB: Berkembang Sangat Baik.


99

Lampiran 6. Pedoman wawancara guru

Pedoman Wawancara

Perkembangan Kemampuan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode Proyek di

TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Deskripsi Permasalahan Penelitian


1 Bagaimana pengalaman ibu dalam menerapkan metode pembelajaran
metode proyek kepada anak di TK ?
2 Apakah menurut ibu metode proyek cocok digunakan dalam proses
belajar mengajar di TK ?
3 Apakah kendala yang ibu hadapi dalam menerapkan metode proyek
dalam pembelajaran ?
4 Apakah menurut ibu metode pembelajaran proyek ini dapat
100

mengembangkan kemampuan sosial anak di TK ?


5 Berdasarkan pengalaman ibu, apakah keunggulan dalam penerapan
metode pembelajaran proyek ?
6 Berdasarkan pengalaman ibu, apakah kekurangan dari penggunaan
metode pembelajaran proyek ?
7 Proyek apa saja yang telah di terapkan di TK Kemala Bhayangkari 1
Palembang ?

8 Apakah metode pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh dalam


perkembangan kemampuan sosial anak di TK ?

Lampiran 7. Transkip hasil wawancara guru kelas B1

Informan : Guru Kelas B1, Bunda Wiwik Karyati, Sp.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pengalaman ibu “pengalaman yang saya dapat di
dalam penerapan metode dalam menerapkan metode
pembelajaran proyek kepada pembelajaran proyek kepada siswa-
anak kelas B1 di TK Kemala siswa di TK Kemala Bhayangkari 1
Bhayangkari 1 ini bu ? yaitu anak lebih antusias dalam
101

melaksanakan kegiatan tersebut,


dimana anak dapat menuangkan ide,
kereatifitasnya, dan anak bisa
bereksplorasi terhadap suatu benda,
pada semester 1 waktu itu saya
menerapkan metode proyek di kelas
B1 yaitu proyek menanam dengan
tema aku sayang bumi”

2 Apakah menurut ibu metode “menurut saya untuk metode proyek


proyek cocok digunakan ini sangat cocok dengan anak TK,
dalam proses belajar dimana anak TK ini selalu ingin
mengajar di TK Kemala mencoba dan mencoba serta
Bhayangkari 1 bu? bereksplorasi, dimana anak-anak jika
belajar terlalu monoton di dalam
kelas kurang bersemangat tetapi
ketika kita ajak keluar, belajar di luar
maka anak-anak akan lebih semangat
dan antusias”.

3 Apakah kendala yang ibu “untuk kendala yang ddihadapi


hadapi dalam menerapkan dalam penerapak metode proyek ini
metode proyek dalam guru belum begitu memahami untuk
pembelajaran ? metode projek ini, kedua waktu
penggunaan metode proyek ini
melampaui jam pembelajaran,
maksudnya yang biasanya dalam 1
hari kegiatan anak dapat selesai
sedangkan kalau menggunakan
metode prosek bisa sampai 1 minggu,
1 bulan, dua bulan dan bisa juga
102

sampai satu semester, untuk


ketersedia alat dan bahan yang
terbatas juga menjadi kendala bagi
pembelajaran yang berbasis projek
ini, guru juga kurang dapat
menentukan proyek apa yang akan
diberikan kepada anak atau proyek
apa yang sesuai untuk anak TK”

4 Berdasarkan pengalaman ”menurut saya keunggulan dalam


ibu, apakah keunggulan penerapan metode proyek yaitu dapat
dalam penerapan metode memberikan kesempatan kepada anak
pembelajaran proyek ? untuk mengekspresikan pola berfikir,
keterampilan, dan kemampuannya
untuk memecahkan suatu masalah,
dimana anak akan memiliki
kesempatan untuk terus berkreasi dan
mengembangkan diri seoptimal
mungkin untuk mendapatkan suatu
karya atau suatu prodak, dan juga
keunggulan dari metode proyek ini”

5 Apakah menurut ibu metode “Menurut saya metode pembelajaran


pembelajaran proyek ini proyek ini dapat mengembangkan
dapat mengembangkan kemampuan sosial anak di TK atau
kemampuan sosial anak di anak usia dini dimana metode ini
TK Kemala Bhayangkari 1 dapat meningkatkan perkembangan
Palembang ? sosial anak yang tadinya anak
mengerjakan suatu kegiatan itu
sendiri atau individu maka dengan
metode proyek anak akan bisa
103

bersosialisasi atau bekerjasama


dengan kita membuat kelompok-
kelompok kecil, misalnya didalam
kelompok itu terdiri dari 4 sampai 5
anak yang akan berbaur serta
mengemukakan ide dan
kreatifitasnya”

6 Proyek apa saja yang telah “kalau di TK Kemala Bhayangkari


di terapkan di TK Kemala sendiri kemaren ada proyek dengan
Bhayangkari 1 Palembang ? tema Aku Cinta Indonesia, sub tema
Meriahnya Hari Kemerdekaanku,
disitu anak-anak membuat macam-
macam bendera dengan bentuk rantai
dan bendera merah putih seperti biasa
serta membuat lampion, dan juga
pada pyoyek Aku Cinta Indonesia
kita juga fesyen show memakai baju
adat, kebetulah proyek Aku Cinta
Indonesia sudah kami laksanakan
pada tanggal 16 agustus. Waktunya
mulai dari anak-anak membuat
bendera dan membuat lampion serta
menghias kelas itu waktunya sampai
satu minggu”.

7 Apakah metode “ metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh dalam
sangat berpengaruh dalam perkembangan kemampuan sosial
perkembangan kemampuan anak dimana metode pembelajaran
tersebut sangat tepat untuk
104

sosial anak di TK ? menstrimulus perkembanga


kemampuan sosial dan intelektual
anak, salah satu kemampuan sosial
anak adalah berintraksi, salah satu
dari pola interaksi sosial anak
tersebut adalah bergotong royong
atau bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil”

Informan : Guru Kelas B2, Bunda Rahma Wati, S. Pd.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1. bagaimana pengalaman ibu “ yaitu ketika akan menanam bibit
dalam penerapan metode tomat anak-anak begitu antusias dan
pembelajaran proyek kepada seang bahwa pada kegiatan hari ini
anak kelas B1 di TK kita akan menanam bibit tomat nanti
Kemala Bhayangkari 1 ini anak-anak akan memasukkan bibit
bu ? tomat ke dalam polibag yang talah di
sediakan”

2. Apakah menurut ibu metode “ metode proyek cocok digunakan


proyek cocok digunakan dalam proses belajar mengajar di TK
dalam proses belajar karena dengan metode proyek anak-
mengajar di TK Kemala anak akan mendapatkan pengalaman
Bhayangkari 1 bu? belajar yang nyata dan mereka akan
mendapat pengalaman baru tidak
105

hanya di dalam kelas saja, jadi


menurut kami sebagai seorang
pendidik metode proyek cocok di
gunakan untuk belajar mengajar di
TK khususnya telah kami terapkan di
TK Kemala Bhayangkari 1
Palembang yang kami coba dengan
menanam bibit tomat ”.

3. Apakah kendala yang ibu “kendala yang kami hadapi dalam


hadapi dalam menerapkan penerapan metode proyek dalam
metode proyek dalam pembelajaran ini, kalau kendala hanya
pembelajaran ? mungkin akan kami tambah lagi
peralatan yang kurang, mungkin yang
belum lengkap, sepertinya peralatan
dan sarana saja yang kami hadapi dan
untuk anak-anak alhamdulillah tidak
ada kendala begitu juga dengan orang
tua yang juga mendukung dalam
metode proyek yang kami lakukan
dalam pembelajaran ini”

4. Berdasarkan pengalaman ” pengalaman dari metode proyek ini


ibu, apakah keunggulan keunggulannya adlah yaitu kita
dalam penerapan metode melihat dengan adanya metode
pembelajaran proyek ? proyek ini membuat pengalaman
belajar anak lebih bermakna dan
anak-anak juga lebih berkolaborasi
dengan sesama temannya akan
emakin dia banyak bekerja sama dan
anak-anak juga akan mendapatkan
106

pengalaman-pengalaman baru di
dalam metode proyek yang kami
ajarkan kepada anak terutama di
dalam menanam bibit tomat tadi”

5. Apakah menurut ibu metode “metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini dapat mengembangkan kemampuan
dapat mengembangkan sosial anak di TK, kalau melihat dari
kemampuan sosial anak di pembelajaran yang kami lakukan
TK Kemala Bhayangkari 1 dalam metode proyek ini sepertinya
Palembang ? untuk mengembangkan kemampuan
sosial anak bisa di terapkan dengan
melalui penerapan metode proyek
karena kemampuan sosial anak akan
lebih baik dan anak-anak akan lebih
berinteraksi dan mudah memahami
dari pada hanya belajar di dalam dan
juga anak akan merasasenang dengan
situasi dan suasana yang bisa
berganti tidak hanya dalam kelas
tetapi kita juga bisa langsung
berinteraksi dengan yang ada di luar
kelas juga”

6. Proyek apa saja yang telah “proyek yang telah kami terapkan
di terapkan di TK Kemala dalam TK Kemala Bhayangkari 1
Bhayangkari 1 Palembang ? Palembang adalah proyek aku cinta
bumi, dan di semester dua ini kami
akan menerapkan metode proyek
menanam bibit, mungkin salah
107

satunya bibit toma, dan mungkin


nantinya akan ada bibit tanaman
sayuran juga yang akan kami lakukan
di semester dua ini, dan metode
proyek yang telah kami terapkan
kemaren yaitu aku cinta indonesia
bertepatan dengan hari 17 agustus
yang meriah di sekolah ku nah itu
sudah kami terapkan, anak-anak
memang sangat antusias dalam
mengikuti acara-acara yang kami
lakukan di dalam 17 agustus kemaren,
dan alhamdulillah mendapat antusias
dari orangtua murit dan anak-anak
sangat antusias dalam acara 17
agustus yang di adakan di sekolah TK
Kemala Bhayangkari 1 Kemaren ”.

7. Apakah metode “ metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh dalam
sangat berpengaruh dalam perkembangan Sosial di TK, ia sangat
perkembangan kemampuan berpengaruh karena dengan metode
sosial anak di TK ? proyek ini membuat kemampuan
sosial anak menjadi lebih baik lagi
terutama anak-anak lebih mampu bisa
berinteraksi, untuk bisa saling
menghargai, saling bekerja sama,
saling bergotong royong, dan lebih
menghargai lagi apa yang di terapkan
108

misalnya kemaren menanam pohon


nah dari situ mereka akan
menimbulkan sosialnya oh berarti
dengan menanam tanaman ini kita
harus merawat tidak hanya menanam
saja, dengan merawat tanaman ini
berarti kita sayang dengan mari sama-
sama di jaga, dengan pengalaman
seperti itu mungkin anak akan lebih
mencintai dan menghargai tanaman
yang ada di sekitar nya.
109

Informan : Guru Kelas B3, Bunda Solihati, S.Pd.

Hari :12 Desember 2022

Lokasi Wawancara : TK Kemala Bhayangkari 1 Palembang

No Pertanyaan Jawaban
1. bagaimana pengalaman ibu “pengalaman saya saat menerapkan
dalam penerapan metode pembelajaran proyek di TK sangat
pembelajaran proyek kepada menyenangkan, pembelajaran proyek
anak kelas B1 di TK pada saat itu anak-anak menanam
Kemala Bhayangkari 1 ini bibit cabai, mereka sangat antusias
bu ? sekali karena mereka akan belajar di
laur kelas, mereka sangat senang dan
bersemangat saat menanam bibit
cabai, dan anak-anak sangat antusias
saat memasukkan bibit cabai kedalam
polibag, mereka banyak bertanya,
mereka bertanya ini apa, ini kemanain
bu, ini di apain bu, seperti itu. Mereka
sangat antusias sekali ”

2. Apakah menurut ibu metode “ menurut saya metode pembelajaran


proyek cocok digunakan proyek sangat cocok diterapkan
dalam proses belajar dalam pembelajaran di TK karena
mengajar di TK Kemala anak-anak sangat senang sekali
Bhayangkari 1 bu? belajar di luar ruangan sambil
bersama-sama mereka bersanda
gurau, mereka saling bertanya, saling
110

cerita, mereka juga semangat dalam


mengikuti kegiatan”.

3. Apakah kendala yang ibu “ kalau kendala yang kami hadapi


hadapi dalam menerapkan pada saat melakukan kegiatan
metode proyek dalam menanam kemarin yaitu mungkin
pembelajaran ? kurang luasnya lahan tempat kami
melakukan kegiatan menanam
kemaren, selain itu juga peralatan
yang masih kurang lengkap sehingga
anak-anak harus bergantian saat
menggunakan alat-alat itu kalau
kekurangannya menurut saya
mungkin satu yaitu kita sebagai guru
agak sulit mengawasi semua anak
karena selain kegiatannya di luar
anak-anak juga lebih aktif bergerak
karena mereka menganggap mereka
sedang tidak belajar tetapi sedang
bermain”

4. Berdasarkan pengalaman ” keunggulan dalam penerapan


ibu, apakah keunggulan metode proyek ini adalah anak –anak
dalam penerapan metode lebih cepat mengerti apa yang kita
pembelajaran proyek ? jelaskan karena mereka selain
mendengarkan penjelasan dari kita
sebagai guru mereka juga dapat
melihat dan bisa memperaktekkan
langsung apa yang mereka dengar”
111

5. Apakah menurut ibu metode “benar sekali menurut saya metode


pembelajaran proyek ini proyek ini sangat dapat
dapat mengembangkan mengembangkan kemampuan sosial
kemampuan sosial anak di anak karena dengan cara belajar
TK Kemala Bhayangkari 1 proyek seperti ini anak-anak dapat
Palembang ? saling berinteraksi, bekerjasama
dengan teman, anak-anak yang
tadinya pendiam, pemalu, dengan
cara belajar bersama di luar ruangan
mereka tidak merasa sedang belajar,
mereka merasa seperti sedang
bermain, itu membuat mereka lebih
bersemangat, lebih berani
berinteraksi, bertanya dan
kemampuan sosial anak berkembang

6. Proyek apa saja yang telah “ proyek yang telah kami terapkan di
di terapkan di TK Kemala TK Kemala Bhayangkari 1 yaitu
Bhayangkari 1 Palembang ? projek aku cinta indonesia, kita
kemaren sudah membuat hiasan-
hiasan kelas contohnya kita membuat
rantai bendera, kita coba membuat
lampion yang berwarna merah putih,
itu kita laksanakan dalam rangka
menyambut hari kemerdekaan, kita
juga mengadakan perlombaan-
112

perlombaan untuk anak-anak”.

7. Apakah metode “metode pembelajaran proyek ini


pembelajaran proyek ini sangat berpengaruh terhadap
sangat berpengaruh dalam perkembangan kemampuan sosial
perkembangan kemampuan betul sekali karena anak dengan
sosial anak di TK ? melakukan metode proyek ini
membuat kemampuan sosial anak
lebih berkembang mereka bisa
bekerja sama, mereka gotong royong
dan saling menghargai pendapat
temannya mereka juga bisa
memperaktekkan langsung apa yang
mereka barusan di ajarkan terus
mereka juga lebih senang berinteraksi
dan lebih senang mengeluarkan ide-
ide serta gagasan-gagasan mereka”
113

Lampiran 8. Pedoman dokumentasi

Pedoman Dokumentasi

Keterangan

No Variabel Yang Diamati Ada Tidak Ada

1. Sejarah singkat TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang

2. Letak geografis TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang

3. Keadaan sarana dan perasarana TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang

4. Keadaan guru TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang

5. Keadaan peserta didik TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang

6. Struktur organisasi TK Kmala Bhayangkari

1 Palembang
114

7. Visi dan Misi TK Kemala Bhayangkari 1

Palembang

Lampiran 9. Dokumentasi foto

DOKUMENTAS

Gambar 1.1 proses penjelasan kegitan kepada anak

Gambar 1.2 proses penjelasan kegitan kepada anak


115

Gambar 1.3 proses kegiatan berlangsung

Gambar 1.4 Proses Kegitan Berlangsung


116

Gambar 1.5 Proses Kegitan Berlangsung

Gambar 1.6 Proses Kegitan Berlangsung

Gambar 1.7 Proses Kegitan Berlangsung


117

Gambar 1.7 Proses Kegitan Berlangsung

Gambar 1.8 Proses Kegitan Berlangsung


118

Gambar 1.9 Proses Wawancara Dengan Guru Kelas B1 Sekligus Kepala Sekolah TK

Kemala Bhayangkari 1 Palembang

Gambar 1.10 Proses Wawancara Dengan Guru Sekaligus Kepala Sekolah TK Kemala

Bhayangkari 1 Palembang
119

Lampiran 11. Sk Pembimbing


120

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian


121
122

122

Anda mungkin juga menyukai