Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

Strategi Pengembangan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini dengan


Keteladanan

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester mata kuliah metode
pengembangan sosial emosional anak usia dini

Dosen Pengampu :

Dewi Mulyani,S.PD.,I.,M.PD.I

Disusun oleh :
Septiani Melawati Dewi {10030221040}
Siti Anjani Sofitri {10030221030}

Shona Nisyyah W. F {10030221047}

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2024
Strategi Pengembangan Aspek Sosial Emosional
Anak Usia Dini dengan Keteladanan
Septiani Melawati Dewi 1, Siti Anjani Sofitri 2, Shona Nissyah Wrdatul Farhah 3

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Islam Bandung

ABSTRAK. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi dan hasil perkembangan
sosial emosional anak melalui keteladanan. Penelitian ini dilakukan kepada orang tua siswa,
metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Metode dalam penelitian ini adalah dengan
pengambilan dan pengumpulan data melalui teknik wawancara. Pendidikan emosi,
Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran Berbasis Proyek, Pengembangan Keterampilan
Komunikasi, Program Pembelajaran Karakter, Pembelajaran Bermain Peran, Penggunaan
Teknologi, Mendukung Lingkungan Belajar yang Aman dan Inklusif, Pembinaan diri, Dan
Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat.

Kata Kunci : Strategi, Metode, Anak Usia Dini

ABSTRACT. Unique. The point of this investigate is to decide the procedures and comes
about of children's social enthusiastic improvement through illustration. This inquire about
was conducted on students' guardians, this investigate strategy employments subjective inquire
about, to be specific investigate utilized to look at common objects where the analyst is the key
instrument, information collection strategies are carried out in a combined way and the comes
about of subjective inquire about emphasize meaning instead of generalizations. The strategy
in this inquire about is to gather and collect information through meet strategies. Enthusiastic
instruction, Collaborative Learning, Extend Based Learning, Communication Aptitudes
Advancement, Character Learning Program, Part Play Learning, Utilize of Innovation,
Supporting a Secure and Comprehensive Learning Environment, Self-Development, and
Collaboration with Guardians and Community.

Keyword : Strategy, Method, Chilhood


PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini adalah penyelenggara pendidikan yang menitik beratkan
pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, serta berpikir kreatif, kecerdasan emosi dan
mental, kemampuan sosial emosional dan bahasa, sasuai dengan tingkat perkembangannya.
Pada tahap ini sangat menentukan perkembangan fisik dan mental anak sebagai bekal anak
pada jenjang pendidikan lanjut (Walujo & Listyowati, 2017; Ismail, 2023).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang diselenggarakan


dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan serta perkembangan anak secara
menyeluruh pada pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Berdasarkan
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak
usiadini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kemampuan emosional dan sosial sangat penting karena manusia pada dasarnya
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk melalukan suatu hal
yang tidak dapat dilakukannya sendiri. Seseorang tidak hanya tergantung pada keahlian
kognitif, melainkan lebih banyak di pengaruhi oleh sosial emosional. Keterampilan sosial yang
baik juga dapat membantu anak mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin akan mereka
alami dikemudian hari. Anak yang memiliki karakteristik sosial dan emosi yang baik akan
menjadikan anak lebih mudah untuk berintraksi dan mengekspresikan perasaanya kepada
masyarakat sesuai dengan aturan norma yang ada di lingkungan tersebut. Oleh karena itu,
proses adaptasinya dengan masyarakat akan berjalan dengan baik dan membuatnya lebih
terampil hidup di tengah-tengah masyarakat dikemudian hari.

Anak usia dini dapat distimulus dalam pembelajaran dengan berbagai cara. Salah
satunya adalah dengan pemberian program di sekolah yang dikenal dengan pembiasaan. Proses
pembiasaan dalam pendidikan membantu anak untuk membentuk kepribadian yang lebih
disiplin dan taat terhadap tata tertib. (Ihsani, Kurniah, & Suprapti, 2018).

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi dan hasil perkembangan sosial
emosional anak melalui keteladanan. Kegiatan keteladanan yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan sosial emosional anak usia dini antara lain keteladanan
beribadah, berhubungan dengan orang lain, bekerja dan menyelesaikan masalah,
berpakaian, gaya hidup, cara belajar, menyikapi lingkungan, dan banyak yang lainnya.

METODE

Penelitian ini dilakukan kepada orang tua siswa, metode penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara gabungan dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan dan pengumpulan data melalui teknik
wawancara. Peneliti menggunakan teknik wawancara yang dilakukan langsung kepada orang
tua siswa untuk mengetahui strategi pengembangan aspek sosial emosional anak usia dini
dengan keteladanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosial emosional anak usia dini merupakan suatu proses belajar anak bagaimana
berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu
untuk mengendalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuan mengidentifikasikan dan
mengungkapkan perasaan tersebut.

Teladan adalah pembelajaran melalui cotoh-contoh yang baik, dapat diterima oleh
masyarakat, dan sesuai dengan standar dan sistem nilai yang berlaku, Kegiatan keteladanan
dalam mengembangkan sosial emosional yang dapat di contohkan kepada anak usia dini
antara lain meliputi hal-hal berikut ini:

a) Keteladanan dalam beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannnya masing masing,
seperti adab do.a, adab shalat, adab membaca kitab suci
b) Keteladanan dalam berhubungan dengan orang lain, seperti cara menyapa, cara meminta,
cara berkomunikasi, tata krama, sopan santun, mengenadlikan marah
c) Keteladanan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah, seperti bersabar, bersemangat,
menjaga kondisi kerja, disiplin
d) Teladan dalam berpakaian dan berbusana, seperti berpakaian kerja, berpakaian pesta,
berpakaian ibadah, berpakaian ke kematian, termasuk mengenakan sepatu, make up
e) Teladan gaya hidup, yaitu tidak boros, mandiri, sederhana, tidak berfoya-foya, dan
sebagainya
f) Teladan cara belajar, yaitu sikap belajar, pemanfaatan waktu belajar, adab belajar, dan
sebagainya
g) Keteladanan dalam menyikapi lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan selokan oleh para master dan diikuti oleh anak
h) Dan masih banyak yang lainnya, sesuai dengan perkembangan budaya dan kebutuhan isi
keteladanan yang diperlukan oleh anak

Strategi pengembangan aspek sosial emosional yang efektif untuk diberikan kepada anak yaitu:

1. Pendidikan Emosi

Pendidikan emosi adalah pendekatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan


emosional yang sehat dan pemahaman tentang emosi. Master dapat mengajarkan peserta didik
tentang berbagai jenis emosi, cara mengenali emosi dalam diri mereka sendiri, dan strategi
untuk mengelola emosi dengan baik. Ini melibatkan pengajaran tentang pemahaman empati
terhadap emosi orang lain serta kemampuan berkomunikasi secara efektif.

2. Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif adalah strategi di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Anak belajar untuk berinteraksi, mendengarkan,
dan bekerja sama dengan orang lain. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan
sosial seperti kerjasama, komunikasi, negosiasi, dan kepemimpinan.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek

Dalam pembelajaran ini anak belajar untuk bekerja dalam tim/kelompok dalam menghadapi
tantangan, mengelola waktu, dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Mereka
juga belajar untuk mengatasi hambatan dan menghadapi kegagalan dengan ketekunan.

4. Pengembangan Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi yang baik membantu peserta didik berinteraksi dengan orang lain
dengan lebih efektif dan membangun hubungan yang sehat.

5. Program Pembelajaran Karakter

Dalam pembelajaran ini anak belajar tentang nilai-nilai seperti integritas, empati, tanggung
jawab, kerjasama, dan rasa hormat terhadap orang lain. Program ini membantu membangun
fondasi sosial emosional yang kuat dan membentuk pribadi yang baik.
6. Pembelajaran Bermain Peran

Dalam pembelajaran bermain peran anak dapat memilih peran yang ia inginkan dan anak pun
belajar untuk mengasumsikan perspektif orang lain, mengembangkan empati, dan mengatasi
tantangan yang dihadapi oleh karakter yang mereka mainkan. Pembelajaran bermain peran
dapat meningkatkan pemahaman emosional dan membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan sosial dan emosional.

7. Penggunaan Teknologi

Aplikasi dan permainan edukatif dapat membantu peserta didik mempelajari keterampilan
sosial, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat. Penggunaan teknologi juga
dapat memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara peserta didik.

8. Mendukung Lingkungan Belajar yang Aman dan Inklusif

Dalam mendukung lingkungan belajar yang aman, kita sebagai orang tua dapat melibatkan
penanaman norma-norma yang positif, menghargai keberagaman, dan menghindari perilaku
yang merugikan atau mendiskriminasi. Peserta didik perlu merasa diterima dan dihargai dalam
lingkungan belajar agar dapat mengembangkan sosial emosional dengan baik.

9. Pembinaan Diri

Melalui pembinaan diri, anak dapat belajar untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri
mereka, mengatur emosi, dan menetapkan tujuan yang dapat membantu mereka tumbuh dan
berkembang secara sosial emosional.

10. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat

Kolaborasi antara orang tua, dan masyarakat sangat penting dalam mengembangkan sosial
emosional peserta didik. Komunikasi yang terbuka dan kerjasama antara semua pihak dapat
memberikan dukungan yang konsisten dan memperkuat pembelajaran sosial emosional dalam
berbagai konteks.

Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas
teman-teman dan meningkatkan keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.

Adapun cara orang tua untuk melatih kemampuan sosial pada anak usia dini dengan
cara menstimulasinya yaitu : (1) Menjadi part show, anak akan selalu mencontoh apa yang
dilakukan oleh orang tuanya. Jika orang tua memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, maka
anak mengikuti, tetapi jika orang tua memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk maka anak
pun akan sama hal nya. Contohnya seperti selalu ungkapkan dengan bahasa yang baik apapun
perasaan Ibu, baik saat senang maupun sedih. ( 2) Ajak anak bermain diluar rumah karena
anak akan melihat dan mengamati orang-orang serta lingkungan baru. Ia akan terstimulasi
untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain. Ia pun akan terbiasa dengan lingkungan
luar yang ramai. (3) Mengajak anak bernyanyi karena dengan bernyanyi anak dapat
meningkatkan kemampuan otak sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berkembang dengan baik. (4) Tumbuhan sikap positif (5) Ajak anak untuk menolong
sesama, Sikap ini dapat menumbuhkan kesadaran diri anak untuk peduli terhadap lingkungan
sosialnya.

Strategi yang orang tua gunakan dalam mengembangkan kecerdasan sosial emosional
anak yaitu dengan

1. Melatih kejujuran dan berpikir realistis karena

Kejujuran berkaitan dengan kepercayaan dan keberanian menghadapi kenyataan. Untuk


melatih kejujuran pada anak, bangun rasa saling percaya dan hormati privasi mereka.
Sampaikan kisah keteladanan tentang kejujuran melalui buku atau video.

2. Membiasakan Tata Krama karena,Tata krama menjadi salah satu aspek kesopanan yang jadi
salah satu cara menumbuhkan kecerdasan emosional anak. Sopan santun begitu erat kaitannya
dengan pembiasaan seperti membiasakan anak untuk mengucapkan salam, memberi salam,
mengucapkan terima kasih.

Metode yang digunakan dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak usia dini yaitu
melalui beberapa metode seperti metode cerita, metode keteladanan, metode bernyanyi.

KESIMPULAN

Pendidikan emosi adalah pendekatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan


emosional yang sehat dan pemahaman tentang emosi. Adapun cara orang tua untuk melatih
kemampuan sosial pada anak usia dini yaitu dengan cara menstimulasi dengan cara menjadikan
role model, ajak anak bermain diluar rumah, mengajak anak bernyanyi, tumbuhkan sikap
positif, dan ajak anak untuk menolong sesama.
REFERENSI

K. Dai and S. S. Utina, “Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Anak Usia Dini
melalui Metode Bermain Kooperatif di kelompok B TK Mekar Sari Desa Potanga
Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo,” Early Child. Islam. Educ. J., vol. 1, no.
2, pp. 153–165, Sep. 2020, doi: 10.58176/ec iejournal.v1i2.200.

V. K. Ariin, E. Rohendi, and T. Istianti, “Meningkatkan Perkembangan Sosial Anak


melalui Metode Bermain Secara Kolaboratif,” Cakrawala Dini J. Pendidik. Anak Usia
Dini, vol. 8, no. 1, pp. 18–26, Mar. 2018, doi: 10.17509/cd.v8i1.105 55

L. Hewi, “Pengembangan Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Dadu Di RA An-Nur


Kota Kendari,” PAUDIA, vol. 9, no. 1, pp. 72–81, 2020,
doi:10.26877/paudia.v9i1.5918.

Cahayaningrum, E. S., Sudaryanti, & Purwanto, N. A. 2017. Pengembangan Nilai-Nilai


Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan. Jurnal Pendidikan Anak, 6(2),
hal. 203-213.

Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Nugraha Ali, Yeni Rachmawati. (2008). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sukatin, Nurul Chofifah, dkk, Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Dini, Jurnal Ilmiah
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 5, No. 2, Tahun 2020.

Nurmalitasari, Femmi, Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah, Buletin
Psikologi, Vol. 23, No, 2, Tahun 2015

Mulyani, Strategi Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini, Jurnal Pg
Paud, (Vol. 3, No. 1, Tahun 2014)

Indanah dan Yulisetyaningrum, Perkembangan Sosial Emosional anak usia prasekolah, Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol. 10, No. 1, Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai