Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
Abstrak
Berdasrkan rumusan masalah yang di paparkan diatas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah. Untuk mengetahui perbedaan antara metode bermain peran dengan
metode konvensional terhadap perkembangan sosial emosional dalam perilaku prososial
pada anak di gugus VII Kecamatan Buleleng semester genap Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan penelitian post-
test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelompok B Taman Kanak-kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian ini
di ambil dengan teknik random sampling yang dilibatkan 2 kelompok B TK Bina Putra dan
TK Weda Purana. Data hasil penelitian dikumpulkan dengan metode observasi. Data
yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan hipotesis
penelitian diuji dengan statistik t-test. Analisis data menunjukkan bahwa perkembangan
sosial emosional anak kelompok eksperimen dengan rata-rata (M) = 83,63%, tergolong
pada kriteria tinggi, sedangkan perkembangan sosial emosional anak kelompok kontrol
dengan rata-rata yang tergolong pada kriteria (M) = 74,13%, sedang.
Abstract
Based on the formulation of the problem described above, then the purpose of this
research is. To know the difference between role playing method and conventional
method toward emotional social development in prosocial behavior in children in cluster
VII Buleleng subdistrict even semester This research is a kind of quasi experimental
research with post-test design only control group design. The population in this study is
all students of group B Kindergarten Class VII Buleleng District. The sample of this
research was taken by random sampling technique which involved 2 groups B TK Bina
Putra and TK Veda Purana. The data of the research were collected by observation
method. Collected data then analyzed by descriptive analysis method and research
hypothesis tested with t-test statistic. The data analysis showed that the emotional social
development of children in the experimental group with average (M) = 83.63%, belonged
to the high criterion, while the emotional social development of the control group children
with the average belonging to criterion (M) = 74.13 %, Moderate.
PENDAHULUAN
305
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
306
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
belum mampu menyesuaikan diri dengan perlakuan atau bimbingan orang tua
orang lain, berbagi dengan orang lain, terhadap anak dalam mengenalkan
meunjukkan sikap toleransi, tindakan berbagai aspek kehidupan sosial atau
menolong, menunjukkan rasa tanggung. norma dalam masyarakat”. Kemudian
Hal tersebut disebabkan metode yang perkembangan emosi menurut Ambara, dkk
diberikan anak masih menggunakan (2013:1) “Perkembangan emosi merupakan
metode konvensional, sehingga anak cepat perasaan atau afeksi yang timbul ketika
bosan mengikuti pembelajaran di kelas. seseorang dianggap penting olehnya”.
Berdasarkan informasi yang ada di Sedangkan Soendjoyo (dalam Tirtayani,
lapangan bahwa memang benar dalam 2014) menyatakan, “Perkembangan emosi
proses kegiatan pembelajaran yang di merupakan dasar dari kepribadian dan
lakukan oleh guru masih menggunakan sosial. Emosi itu penting karena manusia
media yang menoton itu-itu saja sehingga memiliki kebutuhan untuk mempertahankan
membuat anak cepat merasa bosan dalam diri, membuat keputusan, menciptakan
belajar. Salah satu solusi untuk mengatasi batasan, dan menciptakan kesatuan”.
permasalahan perkembangan sosial Aspek-aspek dalam perkembangan sosial
emosional dalam perilaku prososial dengan emosional yang berkaitan dengan perilaku
menggunakan metode pembelajaran yang prososial pada umumnya anak sudah
sesuai dengan kebutuhan dan serta usia mampu bermain dengan teman sebaya,
anak. Salah satu metode pembelajaran mengetahui perasaan temannya, dan anak
yang bias diterapkan disekolah adalah sudah bisa berbagi dengan orang lain.
metode bermain peran. Faktor yang mempengaruhi
Said dan Andi (dalam Rumilasari 2016) perkembangan sosial emosional anak 1)
menyatakan, “Bermain peran adalah keluarga. keluarga merupakan lingkunag
permainan yang para pemainnya pertama yang memberikan pengaruh
memainkan peran tokoh-tokoh khayalan terhadap terhadap berbagai aspek
dan berkolaborasi untuk merajut sebuah perkembangan sosial; 2) Kematangan
cerita bersama”. Kemudian menurut untuk dapat bersosialisi dengan baik di di
Hidayah (2013), metode bermain peran perlukan kematangan fisik dan spikis
adalah, “Pembelajaran dengan cara seolah- sehingga mampu mempertimbangkan
olah berada dalam situasi untuk proses sosial, member dan
memperoleh suatu pemahaman tentang menerimannasehat orang lain; 3) Status
suatu konsep”. sosial ekonomi banyak di pengaruhi oleh
Perkembangan sosial emosional kondisi sosial ekonomi keluarga dengan
terdiri dari pengertian kata sosial dan masyarakat.Pendidikan merupakan proses
emosional, dibawah ini akan dijelaskan sosialisasi anak yang terarah; 4) Kapasitas
pengertian sosial, pengertian emosional mental, emosi dan intelegece adalah
dan selanjutnya pengertian sosial kemampuan berpikir dapat banyak hal,
emosional sebagai satu pengertian. seperti kemampuan belajar,memecahkan
Perkembangan sosial merupakan salah masalah dan bahasa. Perkembangan
satu perkembangan yang penting pada emosi dapat berpengaruh sekali terhadap
anak. Anak yang mempunyai kemampuan perkembangan sosial anak. Selanjutnya
sosial yang baik akan membuat anak Setiawan (Tirtayani, dkk, 2014:18-19)
dengan mudah menyesuaikan diri dengan menyatakan terdapat sejumlah faktor yang
baik terhadap lingkungan hidupnya dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak
menikmati masa kecilnya dan mampu prasekolah atau TK yaitu, “a) Pengaruh
menjadi orang dewasa dengan kemampuan keadaan individu sendiri, seperti usia,
adaptasi yang baik. Menurut Ambara, dkk keadaan fisik, intelegensi; b) konflik-konflik
(2013:41) bahwa “Perkembangan sosial dalam proses perkembangan; c) sebab-
merupakan merupakan pencapaian sebab lingkungan, seperti lingkungan
kematangan dalam hubungan sosial”. keluarga, lingkungan tempat tinggal,
Kemudian menurut Nurmalitasari, danlingkungan sekolah.”
(2015:103–111) “Perkembangan sosial Perilaku prososial merupakan
anak sangat dipengaruhi oleh proses perilaku yang memberikan banyak manfaat
307
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
bagi setiap individu. Perilaku prososial melaksanakan tugas yang diberikan guru
terbentuk dari orang-orang yang berada di dikelas maupun diluar kelas. Pada
lingkungan sekitar tempat tinggal dan dasarnya pembelajaran harus sebisa
melakukan aktivitas sehari-hari.Menurut mungkin terwujud dalam suasana yang
Papalia & Feldman (dalam Triardhila, menyenangkan dan melibatkan keaktifan
2014), “Perilaku prososial adalah,“Suatu peserta didik, agar peserta didik dapat
tindakan sukarela untuk memberi manfaat mengalami pembelajaran yang bermakna
pada orang lain”. Selanjutnya Watson dan benar-benar memahami apa yang ia
(dalam Asih & Pratiwi 2010:34), pelajari. Pembelajaran tersebut dapat
“menyatakan bahwa perilaku prososial dilakukan salah satunya dengan metode
adalah suatu tindakan yang memiliki bermain peran. Hal tersebut didukung oleh
konsekuensi positif bagi orang lain, pendapat Sudirman (dalam Aida dan Rini,
tindakan menolong sepenuhnya yang 2015:91) mengatakan “Metode bermain
dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa peran adalah cara mengajar yang dilakukan
mengharapkan sesuatu untuk dirinya”. oleh guru dengan jalan menirukan tingkah
Metode pembelajaran adalah, “Pola umum laku dari sesuatu situasi sosial.”
perbuatan guru dan murid dalam Kemudian menurut Roestiyah
perwujudan kegiatan belajar mengajar. (2001:90), “Roll Playing atau bermain peran
Metode pembelajaran adalah segala usaha adalah dimana siswa bias berperan atau
guru untuk menerapkan berbagai metode memainkan peranan dalam dramatisasi
pembelajaran dalam mencapai tujuan yang masalah sosial/ psikologis itu”. Dari
di harapkan” (Latif, dkk 2013:108). pemaparan diatas maka dapat disimpulkan
Menurut Sumiati & Asra (2007:92), bahwa metode bermain peran adalah
“Metode pembelajaran yang menkankan metodeyang melibatkan siswa untuk pura-
pada proses belajar siswa secara aktif pura memainkan peran/tokoh yang
dalam upaya memperoleh kemampuan terlibatdalam proses sejarah atau perilaku
hasil belajar”. Metode pembelajaran masyarakat misalnya
merupakan metode yang bisa bagaimanamenggugah masyarakat untuk
mempermudah guru dalam proses belajar menjaga kebersihan lingkungan, dan
mengajar. Adapun jenis-jenis metode lainsebagainya.
pembelajaran yang bisa di gunakan oleh Bermain peran dalam proses
guru dalam mengajar. Menurut Adelia pembelajaran yang ditujukan agar anak
(2012:107-134), metode pembelajaran ada dapat mendramatisasikan tingkah laku,
4 yaitu, “Metode penugasan, metode Tanya atau ungkapan gerak-gerik wajah
jawab, metode bermain, metode observasi”. seseorang dalam hubungan sosial.
Selanjutnya Sumiati & Asra Menurut Djaila dan Hanis (2015:103) tujuan
(2007:98-105) menyatakan bahwa, Metode bermain peran adalah, “untuk membantu
yang dapat di gunakan untuk meningkatkan kemampuan bagi siswa
mengembangkan sosial emosional anak di dengan bermain peran secara sederhana.
TK adalah, “1) metode ceramah; 2) metode Permainan peran ini mulai dari pemeran
stimulasi; 3) metode demonstrasi/ maupun tokoh sesuai dengan usia anak dan
eksperimen; 4) metode inquiry dan permasalahannya. Dengan demikian siswa
discovery; 5) metode latihan dan praktek”. akan tertarik, senang, dan bersemangat
Berdasarkan pemaparan diatas karena dapat belajar sambil bermain.”
bahwa metode-metode diatas dapat Didalam suatu proses kegiatan
digunakan dalam proses pembelajaran di pembelajaran yang di lihat di lapangan pada
TK dan mampu memberikan pengalaman saat melakukan observasi adalah dimana
menarik untuk anak serta dapat dalam proses pembelajaran yang masih
mengembangkan seluruh aspek monoton menggunakan media itu-itu saja
perkembangan anak. Metode pengajaran dan hanya berpusat pada guru. Maka hal
yang berkaitan dengan aspek tersebut dapat dilihat dengan adanya peran
perkembangan anak tersebut mampu guru yang hanya ingin menguasai kelas dan
menarik anak untuk belajar dan dapat anak akan merasa boasan dengan kegiatan
merangsang keaktifan anak dalam tersebut. Bukan hanya itu saja guru juga
308
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
309
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
Keterangan:
X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa metode bermain peran
- = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa metode konvensional
O1 = Post–test terhadap kelompok eksperimen
O2 = Post–test terhadap kelompok kontrol
Populasi dalam penelitian ini adalah Patton (dalam Agung 2014:94) observasi
seluruh siswa kelompok B Taman Kanak- adalah “Mendeskripsikan apa yang di
kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng pada pelajari, aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam
tahun pelajaran 2016/2017. Sampel dalam aktiviatas dan makna kejadian dilihat dari apa
penelitian ini adalah sekolah. Sekolah yang mereka amati.
tersebut adalah kelas kelompok B dari Menurut Nawawi & Martini (dalam
masing-masing sekolah Taman Kanak-kanak Agung 2014:94) observasi adalah
Gugus VII Kecamatan Buleleng. Sampel “Pengamatan dan pencatatan secara
penelitian yang dipilih adalah 2 kelas yang sistematis terhadap unsur-unsur yang
akan di jadikan kelas eksperimen yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
diberikan perlakuan berupa metode bermain dalam objek penelitian.” Instrumen penelitian
peran dan kelas kontrol tidak diberi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
perlakuan. Validitas internal mengacu mengukur fenomena alam ataupun sosial
pada sejauh mana suatu hasil penelitian yang akandiamati. Dimana dalam penelitian
dapat digeneralisasikan. “validitas internal ini instrument yang digunakan hanyalah
menyangkut tingkat (kualitas) menggunakan lembar observasi. Untuk
kerepresentatifan hasil penelitian pada mendapatkan data yang peneliti diinginkan
populasinya. maka disusunlah kisi-kisi instrumen
Pengaruh Metode Bermain Peran penelitian agar memudahkan dalam proses
terhadap perkembangan sosial emosional penelitian.
anak dalam perilaku prososial Kelompok B Dalam metode analisis data, data
Taman Kanak-Kanak Gugus VII Kecamatan yang akan digunakan dalam penelitian ini
Buleleng Semester Genap Tahun Pelajaran adalah perkembangan sosial emosional.
2016/2017”. Validitas eksternal penelitian ini Data yang telah digunakan sudah di analisis
mengacu pada sejauh mana suatu hasil dengan menggunakan statistik inferensial.
penelitian dapat digeneralisasikan (Dantes, Dari statistik inferensial ini berfungsi untuk
2012). Validitas eksternal mengacu pada menggeneralisasikan untuk hasil penelitian
ketepatan langkah-langkah yang dilakukan yang di gunakan pada sampel bagi populasi
oleh peneliti pada saat pelaksanaan yang di ambil. Statistik inferensial ini adalah
penelitian. Hal tersebut, akan menunjukkan digunakan dalam menguji hipotesis yang
sejauh mana hasil (pengaruh) yang terjadi melalui uji-t yang diawali dengan
pada variabel terobservasi secara langsung menggunakan analisis deskriptif, analisis
merupakan akibat variabel bebas, bukan prasyarat yaitu normalitas dan uji homogen.
akibat variabel-variabel lain. Sebelum uji hipotesis harus melakukan
Dalam pengumpulan data ini yang beberapa uji prasyarat.
ingin diketahui dalam penelitian adalah data Sebelum melakukan pengujian agar
hasil pemberian perlakuan metode bermain mendapatkan kesimpulan, maka data yang
peran terhadap perkembangan sosial sebelum diproleh perlu dinormalitas. Dalam
emosional dalam perilaku prososial anak uji normalitas adalah sebaran yang akan
kelompok B di gugus VII. Dimana dalam dilakukan untuk menyajikan sampel benar-
pengumpulan data dari penelitian ini benar berasal dari populasi yang normal.
menggunakan metode observasi. Menurut Dalam uji normalitas sebaran data dalam
310
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
311
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
312
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
313
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)
314