Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK
KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK
GUGUS VII KECAMATAN BULELENG

Kadek Novia Dewi1 , I Nyoman Wirya 2, Putu Rahayu Ujianti 3


123
Jurusan PG PAUD
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: kadeknoviadewi@gmail.com1 , nyomanwirye@gmail.com2,


rahayuujianti@gmail.com3

Abstrak
Berdasrkan rumusan masalah yang di paparkan diatas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah. Untuk mengetahui perbedaan antara metode bermain peran dengan
metode konvensional terhadap perkembangan sosial emosional dalam perilaku prososial
pada anak di gugus VII Kecamatan Buleleng semester genap Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan penelitian post-
test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelompok B Taman Kanak-kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian ini
di ambil dengan teknik random sampling yang dilibatkan 2 kelompok B TK Bina Putra dan
TK Weda Purana. Data hasil penelitian dikumpulkan dengan metode observasi. Data
yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan hipotesis
penelitian diuji dengan statistik t-test. Analisis data menunjukkan bahwa perkembangan
sosial emosional anak kelompok eksperimen dengan rata-rata (M) = 83,63%, tergolong
pada kriteria tinggi, sedangkan perkembangan sosial emosional anak kelompok kontrol
dengan rata-rata yang tergolong pada kriteria (M) = 74,13%, sedang.

Kata-kata kunci: Metode Bermain Peran, Perkembangan Sosial Emosional, Perilaku


Prososial

Abstract
Based on the formulation of the problem described above, then the purpose of this
research is. To know the difference between role playing method and conventional
method toward emotional social development in prosocial behavior in children in cluster
VII Buleleng subdistrict even semester This research is a kind of quasi experimental
research with post-test design only control group design. The population in this study is
all students of group B Kindergarten Class VII Buleleng District. The sample of this
research was taken by random sampling technique which involved 2 groups B TK Bina
Putra and TK Veda Purana. The data of the research were collected by observation
method. Collected data then analyzed by descriptive analysis method and research
hypothesis tested with t-test statistic. The data analysis showed that the emotional social
development of children in the experimental group with average (M) = 83.63%, belonged
to the high criterion, while the emotional social development of the control group children
with the average belonging to criterion (M) = 74.13 %, Moderate.

Keywords: Role Playing Method, Emotional Social Development, Prosocial Behavior

PENDAHULUAN

305
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

Pendidikan merupakan bagian mempertahankan diri, membuat keputusan,


terpenting bagi kehidupan manusia. menciptakan batasan, dan menciptakan
Pendidikan dapat mengembangkan dan kesatuan”. Selanjutnya menurut Papalia &
membentuk bangsa yang cerdas, damai, Feldman (dalam Triardhila, 2014) Perilaku
dan bertanggung jawab. Pendidikan pada prososial adalah “Suatu tindakan sukarela
hakekatnya sangat berperan penting dalam untuk memberi manfaat pada orang lain”.
mengembangkan kualitas kehidupan Berdasarkan uraian tentang
masyarakat Indonesia. Pendidikan perkembangan sosial emosional yang
seharusnya di tanamkan kepada setiap berkaitan dengan perilaku prososial pada
individu. Oleh karena itu, pendidikan perlu umumnya anak sudah mampu bermain
mendapatkan perhatian agar dapat berjalan dengan teman sebaya, mengetahui
dengan baik, terutama pendidikan anak perasaan temannya, dan anak sudah bisa
usia dini. Berdasarkan Undang-Undang No berbagi dengan orang lain. Hal tersebut
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan didukung oleh Permendikbud 137 (2014:28)
Nasional (dalam Permendikbud No.146 yang menyatakan, Perilaku prososial anak
Tahun 2014) yang berkaitan dengan usia 5-6 tahun sudah mampu 1) bermain
Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada dengan teman sebaya; 2) mengetahui
pasal 28 ayat 1yang berbunyi “Pendidikan perasaan temannya dan merespon secara
Anak Usia Dinidiselenggarakan bagi anak wajar; 3) berbagi dengan orang lain; 4)
sejak lahir sampai dengan enam tahun dan menghargai hak/pendapat/ karya orang
bukan merupakan prasyarat untuk lain; 5) menggunakan cara yang diterima
mengikuti pendidikan dasar”. secara sosial dalam menyelesaikan
Selanjutnya dalam Bab 1 pasal 1 masalah; 6) bersikap kooperatif dengan
ayat 14(dalam Sujiono,2009:6) teman; 7) menunjukkan sikap yang toleran;
menegaskanbahwa, Pendidikan anak usia 8) menyesuaikan emosi yang sesuai
dini adalah suatu upaya pembinaan yang di dengan kondisi yang ada; 9) mengenal tata
tujukan pada anak sejak lahir sampai karma dan sopan santun sesuai dengan
dengan usia enam tahun yang dilakukan nilai sosial budaya setempat.
melalui pemberian rangsanganpendidikan Mengingat betapa pentingnya
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional khususnya
perkembangan jasmani dan rohani agar dalam perilaku prososial, maka
anak memiliki kesiapan pada dirinya pembelajaran perilaku prososial perlu di
sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut. perkenalkan kepada anak sedini mungkin.
Pendidikan anak usia dini Pembelajaran berperilaku prososial pada
diselenggarakan untuk dapat menstimulasi, anak usia dini harus di lakukan secara
membimbing, mengasuh dan pemberian bertahap.
kegiatan pembelajaran yang akan Pernyataan tersebut menunjukkan
menghasilkan kemampuan dan bahwa pada anak usia 5-6 tahun
keterampilan anak. Salah satu seharusnya sudah bisa berperilaku
perkembangan yang akan dikembangkan prososial. Selain itu dalam tingkat
untuk pendidikan anak usia dini adalah pencapaian perkembangan anak usia dini
tentang perkembangan sosial emosional. pun berperilaku prososial tersebut sudah
Perkembangan sosial emosional sangat tercantum dalam perkembangan sosial
penting bagi anak karena hal tersebut akan emosional anak.
berpengaruh pada kemampuan anak dalam Kenyataan yang ada di lapangan
berperilaku prososial. menunjukkan perkembangan sosial
Menurut Ambara, dkk (2013:41), emosional anak dalam berperilaku
“Perkembangan sosial merupakan prososial masih tergolong minim.
pencapaian kematangan dalam hubungan Berdasarkan hasil wawancara di TK gugus
sosial”. Kemudian menurut Soendjoyo VII Kecamatan Buleleng semester genap
(dalam Tirtayani, 2014), “Perkembangan tahun pelajaran 2016/2017, ditemukan
emosi merupakan dasar dari kepribadian bahwa perkembangan sosial emosional
dan sosial. Emosi itu penting karena anak dalam berperilaku prososial masih
manusia memiliki kebutuhan untuk dikatakan minim hal itu dikarenakan anak

306
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

belum mampu menyesuaikan diri dengan perlakuan atau bimbingan orang tua
orang lain, berbagi dengan orang lain, terhadap anak dalam mengenalkan
meunjukkan sikap toleransi, tindakan berbagai aspek kehidupan sosial atau
menolong, menunjukkan rasa tanggung. norma dalam masyarakat”. Kemudian
Hal tersebut disebabkan metode yang perkembangan emosi menurut Ambara, dkk
diberikan anak masih menggunakan (2013:1) “Perkembangan emosi merupakan
metode konvensional, sehingga anak cepat perasaan atau afeksi yang timbul ketika
bosan mengikuti pembelajaran di kelas. seseorang dianggap penting olehnya”.
Berdasarkan informasi yang ada di Sedangkan Soendjoyo (dalam Tirtayani,
lapangan bahwa memang benar dalam 2014) menyatakan, “Perkembangan emosi
proses kegiatan pembelajaran yang di merupakan dasar dari kepribadian dan
lakukan oleh guru masih menggunakan sosial. Emosi itu penting karena manusia
media yang menoton itu-itu saja sehingga memiliki kebutuhan untuk mempertahankan
membuat anak cepat merasa bosan dalam diri, membuat keputusan, menciptakan
belajar. Salah satu solusi untuk mengatasi batasan, dan menciptakan kesatuan”.
permasalahan perkembangan sosial Aspek-aspek dalam perkembangan sosial
emosional dalam perilaku prososial dengan emosional yang berkaitan dengan perilaku
menggunakan metode pembelajaran yang prososial pada umumnya anak sudah
sesuai dengan kebutuhan dan serta usia mampu bermain dengan teman sebaya,
anak. Salah satu metode pembelajaran mengetahui perasaan temannya, dan anak
yang bias diterapkan disekolah adalah sudah bisa berbagi dengan orang lain.
metode bermain peran. Faktor yang mempengaruhi
Said dan Andi (dalam Rumilasari 2016) perkembangan sosial emosional anak 1)
menyatakan, “Bermain peran adalah keluarga. keluarga merupakan lingkunag
permainan yang para pemainnya pertama yang memberikan pengaruh
memainkan peran tokoh-tokoh khayalan terhadap terhadap berbagai aspek
dan berkolaborasi untuk merajut sebuah perkembangan sosial; 2) Kematangan
cerita bersama”. Kemudian menurut untuk dapat bersosialisi dengan baik di di
Hidayah (2013), metode bermain peran perlukan kematangan fisik dan spikis
adalah, “Pembelajaran dengan cara seolah- sehingga mampu mempertimbangkan
olah berada dalam situasi untuk proses sosial, member dan
memperoleh suatu pemahaman tentang menerimannasehat orang lain; 3) Status
suatu konsep”. sosial ekonomi banyak di pengaruhi oleh
Perkembangan sosial emosional kondisi sosial ekonomi keluarga dengan
terdiri dari pengertian kata sosial dan masyarakat.Pendidikan merupakan proses
emosional, dibawah ini akan dijelaskan sosialisasi anak yang terarah; 4) Kapasitas
pengertian sosial, pengertian emosional mental, emosi dan intelegece adalah
dan selanjutnya pengertian sosial kemampuan berpikir dapat banyak hal,
emosional sebagai satu pengertian. seperti kemampuan belajar,memecahkan
Perkembangan sosial merupakan salah masalah dan bahasa. Perkembangan
satu perkembangan yang penting pada emosi dapat berpengaruh sekali terhadap
anak. Anak yang mempunyai kemampuan perkembangan sosial anak. Selanjutnya
sosial yang baik akan membuat anak Setiawan (Tirtayani, dkk, 2014:18-19)
dengan mudah menyesuaikan diri dengan menyatakan terdapat sejumlah faktor yang
baik terhadap lingkungan hidupnya dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak
menikmati masa kecilnya dan mampu prasekolah atau TK yaitu, “a) Pengaruh
menjadi orang dewasa dengan kemampuan keadaan individu sendiri, seperti usia,
adaptasi yang baik. Menurut Ambara, dkk keadaan fisik, intelegensi; b) konflik-konflik
(2013:41) bahwa “Perkembangan sosial dalam proses perkembangan; c) sebab-
merupakan merupakan pencapaian sebab lingkungan, seperti lingkungan
kematangan dalam hubungan sosial”. keluarga, lingkungan tempat tinggal,
Kemudian menurut Nurmalitasari, danlingkungan sekolah.”
(2015:103–111) “Perkembangan sosial Perilaku prososial merupakan
anak sangat dipengaruhi oleh proses perilaku yang memberikan banyak manfaat

307
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

bagi setiap individu. Perilaku prososial melaksanakan tugas yang diberikan guru
terbentuk dari orang-orang yang berada di dikelas maupun diluar kelas. Pada
lingkungan sekitar tempat tinggal dan dasarnya pembelajaran harus sebisa
melakukan aktivitas sehari-hari.Menurut mungkin terwujud dalam suasana yang
Papalia & Feldman (dalam Triardhila, menyenangkan dan melibatkan keaktifan
2014), “Perilaku prososial adalah,“Suatu peserta didik, agar peserta didik dapat
tindakan sukarela untuk memberi manfaat mengalami pembelajaran yang bermakna
pada orang lain”. Selanjutnya Watson dan benar-benar memahami apa yang ia
(dalam Asih & Pratiwi 2010:34), pelajari. Pembelajaran tersebut dapat
“menyatakan bahwa perilaku prososial dilakukan salah satunya dengan metode
adalah suatu tindakan yang memiliki bermain peran. Hal tersebut didukung oleh
konsekuensi positif bagi orang lain, pendapat Sudirman (dalam Aida dan Rini,
tindakan menolong sepenuhnya yang 2015:91) mengatakan “Metode bermain
dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa peran adalah cara mengajar yang dilakukan
mengharapkan sesuatu untuk dirinya”. oleh guru dengan jalan menirukan tingkah
Metode pembelajaran adalah, “Pola umum laku dari sesuatu situasi sosial.”
perbuatan guru dan murid dalam Kemudian menurut Roestiyah
perwujudan kegiatan belajar mengajar. (2001:90), “Roll Playing atau bermain peran
Metode pembelajaran adalah segala usaha adalah dimana siswa bias berperan atau
guru untuk menerapkan berbagai metode memainkan peranan dalam dramatisasi
pembelajaran dalam mencapai tujuan yang masalah sosial/ psikologis itu”. Dari
di harapkan” (Latif, dkk 2013:108). pemaparan diatas maka dapat disimpulkan
Menurut Sumiati & Asra (2007:92), bahwa metode bermain peran adalah
“Metode pembelajaran yang menkankan metodeyang melibatkan siswa untuk pura-
pada proses belajar siswa secara aktif pura memainkan peran/tokoh yang
dalam upaya memperoleh kemampuan terlibatdalam proses sejarah atau perilaku
hasil belajar”. Metode pembelajaran masyarakat misalnya
merupakan metode yang bisa bagaimanamenggugah masyarakat untuk
mempermudah guru dalam proses belajar menjaga kebersihan lingkungan, dan
mengajar. Adapun jenis-jenis metode lainsebagainya.
pembelajaran yang bisa di gunakan oleh Bermain peran dalam proses
guru dalam mengajar. Menurut Adelia pembelajaran yang ditujukan agar anak
(2012:107-134), metode pembelajaran ada dapat mendramatisasikan tingkah laku,
4 yaitu, “Metode penugasan, metode Tanya atau ungkapan gerak-gerik wajah
jawab, metode bermain, metode observasi”. seseorang dalam hubungan sosial.
Selanjutnya Sumiati & Asra Menurut Djaila dan Hanis (2015:103) tujuan
(2007:98-105) menyatakan bahwa, Metode bermain peran adalah, “untuk membantu
yang dapat di gunakan untuk meningkatkan kemampuan bagi siswa
mengembangkan sosial emosional anak di dengan bermain peran secara sederhana.
TK adalah, “1) metode ceramah; 2) metode Permainan peran ini mulai dari pemeran
stimulasi; 3) metode demonstrasi/ maupun tokoh sesuai dengan usia anak dan
eksperimen; 4) metode inquiry dan permasalahannya. Dengan demikian siswa
discovery; 5) metode latihan dan praktek”. akan tertarik, senang, dan bersemangat
Berdasarkan pemaparan diatas karena dapat belajar sambil bermain.”
bahwa metode-metode diatas dapat Didalam suatu proses kegiatan
digunakan dalam proses pembelajaran di pembelajaran yang di lihat di lapangan pada
TK dan mampu memberikan pengalaman saat melakukan observasi adalah dimana
menarik untuk anak serta dapat dalam proses pembelajaran yang masih
mengembangkan seluruh aspek monoton menggunakan media itu-itu saja
perkembangan anak. Metode pengajaran dan hanya berpusat pada guru. Maka hal
yang berkaitan dengan aspek tersebut dapat dilihat dengan adanya peran
perkembangan anak tersebut mampu guru yang hanya ingin menguasai kelas dan
menarik anak untuk belajar dan dapat anak akan merasa boasan dengan kegiatan
merangsang keaktifan anak dalam tersebut. Bukan hanya itu saja guru juga

308
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

tidak memanfaatkan metode dalam proses hak/pendapat/karya orang lain, serta


pembelajaran yang dapat membuat anak menunjukkan sikap toleran.
menjadi semangat dalam belajar. Dalam Hal tersebut di dukung oleh
proses pembelajaran ada metode pendapat dari Madyawati (Rumilasari, dkk
pembelajaran yang bisa divariasikan dan 2016:4) yaitu, Pertama membangun
perkembangan sosial emosional anak akan kepercayaan diri pada anak melalui
berkembang khususnya pada berpura-pura menjadi peran yang anak
perkembangan sosial emosional anak inginkan, dapat membuat anak merasakan
dalam berprilaku prososial. sensasi menjadi karakter-karakter yang
Dimana dalam perkembangan diperankan sehingga kepercayaan diri anak
sosial emosional dalam perilaku prososial meningkat. Kedua mengembangkan
ini yang ditemukan pada saat melakukan kemampuan berbahasa dimana saat
observasi masih tergolong minim, hal itu bermain peran anak akan berbicara seperti
karena anak kurang antusias dalam belajar karakter atau orang yang diperankannya.
sehingga anak kurang berkembang dalam Berdasarkan uraian diatas, tentang metode
perilaku prososialnya, hal tersebut bermain peran diharapkan mempunyai
disebabkan karena metode pembelajaran pengaruh terhadap perkembangan sosial
yang diberikan oleh guru kurang bervariasi. emosional anak dalam berperilaku
Dimana guru lebih menekankan metode prososial, untuk itu peneliti melakukan
pembelajaran konvensional, sehingga anak penelitian eksperimen yang berjudul
tersebut cepat bosan mengikuti pelajaran di “Pengaruh Metode Bermain Peran
dalam kelas. Terhadap Perkembangan Sosial Emosional
Sebagai alternatife dalam proses Pada anak kelompok B di TK gugus VII
pembelajaran agar anak tidak cepat bosan Kecamatan Buleleng semester genap tahun
dan guru juga tidak hanya monoton pelajaran 2016/2017”.
menggunakan proses pembelajaran sudah Rumusan masalah dalam penelitian
dilakukan dan di ulang-ulang terus tidak ada ini yaitu apakah terdapat perbedaan antara
variasinya sehingga menimbulkanrasa metode bermain peran dengan metode
kebosanan pada anak. Maka solusi dari konvensional terhadap perkembangan
alternatife tersebut dimana guru harus sosial emosional dalam perilaku prososial
merubah proses pembelajaran agar anak pada anak di gugus VII Kecamatan
tidak cepat bosan. Seperti metode yang Buleleng Semester genap tahun pelajaran
digunakan yaitu metode bermain peran. 2016/2017?
Dalam metode bermain peran merupakan
kegiatan bermain secara kelompok yang METODE
dilakukan oleh anak-anak dengan Jenis penelitian yang akan
memerankan tokoh-tokoh yang mereka dilakukan adalah penelitian eksperimen
perankan dalam cerita tersebut. Dimana semu (quasi eksperimen). Penelitian
dalam bermain peran ini anak bisa belajar eksperimen adalah, “Penelitian yang
untuk menghayati, bertanggung jawab, dan bertujuan untuk menguji keefektifan suatu
mengambil keputusan dengan baik. teori/konsep/model dengan cara
menerapkan (treatment) pada satu
Dimana dalam kegiatan dari metode kelompok subjek penelitian dengan
bermain peran ini adalah anak akan menggunakan kelompok pembanding yang
diajarkan untu berperilaku prososial biasa disebut kelompok kontrol” (Agung,
terhadap orang yang ada disekitarnya 2014).
seperti anak berbagi dengan orang lain, Desain penelitian ini menggunakan
bermain dengan teman sebaya, desain penelitian eksperimen Design Post-
mengetahui perasaan temannya dan test Only Control Group Design. Desain
merespon secara wajar, mengahrgai penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Design Post-Test Only Control Group Design

309
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

Kelas Treatment Post-test


Eksperimen X O1
Kontrol - O2
(sumber: Sugiyono, 2009:76)

Keterangan:
X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa metode bermain peran
- = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa metode konvensional
O1 = Post–test terhadap kelompok eksperimen
O2 = Post–test terhadap kelompok kontrol

Populasi dalam penelitian ini adalah Patton (dalam Agung 2014:94) observasi
seluruh siswa kelompok B Taman Kanak- adalah “Mendeskripsikan apa yang di
kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng pada pelajari, aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam
tahun pelajaran 2016/2017. Sampel dalam aktiviatas dan makna kejadian dilihat dari apa
penelitian ini adalah sekolah. Sekolah yang mereka amati.
tersebut adalah kelas kelompok B dari Menurut Nawawi & Martini (dalam
masing-masing sekolah Taman Kanak-kanak Agung 2014:94) observasi adalah
Gugus VII Kecamatan Buleleng. Sampel “Pengamatan dan pencatatan secara
penelitian yang dipilih adalah 2 kelas yang sistematis terhadap unsur-unsur yang
akan di jadikan kelas eksperimen yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
diberikan perlakuan berupa metode bermain dalam objek penelitian.” Instrumen penelitian
peran dan kelas kontrol tidak diberi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
perlakuan. Validitas internal mengacu mengukur fenomena alam ataupun sosial
pada sejauh mana suatu hasil penelitian yang akandiamati. Dimana dalam penelitian
dapat digeneralisasikan. “validitas internal ini instrument yang digunakan hanyalah
menyangkut tingkat (kualitas) menggunakan lembar observasi. Untuk
kerepresentatifan hasil penelitian pada mendapatkan data yang peneliti diinginkan
populasinya. maka disusunlah kisi-kisi instrumen
Pengaruh Metode Bermain Peran penelitian agar memudahkan dalam proses
terhadap perkembangan sosial emosional penelitian.
anak dalam perilaku prososial Kelompok B Dalam metode analisis data, data
Taman Kanak-Kanak Gugus VII Kecamatan yang akan digunakan dalam penelitian ini
Buleleng Semester Genap Tahun Pelajaran adalah perkembangan sosial emosional.
2016/2017”. Validitas eksternal penelitian ini Data yang telah digunakan sudah di analisis
mengacu pada sejauh mana suatu hasil dengan menggunakan statistik inferensial.
penelitian dapat digeneralisasikan (Dantes, Dari statistik inferensial ini berfungsi untuk
2012). Validitas eksternal mengacu pada menggeneralisasikan untuk hasil penelitian
ketepatan langkah-langkah yang dilakukan yang di gunakan pada sampel bagi populasi
oleh peneliti pada saat pelaksanaan yang di ambil. Statistik inferensial ini adalah
penelitian. Hal tersebut, akan menunjukkan digunakan dalam menguji hipotesis yang
sejauh mana hasil (pengaruh) yang terjadi melalui uji-t yang diawali dengan
pada variabel terobservasi secara langsung menggunakan analisis deskriptif, analisis
merupakan akibat variabel bebas, bukan prasyarat yaitu normalitas dan uji homogen.
akibat variabel-variabel lain. Sebelum uji hipotesis harus melakukan
Dalam pengumpulan data ini yang beberapa uji prasyarat.
ingin diketahui dalam penelitian adalah data Sebelum melakukan pengujian agar
hasil pemberian perlakuan metode bermain mendapatkan kesimpulan, maka data yang
peran terhadap perkembangan sosial sebelum diproleh perlu dinormalitas. Dalam
emosional dalam perilaku prososial anak uji normalitas adalah sebaran yang akan
kelompok B di gugus VII. Dimana dalam dilakukan untuk menyajikan sampel benar-
pengumpulan data dari penelitian ini benar berasal dari populasi yang normal.
menggunakan metode observasi. Menurut Dalam uji normalitas sebaran data dalam

310
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

skor perkembangan sosial emosional anak


kelompok B Gugus VII yang di gunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis dengan bantuan programSPSS Dalam data penelitian ini adalah skor
16.0For Windows. Kaidah yang digunakan dari hasil perkembangan sosial emosional
untuk menentukan normal atau tidaknya data anak dalam perilaku prososial di kelompok B
yang di uji adalah dengan melihat signifikan setalah di berikan tretmen pembelajaran
(α). Jika α ≤ 0.05maka data diasumsikan dengan metode bermain peran terdahap
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi perkembangan sosial emosional anak dalam
normal, sebaliknya apabila α > 0.05 data perilaku prososial pada kelompok
diasumsikan berasal dari populasi yang eksperimen. Sedangkan di kelompok kontrol
berdistribusi normal. tidak mendapatkan tretmen. Disini dalam
Uji homogenitas dimaksudkan untuk uraian tentang hasil penelitian dan
mengetahui apakah data perkembangan pembahasan, maka dikemukakan beberapa
sosial emosional anak dalam perilaku hal sebagai berikut: 1) deskripsi data hasil
prososial kelompok eksperimen dan kontrol penelitian, 2) uji prasyaratan analisi, 3) uji
berasal dari populasi yang memiliki varians hipotesis, 4) pembahasan hasil penelitian.
yang sama. Pengujian homogenitas ini Berdasarkan hasil deskripsi data hasil
dilakukan sebagai salah satu syarat sebelum penelitian, kelompok anak yang mengikuti
melakukan pengujian dengan t-test. pembelajaran dengan metode pembelajaran
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini bermain peran terhadap perkembangan
melalui uji Levene statistic dengan sosial emosional anak dalam perilaku
menggunakan program SPSS 16.0 For prososial memperoleh hasil perkembangan
Windows. Kaidah yang digunakan untuk sosial emosional yang lebih tinggi
menentukan homogen atau tidaknya data dibandingkan dengan kelompok anak yang
yang di uji adalah dengan nilai signifikan (α) mengikuti pembelajaran secara konvensional
pada uji based on mean pada Levene dengan metode bermain peran. Kesimpulan
Statistic. Jika nilai α ≤ 0,05 atau signifikan ini di dapatkan dari rata-rata skor hasil
maka varians data dapat diasumsikan keterampilan perkembangan sosial
sebagai varians yang homogen. Sebaliknya emosional anak dalam perilaku prososial
jika α > 0,05maka varians data diasumsikan kelompok anak yang mengikuti metode
tidak homogen. pembelajaran melalui kegiatan bermain
Dari uji hipótesis yang digunakan peran lebih tinggi dibandingkan dengan
dalam penelitian ini menggunakan analisi uji- perkembangan sosial emosional anak dalam
t karena dalam penelitian ini menggunakan perilaku prososial anak-anak yang mengikuti
peneltian dengan membandingkan 1 variabel kegiatan pembelajaran yang secara
bebas dan 1 variabel yang terikat sehingga konvesional melalui metode bermain peran.
datannya bersifat interval hipótesis yang di Rata-rata skor perkembangan sosial
ambil adalah. emosional anak dalam perilaku prososial
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang mengikuti pembelajaran dengan
perkembangan sosial emosional metode bermain peran berada pada kategori
dalam perilaku prososial dengan 30,1071 tinggi. Sedangkan rata-rata skor
diberikan metode bermain peran perkembangan sosial emosional anak yang
dengan metode konvensional pada mengikuti pembelajaran dengan metode
anak kelompok B di Gugus VII konvensional berada pada kategori 26,6875
Kecamatan Buleleng tahun pelajaran sedang.
2016/2017. Sebelum di lakukan uji hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan perkembangan menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan
sosial emosional dalam perilaku uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan
prososial dengan diberikan metode uji homogenitas. Berdsarkan perhitungan
bermain peran dengan metode normalitas sebaran data dan uji homogenitas
konvensional pada anak kelompok B dari kedua kelompok menunjukkan bahwa
di Gugus VII Kecamatan Buleleng kedua kelompok memiliki data yang normal
tahun pelajaran 2016/2017. dan homogen. Berdasarkan hasil
perhitungan uji-t diperoleh nilai t sebesar

311
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

3.348 dengan probabilitas sig 0,002<0,05 yang mengikuti pembelajaran dengan


yang berarti terdapat perbedaan antara metode bermain peran berada pada kategori
penggunaan metode bermain peran teradap 30,1071 tinggi. Sedangkan rata-rata skor
perkembangan sosial emosional anak dalam perkembangan sosial emosional anak yang
perilaku prososial dengan metode mengikuti pembelajaran dengan metode
konvensional terhadap perkembangan sosial konvensional berada pada kategori 26,6875
emosional anak dalam perilaku prososial sedang.
pada anak klompok B TK Gugus VII Sebelum di lakukan uji hipotesis
Kecamatan Buleleng tahun pelajaran menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan
2016/2017. Adannya perbedaan yang uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan
signifikan menunjukkan bahwa penerapan uji homogenitas. Berdsarkan perhitungan
metode bermain peran terhadap normalitas sebaran data dan uji homogenitas
perkembangan sosial emosional anak dalam dari kedua kelompok menunjukkan bahwa
perilaku prososial lebih berpengaruh kedua kelompok memiliki data yang normal
terhadap perkembangan sosial emosional dan homogen.
anak dalam perilaku prsosial dibandingkan Berdasarkan hasil perhitungan uji-t
dengan metode konvensional.hal ini sesuai diperoleh nilai t sebesar 3.348 dengan
dengan teori yang dikatakan oleh Sudirman probabilitas sig 0,002<0,05 yang berarti
(dalam Aida dan Rini, 2015:91) terdapat perbedaan antara penggunaan
mengatakan,“Metode bermain peran adalah metode bermain peran teradap
cara mengajar yang dilakukan oleh guru perkembangan sosial emosional anak dalam
dengan jalan menirukan tingkah laku dari perilaku prososial dengan metode
sesuatu situasi sosial.” konvensional terhadap perkembangan sosial
Kemudian menurut Roestiyah emosional anak dalam perilaku prososial
(2001:90), “Roll Playing atau bermain peran pada anak klompok B TK Gugus VII
adalah dimana siswa bias berperan atau Kecamatan Buleleng tahun pelajaran
memainkan peranan dalam dramatisasi 2016/2017. Adannya perbedaan yang
masalah sosial/ psikologis itu”. Metode signifikan menunjukkan bahwa penerapan
bermain peran juga merupakan suatu metode bermain peran terhadap
aktivitas yang menyenangkan, memberikan perkembangan sosial emosional anak dalam
kepuasan kepada diri anak yang bersifat perilaku prososial lebih berpengaruh
nonserius namun pembelajarannya masih terhadap perkembangan sosial emosional
tetap mendidik. Berdasarkan hasil deskripsi anak dalam perilaku prsosial dibandingkan
data hasil penelitian, kelompok anak yang dengan metode konvensional.hal ini sesuai
mengikuti pembelajaran dengan metode dengan teori yang dikatakan oleh Sudirman
pembelajaran bermain peran terhadap (dalam Aida dan Rini, 2015:91)
perkembangan sosial emosional anak dalam mengatakan,“Metode bermain peran adalah
perilaku prososial memperoleh hasil cara mengajar yang dilakukan oleh guru
perkembangan sosial emosional yang lebih dengan jalan menirukan tingkah laku dari
tinggi dibandingkan dengan kelompok anak sesuatu situasi sosial.”
yang mengikuti pembelajaran secara Kemudian menurut Roestiyah
konvensional dengan metode bermain peran. (2001:90), “Role Playing atau bermain peran
Kesimpulan ini di dapatkan dari rata-rata adalah dimana siswa bias berperan atau
skor hasil keterampilan perkembangan sosial memainkan peranan dalam dramatisasi
emosional anak dalam perilaku prososial masalah sosial/ psikologis itu”. Metode
kelompok anak yang mengikuti metode bermain peran juga merupakan suatu
pembelajaran melalui kegiatan bermain aktivitas yang menyenangkan, memberikan
peran lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan kepada diri anak yang bersifat
perkembangan sosial emosional anak dalam nonserius namun pembelajarannya masih
perilaku prososial anak-anak yang mengikuti tetap mendidik.
kegiatan pembelajaran yang secara
konvesional melalui metode bermain peran.
Rata-rata skor perkembangan sosial PENUTUP
emosional anak dalam perilaku prososial

312
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

Berdasarkan pemaparan diatas hasil yang cukup banyak, banyaknya peralatan


penelitian dan pembahasan maka, dapat yang harus disediakan.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara metode bermain peran terhadap
perkembangan sosial emosional dalam DAFTAR RUJUKAN
perilaku prososial dengan metode
Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi
konvensional terhadap perkembangan sosial
Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya
emosional dalam perilaku prososial pada
Media Publishing.
anak kelompok B TK Gugus VII Kecamatan
buleleng semester genap tahu pelajaran Adelia, Vera. 2012. Metode mengajar diluar
2016-2017. Hal ini dapat di lihat pada hasil kelas (outdoor study). Jogyakarta:
uji-t dengan taraf signifikan 5%. Hasil DIVA Press.
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
nilai t = 3.348 dengan probabilitas sig Aida dan Rini. 2015. “Penerapan Metode
0,002<0,05. Bermain Peran Untuk Meningkatkan
Hasil tersebut menunjukkan terdapat Kemampuan Bersosialisasi Pada
perbedaan antara metode bermain peran Pendidikan Anak Usia Dini”. Jurnal
terhadap perkembangan sosial emosional Psikologi Indonesia, Volume 4,
anak dalam perilaku prososial dengan Nomor 1 (hlm 87-89).
metode konvensional terhadap
perkembangan sosial emosional anak dalam Asih & Pratiwi. 2010. “Perilaku Prososial
perilaku prososial pada anak kelompok B TK Ditinjau dari Empati dan Kematangan
Gugus VII Kecamatan Buleleng semester Emosi. Jurnal Psikologi, Volume 1,
genap tahun pelajaran 2016-2017. Saran Nomor 1.
yang dapat disampaikan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan adalah Ambara, dkk. 2013. Buku Ajar Psikologi
sebagai berikut: Perkembangan Anak 3. Singaraja:
Disarankan bagi kepala TK agar Undiksha.
dapat mendorong guru-guru untuk
memaksimalkan penerapan metode bermain Dantes, Nyoman. 2012. Metode
peran terhadap perkembangan sosial Penelitian.Yogyakarta: Andi
emosional terhadap perilaku prososial yang
akan diterapkan di kelas. Disarankan kepada Djaila dan Hanis. 2015. Penerapan Metode
guru lebih menyempurnakan hal-hal yang Bermain Peran Untuk Meningkatkan
belum terjangkau dalam hal-hal yang lain Hasil Beljar Ips Pada Pokok Bahasan
dengan metode bermain peran terhadap Kegiatan Jual Beli Di Kelas Iii Sdn
perkembangan sosial emosional anak agar Simdo. Jurnal Kreatif Tadulako
anak tertarik dan aktif dalam mengikuti Online, Volume 5, Nomor 1 (hlm 101-
pembelajaran selain itu terbiasa melatih dan 116).
meningkatkan rasa saling menolong,
menciptakan kegiatan yang berbeda-beda Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru
setiap pertemuan di dalam kelas agar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
nantinya proses pembelajaran lebih Kencana Prenada Media Group.
menyenangkan bagi anak dan lebih terlihat Nasution. 2012. Metode Konvensional Dan
rasa ingin membantu dalam bermain peran. Inkonvensional Dalam Pembelajaran
Disarankan bagi peneliti lain, hal-hal yang Bahasa Arab. Jurnal Ilmiah
belum tercapai dalam peneliti lain DIDAKTIKA, Volume XII , Nomor 2
dapat disempurnakan pada penelitian (hlm. 259-271).
selanjutnya. Hal-hal yang belum tercapai
dalam melakukan penelitian ini antara lain Nurmalitasari, Femmi. 2015.
kurangnya memaksimalkan dalam Perkembaangan sosial Emosi Pada
mengerjakan media yang akan dibuat untuk Anak Usia Prasekolah. Buletin
anak sehingga kekurangan waktu untuk Psikologi, Volume 23, No.2 (hlm. 103-
menyelesaikan media membutuhkan biaya 111).

313
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 3 - Tahun 2017)

Rumilasari, dkk. 2016. Pengaruh Metode


Bermain Peran (Role Playing)
Terhadap Kemampuan Berbicara
Pada Anak Kelompok A. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 4,
Nomor 2 (hlm. 1-10). Dapat dibuka
pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.
php/JJPAUD

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rahmanawati. 2012. Perilaku Prososial Anak


Usia Dini di Sentra Bermain Peran
Tk Al- Furqan Jember. Universitas
Muhammadiyah Jember.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sujiono. Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Indeks.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode


Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.

Tirtayani, L.A., dkk. 2014. Perkembangan


Sosial Emosional Pada Anak Usia
Dini. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Triardhila. 2014. “Pengaruh Metode Bermain


Peran Terhadap Peningkatan Prilaku
Prososial Anak TK A Lab. Um Kota
Blitar”. Universitas Negeri Malang.
Tersedia pada http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel225
C74A923CD335D6435A4FC46BC34
C3.pdf (Diakses pada tanggal 14
Februari 2017)

314

Anda mungkin juga menyukai