Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI

METODE ROLE PLAYING DI KELOMPOK BERMAIN

Refisi Duha1), Ajeng Ayu Widiastuti2)


1)
272014010@student.uksw.edu
2)
ajeng.widiastuti@staff.uksw.edu

Program Studi Pendidikan Guru PAUD


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK
Role playing merupakan cara untuk penguasaan bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan anak yang berperan sebagai subyek
pembelajaran aktif. Kegiatan role playing yang dibahas dalam kajian ini merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak kelompok
bermain. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
sosial-emosional anak melalui metode role playing di kelompok bermain Fransiskus
Xaverius 78, Salatiga. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok bermain dengan
usia 3-4 tahun yang berjumlah 12 anak, terdiri dari 6 perempuan dan 6 laki-laki. Objek
penelitian adalah kemampuan sosial emosional anak melalui role playing. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus
dengan tiga kali pertemuan dalam satu siklus. Pada setiap siklus terdapat 3 tahap yaitu 1)
perencanaan, 2) tindakan, dan 3) refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi dan catatan lapangan. Adapun instrumen penelitian yang
penulis gunakan adalah berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 dalam
observasi berupa lembar penilaian. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripstif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan
bahwa ada peningkatan kemampuan sosial emosional anak kelompok bermain melalui
metode role playing di KB/TK Fransiskus Xaverius 78 Salatiga. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan kemampuan sosial emosional anak dimana pada pratindakan sebesar
62.96%, pada siklus I meningkat menjadi 75% dan pada siklus II meningkat menjadi
94.44%.

Kata kunci : Metode Role Playing, Kemampuan Sosial Emosional Anak Kelompok
Bermain.

PENDAHULUAN mengungkapkan perasaan sehingga dapat


diketahui bahwa kemampuan emosi besar
Goleman (2006) menyatakan bahwa
kematangan emosi seorang anak merupakan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial
anak. Anak yang dapat mengen-dalikan diri
kunci keberhasilan dalam menjalin
dan mudah menunjukkan empati dan kasih
hubungan sosial. Kecakapan tersebut
sayang akan lebih mudah untuk
merupakan faktor utama dalam menunjang
bersosialisasi dengan orang-orang
keberhasilan dalam pergaulan. Goleman
disekitarnya.
(2006) juga menyebutkan bahwa salah satu
Melihat paparan paragraf diatas dapat
kunci kecakapan sosial adalah seberapa
diketahui bahwa perkembangan kemam-
baik atau buruk seseorang dalam

77
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 77-87

puan sosial-emosional pada anak usia dini Mengetahui betapa pentingnya


penting untuk ditingkatkan, karena akan meningkatkan kemampuan sosial-
menentukan kehidupan anak selanjutnya, emosional pada anak usia dini yang berada
juga berbagai aspek perkembangan anak di jalur kelompok bermain, penulis
lainnya. Hurlock, mengatakan bahwa lima memiliki ketertarikan dan keinginan untuk
tahun kehidupan anak merupakan dasar mengkaji lebih dalam lagi tentang
perkembangan selanjutnya. Anak yang kemampuan sosial-emosional pada anak
mengalami masa bahagia yaitu usia dini, yaitu usia Kelompok Bermain 3-4
terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik tahun di KB/TK Xaverius 78, Salatiga.
maupun psikis diawal, hal ini diramalkan Setelah melakukan observasi, penulis
anak akan mampu dan mudah untuk melihat bahwa anak Kelompok Bermain di
meningkatkan perkembangan selanjutnya Xaverius 78 dapat mengikuti dua perintah
(Suharyani, 2010). atau ajakan untuk berbaris dengan rapi,
Permendikbud nomor 137 tahun 2014 anak-anak memiliki hubungan yang baik
mengemukakan tingkat pencapaian dengan guru (akrab), anak-anak
perkembangan sosial-emosional anak memberikan respon berupa jawaban ketika
kelompok bermain dengan rentang usia 3-4 guru bertanya. Namun, penulis melihat
tahun. Tahapan pencapaian perkem-bangan masih banyak lagi aspek sosial emosional
sosial-emosional untuk anak usia 3-4 tahun pada anak kelompok bermain yang perlu
terbagi ke dalam tiga lingkup ditingkatkan seperti tidak dapat menunggu
perkembangan yaitu : (1). Kesadaran diri, giliran atau mengantri, kurang dapat
(2). Tanggung jawab diri dan orang lain, bekerjasama, tidak mau meminta maaf
(3). Perilaku prososial. ketika bersalah, dan kurang menunjukan
Kesadaran diri, meliputi : mengikuti sikap untuk mendengarkan orang lain
aktivitas dalam suatu kegiatan besar (misal: terutama guru.
piknik), meniru apa yang dilakukan orang Dengan adanya berbagai pemasalahan
dewasa, bereaksi terhadap hal-hal yang kemampuan sosial emosional pada anak
tidak benar (marah bila diganggu), Kelompok Bermain diatas penulis akan
mengatakan perasaan secara verbal. membatasi masalah dengan melihat aspek
Tanggung jawab diri dan orang lain, yang lebih Urgent untuk ditingkatkan yaitu
meliputi: mulai bisa mela-kukan buang air hanya pada tanggung jawab diri dan orang
kecil tanpa bantuan, bersabar menunggu lain yang meliputi sikap bersabar menunggu
giliran, mulai menun-jukkan sikap toleran giliran, menghargai orang lain dan
sehingga dapat bekerja dalam kelompok, menunjukan ekspresi menyesal ketika
mulai meng-hargai orang lain, mulai melakukan kesalahan. Penulis juga tertarik
menunjukkan ekspresi menyesal ketika untuk menggunakan salah satu metode
melakukan kesalahan. Kemudian perilaku untuk meningkatkan kemampuan sosial-
prososial, meliputi: membangun kerjasama, emosional anak di atas yaitu dengan
memahami adanya perbedaan perasaan menggunakan metode Role Playing.
(teman takut, saya tidak), meminjam dan Mulyasa (Pujiati, 2013) tentang
meminjamkan mainan. Peningkatan Ketrampilan Sosial Melalui
Metode Bermain Peran (role playing),

78
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak…(Refisi Duha)

menjelaskan bahwa role playing adalah ‘Penerapan Metode Bermain Peran (role
mengeksplorasi hubungan antar manusia playing) Berbantuan Media Konkret Dalam
dengan cara memperagakannya dan Meningkatkan Perkembangan Sosial
mendiskusikannya sehingga secara Emosional Anak”. Penelitian ini merupakan
bersama-sama dapat mengeksplorasi penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil akhir
perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi dari penelitian ini adalah terjadi
pemecahan masalah. Biasanya anak didik peningkatan perkembangan sosial-
memilih di antara beberapa topik yang emosional anak kelompok B TK Widya
diberikan kepada anak didik. Naskah Bhakti Tua setelah diterapkan metode
pendek yang dibawakan biasanya sudah bermain peran berbantuan media konkret
mengandung situasi permasalahan. Sesudah sebesar 23,43%. Hal ini diketahui dari
bermain peran berlangsung, masing-masing peningkatan rata-rata persentase anak siklus
individu mendiskusikan bagaimana I sebesar 58,90% yang berada pada kategori
perasaan-perasaan mereka. rendah menjadi sebesar 82,33% pada siklus
Dengan demikian tujuan dari II yang berada pada kategori tinggi.
penelitian ini adalah Untuk meningkatkan Penelitian senada terdapat dalam
kemampuan sosial-emosional anak melalui penelitian Farida dan Muhammad Reza
metode role playing di KB/TK Fransiskus tahun 2014 dengan judul “Meningkatkan
Xaverius 78, Salatiga. Kemampuan Sosial Emosional Anak
KAJIAN PUSTAKA Melalui Metode Bermain Peran Pada
Kelompok Usia 3-4 Tahun Di PPT
Kajian tentang penggunaan metode Cempaka Kota Surabaya”. Penelitian ini
role playing dalam meningkatkan merupakan penelitian tindakan kelas
kemampuan sosial-emosional pada anak (Classroom Research) yang dirancang
memang bukan pertama kali dilakukan. dalam siklus berulang. Berdasarkan hasil
Sejauh penelusuran yang dilakukan, peneliti penelitian pada siklus I menunjukkan
menemukan beberapa hasil penelitian bahwa hasil kemampuan sosial
berkaitan dengan judul yang diangkat. emosional anak mencapai 50%. Hasil
Jurnal Pendidikan Usia Dini oleh Desti persentase tersebut belum sesuai dengan
Pujiati dengan judul “Peningkatan kriteria tingkat pencapaian perkembangan
Ketrampilan Sosial Melalui Metode anak yaitu 75%, Oleh karena itu penelitian
Bermain Peran” tahun 2013. Jurnal ini ini berlanjut pada siklus II. Hasil
merupakan penelitian tindakan (Action penelitian pada siklus II mengalami
Research) menggunakan sepuluh tindakan peningkatan sebesar 85%. Berdasarkan
dengan tema yang berbeda. Hasil akhir hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan
penelitian menunjukan bahwa penggunakan bahwa metode bermain peran dapat
metode role playing terbukti efektif dan meningkatkan kemampuan sosial emosional
berdampak positif dalam meningkatkan kelompok anak usia 3-4 tahun di PPT
ketrampilan sosial pada anak dimana Cempaka Surabaya.
terdapat peningkatan yang signifikan.
Hasil penelitian lain dari Wintari,
dkk pada tahun 2015 dengan judul

79
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 77-87

METODE PENELITIAN tidak dengan menggunakan instrumen


Metode penelitian yang digunakan pengamatan dan observasi sistematis yang
dalam penelitian ini adalah Penelitian dilakukan menggunakan pedoman sebagai
instrumen penelitian. Teknik pengumpulan
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu pencermatan data dalam penelitian ini adalah
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah menggunakan observasi sistematis dimana
tindakan yang sengaja dimunculkan dan penulis membuat instrumen kegiatan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara indicator yang akan dimunculkan dalam
bersamaan (Arikunto dkk, 2009). Penelitian penelitian.
tindakan kelas ini dilakukan dalam dua Catatan lapangan adalah catatan
siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing- tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
masing siklus dilakukan dalam tiga kali dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pertemuan. Menurut Arikunto (Ramdhani, pengumpulan data dan refleksi terhadap
2014) penelitian tindakan kelas dilakukan data dalam penelitian kualitatif (Arikunto,
dengan langkah-langkah berikut yaitu: 1) 2010). Catatan lapangan ini akan digunakan
Tahap perencanaan, 2) Tahap Pelaksanaan, untuk mencatat semua temuan selama
3) Tahap Pengamatan, dan 4) Refleksi. proses kegiatan pembelajaran atau yang
Subyek penelitian adalah anak-anak diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam
pedoman observasi.
kelas kelompok bermain di KB Fransiskus
Xaverius 78 Salatiga yang terdiri dari 12 INSTRUMEN PENELITIAN
anak, 6 anak laki-laki dan 6 anak
Instrumen penelitian adalah alat atau
perempuan dengan rentang usia 3-4 tahun.
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
TEKNIK PENGUMPULAN DATA mengumpulkan data agar pekerjaannya
Metode pengumpulan data lebih mudah dan lebih baik dalam arti
meruapakan cara yang digunakan oleh cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
peneliti dalam mengumpulkan data lebih mudah diolah (Arikunto dalam
penelitiannya (Arikunto dalam Saputri, Saputri, 2015). Pengisian instrumen
2015). Adapun metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan memberikan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda centang atau ceklis pada setiap tanda
menggunakan observasi atau pengamatan atau gejala yang muncul, sehingga peneliti
dan catatan lapangan. Observasi merupakan menjadi tahu apakah metode dan kegiatan
kegiatan pengamatan langsung terhadap dalam meningkatkan kemampuan berbicara
pelaksanaan tindakan yang dilakukan. anak berhasil.
Tujuan pokok observasi adalah untuk Sebelum penulis membuat instru-
mengetahui ada tidaknya perubahan yang men penelitian terlebih dahulu penulis
terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan membuat kisi-kisi observasi. Kisi-kisi
yang sedang berlangsung (Arikunto, 2010). adalah sebuah tabel yang menunjukkan
Menurut Arikunto (2006) observasi hubungan antara hal-hal yang disebutkan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan
observasi non sistematis yang dilakukan dalam kolom (Arikunto dalam Saputri,
2015). Pembuatan kisi-kisi berguna sebagai

80
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak…(Refisi Duha)

acuan dalam membuat instrumen karena Keterangan:


dapat menunjukkan kaitan antara variabel F = Frekuensi yang dicari presentasinya
dengan sumber data N = Number of cases (Jumlah frekuensi
atau banyaknya individu)
TEKNIK ANALISIS DATA
P = Angka presentase
Bogdan (dalam Saputri, 2015)
mengemukakan bahwa analisis data Langkah-langkah analisis data dalam
merupakan penyusunan data yang diperoleh penelitian ini yaitu:
secara sistematis dari hasil observasi dan 1) Hasil observasi diberi skor (3, 2
catatan lapangan sehingga dapat mudah atau 1) pada setiap masing-masing
dipahami dan temuannya dapat indikator keterampilan berbicara
diinformasikan kepada orang lain. 2) Masing-masing indikator dihitung
Selanjutnya, untuk mengetahui keefektifan rata-rata kemampuan anak pada
suatu metode yang digunakan pada setiap pertemuan menggunakan
penelitian tindakan kelas ini digunakan rumus di atas (Purwanto dalam
analisis deskriptif kualitatif dan analisis Ramadhani, 2014)
deskriptif kuantitatif. Data kualitatif 3) Persentase keberhasilan dihitung
diperoleh dari penggunaan lembar dengan cara skor pada setiap
observasi aktivitas siswa selama proses indicator dijumlah lalu dibagi
pembelajaran berlangsung. Analisis dengan skor maksimal
deskriptif kuantitatif dipergunakan untuk 4) Hasil persentase setiap indikator
menentukan hasil yang diperoleh tersebut akan menghasilkan rata-
berdasarkan teknik skoring. rata ketercapaian anak pada setiap
Tujuan analisis data dalam pertemuannya
penelitian ini adalah untuk memperoleh 5) Analisis data diambil berdasarkan
kepastian, peningkatan dan perubahan hasil persentase rata-rata
sebagaimana yang diharapkan oleh penulis kemampuan sosial emosional anak
bukan untuk membuat generalisasi atau pada setiap pertemuan kemudian
pengujian suatu teori. Untuk mengetahui dipaparkan selisihnya
tingkat keberhasilan penelitian tindakan 6) Hasil persentase setiap siklus nya
kelas ini perlu dilakukan identifikasi pada diperjelas dalam bentuk tabel dan
skor yang telah diperoleh. Adapun rumus grafik.
yang digunakan untuk mencari persentase
(Sudijono dalam Saputri, 2015) dalam Setelah melakukan pengumpulan
penelitian ini adalah sebagai berikut : data dengan lengkap, selanjutnya peneliti
berusaha menyusun dan mengelompokkan
F data serta menyeleksi data yang ada dalam
P= X 100 % penelitian ini. Hal ini berfungsi sebagai
N jawaban atas rumusan masalah yang telah
Gambar 3.2 Rumus Persentase ditetapkan. Menurut Arikunto (Saputri,
2015), data yang diperoleh dalam penelitian

81
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 77-87

ini diinterpretasikan dalam empat tingkatan Interval :9–3=6


yang disajikan dalam Tabel 7 berikut ini: 6:3=2
Nilai maksimal :3x3=9
Nilai minimal :3x1=3

Tabel 6 Kriteria Keberhasilan Yang Dicapai


Kriteria Nilai Skor
Berkembang sangat baik (BSB) 7–9
Berkembang sesuai harapan (BSH) 5–6
Belum berkembang (BB) 3–4

HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan metode role playing, hasil data


siklus I dan hasil data siklus II.
Penelitian ini telah dilaksanakan di
Adapun hasil pratindakan
kelas Kelompok Bermain (KB) Fransiskus
kemampuan sosial emosional anak
Xaverius 78 Salatiga yakni kelas yang
kelompok bermain di KB Fransiskus
diberikan perlakuan atau tindakan metode
Xaverius 78 Salatiaga adalah sebagai
role playing. Hasil penelitian terdiri dari
berikut:
data pratindakan atau sebelum diberikan

Tabel 1. Kemampuan Sosial Emosional Anak Pada Pratindakan

Kriteria Frekuensi Persentase


BSB 4 33%
BSH 3 25%
BB 5 42%
Total 12 100

Berdasarkan hasil data kemampuan Setelah memperoleh data diatas


sosial emosional anak saat pratindakan yang maka penulis menindak lanjutkan pada
terdapat pada tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 pemberian perlakuan atau alur siklus yaitu
diketahui bahwa terdapat 4 anak atau 33% siklus I. Pada siklus I penulis merancang
yang mempunyai kemampuan sosial kegiatan role playing yang akan dilakukan
emosional yang berkembang sangat baik yaitu mulai dari menyusun rencana kegiatan
(BSB), kemudian 3 anak atau 25% yang harian, menyusun alur cerita untuk role
kemampuan sosial emosionalnya termasuk playing, menyiapkan media role playing.
dalam kategori berkembang sesuai harapan Setiap pertemuan mencakup tiga langkah
(BSH) dan terdapat 5 anak atau 42% yang utama yaitu pembuakaan, inti dan penutup.
kemampuan sosial emosionalnya belum Setelah menyelesaikan siklus I dengan tiga
berkembang (BB). kali pertemuan penulis telah merangkum
hasil data sebagai berikut :

82
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak…(Refisi Duha)

Tabel 2. Kemampuan Sosial Emosional Anak Setiap Pertemuan Pada Siklus I


Kriteria P1 P2 P3
F % F % F %
BSB 4 33 6 50 6 50
BSH 5 42 4 33 4 33
BB 3 25 2 17 2 17
Total 12 100 12 100 12 100

Pada tabel diatas dapat dilihat perbaikan terutama dari alur cerita role
bahwa terjadi peningkatan kemampuan playing, media role playing, dan
sosial emosional anak kelompok bermain kemantapan penulis dalam mengendalikan
setelah diberikan metode role playing. kelas.
Namun peningkatan tersebut belum Siklus II kembali dilakukan seperti
memenuhi standar pencapaian yang telah pada siklus I yang terdiri dari tiga kali
ditetapkan oleh penulis, dengan demikian pertemuan. Setelah melakukan kegiatan
akan dilanjutkan pada siklus II. Sebelum role playing sebanyak tiga kali, penulis
melanjutkan pada siklus II penulis merangkum hasil data dari pertemuan 1
melakukan beberapa refleksi atau evaluasi sampai pertemuan ke-3. Adapun hasil data
pada siklus I. Beberapa hal perlu dilakukan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kemampuan Sosial Emosional Anak Setiap Pertemuan Pada Siklus II

Kriteria P1 P2 P3
F % F % F %
BSB 8 67 9 75 12 100
BSH 3 25 3 25 0 0
BB 1 8
Total 12 100 12 100 12 100

Tabel 4. Perbandingan Kemampuan Sosial Emosional Anak Pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II

Kriteria Pratindakan Siklus 1 Siklus II


F Persentase F Persentase F Persentase
BSB 4 33% 6 50% 12 100
BSH 3 25% 4 33% 0 0
BB 5 42% 2 17% 0 0
Total 12 100% 12 100% 12 100

Tabel 5. Skor Total dan Persentase Kemampuan Sosial Emosional Anak Pratindakan Siklus I dan Siklus II
Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II
Skor Total 68 81 102

Persentase (%) 62.96 75 94. 44

83
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 77-87

Pada saat perbaikan yang dilakukan (BB). Pada kemampuan anak dapat
pada siklus II dapat dilihat bahwa menunjukkan sikap minta maaf ketika
peningkatan kemampuan sosial emosional berbuat salah diperoleh data 2 anak atau
anak melalui metode role playing terjadi 17% dari semuan jumlah anak yang
peningkatan yang sangat signifikan dan memenuhi kriteria berkembang sangat baik
sudah mencapai tingkat keberhasilan yang (BSB), 4 anak atau 33% dari semua jumlah
diharapkan dan telah ditetapkan. Hasil anak yang memiliki kriteria berkembang
pengamatan pada tindakan siklus II, tentang sesuai harapan (BSH), dan 6 anak atau 50%
peningkatan kemampuan sosial emosional dari semua jumlah anak yang masuk kriteria
anak kelompok bermain melalui metode belum berkembang (BB).
role playing telah menunjukan bahwa hasil Pada tindakan siklus I terjadi
anak yang masuk kriteria berkembang peningkatan namun belum memenuhi target
sangat baik (BSB) telah mencapai lebih dari keberhasilan yang ditetapkan. Dalam
80%, sehingga kegiatan peningkatan pelaksanaan siklus I terdapat banyak
kemampuan sosial emosional anak melalui kendala yang memicu pelaksanaan tindakan
metode role playing dihentikan. menjadi kurang maksimal sehingga
Kemampuan sosial emosional anak peningkatan yang diharapakan tidak terjadi.
secara keseluruhan sebelum tindakan atau Hasil data yang diperoleh ketika
prasiklus diperoleh hasil 4 anak atau 33% pelaksanaan tindakan siklus I pada
dari jumalah semua anak yang memenuhi peningkatan kemampuan sosial emosional
kriteria berkembang sangat baik (BSB), 3 anak melalui metode role playing secara
anak atau 25% dari semua jumlah anak keseluruhan terdapat 6 anak atau 50% dari
yang memiliki kriteria berkembang sesuai jumlah anak yang memenuhi kriteria
harapan (BSH) dan 5 anak atau 42% dari berkembang sangat baik (BSB), 4 anak atau
jumlah semua anak yang memiliki kriteria 33% dari jumlah anak yang memilki kriteria
belum berkembang. Pada kemampuan anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan 2
dapat menunggu giliran atau mengantri anak atau 17% dari jumlah anak yang
diperoleh data 5 anak atau 42% dari jumlah masuk kriteria belum berkembang (BB).
anak yang mempunyai kriteria berkembang Pada siklus I untuk kategori kemampuan
sangat baik (BS), 4 anak atau 33% anak anak bersabar menunggu giliran dengan
yang memiliki kriteria berkembang sesuai mengantri diperoleh data 5 anak atau 42%
harapan (BSH) dan 3 anak atau 25% anak anak yang memenuhi kriteria berkembang
yang masuk kriteria belum berkembang sangat baik (BSB), 6 anak atau 50% anak
(BB). Untuk kemampuan anak dapat yang memiliki kriteria berkembang sesuai
mengharagai atau menunjukan sikap mau harapan (BSH) dan 1 anak atau 8% yang
mendengarkan orang lain berbicara masuk kriteria belum berkembang (BB).
diperoleh data 4 anak atau 33% anak yang Untuk kategori anak menunjukan sikap mau
memenuhi kriteria berkembang sangat baik mendengarkan orang lain berbicara
(BSB), 2 anak atau 17% anak yang diperoleh 4 anak atau 33% anak yang
memiliki kriteria berkembang sesuai memenuhi kriteria berkembang sangat baik
harapan (BSH), dan 6 anak atau 50% anak (BSB), 2 anak atau 17% anak yang memilki
yang masuk kriteria belum berkembang kriteria berkembang sesuai harapan (BSH)

84
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak…(Refisi Duha)

dan 6 anak atau 50% anak yang masih usaha anak dalam melakukan kegiatan role
belum berkembang (BB). Untuk kategori playing dengan baik.
anak dapat minta maaf ketika berbuat salah Setelah perbaikan tindakan yang
diperoleh 5 anak atau 42% anak yang dilakukan pada siklus II terdapat hasil yang
memenuhi kriteria berkembang sangat baik memuskan, dimana meningkatkan
(BSB), 3 anak atau 25% anak yang kemampuan sosial emosional pada anak
memiliki kriteria berkembang sesuai kelompok bermain melalui metode role
harapan (BSH) dan 4 anak atau 33% anak playing telah meningkat sesuai indikator
yang masuk kriteria belum berkembang keberhasilan yang telah ditetapkan. Adapun
(BB). hasil kemampua sosial emosional anak
Berdasarkan pembahasan diatas secara keseluruhan yang diperoleh setelah
setelah pelaksanaan tindakan siklus I dapat melaksanakan siklus II adalah semua anak
dilihat bahwa hasil yang diperoleh tidak masuk dalam kriteria berkembang sangat
jauh berbeda dengan hasil data saat baik (BSB) dengan skor total 102 dan
pratindakan. Peningkatan kemampuan persentase keberhasilan mencapai 94%.
sosial emosional anak kelompok bermain Hasil yang telah diperoleh menunjukkan
melalui metode role playing setelah bahwa meningkatkan kemampuan sosial
pelaksanaan tindakan siklus I telah emosional anak kelompok bermain melalui
meningkat namun belum memenuhi target metode role playing telah berhasil karena
indikator keberhasilan yang telah persentase keberhasilan mencapai 94% dari
ditetapkan. Dengan adanya peningkatan target keberhasilan yang telah ditentukan
kemampuan sosial emosional anak melalui yaitu 80%.
metode role playing yang belum memenuhi Adapun hasil data untuk setiap
target keberhasilan maka diperlukan adanya kategori kemampuan sosial emosional anak
perbaikan tindakan pada siklus II yaitu adalah untuk kemampuan anak menunggu
penulis menggunakan suara yang lebih giliran dengan mengantri diperoleh data 11
lantang ketika menjelaskan dan bercerita anak atau 92% dari jumlah anak yang
pada anak, penulis menggunakan bahasa memenuhi kriteria berkembang sangat baik
atau kalimat yang sederhana sehingga dapat (BSB), 1 anak atau 8% dari jumlah anak
dipahami oleh anak, media yang digunakan yang memiliki kriteria berkembang sesuai
diubah penampilannya dimana pada saat harapan (BSH), dan 0% atau tidak ada anak
pelaksanaan tindakan siklus I penulis yang masuk kriteria belum berkembang
membuat atau menggambar sendiri namun (BB). Untuk kategori anak dapat
pada saat siklus II penulis menggunakan menunjukan sikap mau mendengarkan
gambar yang lebi menarik hasil dari orang lain berbicara diperoleh 10 anak atau
pencarian di internet dan terkahir penulis 83% dari jumlah anak yang memenuhi
mengatur posisi anak-anak yaitu dengan kriteria berkembang sangat baik (BSB), 2
Line Up P-L-P-L. Selain itu, penulis juga anak atau 17% dari jumlah anak yang
memotivasi dan memberikan semangat berkembang sesuai harapan (BSH) dan 0%
untuk semua anak serta memberikan hadiah atau tidak ada anak yang belum
atau berupa Reward sebagai apresiasi untuk berkembang (BB). Untuk kategori anak
dapat minta maaf ketika bersalah diperoleh

85
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 77-87

10 anak atau 83% dari jumlah anak yang diceritakan oleh penulis c) dan penulis
memenuhi kriteria berkembang sangat baik memberikan motivasi pada anak-anak dan
(BSB), 1 anak atau 8% dari jumlah anak reward sebagai apresiasi untuk usaha anak-
yang berkembang sesuai harapan (BSH) anak dalam melakukan role playing dengan
dan 1 anak atau 8% dari jumlah anak yang baik.
masih belum berkembang (BB). Dari hasil
Saran
diatas dapat dilihat bahwa masing-masing
kategori kemampaun sosial emosionala Adapun beberapa saran yang dapat
anak meningkat dan telah mencapai 80%. diberikan oleh penulis berkaitan dengan
Jadi, dengan dilaksankannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
kegiatan role playing untuk meningkatkan a) Bagi Guru
kemampuan sosial emosional anak Role playing dapat digunakan
kelompok bermain di KB/TK Fransiskus 78 sebagai salah satu metode untuk
Salatiga yang melalui dua siklus telah membantu dan menstimulasi
berhasil dilakukan dan menunjukan hasil kemampuan sosial emosional anak
yang memuaskan bagi penulis, bagi anak kelompok bermain, diharapkan guru
dan juga bagi guru kelas. dapat lebih kreatif dalam mencipatkan
pembelajaran untuk anak dan juga lebih
KESIMPULAN DAN SARAN
menyusun kegiatan pembelajaran yang
Kesimpulan dapat membuat anak dapat berekspresi
Berdasarkan hasil dan pembahasan dan mengembangkan kemampuan
yang telah dilakukan, dapat ditarik satu dalam bersosialisasi serta matang dalam
kesimpulan bahwa kegiatan role playing emosionalnya. Guru dapat
dapat meningkatkan kemampuan sosial menggunakan media pembelajaran yang
emosional anak kelompok bermain di lebih menarik bagi anak, dan
KB/TK Fransiskus Xaverius 78 Salatiga. menggunakan kalimat-kalimat
Hal ini dapat dibuktikan dengan sederhana sehingga mudah untuk
peningkatan rata-rata kemampuan sosial dipahami oleh anak
emosional anak yang telah dicapai, dimana b) Bagi Peneliti Selanjutnya
pada saat pratindakan diperoleh hasil Diharapkan dapat menyusun
62.96%, lalu pada siklus I meningkat skenario role playing yang lebih
menjadi 75%, kemudian meningkat lagi menarik dan jelas untuk anak, baik dari
menjadi 94.44% pada siklus II. segi alur cerita, media dan rencana
Kemampuan sosial emosional anak kegiatan pembelajarannya. Selain itu
kelompok bermain mengalami peningkatan gunakan kalimat sederhana bagi anak
setelah penulis memberikan tindakan yang dan juga menggunakan penjelasan
dilakukan melalui beberapa tahapan dan kegiatan dalam bahasa yang singkat dan
proses diantaranya adalah a) penulis jelas agar lebih mudah dipahami oleh
menceritakan cerita b) kemudian anak anak.
diminta untuk melakukan role playing
dengan mengikuti alur cerita yang

86
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak…(Refisi Duha)

DAFTAR PUSTAKA Kemampuan Sosial Emosional Anak


Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah
Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Bustanul Athfal 5 Mataram. Jurnal
Paedagogy.
Aksara.
Farida, Farida dan Muhammad Reza. 2014. Sujiono, Bambang. 2005. Menu
Meningkatkan Kemampuan Sosial Pembelajaran Anak Usia Dini.
Emosional Anak Melalui Metode Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan
Bermain Peran Pada Kelompok Usia Indonesia.
3-4 Tahun Di PPPT Cempaka Kota Siska, Yulia. 2011. Penerapan Metode
Surabaya. E-Journal UNESA. Bermain Peran (Role Playing)
PAUD Teratai. Dalam Meningkatkan Keterampilan
Ismawati, dkk. 2016. Penerapan Metode Sosial dan Keterampilan Berbicara
Role Playing Untuk Meningkatkan Anak Usia Dini. Penelitian
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tindakan Kelas. Edisi Khusus 2.
Hubungan Makhluk Hidup Dengan Susanti, Meila Herly. 2013. Upaya
Lingkungannya. Jurnal Pena Ilmiah. Meningkatkan Kecerdasan Sosial
Mayar, Farida. 2013. Perkembangan Sosial Emosional Anak Melalui Bermain
Anak Usia Dini Sebagai Bibit Masa Peran Pada TK A PAUD Taman
Belia Candi Semarang Tahun
Depan Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim,
Jilid 1, Nomor 6. Ajaran 2012/2013. Skripsi.
Nurmalitasari, Femmi. 2015. Wintari, Ni Luh Mira, dkk. 2015.
Perkembangan Sosial Emosi Pada Penerapan Metode Bermain Peran
Anak Usia Prasekolah. Buletin (Role Playing) Berbantuan Media
Psikologi. Konkret Dalam Meningkatkan
Pujiati, Desti. 2012. Peningkatan Perkembangan Sosial emosional
Keterampilan Sosial Melalui Anak. E-Journal PG PAUD
Metode Bermain Peran. Jakarta : Universitas Pendidikan Ganesha.
Jurnal Pendidikan Usia Dini. Wulandari, Lathifa dan Sri Setyowati. 2009.
Pujiati, Desti. 2013. Peningkatan Meningkatkan Kemampuan Sosial
Keterampilan Sosial Melalui Emosional Anak Melalui Metode
Metode Bermain Peran. Jurnal Bermain Peran Pada Kelompok B
Pendidikan Anak Usia Dini. PPT Kuncup Harapan Surabaya.
Rachmawati, Ali Nugraha. 2013. Metode Universitas Negeri Semarang.
Pengembangan Sosial Emosional. Wahyuni, Sri. 2014. Penerapan Metode
Tangerang. : Universitas Terbuka. Bermain peran Untuk Peningkatan
Rabiah dan Wayan Tamba. 2014. Pengaruh Kemampuan Sosial Anak. Skripsi.
Bermain Peran Terhadap

87

Anda mungkin juga menyukai