Anda di halaman 1dari 6

Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini | p-ISSN 2087-1317 | e-ISSN 2621-8321

Vol.11. No.2 November 2020 | Hal 96-101

ANALISIS KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B

Siti Halimatul Qowiyah1


1
Universitas Negeri Malang

Abstract: This research is based on the phenomenon related to children's learning of


interpersonal intelligence. The purpose of this research is to find out where the children of
group B Kindergarten learn about interpersonal intelligence. the findings of this study
explained the learning achievement of children group B about interpersonal intelligence.
This study used a qualitative approach with type of case study. The research location is at
TK Hidayatul Qur'an District of Lawang, Malang. The research informant is the principal
and a teacher of group B2. Process of collecting data through observation with field
records, documentation and interviews. The results of this research is the discovery of
problems in child learning outcome related to interpersonal intelligence: (1) The child still
likes to disturb a friend; (2) The child only wants to play with his close friends; (3) The
child has not been able to cooperate; (4) The child has not been able to have good listening
skills.
Keyword: Interpersonal Intelligence, early childhood, problems

Abstrak: Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan yang
menunjukkan permasalahan terkait dengan capaian belajar anak mengenai kecerdasan
interpersonal. Tujuan penelitian ini untuk menemukan sejauh mana capaian belajar anak
kelompok B tentang kecerdasan interpersonal. Temuan penelitian ini menjelaskan
pencapaian pembelajaran anak kelompok B tentang kecerdasan interpersonal. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi
penelitian berada di TK Hidayatul Qur’an Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.
Informan penelitian yaitu kepala sekolah dan guru kelas kelompok B2. Proses
pengumpulan data melalui observasi dengan catatan lapangan dan dokumentasi serta
wawancara. Hasil Penelitian ini adalah ditemukannya permasalahan dalam capaian belajar
anak yang berkaitan dengan kecerdasan interpersonal yaitu: (1) Anak masih suka
mengganggu teman; (2) Anak hanya mau bermain dengan teman dekatnya saja; (3) Anak
belum mampu bekerjasama; (4) Anak belum mampu memiliki keterampilan mendengarkan
dengan baik.
Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Anak Usia Dini, permasalahan

1
Universitas Negeri Malang, Email: haliimatulqowiyah@gmail.com

96 Cakrawala Dini: Vol. 11 No. 2, November 2020


PENDAHULUAN agar dalam proses pemberian stimulasi
Tujuan dari penulisan artikel ini nantinya dapat sesuai dengan tahap
adalah untuk memberikan wawasan dan perkembangan anak. Amstrong (2005)
informasi kepada para pembaca, pendidik mengungkapkan bahwa kecerdasan
PAUD, penggiat pendidikan, dan orang interpersonal ialah kemampuan individu
tua tentang pentingnya keterlibatan orang untuk memahami maupun bekerjasama
tua yang baik yang menyekolahkan dengan orang lain di sekitarnya.
anaknya di sekolah dengan program full Kecerdasan interpersonal ini erat
day school (sekolah sehari penuh) hubungannya dengan hubungan sosial.
maupun half day school (sekolah setengah Indikator kecerdasan interpersonal
hari). menurut Amstrong yaitu kemampuan
Dalam kehidupan masa depannya, bekerjasama, kemampuan berempati, dan
anak membutuhkan adanya pengakuan kemampuan dalam menjalin interaksi
sosial yang diperoleh dari lingkungannya, dengan orang lain. Safaria (2005)
sehingga penting bagi anak untuk mengungkapkan bahwa terdapat tiga
memiliki kecerdasan bersosial yang dapat dimensi dalam kecerdasan interpersonal
dikembangkan sejak masa kecilnya. yaitu kepekaan sosial (social sensivity)
Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan yang terdiri dari sikap empati dan
interpersonal. Lwin (2008) menyatakan prososial, pemahaman sosial (social
bahwa kecerdasan interpersonal adalah insight) yang terdiri dari kesadaran diri,
kemampuan yang dimiliki individu untuk pemahaman nilai sosial dan pemecahan
berhubungan dengan orang-orang yang masalah secara efektif , komunikasi sosial
ada di sekitarnya. Dengan memiliki (social communication) yang terdiri dari
kecerdasan interpersonal yang baik, maka komunikasi verbal berupa berbicara dan
individu dapat menjalin hubungan yang mendengarkan serta komunikasi non
baik pula dengan orang lain. Buhrmester verbal berupa penampilan fisik.
dkk (1988) mengungkapkan bahwa Kecerdasan interpersonal anak akan lebih
individu dengan kecerdasan interpersonal menonjol ketika ia berada di usia 5-6
tinggi akan mampu membangun dan tahun. Karena pada usia ini anak sudah
memelihara hubungannya dengan orang tumbuh dan berkembang dengan berbagai
lain melalui kemampuannya dalam pengalamannya sehingga ia lebih mampu
berinteraksi sehingga mampu menunjukkan sistem komunikasi
memecahkan masalah yang nantinya akan sosialnya. Dalam Permendikbud Nomor
ia hadapi. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Kecerdasan yang dimiliki oleh Pendidikan anak Usia Dini terdapat
anak usia dini sangat penting adanya tingkat pencapaian kecerdasan
untuk mendapatkan stimulus. Gardner interpersonal anak usia 5-6 tahun,
mengungkapkan bahwa perkembangan diantaranya memperlihatkan
kecerdasan pada masa kanak-kanak akan kemampuannya sendiri untuk
mengalami peningkatan dari 50% menjadi menyesuaikan dengan situasi, bermain
80% dalam capaian perkembangannya. dengan teman sebaya, memahami
Namun perkembangan tersebut akan perasaan temannya, berbagi barang
tercapai apabila anak mendapatkan miliknya, menghargai hak orang lain,
stimulasi yang tepat dari lingkungan menyelesaikan masalah, bersikap
sekitarnya. Sebagai orang dewasa yang kooperatif, bersikap toleran,
berperan penting dalam membantu mengekspresikan emosinya, dan
perkembangan kecerdasan interpersonal mengenal tata krama.
anak, sudah seharusnya memahami Untuk membantu anak
indikator-indikator yang termasuk dalam mendapatkan stimulus yang tepat, orang
kategori kecerdasan interpersonal tersebut dewasa di lingkungan sekitar anak sangat

Siti Halimatul Qowiyah: Analisis Kecerdasan Interpersonal Anak Kelompok B 97


berperan penting di dalamnya, baik anak kelompok B2 di TK Hidayatul
keluarga, orangtua, maupun guru. Dalam Qur’an Lawang dan kemudian
Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 menemukan penyebab permasalahan yang
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal terjadi untuk dapat memberikan
28 ayat 3 disebutkan bahwa TK/RA penawaran alternatif terhadap
merupakan pendidikan formal dalam permasalahannya.
cakupan pendidikan anak usia dini yang
bertujuan untuk membantu anak didik METODOLOGI PENELITIAN
dalam mengembangkan berbagai potensi Penelitian ini menggunakan
yang dimilikinya yaitu meliputi aspek pendekatan penelitian kualitatif dengan
nilai agama dan moral, kognitif, sosial jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini
emosional, bahasa, motorik, dan kesenian. dilakukan untuk menggali informasi dan
Kecerdasan interpersonal ini dapat kemudian mengungkapkannya secara
berkembang sejak usia dini melalui deskriptif berdasarkan kondisi yang
intervensi lingkungannya Sehingga guru sebenarnya. Penelitian studi kasus ini
dalam Pendidikan Anak Usia Dini juga dipilih karena sesuai dengan tujuan
berperan untuk membantu anak penelitian yaitu menemukan capaian
mengembangkan kecerdasan belajar tentang kecerdasan interpersonal
interpersonalnya. Berbagai metode dapat pada anak kelompok B.
diterapkan oleh guru untuk membantu Sumber data utama dalam
anak mengembangkan kecerdasan penelitian ini adalah perkembangan atau
interpersonalnya. Menurut Goleman capaian belajar anak terkait dengan
(2001) ada beberapa metode yang dapat kecerdasan interpersonal yang meliputi
diterapkan dalam mengembangkan sikap deskripsi kegiatan anak didik maupun
empati anak yaitu bercerita, ceramah, dan pembelajaran di kelas. Informan dalam
pembiasaan. Sedangkan menurut Vitale penelitian ini adalah kepala sekolah dan
(2007) meliputi keteladanan dan guru kelas B2. Selain itu, sumber data
karyawisata. Semua metode tersebut penelitian ini juga didapatkan melalui
bukan hanya dapat diterapkan untuk foto-foto pembelajaran anak di kelas dan
mengembangkan sikap empati saja, dokumen pendukung lainnya.
namun juga bisa digunakan untuk Prosedur pengumpulan data dalam
mengembangkan sikap yang berkaitan penelitian ini melalui tiga teknik yaitu
dengan kecerdasan interpersonal lainnya. observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan pengamatan yang Observasi dilakukan dengan
dilakukan pada bulan Oktober sampai menggunakan catatan lapangan yang
November 2019, menunjukkan bahwa digunakan sebagai catatan untuk
kelompok B2 sudah mendapatkan mendeskripsikan keadaan yang terjadi di
pembelajaran yang berkaitan dengan lapangan. Wawancara yang digunakan
kecerdasan interpersonal sesuai dengan adalah wawancara semi terstruktur dan
standar nasional pencapaian pembelajaran tidak terstruktur yang dilakukan untuk
yang telah disebutkan. Guru juga menciptakan suasana bebas dan akrab
membantu anak di dalam perkembangan dengan informan. Sedangkan
kecerdasan interpersonal anak. Namun dokumentasi dalam penelitian ini adalah
terdapat permasalahan yang terjadi foto kegiatan anak dan proses
berkaitan dengan kecerdasan pembelajaran serta beberapa profil
interpersonal tersebut. Berdasarkan lembaga sekolah.
dengan tujuan penelitian yang ingin Analisis data dalam penelitian ini
dicapai maka penelitian ini bermaksud dilakukan selama proses pengumpulan
untuk menemukan sejauh mana capaian data berlangsung. Sehingga proses
belajar tentang kecerdasan interpersonal analisis dan pengumpulan data

98 Cakrawala Dini: Vol. 11 No.2, November 2020


berhubungan secara interaktif. Setelah ketercapaian belajarnya yang berkaitan
pengumpulan data di lapangan telah usai, dengan kemampuannya memecahkan
analisis data dilakukan berdasarkan masalah secara efektif yang juga
temuan-temuan yang didapatkan dari dibuktikan melalui hasil wawancara dan
proses pengumpulan data. Aktivitas catatan lapangan yaitu anak mampu
dalam analisis data tersebut meliputi menjadi penengah terhadap maslah yang
reduksi data dengan memilih fokus terjadi di sekitarnya.
terhadap data terkait permasalahan yang Sedangkan dalam dimensi
terjadi pada kecerdasan interpersonal komunikasi sosial, ketercapaian belajar
anak, kemudian penyajian data yang anak dalam mendengarkan secara efektif
disajikan dalam bentuk naratif dalam masih kurang. Anak belum mampu
setiap hasil pengumpulan data, terakhir mendengarkan orang lain yang sedang
merupakan penarikan kesimpulan yang berbicara terutama dalam kaitannaya
didapatkan melalui bukti-bukti kuat yang dengan pembelajaran yang dilakukan guru
kemudian disertakan alternatif pemecahan di kelas. Anak cenderung suka berbicara
masalahnya. dengan teman, mengganggu teman atau
bermain sendiri. Hal ini dikhawatirkan
HASIL PENELITIAN dapat mempengaruhi hubungan interaksi
Berdasarkan proses analisis data anak ketika berada di lingkungannya.
yang telah dilakukan, hasil penelitian Selain itu, kemampuan berbicara anak
menunjukkan bahwa dalam dimensi sudah baik. Dibuktikan dengan hasil
sensitivitas sosial yang berkaitan dengan wawancara dan catatan lapangan bahwa
sikap prososial anak menunjukkan anak mampu membedakan cara berbicara
kurangnya ketercapaian belajar Hal dengan orang dewasa (guru dan orangtua)
tersebut juga didukung oleh hasil catatan maupun dengan teman sebayanya.
lapangan saat penelitian dan wawancara
bersama guru kelas. Anak belum PEMBAHASAN
memahami akan hak dan keadaan orang Kecerdasan interpesonal
lain dengan masih suka mengganggu merupakan salah satu kecerdasan yang
temannya. Di sisi lain, anak hanya mau penting untuk ditanamkan sejak masa
bermain hanya dengan teman dekatnya kanak-kanak. Melalui kecerdasan inilah
saja sehingga anak memilih-milih dalam nantinya yang akan digunakan dalam
berteman dan mengakibatkan proses membangun, membina maupun menjalin
interaksinya kurang baik yang juga hubungan sosialnya dengan orang-orang
mengakibatkan anak kurang mampu di sekitarnya baik itu keluarga, guru,
dalam bekerjasama. teman sebaya maupun orang yang baru
Kemudian dalam dimensi saja dikenalinya. Sesuai dengan
pemahaman sosial yang berkaitan dengan penyampaian Buhrmester (1998) bahwa
kesadaran diri anak menunjukkan jika seseorang memiliki kecerdasan
ketercapaian belajarnya. Didukung interpersonal yang tinggi maka ia juga
dengan bukti catatan lapangan dan hasil akan memiliki kemampuan yang tinggi
wawancara bahwa anak mampu dalam berinteraksi sehingga kemudian
bertanggung jawab dalam menyelesaikan dapat digunakan dalam mengatasi
tugasnya. Selain itu, anak juga sudah permasalahan yang dihadapinya dalam
menunjukkan ketercapaian belajarnya kehidupan.
yang berkaitan dengan memahami nilai Anak di kelompok B2 TK
atau etika sosial yang terjadi sehingga Hidayatul Qur’an memiliki variasi
mereka mampu membedakan hal apa terhadap perilaku sosial yang berkaitan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan. dengan kecerdasan interpersonal. Variasi
Setelah itu anak juga menunjukkan perilaku sosail tersebut juga tercakup di

Siti Halimatul Qowiyah: Analisis Kecerdasan Interpersonal Anak Kelompok B 99


dalam dimensi kecerdasan interpersonal anak belum mampu bekerjasama,
yang diungkapkan dalam (Safaria,2005) kemungkinan penyebabnya adalah guru
yaitu kepekaan sosial, pemahaman sosial, jarang menerapkan kegiatan kerjasama;
dan komunikasi sosial. Beberapa dimensi dan (4) anak kurang memiliki
tersebut kemudian dikembangkan ke keterampilan mendengarkan, faktor yang
dalam beberapa indikator yaitu (1) sikap mungkin menjadi penyebab adalah anak
empati, yang kemudian dapat dilihat merasa bosan dengan terus mendengarkan
melalui kemampuan anak dalam guru melalui metode ceramah. Sehingga
memahami perasaan orang lain, faktor utama yang menjadi penyebab
mengekspresikan emosi dan juga toleransi beberapa permasalahan tersebut terjadi
terhadap teman; (2) sikap prososial, yang adalah kurang menariknya cara dan media
kemudian dapat dilihat melalui guru dalam menyampaikan materi.
kemampuan anak dalam bermain dengan Seperti pernyataan Kemp dan Dayton
semua teman tanpa pilih kasih, membantu dalam (Arsyad, 2014) dalam beberapa
teman berbagi dengan orang lain dan hasil yang didapatkan melalui penelitian
bersikap kooperatif atau mampu bekerja mengungkapkan bahwa pembelajaran
sama; (3) kesadaran diri, yang dapat yang menarik dapat akan dapat
dilihat melalui kemampuan anak dalam menambah perhatian dan konsentrasi anak
bertanggungjawab memenuhi sehingga anak dapat berperan aktif di
kewajibannya; (4) pemahaman nilai dalamnya dan proses pembelajaran
sosial, yang dapat dilihat melalui menjadi lebih interaktif dan fleksibel.
kemampuan dalam menerapkan tata Beberapa alternatif terkait dapat
krama dan sopan santun; (5) pemecahan dijadikan sebagai solusi atas
masalah secara efektif yang dapat dilihat permasalahan tersebut diantaranya (1)
melalui kemampuan dalam menggunakan guru mengadakan pendekatan humanistik
masalah yang diterima sosial yaitu dengan anak; (2) guru mengadakan
mampu menjadi penengah dan meminta montrak perilaku dengan anak; (3) Guru
maaf apabila merasa melakukan memberikan reinforcement berupa
kesalahan; (6) komunikasi sosial yang reward dan punishment sewajarnya saja;
dapat dilihat melalui kemampuan (4) guru memberikan kebebasan anak
berbicara dan mendengar dengan baik. dalam memilih tempat duduknya; (5) guru
Berdasarkan hasil pengamatan lebih sering mengadakan kegiatan yang
yang telah dilakukan, ditemukan hasil melibatkan kerjasama, atau penggunaan
bahwa dalam dua indikator di atas anak metode project approavh yang terdapat
belum menunjukkan ketercapaiannya. dalam penelitian terdahulu Utami (2011)
Dalam indikator prososial ditemukan dengan judul “Peningkatan kecerdasan
masalah: (1) anak sering mengganggu Intrapersonal dan Interpersonal melalui
temannya, faktor yang mungkin menjadi pembelajaran Project Approach”; dan (6)
penyabab adalah faktor internal yaitu anak bermain peran melalui permainan
merasa bosan dan butuh akan perhatian konstruktivis dengan konsep kerjasama,
(Flicker dan Hoffman, 2006) dan faktor bebas, aktif, serta kreatif yang melibatkan
eksternal yaitu kurang menariknya proses interaksi antar teman juga dekat dengan
pembelajaran sehingga anak merasa bosan lingkungan anak yaitu permainan pasar-
mencoba mencari perhatian dengan pasaran. Sesuai dengan pernyataan
mengganggu temannya serta pemberian Karprov (2005) yaitu melalui permainan
reward maupun punishment secara yang melibatkan kehidupan nyata anak
berlebihan; (2) anak hanya mau bermain seperti pasar-pasaran tersebut, akan
dengan teman dekatnya saja, faktor yang memberikan pengalaman secara nyata
mungkin menjadi penyebabnya adalah serta mengembangkan hubungan sosial
pengelolaan kelas yang kurang efektif; (3)

100 Cakrawala Dini: Vol. 11 No.2, November 2020


anak sehingga kecerdasan interpersonal Journal of Personality and Social
anak dapat berkembang. Psychology, 55(6), 991-1008.
Goleman, D. (2001). Emotional
KESIMPULAN Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia
Dalam proses perkembangan Pustaka Utama.
kecerdasan interpersonal anak di TK
Karpov, Y. (2005). The Neo Vygotskyan
Hidayatul Qur’an Lawang ditemukan
Approach to Child Development.
permasalahan yaitu berkaitan dengan
New York, NY:
sikap peduli sosial dan komunikasi sosial.
Cambridge.University Press.
Anak masih suka mengganggu teman,
belum mampu bermain dengan semua Lwin, May. (2008). Cara
teman, belum mampu bekerjasama dan Mengembangkan Berbagai
belum mampu mendengarkan dengan Komponen Kecerdasan.
baik. Timbulnya permasalahan tersebut Yogyakarta: PT. Indeks.
diduga terjadi karena beberapa faktor. Flicker, S. Eillen., and Hoffman, J.
Namun ada satu faktor utama yang Andron. (2006). Guiding Children’s
mendasari permasalahan tersebut dapat Behavior. New York and London:
terjadi, yaitu kurang menariknya metode Teacher College Press.
dan media yang diterapkan guru dalam Safaria. ( 2005). Interpersonal
pembelajaran karena sebagian besar Intelligence: Metode
pembelajaran menggunakan metode Pengembangan Kecerdasan
ceramah dan pemberian LKA pada anak, Interpersonal Anak. Yogyakarta:
serta media yang sudah sering dan selalu Amara Books.
digunakan sehingga kurang bervariasi.. Undang – Undang nomor 20 Tahun 2003
Peneliti menemukan beberapa tentang Sistem Pendidikan Nasional
alternatif yang dapat digunakan untuk
Utami, A. D. (2012). Peningkatan
mengatasi permasalahan tersebut. Satu
Kecerdasan Intrapersonal dan
diantaranya yaitu bermain peran dengan
Kecerdasan Interpersonal melalui
menerapkan permainan pasar-pasaran.
Pembelajaran Project Approach.
Karena permainan tersebut dapat
Jurnal Ilmiah Visi, 7(2), 138-152
membangkitkan jiwa imajinasi anak
Dari
melalui pengalaman yang nyata, dapat
http://journal.unj.ac.id/unj/index.ph
menumbuhkan kemampuan kerjasama,
p/jiv/article/view/3668
anak dapat melibatkan interaksi yang
lebih bebas, aktif dan kreatif . Vitale, Melinda. J . (2007). The Effective
Parenting. (Alih bahasa: John
DAFTAR PUSTAKA Wolor). Jakarta: Prestasi
Amstrong, T. (2005). Seven Kinds of Pustakarya.
Smart: Menemukan dan
Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple
Intelligences. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.
Jakarta: Grafindo Persada.
Buhrmester, D., Furman, W., Wittenberg,
M. T., & Reis, H. T. (1988). Five
Domains of Interpersonal
Competence in Peer Relationships.

Siti Halimatul Qowiyah: Analisis Kecerdasan Interpersonal Anak Kelompok B 101

Anda mungkin juga menyukai