Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN untuk MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “Pembelajaran PAI Inklusif”

DISUSUN OLEH:

Maulana ayroldi ( 6202421016)


2021/2022

MEDAN

KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS JURNAL

Judul : Perbedaan Perkembangan Sosialanak Usia 3-6 tahun


dengan Pendidikan Usia Dinidan tanpa Pendidikan Usia Dinidikec. Peterongan Jombang
Volume dan Halaman : Volume 8 Nomor 1, hal. 47-53

Tahun : Februari 2016

Penulis : Retno Wulandari, Burhannudin Ichsan, Yusuf Alam Romadhon

Latar Belakang

Perkembangan secara termitologisadalah proses kualitatif yang mengacu


padapenyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalamdiri seseorang dan berlangsung
sepanjang hidup(Ikalor, 2013).Manusia dalam perkembangannyamelalui beberapa tahapan.
Tahapan yang harusdilalui manusia dan sangat berpengaruh terhadapmanusia baik secara
fisik maupun secara psikologisadalah masa anak-anak, karena pada masa anakanakini
adalah sebagai pondasi (Halimah &Kawuryan, 2010).

Perkembangan anak pada usia dini disebutsebagai masa emas “Golden Age” yang
artinyaperkembangan pada usia ini sangat berpengaruhterhadap perkembangan pada
periode berikutnyahingga anak menjadi dewasa (Sulistiani, 2009).Usia 0-6 tahun adalah usia
yang sangat menentukandalam pembentukan karakter baik sikap, perilaku,dan kepribadian
seorang anak di masa depan(Dorlina, 2011). Umumnya pada tahap ini anak usiadini belajar
mengenai berbagai hal termasuk dalammengembangkan kemampuan motorik,
kognitif,bahasa, serta sosioemosional mereka (Mayar, 2013).

Pendidikan anak usia dini merupakan suatubentuk stimulasi yang pada dasarnya
adalah upayaintervensi yaitu menciptakan lingkungan sekitaranak usia dini agar mampu
menstimulasi seluruhaspek perkembangan anak. Mashar menyatakanbahwa anak yang
mengalami hambatan ataupunproblema perkembangan, tidak akan berkembangsecara
optimal (Martani, 2012).

Pendidikan anak pada usia dini telah menjadiperhatian para orangtua, ahli
pendidikan, danpemerintah. Pendidikan pada usia dini bermanfaatmengembangkan
berbagai kompetensi anak usiadini termasuk kompetensi sosial. Kompetensisosial adalah
kemampuan seseorang untukberhubungan dengan orang lain. Kompetensisosial pada anak
usia dini terdiri dari karakterindividu, keterampilan sosial, hubungan denganteman sebaya,
dan hubungan dengan orang dewasa(Siti, 2012). Banyak permasalahan yang munculpada
perilaku anak usia dini. Permasalahantentang perilaku yang mencakup perkembangansosial,
emosi, dan moral ialah perilaku antisosial.Perilaku antisosial ini saat ini sering kita
jumpaidan ada pula yang terlihat pada anak usia dini.Perilakuantisosial ini akan menjadi
permasalahanyang komplek pada anak dan akan berdampak pada perilaku agresif. Orangtua
berharap bahwa di Taman Kanak-kanak (TK) anak akan mendapatkanstimulasi yang
memadai bagi perkembangan anak.Lingkungan belajar diluar rumah atau di TK, anakakan
belajar dan mendapat stimulasi (Martani,2012).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalahsuatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahunyang dilakukan dengan pemberian
rangsanganpendidikan untuk membantu pertumbuhan danperkembangan jasmani dan
rohani agar anakmemiliki kesiapan dalam memasuki pendidikanlebih lanjut. Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)justru belum banyak mendapat perhatian.Pendidikan usia dini baru
diperoleh oleh sebagiankecil anak di Indonesia. Pendataan Depdiknaspada tahun 2002, baru
28 persen dari 26,1 jutaanak usia 6 tahun yang mendapat pendidikanusia dini. Sebagian
besar di antara mereka, yakni2,6 juta, mendapatkan pendidikan dengan jalanmasuk ke
Sekolah Dasar pada usia lebih awal(Enung, 2006). Indonesia memiliki fasilitasPAUD yang
relatif sedikit. Situasi yang sepertiini menjelaskan mengapa orangtua cenderunguntuk
menyekolahkan anak-anak mereka lebihawal, sekitar 72 persen anak usia enam tahuntelah
terdaftar di kelas 1 Sekolah Dasar (UNICEFIndonesia, 2012). Sebanyak 2,5 juta anak
mendapatpendidikan di Bina Keluarga Balita (BKB), 2,1juta anak bersekolah di TK atau
Raidhatul Atfhal,dan sekitar 100.000 anak di kelompok bermain(play group). Rasio jumlah
lembaga pendidikandan anak usia dini diperkirakan 1:8. Data tersebutmemperlihatkan
bahwa Pendidikan Anak UsiaDini (PAUD) belumcukup mendapatkan perhatianpadahal
kapasitas perkembangan kognitif anaksudah dapat terbentuk pada usia dini jauh
dibawahusia sekolah (Enung, 2006). Akses dan kualitaspelayanan PAUD sangat tidak
seimbang, menurutUNICEF Indonesia (2012)menyampaikan kirakira62 persen anak usia 3
sampai 6 tahun belumpernah berpartisipasi dalam program pendidikananak usia dini atau
prasekolah. Tahun 2009,proporsi anak perkotaan yang mengikuti beberapabentuk program
PAUD dua kali lipat dari proporsi

anak pedesaan.
HASIL PENELITIAN

Metode

Penelitian ini menggunakan rancanganobservasional analitik dengan


pendekatan crosssectional. Data yang menyangkut PendidikanUsia Dini dan perkembangan
sosial anakdiukursekaligus pada suatu saat(Notoatmodjo, 2012).Sampel dari penelitian ini
adalah anak usia 3-6tahun dengan pendidikan usia dini dan tanpapendidikan usia dini.Teknik
pegambilan sampeldilakukan dengan cluster random sampling.Besarsampel dihitung
dengan menggunakan rumusbesar sampel untuk penelitian analitik
kategoriktidakberpasangan dan ditemukan masing-masingkelompok 31 anak. Untuk
menghindari adanyadrop out saat penelitian masing-masing sampelditambah oleh peneliti
sebesar 10% sehingga totalsampel menjadi 68(Dahlan, 2013).

Kriteria inklusi dari penelitian ini yaituanak usia 3-6 tahun dengan pendidikan usia
dinidan tanpa pendidikan usia dini di wilayah kerjaPukesmas Dukuhklopo Kecamatan
PeteronganJombang, sedangkan kriteria eksklusinya yaitu: a) anak dengan sakit berat,
b)anak yang cacatlahir, c) anak menderita infeksi kronis, dan d)orang tua yang menolakanak
diikutkan penelitian.Pendidikan Usia Dini yang dimaksud dalampenelitian ini adalah aspek
sosial anak yangmengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUDpada usia 3-6 tahun.Penilaian
dilakukan denganmetode dokumentasi dengan mencari data anakyang mengikuti kegiatan
pendidikan di luarrumah (PAUD) dan data anak dengan kegiatanpendidikan dari lingkungan
rumah.Perilaku sosialmerupakan aktivitas yang berkaitan dengan oranglain, baik dengan
teman sebaya, guru, orang tuamaupun saudara. Penilaian perkembangan
sosialmenggunakan Denver Developmental ScreeningTest II (DDST II) dengan kategori sesuai
dan tidaksesuai. Penelitian dilaksanakan di wiayah kerjaPuskesmas Dukuhklopo Kecamatan
PeteronganJombang yang dilaksanakan pada bulanDesember2015.

Menurut Diana (2010),faktor yangmempengaruhi perkembangan anak


secarakeseluruhan yaitu faktor gizi (nutrisi)berpengaruh terhadap struktur anatomi otak
yangmempengaruhi sel syaraf, faktor infeksi penyakityang disebabkan oleh kuman penyakit
(bakteri,virus, ricketsia, jamur, cacing dan sebagainya),faktor pola pengasuhan anak berupa
sikapdan perilaku Ibu atau pengasuh lain dalam halkedekatannya dengan anak (memberikan
makan,merawat, kebersihan, memberi kasih sayangdan sebagainya). Faktor yang
mempengaruhiperkembangan sosial anak usia dini menurutMayar(2013) : 1) faktor
lingkungan keluarga, 2)faktor dari luar rumah, dan 3) faktor pengaruhpengalaman sosial
anak.

Penelitian yang dilakukan olehSetyaningrum et al, (2014) membuktikan bahwaanak


yang mengikuti pembelajaran di PAUDberpeluang mempunyai perkembangan kognitifbaik
hampir empat kali dibandingkan anak yangtidak ikut pembelajaran di PAUD. Penelitian
dariHastuti et al, Alfiasari, & Chandriyani (2010)juga membuktikan bahwa pemberian
stimulasipsikososial yang optimal kepada anak akanmeningkatkanperkembangan kognitif
anak.Didukung dengan penelitian yang dilakukan olehGultiano& King (2006) di Philipina
membuktikanbahwa terjadi peningkatan perkembanganpsikososial sebesar 6 – 11% pada
anak usia 0-4tahun yang dilakukan stimulasi selama 2 tahunterhadap 7 domain yang diukur
dengan instrumentRevised Early Childhood Devolopment Checklist(REC), yaitu : Gross
motor, fine motor, selfhelp, receptive language, expressive language,cognitive,
socialemotional. Penelitian yangdilakukan oleh UNICEF Indonesia pada tahun2012
membuktikan hasil studi tentang kesiapanbersekolah di enam Kabupaten di
Indonesiamenunjukkan bahwa program-program PAUDtelah membantu mengembangkan
kompetensipsikososial dan kognitif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, didapatkan perkembangan


sosial yang tidak sesuai pada anak usia 3-6 tahuntanpa pendidikan usia dini (73,5%) lebih
banyakdibandingkan perkembangan sosial yang sesuaipada anak usia 3-6 tahun tanpa
pendidikan usiadini (26,5%). Perkembangan sosial yang sesuaipada anak usia 3-6 tahun
dengan pendidikanusia dini (64,7%) lebih banyak dibandingkanperkembangan sosial yang
tidak sesuai padaanak usia 3-6 tahun dengan pendidikan usia dini(35,3%), maka pada hasil
uji Chi-Square nilai pdidapatkan sebesar 0,002 (p<0,05). Hasil analisistersebut dapat
disimpulkan terdapat perbedaanyang signifikan antara perkembangan sosial padaanak usia
3-6 tahun dengan pendidikan usia dinidan tanpa pendidikan usia dini di Kecamatan
Peterongan Jombang, yaitu lebih baik yangmengikuti pendidikan usia dini.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. Kelebihan

Dalam jurnal ini pembaca akan diajak berpikir dan membayangkan lewat tabel yang
di sediakan, sehingga pembaca lebih mudah memahami isi jurnal tersebut.Penulis juga
banyak membubuhkan pendapat para ahli dibidang perkembangan anak dan betul-betul ber
kecimpung didalam dunia seperti itu.Banyak manfaat dari jurnal ini yang bisa kita ambil,
karena bisa kita jadikan pelajaran untuk membimbing anak kita kelak agar mengetahui
dimana perkembangan anak pada usia tertentu

B. Kekurangan

Terlalu banyak kata ilmiah yang terkadang menyulitkan pembaca untuk memahami
isi dari jurnal ini, karena harus mencari maksud dari perkataan para ahli tersebut, karena
disini setelah pendapat para ahli tidak ada penjelasan setelahnya, jadi langsung ke inti
pembahasan

Menurut saya pribadi seorang mahasiswa akan agak sdikit kesulitan dalam menjadikan
jurnal ini sebagai laporan tugas mereka karena banyak kata-kata ilmiah yang sedikit sulit
dipahami

Anda mungkin juga menyukai