Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA

INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN


MOTORIK ANAK TODDLER

Muhammad Irnadi Perwira1, Ganis Indriati 2, Yulia Irvani Dewi 3

Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan


Universitas Riau
Email: irndiprwira@gmail.com

ABSTRAK
Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian terhadap para ibu dalam melakukan stimulisasi pada
perkembangan motorik anak di usia toddler. Penelitian yang dilakukan adalah terkait dengan pengetahuan
yang dimiliki oleh para ibu, dimana pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu akan memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan anak khususnya perkembangan motorik yang diberikan oleh
ibu dalam bentuk stimulasi. Suatu pemberian stimulasi yang efektif dapat dipengaruhi oleh beberapa
aspek, seperti aspek tingkat pendidikan ibu, usia ibu dan diberikan sesuai dengan dengan umur anak-anak
toddler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel
berjumlah 100 orang ibu yang mempunyai anak usia toddler yang diambil dengan teknik Purposive
sampling dengan mempertimbangkan kriteria inklusi yaitu ibu yang memiliki anak sehat jasmani dan
bersedia menjadi responden. Data diolah dengan menggunakan uji deskriptif sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas mayoritas responden dalam penelitian ini, berada pada rentang usia
kelompok dewasa awal, yakni sebesar 54%, Pendidikan ibu adalah terbanyak pada rentang SMA (67%),
pekerjaan ibu terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT) atau tidak bekerja (77%). Dan dapat
diambil sebuah kesimpulan terkait penelitian ini, bahwa mayoritas para ibu memiliki tingkat pengetahuan
cukup (53%), hal tersebut dapat dikaitkan dengan usia ibu, pekerjaan, tingkat pendidikan yang dimiliki
ibu.
Kata Kunci: Pengetahuan ibu, Perkembangan motorik, Stimulasi perkembangan

ABSTRACT
In this study, research was conducted on mothers in stimulating the motor development of children at
toddler age. The research carried out is related to the knowledge possessed by mothers, where the
knowledge possessed by mothers will have a very large influence on child development, especially motor
development provided by mothers in the form of stimulation. An effective stimulation can be influenced by
several aspects, such as aspects of mother's education level, mother's age and given according to the age
of toddlers. The method used in this research is descriptive research with a sample of 100 mothers who
have toddler age children taken by purposive sampling technique taking into account the inclusion
criteria, namely mothers who have physically healthy children and are willing to be respondents. The
data was processed using a simple descriptive test. The results showed that the majority of the
respondents in this study were in the early adult age group, which was 54%. Mother's education was
mostly in the high school range (67%), most of the mothers' occupations were as housewives (IRT) or did
not work. (77%). And a conclusion can be drawn regarding this research, that the majority of mothers
have a sufficient level of knowledge (53%), this can be related to the mother's age, occupation, education
level of the mother.
Keywords: Developmental Stimulation, Maternal Knowledge, Motor Development.
PENDAHULUAN
107
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

Perkembangan adalah peningkatan mandiri, seperti memakai pakaian sendiri, pergi


kemampuan (abilities) pada struktur dan ke kamar mandi sendiri, bersosialisasi atau
berkomunikasi dengan orang lain dan
berinteraksi dengan lingkungan. (Potter &
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola Perry, 2009).
yang teratur dan dapat diprediksi sebagai akibat Stimulasi adalah kegiatan yang
dari proses pematangan (Rahma, S, 2019). Ini dirancang untuk merangsang kemampuan dan
adalah proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan perkembangan anak serta untuk meningkatkan
tubuh, organ dan sistem organ, yang proses perkembangan anak. Stimulasi juga
berkembang sedemikian rupa sehingga masing- merupakan kebutuhan dasar anak, yaitu
masing dapat memenuhi fungsinya. Hal tersebut pengasahan yang mendukung tumbuh
meliputi perkembangan emosi, intelektual, dan kembang anak secara optimal. (Kania, 2016).
perilaku sebagai hasil interaksi dengan Usia 0-3 tahun merupakan masa yang sangat
lingkungan (Soetjiningsih, 2016). Perkembangan penting untuk perkembangan otak, termasuk
anak merupakan pola yang dimulai sejak dini perkembangan fisik, sosial-emosional, bahasa,
dan berlangsung terus menerus. Anak tetap dan kognitif. Pertumbuhan otak bergantung
membutuhkan bimbingan sejak dini, termasuk pada banyak faktor interaktif dan saling
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bergantung, seperti genetik, status kesehatan
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, dan gizi, kualitas interaksi ibu-anak, dan
baik fisik, mental maupun sosial, sehingga karakteristik lingkungan. (Larasati, 2018).
diperlukan upaya lain yang dapat meningkatkan Perkembangan otak dalam menyusun struktur
perkembangan anak. Perkembangan anak erat syaraf sangat dipengaruhi oleh interaksi antara
kaitannya dengan status gizi dan stimulasi atau lingkungan dan rangsangan. Penelitian
stimulasi oleh lingkungan dan peran orang tua, Marischa pada 2013 menjelaskan bahwa
sehingga sangat penting bagi perkembangan pengetahuan orang tua mengenai stimulasi
anak baik dalam pemenuhan status gizi maupun motorik kasar berhubungan dengan
dalam stimulasi anak. ( Wo r ld H eal t h perkembangan motorik anaknya (Larasati,
O rgan i za tion (WH O) & UN ICE F, 2018). Perkembangan otak sekaligus
2012 ) . membangun struktur saraf sangat dipengaruhi
Anak memiliki keinginan belajar yang oleh interaksi antara lingkungan dan
luar biasa karena terjadi peningkatan rangsangan. Penelitian Marisha pada tahun
pertumbuhan otak. Masa kanak-kanak adalah 2013 menunjukkan bahwa pengetahuan orang
masa dimana otak berkembang sangat pesat. tua tentang stimulasi motorik kasar berkaitan
Keterampilan motorik halus dan kasar dengan perkembangan motorik anak (Larasati,
merupakan salah satu keterampilan yang 2018). Stimulasi efektif jika dilakukan sesuai
dikembangkan anak sejak dini. Keterampilan dengan kebutuhan tahapan perkembangan
motorik kasar merupakan gerakan yang anak sesuai usia anak. Keterampilan dasar
memerlukan koordinasi kelompok otot anak anak yang dirangsang oleh stimulasi terarah
yang dapat menyebabkannya melompat, adalah motorik kasar, motorik halus, bicara
memanjat, berlari, dan mengendarai sepeda. dan bahasa. serta keterampilan sosial dan
Keterampilan motorik halus adalah gerakan kemandirian anak. (Ferawati, 2017).
yang memerlukan koordinasi mata dan tangan
yang dipengaruhi oleh pilihan belajar dan Pola asuh juga berpengaruh besar
latihan seperti menggambar, menulis, terhadap stimulasi dan perkembangan motorik
memotong, dan memindahkan benda. anak. Bagi keluarga dengan tingkat
Perkembangan bahasa dimulai pada fase-fase pendidikan tinggi akan lebih mudah
yang terjadi pada tiga tahun pertama memperoleh informasi kesehatan terutama
kehidupan. Perkambangan sosial adalah hal-hal tentang pengasuhan anak sehari-hari.
yang berhubungan dengan keterampilan (Nugrahaningtyas, 2020). Jenis pengasuhan

108
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

dan pengasuhan anak seperti ini tentunya (2016) di PAUD AL Ikhlas kota Padang
dapat meningkatkan perkembangan anak menemukan hasil pelaksanaan KPSP pada 50
dalam kehidupan sehari-hari (Departemen anak (72,5%) memiliki perkembangan normal,
Kesehatan Republik Indonesia, 2019). dan 19 anak (27,5%) memiliki perkembangan
Pengetahuan dasar ibu akan memudahkan atau tidak normal. Hasil Penelitian Kurnia (2013)
sulit memperoleh informasi sendiri. dengan pendekatan cross sectional mengenai
Rendahnya tingkat pendidikan ini juga hubungan stimulasi orang tua terhadap
dipengaruhi oleh lamanya pendidikan; anak perkembangan anak usia 1-5 tahun di TK
yang tinggal di keluarga dengan pendidikan Muslimat Sunan Ampel Sidomulyo kota
dasar cenderung menjadi anak yang Mojokerto, Jawa timur didapatkan anak yang
mengalami keterlambatan perkembangan yang mendapatkan stimulasi positif memiliki
dapat ditelusuri kembali ke pola asuh anak. perkembangan sesuai sebanyak 29 responden
(Adini, 2016). . Anak juga membutuhkan (55,8%), perkembangan meragukan 5
dukungan keluarga yang sangat kuat, hal ini responden (9,6%) dan perkembangan
menunjukkan bahwa apabila dukungan orang menyimpang 1 responden (1,9%).
tua khususnya ibu terhadap anak kurang baik
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
maka anak akan mengalami hambatan dalam
pada ibu-ibu yang mempunyai anak dengan
dirinya yang dapat mempengaruhi
usia toddler yang berkunjung di Puskesmas
perkembangan anak. Namun jika dukungan
Payung Sekaki Kota Pekanbaru pada tanggal
keluarga terhadap anak sangat baik maka
tanggal 1 Maret 2020 Diketahui 5 dari 10 ibu
tumbuh kembang anak akan stabil (Hidayat,
mengatakan tidak tahu apa-apa tentang
2011). Memberikan pengetahuan yang sejelas-
merangsang anak dan hanya melakukan seperti
jelasnya bagi ibu dengan tingkat pendidikan
memuji anak ketika bisa melakukan sesuatu,
rendah tentang cara melatih tumbuh kembang
ibu juga mengatakan jarang bermain dengan
anak dapat diperoleh dari pendidikan
anaknya, juga 3 lainnya ibu mengatakan bahwa
kesehatan, leaflet, atau media cetak dan
mereka tahu tentang stimulasi, tetapi tidak
elektronik. Pembelajaran sejak dini bagi anak
pernah melakukannya karena ibu memiliki
dimulai dari lingkungan keluarga masing-
waktu yang terbatas untuk melakukan aktivitas
masing. Untuk itu peran ibu sangat penting
sendiri, seperti bekerja dan aktivitas lainnya.
bagi keseluruhan proses tumbuh kembang
dan hanya 2 dari 10 ibu mengatakan mereka
anak karena orang tua dapat segera mengenali
tahu tentang stimulasi dan melakukan
anomali dalam proses tumbuh kembang
rangsangan kepada anak-anak mereka,
anaknya sedini mungkin untuk memberikan
misalnya kecerdasan anak seperti susun balok
rangsangan bagi tumbuh kembang anak secara
warna-warni, sering bermain dengan anak-anak
menyeluruh.
untuk bermain lari-lari kecil, menangkap atau
Hasil penelitian (Perdani et al., 2021) menendang bola atau hanya bernyanyi sambil
tentang pemberian stimulasi dan bertepuk tangan, ibu juga mengatakan bahwa
perkembangan pada anak usia 13 tahun di waktu dan dukungan orang tua penting bagi
Desa Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, perkembangan anak. Hal ini diperparah dengan
Bandar Lampung, menunjukkan adanya adanya beberapa anak yang mengalami
hubungan yang signifikan antara stimulasi gangguan perkembangan, khususnya
dengan motorik halus dan kasar. perkembangan motorik, karena masih sulit
perkembangan keterampilan anak usia 1 untuk mengangkat dan memegang benda-benda
sampai 3 tahun (p value 0,000 < alpha 0,05) kecil seperti pensil, kelereng dan lainnya.
dengan koefisien korelasi sebesar 0,746
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang Berdasaran fenomena diatas, peneliti
kuat antara stimulasi dengan perkembangan tertarik melakukan penelitian tentang
motorik kasar dan halus pada anak usia 1 “Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam
sampai 3 tahun. Adapun hasil penelitian Eva
109
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak Validitas berasal dari kata validity


Usia Toddler”. yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam
METODE melakukan fungsi ukurnya. Suatu kuesioner
Pendekatan yang dilakukan dalam dikatakan valid jika pertanyaan yang terdapat
penelitian ini adalah para Ibu yang memenuhi pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu
kriteria inklusi, yakni ibu yang memiliki anak yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
sehat jasmani dan psikis, ibu yang tinggal di Pernyataan dikatakan valid jika r hitung > r tabel
kelurahan Labuh Baru Barat dan Bandar Raya, (0,444). Uji validitas untuk kuesioner pola
serta yang bersedia menjadi responden, serta dalam penelitian ini akan dilakukan pada 60 ibu
kriteris eksklusi, yakni ibu yang memiliki anak yang memiliki anak toddler di Puskesmas
yang sedang sakit serta yang tinggal di luar Payung Sekaki tepatnya di kelurahan Labuh
kelurahan Labuh Baru Barat dan Bandar Raya. Baru Timur.
2. Uji Reliabilitas
Adapun dalam penelitian ini, peneliti Reliabilitas merupakan upaya untuk
melakukan bentuk penelitian yang dilakukan melakukan dan melihat konsistensi responden
dengan menggunakan rumus Slovin (Setiadi, dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan
2013) dalam pengamabilan sampel, yaitu: dengan konstruksi dimensi variabel yang berupa
kuesioner. Pertanyaan kuesioner dikatakan
reliabel jika nilai koefisien Crobach Alpha >
0,66. Uji reliabilitas yang dilakukan pada
kuesioner vPengetahuan Ibu diperoleh nilai
dimana:
cronchbach’ alpha > r tabel (0,938 > 0,66)
n = Jumlah sampel maka kuisioner Gambaran Pengetahuan Ibu
dalam Menstimulasi Perkembangan Anak
N = Jumlah Populasi
Toddler dikatakan reliable.
d = Toleransi tingkat kesalahan (10%).
Berdasarkan rumus di atas, maka sampel pada HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah: Atas data-data yang telah diperoleh
selama penelitian dilakukan, kemudian hasil
N =10899 orang perolehan data-data tersebut dilakukan uji,
d = 10% (0,1) sesuai dengan uji pada metode penelitian yang
dilakukan, yakni dengan uji analisis univariat
serta ujia analisis reliabilitas.
a) Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi frekuensi karakteristik responden
Frekuensi Persentasi
Variabel
(n) (%)
1 Usia Ibu
Pendekatan lainnya yang mendukung 17-25 Tahun 46 46
penelitian ini adalah alat pengumpulan data yang 26-35 Tahun 54 54
digunakan dalam penelitian ini, yakni berupa (1) Tingkat
Data demografi serta (2) Kuisioner, yang 2
Pendidikan Ibu
kemudian instrument penelitian akan diuji SD 8 8
dengan: SMP 12 12
1. Uji Validitas SMA 67 67
Perguruan Tinggi 13 13

110
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

3 Pekerjaan 2. Tingkat Pendidikan


Bekerja 23 23 Hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap 100 responden menunjukkan bahwa
Tidak Bekerja 77 77 tingkat pendidikan SMA merupakan tingkat
Usia Anak Toddler pendidikan ibu terbanyak (67%). Dapat
4
(bulan) dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang
12-18 28 28 dimiliki oleh ibu dalam rentang pendidin
19-24 30 30 menengah. Hal ini diatur dalam UU tentang
25-36 42 42 Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003, bahwa pendidikan menengah berbentuk
Total 100 100
sekolah menengah atas (SMA), Madrasah
Tabel 1 di atas menunjukan rentang usia Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
26-35 tahun dari responden yakni sebanyak 54%. (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
Untuk latar belakang pendidikan tinggi, yang atau bentuk lain yang sederajat.
merupakan lulusan SMA adalah sebanyak 67%, 3. Pekerjaan
serta mayoritas responden yang memiliki anak Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
usia toddler, yakni ditunjukkan pada rentang sebagian besar ibu tidak bekerja atau hanya
usia 25-36 bulan, sebanyak 42%. sebagai ibu rumah tangga (77%). Ibu rumah
tangga memiliki waktu yang lebih lama dalam
Tabel 2 berinteraksi dengan anaknya sekitar 6-7 jam
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu dalam sehari, ditambah lagi dengan waktu luang
dalam menstimulasi perkembangan motorik yang dimiliki membuat ibu rumah tangga dapat
anak toddler melihat atau mencari informasi terkait stimlasi
Tingkat perkembangan motorik anak yang bisa
Frekuensi (n) Persentasi (%)
Pengetahuan didapatkan melalui internet, berita atau media
Rendah 19 19 informasinya lain nya.
Cukup 53 53 4. Usia Anak Toddler
Tinggi 28 28 Hasil penelitian menunjukan bahwa
Total 100 100 kelompok usia terbanyak adalah 25-36 bulan
Tabel 2 di atas menunjukkan tingkat (42%). Usia merupakan faktor yang menentukan
pengetahuan ibu dalam menstimulasi kesiapan pemberian stimulasi motorik. Peneliti
perkembangan motorik anak toddler, sebagian membagi usia anak menjadi 3 kelompok, yaitu
besar dari jumlah responden (53%) berada 12-18, 19-24 dan 25-36 bulan berdasarkan teori
dalam tingkat pengetahuan yang sedang, 28 perkembangan motorik (Soetjiningsih IG.N Gde
orang responden (28%) memiliki tingkat Ranuh, 2013) yang menyatakan bahwa toddler
pengetahuan yang tinggi dan, sisanya sebayak rentang usia 12-18 dapat berdiri sendiri, belajar
19 responden (19%) memiliki tingkat melangkah, mengambil benda , menyusun kubus
pengetahuan yang rendah. dan lain sebagainya, pada rentang usia 19-24
PEMBAHASAN anak dapat menendang bola, sudah mulai bisa
A. Karakteristik Responden menaiki tangga, melompat kecil, menyusun
1. Usia Ibu kubus kecil, dan sudah mampu
Karakteristik usia responden mengelompokkan benda sesuai jenis seperti
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, warna, bentuk dan lain sebagainya, sedangkan
didapatkan lebih dari separuh umur responden rentang usia 25-36 bulan anak seharusnya dapat
adalah 24-35 tahun sebanyak 54 responden untuk berjalan dengan mengikuti garis lurus,
(54%). (Departemen kesehatan Republik mencoba menggunakan sepeda roda 3, sudah
Indonesia, 2018) menyatakan bahwa rentang mampu memegang alat tulis, mencoret-coret
usia 26-35 tahun berada pada tahap dewasa kertas, menyusun menara 8 kubus dan lain
awal. sebagainya.

111
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

B. Gambaran Pengetahuan Ibu dalam menunjukkan bahwa pendidikan dapat


Menstimulasi Perkembangan Motorik mempengaruhi pengetahuan dan tindakan
Anak Toddler seseorang, bertambahnya usia juga dapat
Pengetahuan yang kurang atau rendah membuat pola pikir seseorang semakin
kemungkinan dapat dikaitkan dengan matang dan pendidikan yang semakin tinggi
karakteristik usia ibu, usia ibu dengan rentang
akan membuat seseorang dapat dengan
usia 17-25 atau remaja akhir sebanyak 46% (46
responden) dimana tugas perkembanagan pada mudah menerima informasi sehingga tingkat
masa remaja akhir menurut (Santrock, 2011) pengetahuan yang dimiliki akan semakin
salah satunya mempersiapkan kehidupan baik.
berumah tangga dan mempersiapkan karir
ekonomi , Asusmsi peneliti ibu-ibu yang SARAN
memiliki rentang usia remaja akhir ini masih Berdasarkan hasil penelitian “Gambaran
belum dapat memaksimalkan tugas Pengetahuan Ibu dalam Menstimulasi
perkembangannya saat ini. Terdapat 19% (19 Perkembangan Motorik Anak Toddler”, maka
responden) dengan tingkat pengetahuan rendah, saran yang dapat peneliti berikan adalah:
kemungkinan dapat dikaitkan dengan tingkat 1. Bagi institusi penelitian
pendidikan responden, dimana terdapat 8% (8 Insutusi penelitian atau puskesmas dapat
responden) yang berpendidikan SD dengan memberikan edukasi atau penyuluhan terkait
semua responden memiliki tingkat pengetahuan stimulasi perkembangan motorik anak toddler
rendah. Pendidikan sangat erat kaitannya guna menambah informasi serta kemampuan apa
terhadap pengetahuan ibu dimana pendidikan yang perlu diketahui, dilatih atau ditingkatkan
mempengaruhi dari pola pikir dan tindakan ibu orang tua untuk perkembangan anaknya
dalam melakukan sesuatu, semakin tinggi 2. Bagi Orang Tua
tingkat pendidikan akan mendorong kemauan Ibu yang memiliki anak toddler
untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya sebaiknya meningkatkan pengetahuannya terkait
dan hal tersebut akan sangat mempengaruhi dari dengan stimulasi perkembangan motorik pada
pengetahuan begitu juga dengan sebaliknya. anak toddlernya baik perkembangan normal
maupun perkembangan abnormal agar dapat
KESIMPULAN mengetahui gangguan yang dapat terjadi sedini
mungkin.
Penelitian yang dilakukan pada 100
ibu yang memiliki anak usia toddler (12-36
DAFTAR PUSTAKA
bulan) dapat disimpulkan bahwa usia ibu
terbanyak adalah pada kelompok usia Ananditha, A. C. (2017). Faktor-faktor yang
dewasa awal (54%), lebih dari setengah berhubungan dengan perkembangan
pendidikan ibu adalah SMA (67%), motorik kasar pada anak toddler.
pekerjaan ibu terbanyak adalah sebagai ibu Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,
2(1). Diperoleh dari
rumah tangga atau bisa dibilang tidak
Https://Doi.Org/10.30651/Jkm.V2i1.92
bekerja (77%). 4
Hasil penelitian pada ibu yang Arikunto. (2013). Prosedur penelitian: Suatu
memiliki anak usia toddler menggambarkan pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
bahwa mayoritas ibu memiliki tingkat Cipta.
pengetahuan cukup, hal tersebut dapat
Azizah, N. N. (2012). Gambaran Stimulasi
dikaitkan dengan faktor-faktor pendukung Perkembangan Oleh Ibu Terhadap
seperti usia ibu, pekerjaan, dan tingkat Anak Usia Prasekolah Di Tkit Cahaya
pendidikan yang dimiliki ibu. Hal ini Ananda Depok. (Skripsi, Universitas

112
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

Indonesia,2012). Diperoleh dari yang optimal. Bandung:Pustaka Unpad


http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2031
Kesehatan, D. R. I. (2015). Modul bahan ajar
2827-S43592-
keperawatan anak. Jakarta:EGC
Gambaran%20stimulasi.pdf
Larasati, B. A. R. (2019). Hubungan stimulasi
Christiari, A., Syamlan, R., & Kusuma, I. (2013).
ibu terhadap perkembangan anak Usia
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
3-5 tahun di Paud Almirah Desa
Stimulasi Dini Dengan Perkembangan
Limau Manis Kecamatan Tanjung
Motorik Pada Anak Usia 6-24 Bulan
Morawa Kabupaten Deli
Di Kecamatan Mayang Kabupaten
Serdang.(Skripsi,Poltekkes Kemenkes
Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan,
Medan,2019). Diperoleh dari
1(1), 20–23.
http://repo.poltekkes-
Ck Adini, W. H. (2016). Hubungan antara medan.ac.id/jspui/handle/123456789/7
tingkat pendidikan ibu dengan 17
perkembangan balita usia 3-5 tahun
Lusiana, S. (2019). Gambaran pemberian
(Suatu studi di Kelurahan Kadipaten
stimulasi perkembangan bahasa anak
Kecamatan Bojonegoro Kabupaten
di taman penitipan anak. (Skripsi,
Bojonegoro tahun 2014). Asuhan
Universitas Riau, 2019)
Kesehatan, 7(2), 27–31.
Magdalena, I., Fajriyati I, N., Rasid, E. A., &
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Diasty, N. T. (2020). Tiga ranah
(2018). Modul bahan ajar
taksonomi bloom dalam pendidikan.
keperawatan anak.Jakarta:EGC
Edisi : Jurnal Edukasi Dan Sains, 2(1),
Dewi ,A. (2017). Pengaruh Stimulasi 132–139. Di akses dari
Perkembangan Dengan Pencapaian Https://Ejournal.Stitpn.Ac.Id/Index.Ph
Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 p/Edisi
Tahun Di Playgroup Kelurahan
Meliawati, R. (2019). Hubungan tingkat
Pandean Kota Madiun.(Thesis,
pengetahuan dan tingkat pendidikan
STIKES Bhakti Husada Mulia,2017).
ibu terhadap status gizi balita di Rw
Diperoleh dari http://repository.stikes-
02 Pulo Gadung Jakarta
bhm.ac.id/183/
Timur.(Thesis, Universitas Binaan,
Donsu, J. D. (2016). Metodologi penelitian 2019). Diperoleh dari
keperawatan. Yogyakarta:Pustaka https://repository.binawan.ac.id/335/
Baru
Mujahidatul, M. B. L. (2014). Penyuluhan
Ferawati. (2017). Pengetahuan Ibu Tentang terhadap sikap ibu dalam memberikan
Stimulasi Dengan Perkembangan Anak toilet training pada anak. Kemas:
Usia 18-24 Bulan. Jurnal Ilmiah Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2),
mahasiswa fakultas 157–166. Diperoleh dari
keperawatan,2(4),2-6. Https://Doi.Org/10.15294/Kemas.V9i2
.2844
Hastono, S. P. (2018). Analisis data pada bidang
kesehatan: Vol. Edisi 3. Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian
Padang:Rajagrafindo Persada. kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
Hidayat, A. A. (2014). Metode penelitian Nugrahaningtyas. (2020). Hubungan
kebidanan teknik analisisdData. pengetahuan orang tua dengan
Jakarta:Salemba Medika. pelaksanaan stimulasi perkembangan
anak pra sekolah usia 2 tahun di
Kania, N. (2016). Stimulasi tumbuh kembang
PAUD Kecamatan Ngaglik. Jurnal
anak untuk mencapai tumbuh kembang
113
Vol. 7 No. 1 Juni 2022
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

Kesehatan, 1(1) permasalahannya . Jakarta:Sagungseto.


Nurhasanah. (2015). Hubungan tingkat Soetjiningsih. (2016). Tumbuh kembang anak
pengetahuan ibu tentang stimulasi Edisi 2. Jakarta:EGC.
dengan perkembangan motorik anak
Soetjiningsih Ig.N Gde Ranuh. (2013). Tumbuh
usia 1-3 Tahun di posyandu Teratai I
kembang anak (2nd Ed.) Jakarta:EGC
Desa Bangunjiwi Tahun 2015. (Skripsi,
STIKES Aisyiyah, 2015). Diperoleh Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendekatan.
dari Jakarta:Alfa Beta.
http://digilib.unisayogya.ac.id/113/ Sugiyono. (2019). Statistik untuk penelitian.
Nurhasim. (2013). Tingkat pengetahuan tentang Jakarta:Alfa Beta
perawatan gigi siswa kelas Iv dan V Susilaningrum, R. (2013). Asuhan keperawatan
SDN Blengorwetan Kecamatan Ambal bayi dan anak untuk perawat dan
Kabupaten Kebumen Tahun ajaran bidan. Jakarta:Salemba Medika.
2012/2013. Jakarta: Rineka Cipta.
Trisliatanto, D. A. S. F. (2020). The
Nursalam. (2016). Metodologi ilmu keperawatan, constructionalisation of intellectual
Edisi 4,. Jakarta:Salemba Medika. capital based on the industrial
Perdani, R. R. W., Purnama, D. M. W., Afifah, revolution 4.0: a meta-analysis.United
N., Sari, A. I., & Fahrieza, S. (2021). Kingdom: The Primrose Hall
Hubungan stimulasi ibu dengan Publishing Group.
perkembangan anak usia 0-3 tahun di Wiratna,S. (2014). Metodologi penelitian
Kelurahan Penengahan Raya keperawatan.Jakarta: Gava Media.
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
Sari Pediatri, 22(5), 304. Diperoleh Wong, D. L. (2008). Wong buku ajar
dari keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Https://Doi.Org/10.14238/Sp22.5.2021
World Health Organization (Who), & Unicef.
.304-10
(2012). Guidance note for
Potter, P.A. Perry, Anne Griffin (2010). integrating ecd activities into
Fundmental keperawatan (7th Ed.). nutrition programmes in
Jakarta:Salemba Medika. emergencies. why, what and how.
Rahma, S. S. (2019). Hubungan pemberian 1–16. Diperoleh dari
mainan dengan perkembangan pada Http://Scholar.Google.Com/Scholar
balita usia 1-3 tahun di wilayah kerja ?Hl=En&Btng=Search&Q=Intitle:I
Puskesmas Umbul Harjo I. Jurnal ntegrating+Early+Childhood+Deve
Kesehatan,1(1),6-10 lopment+(Ecd)+Activities+Into+Nut
Santrock, J. (2011). Child development rition+Programmes+In+Emergenci
(Perkembangan Anak) Edisi 11. es+.+Why+,+What+And+How#0.
Jakarta: Erlangga.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan
riset keperawatan. Yogyakarta:Graha
Ilmu.
Siregar, M. A. (2014). Pemberian ASI eksklusif
dan faktor-Faktor yang mempengaruhi.
Jurnal Gizi, 20(4), 15–26.
Soetjiningsih. (2012). Perkembangan anak dan

114
Vol. 7 No. 1 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai