Anda di halaman 1dari 49

KESPRO LANSIA

Perubahan dan Perkembangan Lansia serta Permasalahan


yang Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Lansia
Pengampu Mata Kuliah
 
Dr.Yessi Markolinda,S.Si,M.Repro,
Siti Nur Hasanah,S.ST,M.Kes, 
Grub 3

Ditya Ayunda S.
Members Devhani Fitri
1711211044 1711213022

Fadhilla Puja Sridefi Hanny Octaviana


1711213020 1711213001

Muhammad Alfarezi Lili Wulandari


1811211028 1711211040
Part 1 a. Perubahan Lansia

b. Perkembangan Lansia
Part 2
OUTLINE c. Permasalahan yang berhubungan
Part 3 dengan Kesehatan Reproduksi Lansia
Part 1

PERUBAHAN LANSIA
Perubahan Menurut (Hutapea,2005)

Perubahan Fisik

Perubahan Psikososial

Perubahan Emosi dan


Kepribadian
Perubahan Fisik

Perubahan pada sistem kekebalan

Sistem pencernaan mulai 01


terganggu, gigi mulai
tanggal 02 Konsumsi energi turun
05

Sistem saraf menurun yang


mengakibatkan rabun dekat 04 Air didalam tubuh turun
03 secara signifikan
Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut,


merasa penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik
dan depresi. Hal itu dikarenakan ketergantungan fisik dan
sosial ekonomi. Ketergantungan finansial menyebabkan
kehilangan rasa bangga, hubungan sosial dan sebagainya.
Perubahan Emosi dan Kepribadian

Terjadi proses kematangan dan tidak jarang terjadi


keterbalikan pemeranan gender. Para wanita lansia lebih
tegar daripada laki-laki, apalagi mengenai perjuangan hak
mereka. Sebaliknya, banyak lansia pria yang memerankan
peran lansia wanita seperti, mengasuh cucu, membuat
sarapat,membersihkan rumah dan sebagainya.
Perubahan yang terjadi akibat proses menua
(Hurlock,2006)
Perubahan Fisik

Perubahan pada Perubahan seksual


penampilan

Perubahan pada
Perubahan pada
bagian tubuh.
panca indra
Perubahan pada
fungsi fisiologis
Perubahan Kondisi Mental

Perubahan Psikososial

Perubahan Kognitif

Perubahan Spiritual
Perubahan Reproduksi Usia Lanjut

1. Wanita

Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen,


genitalia interna daneksterna berangsur-angsur
mengalami atrofi.
a. Vagina

• Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami


atropi, meskipun pada wanita belum pernah melahirkan.
Kelenjar seks mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa
01 genitalia menipis begitu pula jaringan sub mukosa tidak lagi
mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.

• Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh

02
keberlangsungan koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut
dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia
eksterna.
b. Uterus

Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya

02
menyusut dan dindingnya menipis, miometrium menjadi
sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik.Serviks menyusut
tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan
dinding jaringan.
c. Ovarium

Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan


permukaannya menjadi“keriput” sebagai akibat atrofi dari
medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya,
03 permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena
tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia
interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium.Bila
ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan
terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon
estrogen dan progesteron.
d. Payudara (Glandula Mamae)

Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita


yang gemuk, dimana payudara tetap besar dan menggantung.
Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya mempengaruhi
kelenjar payudara saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi
04 secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid
dan adrenal menjadi “keras” dan mengkibatkan bentuk tubuh
serupa akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis
pinggang menghilang.Kadang timbul pertumbuhan rambut pada
wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena
pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan
kelenjar ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat
badan sering terjadi pada masa klimakterik.
e. Monopouse

• Menopause pada wanita merupakan bagian universal dan


ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem
reproduksi, dengan hasil akhir seorang wanita tidak lagi mengalami

05 menstruasi. Seorang wanita dikatakan menopause minimal 12 bulan


setelah menstruasinya yang terakhir, ditandai dengan gejala-gejala
vasomotor dan urogenital, misalnya kering vagina dan dispareunia.

• Masa sekitar 12 bulan itu dinamakan klimakterium. Sementara


sebelum benar-benar menopause, 5-10 tahun sebelumnya gejala-
gejala vasomotor dan mens yang ireguler ini sudah mulai muncul,
dinamakan fase perimenopause.
Perubahan Reproduksi Usia Lanjut

1. Pria

Beberapa perkembangan kespro pada pria :


a. Produksi testoteron menurun secara bertahap.

Penurunan ini mungkin juga akan menurunkan hasrat dan


kesejahteraan . Testis menjadi lebih kecil dan kurang produktif
01 . Tubular testis akan menebal dan berdegenerasi. Perubahan
ini akan menurunkan prosesspermatogenesis, dengan
penurunan jumlah sperma tetapi tidak mempengaruhi
kemampuan untuk membuahiovum.
02
b. Kelenjar prostat biasanya membesar

Hipertrofi prostate jinak terjadi pada 50% pria diatas usia 40


02 tahun dan 90% pria diatas usia 80 tahun. Hipertrofi
prostatjinak ini memerlukan terapi lebih lanjut.
c. Respon seksual terutama fase penggairahan (desire),
menjadi lambat dan ereksi yang sempurna mungkin juga
tertunda.

Elevasi testis dan vasokongesti kantung skrotum berkurang,


mengurangi intensitas dan durasi tekanan pada otot sadar dan
03 tak sadar serta ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung
pada sudut dibandingkan pada usia yang lebih muda. Dan juga
dibutuhkan stimulasi alat kelamin secara langsung untuk
untuk menimbulkan respon. Pendataran fase penggairahan
akan berlanjut untuk periode yang lebih lama sebelum
mencapai osrgasme dan biasanya pengeluaran pre-ejakulasi
berkurang bahkan tidak terjadi.
d. Fase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa
disadari.

Intensitas sensasi orgasme menjadi berkurang dan tekanan


ejakulasi serta jumlah cairan sperma berkurang. Kebocoran cairan
ejakulasi tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadang-kadang
04 dirasakan pada lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau
prematur dan merupakan akibat dari kurangnya pengontrolan
yang berhubungan dengan miotonia dan vasokongesti, serta masa
refrakter memanjang pada lansia pria. Ereksi fisik frekuensinya
berkurang termasuk selama tidur.
e. Penurunan tonus ototmenyebabkan spasme pada organ genital
eksterna yang tidak biasa. Frekuensi kontraksisfingter ani selama
05 orgasme menurun.

f. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang,


pada umumnya 12 sampai 48 jam setelah ejakulasi. Ini berbeda
06 pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja.
g. Ereksi pagi hari (morning erection) semakin jarang terjadi.

Hal ini tampaknya berhubungan dengan semakin menurunnya


potensi seksual. Oleh karena itu, jarang atau seringnya ereksi
07 pada pagi hari dapat menjadi ukuran yang dapat dipercaya
tentang potensi seksual pada seorang pria. Penelitian Kinsey,
dkkmenemukan bahwa frekuensi ereksi pagi rata-rata 2,05
perminggu pada usia 31-35 tahun dan hal ini menurun pada
usia 70 tahun menjadi 0,50 perminggu.
h. Andropause

Keadaan pria yang berumur diatas tengah baya yang memiliki


gejala dan tanda seperti menopause pada wanita. Istilah

08 Andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria dan


Pause artinya pengehentian. Pada pria Andropause terjadi secara
perlahan yang ditandai dengan penurunan produksi
spermatozoa,testoteron dll
Part 2

Perkembangan Penduduk Lansia


Perkembangan Penduduk di
Dunia

Berdasarkan data proyeksi


penduduk, diperkirakan tahun 2017
terdapat 23,66 juta jiwa penduduk
lansia di Indonesia (9,03%).
Diprediksi jumlah penduduk lansia
tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025
(33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta)
dan tahun 2035 (48,19 juta). Suatu
negara dikatakan berstruktur tua
jika mempunyai populasi lansia di
atas tujuh persen (Soeweno).
Gambar di atas memperlihatkan persentase lansia di Indonesia tahun 2017 telah mencapai
9,03% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat pula bahwa persentase penduduk 0-4
tahun lebih rendah dibanding persentase penduduk 5-9 tahun. Sementara persentase penduduk
produktif 10-44 tahun terbesar jika dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua
(ageing population).
Dari gambar di atas menunjukkan
bahwa belum seluruh provinsi
单击图标添加图片
Indonesia berstruktur tua. Ada 19
provinsi (55,88%) provinsi
Indonesia yang memiliki struktur
penduduk tua. Dari gambar di
bawah dapat dilihaat tiga provinsi
dengan persentase lansia terbesar
adalah DI Yogyakarta (13,81%),
Jawa Tengah (12,59) dan Jawa
Timur (12,25%). Sementara itu,
tiga provinsi dengan persentase
lansia terkecil adalah Papua
(3,20%), Papua Barat (4,33%)
dan Kepulauan Riau (4,35%).
Tugas Lansia dalam masa
Perkembangannya

Penerimaan adanya Penerimaan kematian dan


penurunan fisik
pasangannya atau orang yg
berarti

Penerimaan masa pensiun / Mempertahankan kehidupan


secara memuaskan
penurunan income
Kesimpulan…

“Apabila individu lanjut usia mampu menyelesaikan tugas-tugas


perkembangan tersebut maka akan merasa berhasil dalam hidup dan
akhirnya akan timbul perasaan bahagia. Erikson (dalam Mönks dkk, 1998)
menyebut keadaan tersebut sebagai integrity Apabila individu lanjut usia
berada pada kondisi despair maka akan merasakan ketakutan yang
mendalam, merasa hidupnya tidak berarti, timbul rasa benci, dan penolakan
terhadap lingkungannya; yang intinya di dalam perasaan putus asa itu
tersembunyi kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri. Individu yang
despair tersebut tidak dapat merasakan kebahagiaan, karena salah satu
komponen kebahagiaan bagi individu lanjut usia adalah penerimaan diri”
Part 3

Permasalahan yang berhubungan dengan Lansia


• Klimakterium merupakan masa peralihan dari fase reproduksi menuju fase tua
(senium) yang terjadi karena penurunan fungsi generative atau endokrinologik
dari ovarium. Penurunan produksi hormone estrogen menimbulkan beberapa
keluhan pada seorang wanita. Fertilitas wanita dan laki-laki pada usia 20-24
tahun 100% . pada umur 35-39 tahun fertilitas wanita hanya tinggal 60%,
sedangkan laki-laki tetap tinggi, yaitu 95%. Pada usia 45-49 tahun fertilitas
wanita tinggal 5% saja dan pada laki-laki mencapai 80%.
• Pada umumnya orang mengenal sebutan klimakterium sebagai menopause.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita dipengaruhi
oleh hormone reproduksi yang terjadi pada usia menjelang 50-an.
Penurunan kadar estrogen , menyebabkan periode menstruasi tidak
teratur, dan dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause

01 Fase pra menopause


(Klimakterium)

Fase Menopause 02 03

Fase pasca menopause


(Senium)
Fase pra menopause (Klimakterium)

Pada fase ini biasannya dialami pada wanita berusia 48- 55


tahun dan terjadi selama 4-5 tahun serta keluhan yang dialami
wanita pada fase ini biasannya berupa perubahan psikologis
kejiwaan karena perubahan fisik dan pola menstruasi yang tidak
sesuai lagi.
Fase menopause

Saat haid terakhir, yang berlangsung antara periode 3-4 tahun


dengan gejala perubahan fisik dan kejiwaannya semakin
terlihat.
Fase pasca menopause (Senium),

Periode sesudah pasca menopause, ketika individu mampu


menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami
gangguan fusik, yang terjadi karena keluhan makin berkurang
dan terjadi pada usia diatas 60-50 tahun,
Gejala menopause
a. Gangguan neurovegetative b. Gangguan psikologi
• Gejolak panas (hot flushes) • Cepat lelah
• Sakit/ nyeri kepala • Sering tersinggung
• Keringat yang banyak pada malam hari • Insomnia/susah tidur
• Sesak nafas • Lesu
• Kedinginan • Depresi
• Telinga yang terus mendesing
• Jantung berdebar
• Kaku pada jari
• Tekanan darah yang berubah naik turun
c. Gangguan sistem tubuh d. Tanda-tanda sesudah mengalami menopause

• Gangguan sirkulasi • Otot yang menompang uterus menjadi kendur


• Hiperkolesterolemia • Menipisnya dinding vagina
• Osteoporosis • Berhentinya pertumbuhan sel pada dinding
vulva
• Dysuria • Rambut pada pubis menipis
• Dyspareunia • Tulang kehilangan kalsium dan zat kapur
• Terjadi ganngguan peredaran darah
• Potensi encok
• Rambut mulai kusut dan beruban
• Kulit jadi tipis, keriput dan kurang elastis
• Buah dadi jadi lembek dan kecil.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
gejala menopause
1. Faktor Psikis
• Berhubungan erat dengan menurunnya kadar estrogen dalam tubuh yang memicu
terjadinya gejala pada wanita menopause. Perubahan ini berbeda pada setiap
wanita tergantung penyesuaian dari individunya. 
2. Sosial Ekonomi
• Sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan dan pendidikannya. Apabila
tingkat kesehatan dan Pendidikan cukup baik, maka akan mengurangi dampak
pada wanita menopause.
3. Budaya dan Lingkungan
• Mempengaruhi seseorang dalam penyesuaiannya terhadap perubahan yang
terjadi menjelang menopause.
Keadaan pria yang berumur diatas tengah baya yang memiliki gejala dan
tanda seperti menopause pada wanita. Pada laki-laki tua testis masih terus
berfungsi memproduksi sperma dan hormone testosterone meskipun tidak
dalam jumlah yang banyak. Kadar hormone testosterone pada usia 50-60
tahun relative stabil, setelah 60 tahun terjadi penurunan yang berarti.
Meskipun kadar testosterone menurun, tidak ada gejala yang muncul
langsung, biasannya beberapa tahun baru muncul. Oleh karena itu para ahli
berpendapat, meskipun sudah lansia, laki-laki masih saja aktif baik fisik
maupun seksual, bahkan tidak jarang masih mendapatkan keturunan.
a. Mekanisme terjadinya Andropause

Biasanya terjadi pada pria umur 50-60 tahun, terjadi bervariasi dan
tidak semua akan mengalami Andropause. Mekanisme oterjadinya
Andropause adalahpenurunan fungsi sistem reproduksi pria hingga
mengakibatkan penurunan kadar hormone yang bersifat multi
hormonal, yaitu penurunan hormone testoteron, DHEA,DHEAS,
Melantonin, Growth Hormon dan IGFs (Insulin Like Growth Factors).
b. Gejala Andropause
• Tubuh terasa panas • Hilangnya rasa percaya diri dan
• Berkeringat menghargai diri sendiri
• Insomnia • Gangguan virilitas
• Rasa gelisah • Penumpukan lemak pada daerah
abdominal dan osteoporosis
• Takut
• Menurunya minat terhadap seksual
• Gangguan fungsi kogitif dan suasana atau libido
hati
• Menuruunya kekuatan dan massa
• Seperti mudah lelah otot
• Menurunnya motivasi • Perubahan tingkah laku dan
• Berkurangnya ketajaman mental aktifitas seksual,kualitas orgasme
• Keluhan depresi menurun ,berkurangnya
kemampuan erekso atau disfungsi
ereksi atau impotens
c. Penyebab Andropause

• Bahan kimia yang sering digunakan dirumah tangga, bidang


pertanian dan pabrik.
• Lingkungan sekitar rumah yang tidak nyaman
• Perasaan yang tidak yaman arena masalah-masalah
• Kolesterol tinggi
• Obesitas
• Diabetes Melitus
• Varikokel
• Atrofi Testis
Fase Penuaan
a. Fase subklinis (25-35 tahun)
• Fase yang terjadi di usia tahun. Pada fase ini sebenarnya sudah mulai terjadi
proses penuaan tapi tidak disadari karena tidak ada gejala.
b. Fase transisi (35-45 tahun)
• Fase yang terjadi di usia tahun. Pada fase ini gejala penuaan mulai terlihat,
hormon tubuh akan mengalami penurunan hingga 25 %, gula darah mulai
meningkat, massa otot menjadi lebih kecil, dan mulai timbul gangguan jantung
serta kegemukan.
c. Fase klinis Klinis ( > 45 tahun)
• Fase yang terjadi di usia >45 tahun. Ketika seseorang memasuki fase klinis,
berbagai tanda penuaan semakin berlanjut. Tanda yang perlu diwaspadai antara
lain yaitu terjadinya gangguan penyerapan nutrisi dan mineral, menurunnya
kepadatan tulang, mulai timbul gejala penyakit kronis, serta menurunnya fungsi
seksual.

Anda mungkin juga menyukai