Anda di halaman 1dari 40

KESEHATAN REPRODUKSI

USIA LANJUT

Oleh:
dr. Dyah Prativi Kusumawardhani
RS. Condong Catur

Penyuluhan Kader Lansia Se-Kota Yogyakarta


Kec. Kotagede, 25 Juni 2015
Pendahuluan

Program Kesehatan Reproduksi Lansia (KRL)

Kesepakatan International Conference on


Population and Development (ICPD) di Cairo,
1994
Hak-hak kesehatan di segala usia harus dijamin
dengan memberikan informasi dan konseling
mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan
reproduksi yang benar
Pendahuluan

Kurangnya informasi dan konseling kesehatan


reproduksi di Indonesia

Maraknya penyelewengan terhadap wanita


Terjadinya kasus pelecehan, penyimpangan, dan
kejahatan seksual

Budaya yang cenderung menempatkan wanita


sebagai pemuas seksual
Pendahuluan

Penelitian Latar Belakang Budaya Lansia di


Yogyakarta oleh United Nations Population Fund dan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) tahun 1999:
Responden wanita berusia 57 tahun, dengan latar
belakang berbeda, menyatakan sudah tidak mau lagi
melayani kebutuhan biologis suaminya, dan secara
sukarela menyuruh suaminya untuk jajan di luar

Resiko : Penyakit Menular Seksual, kematian


mendadak akibat serangan jantung, merusak
moralitas
Pendahuluan

Berdasarkan latar belakang diatas maka dipandang


penting untuk meningkatkan dan memperkuat peran
keluarga, dan menerapkan program Kesehatan
Reproduksi Lansia (KRL) yang dapat diaplikasikan
menjadi bagian integral program Bina Keluarga Lansia
(BKL) dan posyandu lansia yang telah berjalan di
masyarakat
Fase Penuaan Manusia

Fase Subklinis (25-35 tahun)


Fase Transisi (35-45 tahun)
Fase Klinis ( > 45 tahun)
Fase Penuaan Manusia

1. Fase subklinis
Fase yang terjadi di usia 25-35 tahun. Pada fase ini
sebenarnya sudah mulai terjadi proses penuaan
tapi tidak disadari karena tidak ada gejala.
2. Fase transisi
Fase yang terjadi di usia 35-45 tahun. Pada fase ini
gejala penuaan mulai terlihat, hormon tubuh akan
mengalami penurunan hingga 25 %, gula darah
mulai meningkat, massa otot menjadi lebih kecil,
dan mulai timbul gangguan jantung serta
kegemukan.
Fase Penuaan Manusia

3. Fase klinis
Fase yang terjadi di usia >45 tahun. Ketika
seseorang memasuki fase klinis, berbagai
tanda penuaan semakin berlanjut. Tanda
yang perlu diwaspadai antara lain yaitu
terjadinya gangguan penyerapan nutrisi
dan mineral, menurunnya kepadatan
tulang, mulai timbul gejala penyakit
kronis, serta menurunnya fungsi seksual.
Masalah yang Terjadi

Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut


yaitu menopause dan andropause yang berkaitan
dengan penurunan fungsi hormon yang berakibat
pada gangguan kesehatan
Menopause terjadi penurunan atau hilangnya
hormon estrogen
Andropause berkaitan dengan penurunan fungsi
hormon androgen dan testosteron
Gangguan kesehatan yang timbul masa lansia
akibat menopause dan andropause yaitu nyeri
tulang dan sendi, nyeri waktu senggama, dementia,
insiden keganasan (prostat, cervik, mamae),
penyakit jantung koroner, dan impotensi
Fase Reproduksi Lansia

Klimakterium
Menopause
Senium
Andropause
Klimakterium

Pengertian: Masa sebelum dan sesudah


menopause dimana terjadi perubahan fisik
maupun mental yang disebabkan penurunan
hormonal
Terjadi selama 5 tahun sebelum dan sesudah
menopause, dengan variasi ada yang mencapai
10 tahun. Sehingga klimakterium dapat terjadi
pada wanita sejak usia 40 s/d 55 tahun
Perubahan pada Klimakterium

Kondisi Fisiologis
Penurunan hormon yang perlahan tapi pasti menurun sampai
berhentinya fungsi ovarium haid tidak teratur, rahim
mengecil, kulit mulai keriput, dyspareunia (nyeri saat sanggama)
Kondisi Psikologis
Timbul rasa cemas, gelisah, mudah tersinggung, kesepian,
terasa terasing, takut tanpa sebab, sulit tidur, cepat lelah,
mudah cemburu pada suami
MENOPAUSE
Organ Reproduksi Wanita
Dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gonadotropin
Ovarium
Pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum
Ovulasi (pengeluaran ovum)
Sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen dan progesteron)
Tuba fallopi
Berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai cavum uteri
Tempat terjadi fertilisasi
Uterus
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan
Menopause

Pengertian: Berhentinya siklus menstruasi yang


berkaitan dengan tingkat lanjut usia
perempuan
Ovarium manusia menjadi tidak responsive
seiring pertambahan usia, dan fungsinya
menurun, sehingga siklus seksual menghilang
Ovarium tidak lagi mensekresikan
progesterone dan estrogen dalam jumlah
bermakna sehingga terjadi peningkatan kadar
hormon LH dan FSH
Diagnosis Menopause

Tidak haid selama 12 bulan


Kadar FSH >40 mIU/mL
Kadar estradiol <30 pg/mL
Faktor yang Mempengaruhi
Kapan Seseorang Mendapat
Menopause
Usia pertama kali menarke
Jumlah anak
Usia melahirkan pertama kali
Merokok
Perubahan pada Menopause

Rahim mengalami atrofi


Lipatan-lipatan saluran
indung telur akan menjadi
lebih pendek, menipis, dan
mengkerut
Volume indung telur akan
mengecil, dan permukaan
akan mengeriput
Otot jaringan vagina (liang
sanggama) akan melemah
dan menyempit
Mulut kemaluan akan
kehilangan elastisitasnya
Tanda Fisik Menopause

Ketidakteraturan siklus haid


Gejolak rasa panas
Kekeringan vagina
Perubahan kulit
Keringat di malam hari dan sulit tidur
Perubahan pada mulut
Kerapuhan tulang
Badan menjadi gemuk
Penyakit
Tanda Psikologi Menopause

Ingatan menurun
Kecemasan
Mudah tersinggung
Stress
Depresi
Keinginan seksual menurun dan sulit
mencapai kepuasan
Dampak Jangka Panjang
Menopause

Osteoporosis
Penurunan kadar hormon estrogen berkurangnya kepadatan
tulang
Penyakit jantung coroner
Penurunan kadar hormon estrogen menurunkan kadar
kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan kadar kolesterol tidak
baik (LDL) yang meningkatkan resiko penyakit jantung koroner
Kepikunan (Demensia Alzheimer)
Penurunan kadar hormon estrogen mempengaruhi susunan
syaraf pusat di otak
Demensia Alzheimer bisa terjadi apabila terjadi penurunan
estrogen yang berat, yang dipengaruhi factor keturunan dan
proses penuaan
Tips Menghadapi Menopause

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kehadiran menopause


Berolah raga secara teratur.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, dan mengandung unsur
fitoestrogen (kacang kedelai, pepaya)
Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan
dan sayuran.
Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
Menghindari merokok.
Menghindari makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi.
Berpikir positif
Meningkatkan keharmonisan dan adanya saling pengertian dalam keluarga
terutama suami.
Melakukan kunjungan rutin ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan
kondisi kesehatan
Selenium

Fase ini dialami oleh wanita berusia di atas 60 tahun


dengan mampu beradaptasi dengan kondisi tanpa
estrogen
Mudah terjadi patah tulang sebagai akibat
osteoporosis karena tulang tipis dan keropos
Terjadi gejala kemunduran Intelectual Quotient (IQ)
yang ditandai cepat lupa, ingatan berkurang, tidak
terasa bila buang hajat, sulit tidur
Andropause

Pengertian: kemunduran yang bertahap tapi


pasti pada sistem reproduksi pria
Penurunan fungsi reproduksi akibat penurunan
hormon testosteron , androgen, hormon
pertumbuhan, melatonin
Perubahan fisiologis reproduksi pada pria tidak
terlihat atau terasa dibandingkan perubahan
pada wanita
Perubahan mental maupun sosial relativ sama
dengan wanita
Kapan Andropause?

Umumnya andropause dimulai pada umur 50-


60 tahun.
Keluhan atau gejala-gejala pada andropause
tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada
umur yang sangat bervariasi. Perubahan
hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti
akan terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi
tidak semua pria akan mengalami keluhan
andropause
Penyebab Andropause

1. Faktor lingkungan
a. Bersifat fisik : bahan kimia yang bersifat estrogenik yang
sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan
rumah tangga.
b. Bersifat psikis : suasana lingkungan (tidak erotis),
kebisingan dan perasaan tidak nyaman.
2. Faktor Psikogenik
Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor
timbulnya berbagai keluhan andropause setelah
terjadi penurunan hormon testosteron.
Penyebab Andropause

3. Faktor Organik (Perubahan hormonal)


Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan
perubahan hormonal yang dapat mempercepat
penurunan hormon testosteron dan hormon-
hormon lainnya. Penyakit tersebut antara lain :
diabetes mellitus (kencing manis), varikokel
(pelebaran pembuluh darah testis), prostatitis
kronis (Infeksi pada prostat), kolesterol yang
tinggi, obesitas, atropi testis dsb.
Gangguang pada Andropause

1. Gangguan vasomotor: tubuh terasa panas,


berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah
lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman
mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa
percaya diri dan menghargai diri sendiri
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan
berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan massa
otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak
pada daerah abdominal dan osteoporosis
Gangguang pada Andropause

4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap


seksual/libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas
seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya
kemampuan ereksi / disfungsi ereksi / impotensi,
berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya
volume ejakulasi.
Perubahan Reaksi Seksual pada
Andropause

Diperlukan waktu lebih lama dan rangsangan langsung


pada penis untuk mengalami ereksi.
Ereksi terjadi pada keadaan kurang kuat dan sudut
yang terbentuk antara penis dan dinding perut
menjadi lebih besar.
Intensitas ejakulasi menurun dan volume sperma
berkurang.
Kebutuhan untuk mengalami ejakulasi biasanya juga
berkurang.
Periode reflakter menjadi semakin lama.
Dampak Jangka Panjang
Andropause

Resiko Osteoporosis
Testosteron berperan untuk menjaga
keseimbangan otot dan tulang
Penurunan kadar testosteron kemampuan
pembentukan kembali tulang berkurang
Resiko Penyakit Jantung
Terdapat hubungan antara penurunan kadar
testosteron dengan resiko penyakit jantung
Tingkah Laku Khas Pria yang
Mengalami Andropause

Berusaha berpenampilan muda


Takut akan kesehatannya
Pencegahan atau pengobatan berlebihan
Petualangan Seksual
Solusi Masalah Seksual

Memelihara kesehatan tubuh secara umum, baik


fisik maupun psikis, misalnya dengan melakukan
olah raga secara teratur.
Membina kehidupan seksual sebelumnya agar
berlangsung harmonis.
Menyadari dan menerima masa ini sebagai bagian
dari perjalanan hidup.
Jangan menggunakan obat atau bahan kimia yang
ditujukan untuk meningkatkan fungsi seksual tanpa
indikasi jelas dan tanpa petunjuk dari ahli
kesehatan atau dokter.
Solusi Masalah Seksual

Perlu melakukan variasi baik perilaku maupun suasana


dalam melakukan hubungan seksual sehingga tidak cepat
bosan.
Tetap memelihara komunikasi yang baik dengan istri,
termasuk masalah seksual.
Segera konsultasi dengan tenaga ahli bila mengalami
masalah seksual agar segera mendapatkan penanganan
yang tepat.
Penanganan pada Pasangan yang
Terganggu Kehidupan Seksualnya

Konseling
Diet seimbang
Terapi hormonal bila diperlukan
TIPS

Bertamasya berdua tanpa diganggu oleh


kehadiran anak.
Memberikan kejutan seperti candle light
dinner, membelikan barang yang sedang
diinginkan pasangan, dsb
Membuka kembali album foto kenangan
bersama-sama
Menonton bioskop berdua saja
Menata rumah atau kamar kembali, dsb
MITOS

Wanita adalah kekasih pria di waktu


muda, pendamping di masa setengah baya,
dan perawat pada lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai