PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan
dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang
nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik
yang
dapat
mengurangi
kesempatan
hidup
wanita
tersebut.
rematik berkurang disertai semakin baiknya penanganan penyakit jantung bawaan pada
masa anak-anak atau remaja, maka jenis penyakit jantung pada kehamilan terbanyak
adalah penyakit jantung bawaan maupun sekuele yang ditinggalkannya. 1,2 Sebaliknya di
negara yang sedang berkembang penyakit jantung rematik masih merupakan endemic dan
tidak mendapatkan penanganan yang memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kehamilan, epidomiologi, dan penyakit jantung?
2. Bagaimana Epidemiologi penyakit jantung dalam kehamilan?
3. Bagaimana efek kehamilan pada sistem kasdiovaskuler?
4. Penyakit jantung apa saja yang dapat mempengaruhi kehamilan?
5. Bagaimana sebaiknya penatalaksanaan kehamilan terhadap rawannya
penyakit jantung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dengan kehamilan, epidomiologi, dan penyakit
2.
3.
4.
5.
jantung.
Untuk mengetahui Epidemiologi penyakit jantung dalam kehamilan
Untuk mengetahui efek kehamilan pada sistem kasdiovaskuler
Untuk mengetahui Penyakit jantung apa yang dapat mempengaruhi kehamilan
Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan kehamilan terhadap rawannya
penyakit jantung
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan
sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008, p.
125). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan
janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Hanafiah, 2008, p. 213). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008, p. 89).
B.Epideomologi
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit masyarakat itu
didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan
dirinya sebagai suatu metode pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif
dalam menjelaskan masalah kesehatan. Epidemiologi berasal dari kata Epi, demos, dan
Logos. Epi = atas, demos = masyarakat, logos = ilmu, sehingga epidemiologi dapat
diartikan
ilmu
yang
mempelajari
tentang
masyarakat.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan
penyakit pada populasi.
didapatkan AKP sebesar 35%, terutama terjadi pada kasus rujukan dan kegawatan yang
sebagian besar datang dalam keadaan terlambat.10Pada penelitian tahun 1999 di RSUP
Dr. Kariadi didapatkan penyebab kematian perinatal terbanyak pada kasus rujukan yaitu
stillbirth (25,8%), prematuritas (24,3%), asfiksia (21,4%), dan intrauterine fetal
death/IUFD (21,4%).11 Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah asfiksia, trauma
kelahiran, infeksi, prematuritas, berat badan lahir rendah dan kelainan bawaan.8
Kesakitan dan kematian perinatal meningkat secara bervariasi pada hamil dengan
penyakit jantung. Terutama dipengaruhi saat dimulainya penyakit, beratnya penyakit serta
umur kehamilan saat lahir. Adanya gagal jantung dalam kehamilan mengakibatkan
tingginya persalinan prematur, pertumbuhan janin terhambat dan asfiksia kronis intra
uterin.1,12,13 Namun sampai saat ini belum diketahui angka kejadian kematian perinatal
yang disebabkan hamil dengan penyakit jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi sebagai pusat pelayanan tersier, banyak
mendapat rujukan kasus hamil dengan penyakit jantung. Penyakit jantung pada
kehamilan memberikan dampak terhadap kesakitan dan kematian pada ibu. Fokus dari
upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) adalah deteksi, penanganan dan
rujukan kehamilan atau persalinan risiko tinggi, termasuk penyakit jantung dalam
kehamilan. 14 Sarana obstetri untuk pelayanan ibu hamil telah disediakan dengan sistem
rujukan yang berjenjang, namun penggunaannya masih memprihatinkan. Keterlambatan
deteksi kehamilan atau persalinan risiko tinggi dan penanganannya yang kurang
memadai, rendahnya pertolongan persalinan yang dilakukan atau didampingi oleh tenaga
kesehatan, serta kurang siapnya Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II (RSU Dati II)
sebagai tempat rujukan primer, menyebabkan risiko kematian ibu tetap tinggi.11 Belum
semua RSU Dati II mempunyai dokter spesialis obstetri serta mampu melakukan
pelayanan obstetri esensial dengan Pelayanan Obstetri Esensial Dasar (POED) dan
Pelayanan Obstetri Esensial Komprehensif (POEK).11 Problematik dalam penanganan
penyakit jantung
BAB III
PEMBAHASAN
output saat istirahat akan meningkat sampai 40%. Peningkatan cardiac output
yang terjadi mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada
pertengahan sampai akhir kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh posisi tubuh.
Sebagai akibat pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari
ekstremitas bawah. Posisi tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cardiac output
dimana bila dibandingkan dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka
cardiac output akan menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun
sampai 1,2 l/menit. Umumnya perubahan ini hanya sedikit atau tidak memberi
gejala, dan pada beberapa wanita hamil lebih menyukai posisi supinasi. Tetapi
pada posisi supinasi yang dipertahankan akan memberi gejala hipotensi yang
disebut supine hypotensive syndrome of pregnancy. Keadaan ini dapat diperbaiki
dengan memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perubahan
hemodinamik juga berhubungan dengan perubahan atau variasi dari cardiac
output. Cardiac output adalah hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada
tahap awal terjadi kenaikan stroke volume sampai kehamilan 20 minggu.
Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai menurun secara
perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan
dilatasi venous bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari
awal kehamilan sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25
persen
diatas
tanpa
kehamilan
pada
saat
melahirkan.
meningkat.
Cardiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan. Pada
posisi supinasi meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi uterus
cardiac output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung dan
stroke volume, dan cardiac output dapat meltingkat sebesar 9 liter/menit. Pada
saat melahirkan pemakaian anestesi epidural mengurangi cardiac output menjadi 8
liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga mengurangi cardiac output.
Setelah melahirkan cardiac output akan meningkat secara drastis mencapai 10
liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria) dan mendekati nilai normal
saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau minggu setelah melahirkan.
Kenaikan cardiac output pada wanita hamil kembar dua atau tiga sedikit lebih
besar dibanding dengan wanita hamil tunggal. Adakalanya terjadi sedikit
peningkatan
cardia
coutput
sepanjang
proses
laktasi.
Perubahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah merah akan
meningkat 20-30% dan jumlah lekosit bervariasi selama kehamilan dan selalu
berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibronogen, factor VII, X dan XII
meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi tidak melebihi nilai batas atas
nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perubahan ukuran jantung dan
perubahan posisi EKG. Ukuran jantung berobah karena dilatasi ruang jantung dan
hipertrofi. Pembesaran pada katup tricuspid akan menimbulkan regurgitasi ringan
dan menimbulkan bising bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim
keatas rongga abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan
mengakibatkan posisi jantung berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung
bergeser keluar dan keatas. Perubahan ini menyebabkan perubahan EKG.
sehingga didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan sering didapati
gelombang T yang inversi atau mendatar pada lead III.
Aliran Darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi aliran
darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat
sekitar 30 persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit menurun
sampai melahirkan. Aliran darah kekulit meningkat 40 50 persen yang berfungsi
untuk menghilangkan panas. Mammary blood flow pada wanita tanpa kehamilan
kurang dari 1 persen dari cardiac output. Dan dapat mencapai 2 persen pada saat
kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran darah ke rahim sekitar 100
ml/menit (2 persen dari cardiac output) dan akan meningkat dua kali lipat pada
kehamilan 28 minggu dan meningkat mencapai 1200 ml/menit pada saat
kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai darah yang mengalir ke ginjalnya
sendiri. Nilai semasa kehamilan pembuluh darah rahim berdilatasi maksimal,
aliran darah meningkat akibat meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran
darah. Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya,
apabila redistribusi aliran darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi
penurunan tekanan darah maternal dan cardiac output, maka aliran darah ke uterus
menurun dan tetap dipertahankan.
Vasokonstriksi yang disebabkan katekolamin endogen, obat vasokonstriksi,
ventilasi mekanix, dan beberapa obat anestetik yang berhubungan dengan pre
eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran darah ke rahim. Pada wanita
normal aliran darah rahim mempunyai potensi dapat dibatasi. Dan pada wanita
berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena
aliran darah sudah tidak teratur. Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak
sepenuhnya dimengerti, yang diakibatkan oleh perubahan volume cairan tubuh..
Total body water semasa kehamilan meningkat 6 sampai 8 lifer yang sebagian
besar berada pada ekstraseluler. Segera setelah 6 minggu kehamilan volume
plasma meningkat dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 11/2 dan
normal. Masa sel darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang
sama; hematokrit menurun semasa kehamilan meskipun jarang mencapai nilai
kurang dari 30 persen, Perobahan vascular berhubungan penting dengan
perubahan hemodinamik pada saat kehamilan. Arterial compliance meningkat dan
terjadi peningkatan kapasitas venous vascular. Perubahan ini sangat penting dalam
reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek
septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot biasanya
tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya dioperasi. Pada
umunya penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan
asal penderita tidak sianosis dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan
Penyakit jantung bawaan dibagi atas :
1. Golongan sianotik (right to left shunt)
2. Golongan asianotik (left to right shunt)
3. Golongan sianotik
D. Penatalaksanaan
Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan
dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardilogi, banyak ditentukan oleh
kemampuan fungsionil jantungnya.
Dalam persalinan
a. Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan bersalin per
vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta bekerjasama dengan ahli
penyakit dalam.
b. Membuat daftar his : daftar nadi, pernapasan, tekanan darah yang diawasi dan
dicatat setiap 15 menit dalam kala I dan setiap 10 menit dalam kala II. Bila ada
tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2-1,6
mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, suntikan dapat diulang 1-2 kali
dalam dua jam. Di kamar diuretikum.
c. Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah
jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi, dan ditolong secara spontan. Dalam
20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi
vakum atau forseps. Kalau dijumpai disproporsi sefalopelvik, maka dilakukan
seksio sesarea dengan local anastesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan
beberapa ahli multidisiplin.
Masa laktasi
a. Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II, yang
sanggup melakukan kerja fisik.
b. Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV.
Prognosis Bagi ibu
Prognosis bagi wanita hamil dengan penyakit jantung tergantung pada beratnya
penyakit yang diderita menurut klasifikasi fungsional, umur penderita, dan penyulitpenyulit lain yang tidak berasal dari jantung. Tentunya penanganan yang tepat dan
keinginan wanita untuk sembuh dengan mentaati berbagai pantangan ikut pula
menentukanprognosis.
Angka kematian ibu dalam keseluruhannya berkisara antara 1 dan 5%, dan bagi penyakit
yang berat sampai 15%. Menurut klasifikasi fungsionil angka kematian ibu ditemukan
sebagai berikut:
Kelas
0,17%
Kelas
II
0.28%
Kelas
III
5,52%
Kelas
IV
5,84%
Pemeriksaan lengkap dan menyeluruh risiko maternal dan janin merupakan dasar
untuk pengelolaan pasien secara optimal. Walaupun terdapat berbagai macam variasi
kelainan jantung dan status fungsional, terdapat beberapa prediktor selama kehamilan
yang diajukan oleh Siu et al.16 Pada penelitian prospektif multisenter yang melibatkan
562 ibu hamil dengan penyakit jantung di 13 rumah sakit di Kanada, Siu et al.16
mengidentikasi kelas NYHA buruk atau sianosis, disfungsi sistolik ventrikel kiri, dan
obstruksi jantung kiri sebagai factor penting yang menentukan komplikasi kardiovaskuler
maternal. Dalam penerapan klinis klasifikasi tersebut terbukti sangat berguna sebagai
dasar untuk menentukan tidak hanya risiko terhadap ibu dan juga risiko terhadap janin.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kehamilan ialah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Epidemiologi ialah
salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health)
yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan masalah
B. Saran
Penanganan yang tepat dan keinginan wanita untuk sembuh dengan mentaati
berbagai pantangan serta mengikuti semua aturan sesuai dengan sistem kesehatan akan
mengurangi tingkat epidemiologi penyakit jantung pada saat kehamilan. Tentunya juga
akan mengurangi angka kematian pada bayi dan ibu hamil di negara indonesia.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami tentang penyakit jangtung dalam
kehamilan serta perencanaan dan evaluasinya
Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang penyakit
jangtung dalam kehamilan serta perencanaan dan evaluasinya serta dapat
lebih banyak menyediakan referensi referensi buku tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat perencanaan dan evaluasi program KIA.
Bagi Masyarakat
Diharapkan lebih mengerti tentang penyakit jangtung dalam kehamilan
untuk meningkatkan mutu pengetahuan dalam kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Gowan Mary & Castolli William, Menjaga Kebugaran Jantung, tr.by: Patuan Raja;
Sugeng Hariyanto & Sukon, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Patel Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by: Alextri
Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998.
Pearce Evelyn, Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis, tr.by: Sri Yuliani Handoyo, PT
Gramedia, Jakarta, 2002.