Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN GINEKOLOGI

RESUME GINEKOLOGI

DISUSUN OLEH:

DWI UTAMI
NPM: 1426030062

DOSEN PENGAMPUH:
Violita Siska Mutiara, S.St, M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2016
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan

C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Onkologi
a. Pengertian
Ginekologi onkologi adalah cabang ilmu kesehatan yang berkaitan
dengan operasi dan pengawasan semua aspek dari pengobatan kanker
pada organ reproduksi wanita (kecuali payudara).
Onkologi, yang berarti massal atau tumor, dan akhiran''-logi'', yang
berarti "studi tentang" adalah cabang kedokteran yang berhubungan
dengan tumor (kanker).
Onkologi adalah sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat
kanker. Dokter yang mendalami onkologi disebut onkolog. Istilah ini
berasal dari bahasa yunani: onkos (), yang berarti massa atau tumor
dan akhiran -ology, yang berarti "mempelajari".
b. Macam-macam onkologi
Onkologis dapat dibagi menjadi jenis perawatan yang disediakan:
Onkologi radiasi: orang yang mengkhususkan dalam perawatan
kanker dengan radiasi, sebuah proses yang disebut radioterapi.
Bedah onkologi adalah orang yang ahli dalam pembuangan tumor,
yang dimiliki oleh bagian :
1. Bedah
2. Tht-kl
3. Obsgyn
4. Mata
Onkologi medis adalah orang yang menggunakan pengobatan atau
kemoterapi untuk merawat kanker.
c. Onkologi pada payudara
a) Fibro adenoma (fam)
1. Pengertian
Fibroadenoma mammae (fam) adalah suatu kelainan
struktur anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan,
atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda
(r.sjamsuhidajat, 1998 : 541).
Fam adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara
dengan konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan dari jaringan
sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan
berbatas tegas (soelarto r, 1995 : 355 ).
Fam adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk
mengetahui adanya keganasan (sylvia a. Price, 1995 : 1141 )
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering
terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan
fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada
di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur
(mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma
ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga sering
disebut sebagai breast mouse. Banyak terjadi pada wanita usia
20 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan
pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang
bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang
dapat digerakkan.
2. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti
apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae,
namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini
diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa
tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat
jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau
tumor ganas.
1) Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif.
2) Genetik : payudara.
3) Faktor-faktor predisposisi :
Usia : < 30 tahun
Jenis kelamin
Geografi
Pekerjaan
Hereditas
Diet
Stress
Lesi prekanker
3. Epidemologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia
muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun.
Berdasarkan laporan dari nsw breats cancer institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25
tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari western breast services
alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara
15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih
tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.
4. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering
ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari
jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan
stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar
dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran
yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik
yaitu :
1) Fibroadenoma pericanaliculare adalah kelenjar berbentuk
bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2) Fibroadenoma intracanaliculare adalah jaringan ikat
mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang- panjang (tidak teratur) dengan lumen
yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak
pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
5. Klasifikasi
Fibroadeno mammae dibedakan menjadi 3 macam:
1) Common fibroadenoma
2) Giant fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
3) Juvenile fibroadenoma pada remaja.
6. Gambaran klinis
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-
abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih,
kenyal.
1) Ada bagian yang menonjol ke permukaan
2) Ada penekanan pada jaringan sekitar
3) Ada batas yang tegas
4) Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul fibroadenoma
raksasa (giant fibroadenoma)
5) Memiliki kapsul dan soliter
6) Benjolan dapat digerakkan
7) Pertumbuhannya lambat
8) Mudah diangkat dengan lokal surgery
9) Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan
7. Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
1) Pemeriksaan fisik (phisycal examination),
2) Mammography atau ultrasound,
3) Fine needle aspiration cytology (fnac).
Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan
yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu
dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis,
mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita
dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita
usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya
digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila
menggunakan mammography. Pada fnac kita akan mengambil
sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa
sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut
kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim
(jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel
kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
2) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar
yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang
(intrakanalikuler).
3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau
kolumnar pendek uniform.
b) Kista sarcoma filodes
1. Pengertian
Kista sarcoma filodes (tumor filodes) adalah fibroadenoma
yang tumbuh meliputi seluruh mammae.tumor filodes juga
merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup
(invasive) secara lokal dan dapat menjadi ganas (10-15%) dan
(80-95%) jinak.pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan
dalam ukuran yang besar.tumor ini timbul biasanya pada umur
35-40tahun, tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4
cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan
membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Nama kista sarcoma filodes berasal dari muller (1838)
karena mengandung kista-kista besar diantaranya banyak sekali
jaringan ikat sehingga waktu itu diduga sarkoma.di permukaan
tumor terdapat banyak jaringan sperti lembaran-lembaran buku
(phyllon).
2. Etiologi
Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan
fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat
memiliki kedua lesi dan gambaran histologis, kedua lesi
mungkin terlihat pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor
filodes berkembang dari fibroadenoma atau keduanya
berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat
muncul de novo, tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah
mempelajari pertanyaan ini dengan analisis klonal dalam tiga
kasus dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh
berurutan dari pasien yang sama. Pada masing-masing kasus,
kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel inaktif yang
sama. Mereka berargumen dengan meyakinkan bahwa tumor
filodes memiliki asal yang sama dengan fibroadenoma,
fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi tumor filodes.
3. Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan
oleh fibroadenoma. Tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat,
terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan
terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu
neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local
dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan
dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat
pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45
tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan
dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat
payudara menjadi besar (bengkak).
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara
yang paling sering terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari
tumor payudara.tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam
dan biasanya bergerak secara bebas.tumor ini adalah tumor yang
relatif besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang >
30 cm pernah dilaporkan.
4. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala dari kista sarcoma filodes yaitu:
1) Kulit di atas tumor mengkiiap, regang, tipis, merah dan
pembuluh-pembuluh balik melebar & panas.
2) Jarang terjadi mestastasis (pembesaran kelenjar regional)
hal ini yang menjadi petunjuk untuk membedakan tumor ini
dari kanker karena jarang sekali kita menemukan kanker
payudara dengan ukuran diameter 10 15 cm yang tidak
bermestastasis dan menginfiltrasi kulit atau toraks.
3) Tumor tumbuh cepat, nekrosis dan radang pada kulit.
4) Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan
biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor
yang relatif besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm.
5. Gambaran klinis
Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk
setiap 40 fibroadenoma. Distribusi usia luas, dari 10-90 pada
seri haagensen dari 84 pasien, namun dengan mayoritas antara
35 dan 55 tahun. Tumor bilateral sangat jarang, meskipun
sebuah kasus luar biasa dari tiga buah tumor terpisah pada
jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga payudara normal
telah dilaporkan. Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia
20 tahun, ketika muncul untuk memberikan reaksi terutama
dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak histologis. Juga
telah dijelaskan dalam kelenjar mirip mammae di vulva,
payudara pria dan di prostat dan vesikula seminalis.
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran
besar sebelum pasien datang, namun tumor-tumor tidak menetap
dalam arti karsinoma besar.hal ini disebabkan mereka khususnya
tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar
payudara, atau seluruhnya, dan menimbulkan tekanan ulserasi di
kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas pada
dinding dada.
6. Penatalaksanaan
Tindakan:
1) Karena potensi ganas dan lebih radikal dari
fibroadenoma,biasanya dilakukan mastektomi,dengan
pengangkatan fasia pektoralis.
2) Pascabedah diberi radiasi.
3) Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur
20, semuanya harus diterapi dengan enukleasi, karena
mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.
4) Terapi bedah
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides,
melakukan eksisi luas normal, dengan lingkaran jaringan
normal.tidak terdapat aturan tentang besarnya batas.
Namun, batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5
cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan.
Lesi tidak seharusnya dikupas keluar, seperti yang
mungkin dilakukan dengan fibroadenoma, atau angka
rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.
Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk
menghindarkan hasil kosmetik yang memuaskan
dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau
tanpa rekonstruksi, adalah sebuah alternatif.
Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum
dibenarkan.
Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk
nodus yang dicurigai secara klinis. Namun, sebenarnya
semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
c) Kanker payudara
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel
ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu
tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas
tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (erik t, 2005, hal : 39-40)
2. Etiologi
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang
diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok
faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko akan
membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk
mencegah kanker payudara.
Faktor predisposisi terjadinya carcinoma:
1) Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan
sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan
terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu.
Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin
merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya
merokok dan konsumsi alkohol kronik.
2) Usia
secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring
pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi
somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma
ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai
penuaan juga mungkin berperan.
3) Hereditas
saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat
tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi
herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga
kategori.
Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen
mutannya akan sangat meningkatkan risiko terjangkitnya
kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan
pola pewarisan dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe
penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon,
payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat
dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya
keterkaitan gen brca1 dan brca2 dengan kanker payudara
dan ovarium familial. Sindrom resesif autosomal gangguan
perbaikan dna. Selain kelainan prakanker yang diwariskan
secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif
autosomal secara kolektif memperlihatkan cirri instabilitas
kromosom atau dna (kumar dkk, 2007).
Menurut (price dan wilson, 2006) faktor- faktor risiko
karsinoma payudara diantaranya mencakup:
1) Usia
2) Lokasi geografis
3) Ras
4) Status sosioekonomi
5) Status perkawinan
6) Paritas, riwayat menstruasi
7) Riwayat keluarga
8) Bentuk tubuh
9) Penyakit payudara lain
10) Terpajan radiasi
11) Kanker primer kedua
3. Jenis
Klasifikasi pada kanker payudara yaitu :
1) Tumor primer (t)
Tx : tumor primer tidak dapat ditentukan
To : tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba
tumor.
T1 : tumor < 2 cm
- T1a : tumor < 0,5 cm
- T1b : tumor 0,5 1 cm
- T1c : tumor 1 2 cm
T2 : tumor 2 5 cm
T3 : tumor diatas 5 cm
T4 : tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran
langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a : melekat pada dinding dada
T4b : edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
T4c : t4a dan t4b
T4d : mastitis karsinomatosis
2) Nodus limfe regional (n)
Nx : pembesaran kelenjar regional tidak dapat
ditentukan
N0 : tidak teraba kelenjar axial.
N1 : teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang
tidak melekat.
N2 : teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang
melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan
sekitarnya.
N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
3) Metastas jauh (m)
Mx : metastase jauh tidak dapat ditemukan
M0 : tidak ada metastase jauh
M1 : terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar
subklavikula

Pentahapan kanker payudara dibagi menjadi 4, yaitu :


1) Tahap i: terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak
mengenai nodus limfe dan tidak terdeteksi adanya
metastasis.
2) Tahap ii: terdiri tas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi
kurang dari 5 cm dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
3) Tahap iii: terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau
tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau
dinding dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area
klavikular dan tanpa bukti adanya metastasis.
4) Tahap iv: terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran
dengan nodus limfe normal atau kankerosa dan adanya
metastasis jauh. (kapita selekta,2000)
Menurut setio w, 2000, hal : 285 stadium kanker payudara :

1) Stadium i : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus


terkena (ln) atau penyebaran luas.

2) Stadium iia : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan ln,


tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan
keterlibatan ln.

3) Stadium iib : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan


ln. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan ln.

4) Stadium iiia : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan


keterlibatan ln. Semua tumor dengan ln terkena, tidak ada
penyebaran jauh.

5) Stadium iiib : semua tumor dengan penyebaran langsung ke


dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada
tangan atau keterlibatan ln supraklavikular.
6) Stadium iv : semua tumor dengan metastasis jauh.
4. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan
dalam bahan genetik sel yang memicu sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu
agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati
tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi (desen,
2008).
Menurut price & wilson (2006) pada ca mammae terjadi
proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel
dengan perkembangan sel-sel atipikal. Sel-sel ini kemudian
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu tujuh tahun untuk tumbuh dari satu
sel manjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-
kira berdiameter 1 cm) pada ukuran itu, sekitar 25% ca mammae
sudah mengalami metastasis.
d) Sarcoma payudara
1. Pengertian
Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk
oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas /
berlebihan (proliferasi), tidak berkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang berasal dari
jaringan mesodermal (tjarta, achmad. 1973).
Sarkoma merupakan tumor ganas (kanker) yang berasal dari
jaringan mesodermal. Sarcoma tumbuh secara ekspansif tapi
terjadi pula pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya.
Metastasis berlangsung dengan cara hematogen. Sarcoma dapat
terjadi pada semua bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada
tulang, jaringan subcutis, fascia dan otot.
Sarcoma pada payudara pertama kali dipublikasikan pada
tahun 1828 oleh chelius. Keganasan ini sangat jarang meliputi
kurang dai 1 persen dari seluruh keganasan yang terdapat pada
payudara. Dari data yangdidapat, di usa angka kejadianya
sekitar 17 kasus dari 1 juta wanita. Laporan mengenai
sarkomapayudara sangat jarang. Sarkoma payudara terbatas
pada tumor yang berasal dari bagian mesenkim yang
menyokong stroma inter lobular.
2. Patofisiologi
Sarkoma tumbuh terutama secara ekspansif. Tetapi terjadi
pula pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel-sel
sarkoma menjalar sepanjang fascia, diantara sel-sel otot, kanal-
kanal havers pada tulang dll. Sehingga pada operasi pengeluaran
tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan menimbulkan
residif yang tumbuhnya bahkan lebih cepat daripada tumor
induknya.
Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara
hematogen. Hal ini dimungkinkan dengan adanya pembuluh
darah yang banyak dan berdinding tipis. Anaksebar mula-mula
terbentuk pada paru-paru, walaupun demikian kadang-kadang
sel tumor dapat melalui paru-paru dan membentuk anaksebar
pada alat-alat tubuh yang lain. Penyebaran jauh dengan cara
limfogen sangat jarang, hanya terjadi pada kira-kira 5-10% dari
penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi pada semua bagian
tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis,
fascia dan otot.
3. Etiologi
Etiologi sarkoma jaringan lunak belum jelas hingga kini, tetapi
relatif berkaitaan erat dengan beberapa faktor berikut:
1) Faktor kimia
Survey epidemiologi sudah menemukan kontak
jangka panjang dengan zat kimia t e r t e n t u , s e p e r t i
vinil klorida dan dietilstilbesterol , membuat
kejadian s a r k o m a jaringan lunak lebih tinggi dari
kelompok orang normal.
2) Paparan radiasi
Terapi radiasi eksternal meningkatkan risiko
sarkoma jaringan lunak. Pasien yangmenerima
terapi tersebut ( pasien dengan kanker payudara,
kanker serviks, kanker ovarium, testis, dan system
limfatik) memiliki risiko 8-50 kali lebih tinggi
untuk mengalami sarkoma jaringan lunak.
3) Genetik
Beberapa onkogen yang berkaitan dengan
sarkoma jaringan lunak diantaranya
mdm2,n-myc,c-erbb2.Analisis
sitogenik dari sarkoma jaringan
l u n a k mengidentifikasi adanya translokasi
kromosom yang berhubungan dengan
subtypehistologi.
Inaktivasi gen supresor tumor (antionkogen) dapat
terjadi secara herediter, misalnya 2gen yang
berhubungan dengan sarkoma jaringan lunak adalah
retinoblastoma gens u p r e s o r tumor dan p53.
Sedangkan neurofibromatosis tipe i yang
dikenal j u g a sebagai penyakit von recklinghausen,
disebabkan karena adanya variasi mutasi nf-1(gen supresor
tumor pada kromosom 17).para ahli bedah baik di
dalam maupun luar negeri umumnya berpendapat
bahwa etiologis a r k o m a jaringan lunak tidak
berdiri sendiri, dalam mekanisme akhirnya
berefek s a l i n g silang, saling memacu, saling
mempengaruhi
4. Manifestasi klinik
Biasanya, sarkoma payudara memberikan gejala berupa
massa yang meliputi hampir seluruh payudarayang tidak nyeri
dan mobil. Punya riwayat benjolan yang awalnya kecil
kemudian membesar dengansangat cepat. Kadang-kadang
mengenai kulit dan puting walaupun sangat jarang
dilaporkan.pembesaran kelenjar getah bening di aksila kadang di
dapati, tetapi pada pemeriksaan hitopatologisangat jarang
ditemukan adanya metastase. Umur yang sering dikenai
berdasarkan laporan adalah padakisaran 44 sampai 55 tahun.
Pada mammografi, jenis lesi ditemukan massa berdensitas yang
melingkar,kadang-kadang ditemukan pula osseus trabecula pada
jenis osteogenic sarcoma.
5. Klasifikasi
Sarkoma dapat dinamai secara sitologik atau secara histologik.
Pembagian secara sitologik berdasarkan bentuk selnya, maka
sarkoma dibagi atas :
1) Sarkoma sel bulat, bila terdiri atas sel sel yang berbentuk
bulat.
2) Sarkoma sel kumparan, bila terdiri atas sel sel yang
berbentuk kumparan.
3) Sarkoma sel campuran bila terdiri atas sel sel yang
berbentuk bulat dan kumparan.
4) Sarkoma sel datia, bila sebagian besar terdiri atas sel datia.

Pembagian secara histologik berdasarkan asal jaringannya. Yang


berasal dari jaringan ikat disebut fibrosarcoma, dari jaringan
tulang disebut osteogenic sarcoma. Dari tulang rawan disebut
chondrosarcoma. Pembagian ini lebih memuaskan. Tetapi pada
keadaan tertentu, yaitu pada sarkoma yang berdiferensiasi
sangat buruk, tidak mungkin lagi dapat ditentukan jenis atau asal
selnya.

6. Penatalaksanaan dan pengobatan


Penatalaksanaan tergantung dari diagnosa spesifik dan
stadium sarkoma jaringan lunak, tujuannya untuk
mengeliminasi tumor primer dan metastasisnya:
1) Pembedahan
Tipe reseksi bedah ditentukan oleh lokasi tumor, ukuran
tumor, kedalaman invasi, dank e t e r l i b a t a n s t r u k t u r
s e k i t a r, kebutuhan untuk skin graft, atau
k e m a m p u a n r e k o n s t r u k s i jaringan, kondisi pasien.

Untuk sarkoma pada ekstremitas, harus


m e n g g u n a k a n p e n d e k a t a n m u l t i d i s i p l i n , termasuk
penggunaan reseksi dengan margin negative
ditambah dengan radioterapi yangmenghasilkan
angka control hingga 90%. Sarkoma jaringan lunak
memiliki pseudokapsul, penting untuk tak memotongnya
karena berhubungan dengan rekurensi. Lokal kontrol
darisarkoma jaringan lunak memerlukan reseksi dengan
tepi dari jaringan normal. Untuk sarkomatingkat rendah
(selain epiteloid) seminimal mungkin memiliki tepi yang
bersih dari sarkomasebanyak 1 cm. Sedangkan untuk,
tingkat tinggi, jarak yang diperlukan adalah 4 cm.
Untuk t u m o r y a n g b e r a d a d i b a g i a n t e n g a h o t o t ,
tujuan dapat dicapai dengan membuang
a t a u mengangkat seluruh bagian dari origo hingga insersio,
yang mana menyebabkan morbiditasfungsi dan
kosmetik. 3% dari sarkoma jaringan lunak pada
ekstremitas terjadi pada bagianyang dalam dan
hanya setengahnya yang bias diterapi dengan
reseksi bagian tersebut atau miektomi primer.

Pengelolaan sarkoma jaringan lunak di daerah


ekstremitas sedapat mungkin haruslahdengan tindakan
limb-sparing operation dengan atau tanpa terapi ajuvan
(radiasi ataukemoterapi). Tindakan amputasi harus
ditempatkan sebagai pilihan terakhir. Pada pasiendengan
tumor yang tak dapat direseksi dengan prosedur limb-
sparing dan penyelamatanfungsi < 5%, amputasi merupakan
pilihannya. . Untuk sarkoma tingkat tinggi pada
kaki,amputasi di bawah lutut dibutuhkan, sedangkan pada
panggul dilakukan hemipelvitomi
2) Radioterapi
Radioterapi digunalan untuk terapi primer untuk
mencegah kekambuhan sarkoma danmengurangi efek dari
operasi definitive.external beam radiation therapy (ebrt)
merupakan radiasi yang paling seringdigunakan saat lebih
mudah digunakan dibandingkan dengan brachytherapy
(implantasiradioaktif yang bersifat sementara di dasar
tumor).
Keduanya menunjukkan penurunan resikokekambuhan,
tapi erbt meingkatkan control lokal dari sarkoma tingkat
rendah. Tumor dengan ukuran kecil ( 5 cm) tidak
berhubungan dengan kekambuhansehingga radioterapi tidak
terlalu diperlukan batas radiasi yang standar adalah 5-7
cm.radioterapi preoperasi menggunakan dosis 50 gy
diberikan dalam 25 fraksi. Rencanaradioterapi post operatif
didasarkan oleh tingkat tumor, penilaian terhadap tepi yang
dibedah,dan pilihan institusi. Dosis post operatif yang
digunakan 60-70 gy.
3) Kemoterapi
Ajuvan
Penelitian menunjukkan kemoterapi gagal
menunjukkan peningkatankesembuhan pasien. Meta
analisis dari 14 penelititan doxorubicin
menunjukkan peningkatan free-survival rate, tetapi angka
absolut dari semuanya yang dapatmeningkatkan
survival hanya 4 %.
Neoajuvan (preoperative kemoterapi)
Angka rasional penggunaan neoajuvan hanya 30-50%
yang berspon terhadapkemoterapi standar. Neoajuvan
memperlihatkan onkologis untuk
mengidentifikasi pasien yang berspon terhadap
kemoterapi. Pendekatan penatalaksaan nya
adalahkombinasi kemoterapi sistemik dengan
radiosensitisasi, ebrt. Penggunaankemoterapi, radiasi,
dan pembedahan , dan rehabilitasi membutuhkan waktu
6-9 bulan
d. Tumor jalan lahir
1. Tumor jinak
1.) Vulva
Tumor kistik vulva
Kista inklusi (kista epidermis)
Kista yang terjadi akibat perlukaan, terutama pada
persalinan, karena episiotomy atau robekan, dimana suatu
segmen terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista ini
terdapat di bawah epitel vulva/perineum maupun vagina
berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu biasanya
bergaris tengah kurang dari 1cm dan berisi cairankental.
Umunya kista ini tidak menimbulkan keluhan.
Kista sisa jaringan embrio
Kista gartner: dianggap berasal dari saluran mesonefridikus
wolffi. Terdapat pada dinding lateral-anterolateral vagina
sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris
Kista parauretra
Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi.
Kista ini biasa menonjol pada dinding depan vagina dan
sering mengalami infeksi.
Kista endometriosis
Walaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva
maupun vagina. Kista pada vulva ini umu hanya
memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada
kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan infeksi.
2.) Vagina
Tumor solid vagina
Tumor epitel
Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus hpv tipe 6 dan 2. Akhir-
akhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Gambaran histologik
adalah suatu papiloma yang sekali-sekali setelah lama dapat
menjadi ganas. Gambaran makroskopis adalah seperti
jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada
vulva dansekitar anus sampai vagina dan serviks.
Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
- Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi
dorsal muara uretra, mikroskopik sebagai papiloma
uretra yang ditutupi oleh epitel transisional yang
tersusun sebagai lipatan dengan tipe yang sering
menyerupai pertumbuhan ganas. Tumor i ni
mempunyai kecenderungan untuk kambuh local.
Gangguan yang ditimbulkan antara lain adalah nyeri
pada waktu berjalan dan duduk, ispareunia, disuria,
perdarahan dan pembengkakan.
- Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara uretra terutama bagian belakang yang meluas ke
samping juga. Dengan demikian, lubang muara uretra
ini menonjol akan tetapi tidak mempunyai tangkai,
berwarna merah kusam dan tidak menimbulkan nyeri
seperti pada karunkula uretra neoplasma. Gambaran
mikroskopik adalah reaksi granulomataosa jaringan
terhadap infeksi kronik pada uretra. Karunkula ini
sering terdapat pada wanita pasca menopause,
kebanyakan merupakan penampilan investasi
trikomonas vaginalis. Apabila etiologi infeksi tidak
diobati maka karunkula ini sering kambuh.
- Hiperkeratosis
Harus dibedakan karena leukoderma atau vitiligo
dimana pigmentasi tidak terjadi, serta karsinoma vulva
insitu maupun invasive. Pada hyperkeratosis dibedakan:
Yang disebabkan infeksi menahun: dermatitis.
Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
Distrofi (leukoplakia)
- Nevus pigmentosus
Walaupun kulit vulva hanya 3% seluruh kulit badan,
melanoma maligna terjadi pada vulva dan vagina 7-
10%. Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-
hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan sel nevus yang
khas dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan
epitel. Menururt masson sel nervus berasal dai
melanosit dalam epidermis atau dari sel schwan dari
serabut saraf yang menuju kulit. Yang berbahaya ialah
lesi yang berpigmen dan tak meluas sehingga sebaiknya
diperiksa secara histologik.
3.) Uterus
Tumor ektoserviks
- Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran
mesonefridikus wolffi terdapat dinding samping
ektoserviks.
- Kista endometriosis: letaknya superficial.
- Folikel atau kista naboth: kista retensi kelenjar
endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara,
sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang
mencapai ukuran besar berwarna putih mengkilap berisi
cairan mucus. Kalau kista ini menjadi besar dapat
menyebabkan perasaan nyeri.
- Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti
kondiloma akuminata. Kebanyakan papiloma ini adalah
sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun
persalinan.
- Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak
superficial, dapat membesar pada sarang mioma dapat
tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi
mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal
berwarna putih.
- Polip plasenta. Berasal dari plasenta yang tertinggal
setelah partus maupun abortus. Pemeriksaan histology
memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai tingkat
degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta
menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang
menimbulkan perdarahan. Polip endometriosis
umumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan bedah
laser.
Miometrium
Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.
Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
- Mioma submukosum: berada id bawah endometrium
dan menonjol ke dalam rongga uterus.
- Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di
antara serabut miometrium.
- Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding
uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus,
diliputi oleh serosa.
Adenomiosis
Adenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di antara
serabut miometrium.
Hemangioma
Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan.
Umunya didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk
histologinya dapat beraneka ragam.
4.) Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non
neoplasma. Tumor tuba uterine yang neoplastik jarang seklai
ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukan neoplasma
lebih sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba
uterine falopii dan jaringan sekitarnya: tumor-tumor yang
disebabkan oleh radang.
2. Tumor ganas
1) Vulva
2) Vagina
3) Uterus
4) Tuba
5) Ovarium
e. Pencegahan dini kanker rahim
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan
dalam hal mencegah kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara
lain:

1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup


nutrisi dan bergizi

2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan

3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor

4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini

5. Hindari berhubungan intim saat usia dini

6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi


diikuti dengan hubungan intim.

7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun


sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim

8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya


melakukan vaksinasi hpv

9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta


karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin c dan e.

Meskipun demikian, jika anda sudah terdeteksi mengidap kanker


serviks, maka ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan. Jika
terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka pengobatannya dilakukan
dengan cara menghilangkan kanker serviks tersebut dengan cara
dilakukan pembedahan, baik pembedahan laser, listrik atau dengan cara
pembekuan dan membuang jaringan kanker serviks (cyrosurgery).
Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut akan dilakukan
pengobatan dengan cara kemoterapi serta radioterapi, namun jika sudah
terdeteksi cukup parah, tiada lain kecuali dengan mengangkat rahim
(histerektomi) secara menyeluruh agar kanker tidak berkembang.

f. Pemeriksaan payudara sendiri (sadari)


Adalah pemeriksaan payudara yg di lakukan sendiri oleh tiap wanita
dengan cara tertentu secara berkala tiap bulan. Sadari dapat membantu
menemukan kelainan atau penyakit payudara yang kemudian harus di
pastikan oleh dokter. Waktu yang paling tepat untuk melakukan sadari
adalah sekitar semiggu setelah hari terakhir menstruasi dengan cara:
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara.biasanya kedua payudara tidak sama besar, putting tidak
terletak pada ketinggian yang sama.perhatikan apakah terdapat
keriput, lekukan atau putting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari putting susu segeralah
pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah
dan periksa lagi.
3. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tanggan kiri di belakang
kepala dan sebuah bantal di bawah bahu kiri.rabalah payudara kiri
dengan telapak dan jari jari tangan kanan.periksalah apakah ada
benjolan pada payudara.kemudian periksa juga apakah ada benjolan
atau pembengkakan pada ketiak kiri.
4. Periksalah dan rabalah putting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari jari tangan akan terasa
kenyal dan mudah digerakkan.bila terasa ada benjolan sebesar 1 cm
atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
5. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

B. Pertolongan pertama pada gangguan sistem reproduksi


a) Perlukaan pada genetalia
Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan
uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu
robekan yang disertai pendarahan hebat.
Perlukaan akibat persalinan
1. Vagina
Perlukaan pada dinding depan vagina terjadi disekitar orifisium
uretra dan klitoris. Robekan pada vagina dapat bersifat luka
tersendiri atau mirip lanjutan robekan perineum. Robekan vagina 1/3
bagian atas ummnya mirip lanjutan robekan serviks uteri.
Pada umumnya robekan vvagina terjadi karena regangan jalan
lahir yang berlebih-lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan.
Kadang-kadang robekan lebar terjadi akibat ekstraksi dengan
forceps. Untuk menilai keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan
pemeriksaan dengan spekulum. Pendarahan pada keadaan ini
umumnya adalah pendarahan artevial, sehingga harus segera dijahit.
Untuk menilai keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan
pemeriksaan dengan spekulum. Pendarahan pada keadaan ini
umumnya adalah pendarahan artevial, sehingga harus segera dijahit.
2. Perineum
Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akkibat persalinan
ialah perineum. Tingkat perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam
:
1) Tingkat i : perlukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau
kulit perineum.
2) Tingkat ii : melukai fasia dan otot-otot diafragma urogenital
3) Tingkat iii : menyebabkan muskulus sfingter ani enternus
terluka didepan.
4) Tingkat iv : melukai sampai keanus

Perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani,


dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineim atau pada vagina,
sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukan demikian dapat
melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapsus
genitalis. Robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan
jaringan pararektal, sehingga rektum terlepas dari jaringan
sekitarnya. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan
yang bersifat artevial atau yang merembes.

Pada perlukaan tingkat i, bila hanya ada luka lecet , diperlukan


penjahitan. Pada perlukaan tingkat ii, hendaknya luka dijahit secara
cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan catgut no.0 atau 00,
dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati antara
jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan terjadinya
radang.

Pada perlukaan tingkat iii memerlukan teknik penjahitan khusus.


Langkah pertama yang terpenting adalah menemukan kedua ujung
muskulus sfingter ani ekstermus yang terputus.

Pada perlukaan tingkat iii yang tidak dijahit dapat terjadi


inkontinensia alvi. Perlukaan pada perineum sebenarnya dapat
dicegah atau dijadikan sekecil mungkin perlukaan ini umumnya
terjadi pada saat lahirnya kepala. Oleh karena itu keterampilan
melahirkan kepala janin sangat menentukan sampai seberapa jauh
terjadi perlukaan pada perineum.untuk mencegah terjadinya
perlukaan perineum yang tidak terarah dan tidak teratur dianjurkan
melakukan episiotomi.

3. Serviks uteri
Robekan serviks bisa menimbulkan pendarahan banyak,
khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat itu terdapat ramus
desendens dari arteria uterina. Perlukaan pada serviks uteri sering
diakibatkan oleh tindakan-tindakan pada persalinan buatan dengan
pembukaan yang belum lengkap. Selain itu, penyebab lain robekan
serviks ialah partus presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim kuat
dan sering sehingga janin di dorong keluar, kadang-kadang sebelum
pembukaan lengkap.
Pada robekan servik yang berbentuk melingkar, diperiksa dahulu
apakah sebagian besar dari servik sudah lepas atau tidak. Jika belum
lepas, bagian yang belum lepas itu, dipotong dari servik, jika yang
lepas hanya sebagian kecil saja itu dijahit lagi pada serviks.
Perlukaan dirawat untuk menghentikan perdarahan.
4. Korpus uteri
Perlukaan yang paling beraat pada waktu persalinan adalah
robekan uterus. Lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen
bawah uterus. Robekan bisa terjasi pada tempat yang lemah pada
dinding uterus, misalnya pada parut bekas seksio sesareaatau bekas
miomektomi.
Secara anatomik, robekan uterus dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu :
1) Robekan inkomplet; mengenai endometrium dan miometrium
tetapi perimetrium masih utuh
2) Robekan komplet ; mengenai endometrium, miometrium,
perimetrium sehingga terjadi hubungan langsung antara karum
uteri dan rongga perut.

Robekan uterus komplet menyebabkan gejala-gejala yang khas


ketika persalian berlangsung yaitu nyeri perut mendadak, anemia,
syok, dan hilangnya kontraksi. Gejala robekan uterus inkomplet
umumnya lebih ringan.

Pada waktu selesai persalinan, bila penderita pucat dan kelihatan


dalam syok, sedang perdarahan keluar tidak banyak, apabila diraba
tumor di parametrium, maka pada keadaan ini patut dicurigai adanya
robekan uterus inkomplet. Untuk lebih memastikan hal ini,
dianjurkan melakukan ekplorasi dengan memisahkan tangan didalam
rongga uterus.

Penanganan pada robekan uterus ialah pemberian transfusi darah


segera, kemudian laparotomi, jenis opersi yang dilakukan ialah
penjahitan luka pada dinding uterus atau pengangkatan uterus.

Perlukaan akibat koitus

Perlukaan yang terjadi pada koitus pertama ialah robeknya selaput


himen. Robekan selaput himen biasanya terjadi pada dinding belakang
dan menimbulkan perdarahan sedikit. Pada keadaankeadaan tertentu
perlukaan akibat koitus daat pula lebih berat, koitus yang dilakukan
secara kasar dan keras.

Perdarahan-perdarahan terjadi segera setelah koitus dan dengan


pemeriksaan inspekulo. Pada pemeriksaan segera tampak tempat, bentuk
dan besarnya luka. Penjahitan luka harus dilakukan dengan teliti.

Perlukaan akibat pembedahan ginekologik

Bila perlukaan kandung kencing diketahui, maka segera dilakuakan


penjahitan luka kembali. Penjahitan itu dilakukan dalam dua lapaisan
dengan memperhatikan ostium dan ureter tidak ikut terjahit.

Perlukaan akibat benda asing

Seringkali penderita dengan psikopatria seksualitas memasukkan


benda-benda kedalam vagina atau uretra. Benda asing ini bisa tetap
tinggal divagina karena kelupaan atau memang karena penderita sendiri
tidak ingin mengeluarkannya.

Perlukaan pada vagina atau uterus bisa terjadi apabila digunakan


benda untuk melakukan abortus propokatus, karena benda tersebut tidak
suci lama, bahaya terbesar selama pendarahan ialah infeksi septik dengan
segala akibatnya.

b) Kelainan dalam letak alat-alat genetalia


Kelainan letak alat-alat genitalia sudah dikenal sejak 2000 tahun sm.
Dalam ilmu kedokteran hindu kuno, menurut chakberty, dijumpai
keteranganketerangan mengenai kelainan letak alat genital:dipakai
istilah mahati untuk vagina yang lebar dengan sistokel, rektokel, dan
laserasi perinum.
Kelainan letak uterus
Posisi seluruh uterus dalam rongga panggul dapat mengalami
perubahan. Uterus seluruhnya dapat terdorong kekanan (dekstroposisi),
kekiri (sinistroposisio), kedepan(anteroposisio), kebelakang
(retroposisio), keatas (elevasio), dan ke bawah (desensus). Umumnya
kelainan posisi disebabkan oleh tumor, yang mendorong uterus
kesebelah yang berlawanan, atau perlekatan yang kuat yang menarik
uterus kesebelah yang berlawanan, atau perlekatan yang kuat yang
menarik uterus kesebelah yang sama.
1. Retrofleksio uteri fiksata
Umumnya disebabkan oleh radang pelvik yang menahun atau
endometriosis yang mengakibatkan perlekatan korpus uteri disebelah
belakang dengan adneks, sigmoid serta rektum, dan/atau omentum.
Terapi tergantung dari penyebabnya. Pada radang menahun
terapi gelombang pendek (short wave theraphy) dalam beberapa seri
kadang-kadang dapat memberi perbaikan, akan tetapi jika dengan
therapi tersebut keluhannya tidak menghilang sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari perlu dilakukan terapi pembedahan.
2. Prolapsus genitalia
Pada dasarnya prolapsus genitalia digolongkan dalam dua
golongan yaitu inversio vagina atas dan enversio vagina bawah.
Inversio dan enversio ini dapat terjadi bersama-sama atau berbeda
waktu, akan tetapi faktor penyebabnya cukup berbeda.
Eversio vagina terjadi karena hilangnya penyokong atau
lemahnya otot-otot vagina bawah, terutama karena kerusakan
diafragma pelvis dan urogenital, biasanya kerusakan ini akibat
traumapersalinan, atau karena atrofi jaringan-jaringan penyokong
pelvis pasca menopouse, dimana hormon estrogen sudahberkurang.
Secara klinik kita dapat mengetahui apakah inversio dulu yang
timbul atau eversio.
3. Inversio uteri
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus
(fundus uteri)memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah
dalam menonjol kedalam kavum uteri, bahkan kedalam vagina atau
keluar vagina dengan diding endometriumnya sebelah luar.
Etiologi: inversio uteri biasanya dijumpai pada sesudah kala 3
persalinan. Tekanan pada fundus uteri yang dilakukan ketika uterus
tidak berkontraksi baik, tarikan pada tali pusat, kontraksi uterus yang
tidak normal, dapat merupakan permulaan masuknya fundus uteri
kedalam cavum uteri, dan kontraksi uterus berturut-turut mendorong
fundus yang terbalikkebawah. Korpus uteri kadang-kadang uterus
seluruhnya keluar dari vagina. Jika penderita dapat mengatasi
peristiwa ini dengan uterus tidak direposisi, penyakitnya menjadi
menahun.
Gejala: inversio uteri akut yang terjadi pada akhir persalinan
menimbulkan gejala-gejala yang mengkhawatirkan, seperti syok,
nyeri keras, perdarahan. Rasa nyeri disebabkan oleh tarikan pada
peritoneum dari ligamentum infundibulum pelvikum dan
ligamentum rotundum kanan dan kiri, yang mengikuti fundus uteri
kedalam terowongan inversio.
Penanganan: sebagai tindakan pencegahan, dalam memimpin
persalinan harus selalu waspada akan kemungkinan timbulnya
inversio uteri. Jangan memijat-mijat uterus yang tidak berkontraksi
dan lembek, jangan mengadakan tarikan tali pusat, sebelum yakin
bahwa plasenta sudah lepas. Pada inversio uteri yang sudah terjadi,
sambil mengatasi syok dilakukan reposisi manual dalam narkosis.
Tangan kanan seluruhnya dimasukkan kedalam vagina, melingkari
tumor dalam vagina, dan telapak tangan mendorong perlahan-lahan
tumor keatas melalui serviks yang masih terbuka. Setelah reposisi
berhasil, tangan dipertahankan sampai dirasakan uterus telah
berkontraksi,dan kalau perlu di masukkan tampon ke dalam kavum
uteri dan vagina.tampon dibuka setelah 24 jam,sebelumnya diberikan
uterotonika lebih dulu sebelum tampon diangkat.
Umumnya reposisi,segera setelah inversio uteri terjadi,tidak sulit.
Pada inversio uteri menahun prosedur diatas tidak dapat dilakukan
karena lingkaran kontraksi pada ostium uteri eksternum sudah
mengecil dan menghalangi lewatnya korpus uteri yang terbaik.
Dalam hal ini perlu dilakukan operasi setelah infeksi diatasi.

c) Permasalahan dalam sistem urologi


Urologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem urin
pada wanita dan traktus genitourinoria pada laki-laki.
Beberapa aspek urologi pada wanita
Antara traktus genitalis dan traktus urinarius pada wanita ada
hubungan yang erat, berhubungan dengan pertumbuhan alat-alat tersebut
dalam masa embrional dan fetal, dan berhubung dengan lokasi alat-alat
genital dan beberapa bagian traktus urinarius berdekatan di pelvis maka
gangguan dan penyakit pada sistem yang satu dapat mempengaruhi
keadaan sistem yang lain.
1. Kelainan anatomik pada saluran urin bagian bawah
Kelainan anatomik yang ditemukan sebagian ada kaitannya
dengan embriologi,seperti hipospadi,dan yang paling berat ekstropi
vesika, ini semua disebabkan oleh gangguan pertumbuhan pada sinus
urogenitalis.
Pada urethrokel terdapat suatu benjolan sebagian urethra kearah
lumen vagina yang berisi air kemih,yang mudah mengalami infeksi
dan dapat menimbulkan sistitis.
Pengobatan urethrokel ini terdiri atas membuat sayatan pada
dinding vagina untuk membebaskan penonjolan dari vagina;bila
kecil cukup dengan jahitan-jahitan catgut kromik pada jaringan
paraurethral sambil memasukkan benjolan kedalam,bila besar
mungkin sebaian benjolan perlu diangkat dan dinding urethra yang
terbuka dijahit dengan muskularis dan fasianya.
Divertikal di urethra; disamping urethrokel dapat ditemukan di
vertikel pada urethra yang mudah pula kena infeksi. Pengobatannya
pada umumnya terdiri atas mengangkat di vertikel tersebut.
2. Benda asing dalam vesika urinaria
Jahitan luka pada dinding vesika dengan sutera dan nilon dan
lain-lain yang tidak diresorbs, dapat tetap ada di vesika urinaria dan
terjadi instruktasi dengan garam-garam urin sehingga membatu.
Fotorongen dapat menolong, bila batunya masih
ada.pengobatan terdiri atas sistoskopis pengancuran batu yang kecil-
keci.bila batunya terlalu besar maka dapat dikerjakan
sistoskolpotomi dan sekalian memperbaiki sistokel jika ada,atau
seksio alta bila batunya amat besar.
3. Radang pada saluran kencing
Urethra wanita selalu mengandung kuman(eskheresia
koli,streptokokkus, basillus doderlein). Kuman-kuman yang ada di
introitus vaginae sesuai dengan yang ada di sekitarnya.
Pada saluran kencing radang di cegah oleh karena adanya
sfingter kandung kencing, asamnya air kencing yang mencegah
tumbuhnya mikroorganismus dan pengeluaran urin yang cukup
deras.
Contoh-contoh radang saluran kencing
Urethritis
Sistitis
4. Tumor bagian saluran bawah urin
1) Tumor urethra
2) Tumor vesika urinaria

Tumor jinak vesika urinaria yang terbanyak adalah papiloma yang


menyerupai jonjot-ionjot yang bertangkai dengan lokasinya biasanya
didasar vesika , dan sering menimbulkan perdarahan.umumnya
diagnosis ditentukan dengan melakukan sistescopi. Cara
pengobatan : papiloma diangkat secara sistoscopik dengan
elektrokuagulasi

5. Inkontinensia urine
Ketidak mampuan menahan air kencing atau inkontinensia urine
mempunyai berbagai sebab yang dapat dikembalikan pada spingter
vesika urinariayang tidak berfungsih baik, atau pada fistula urin.
Inkontinensia urine dapatdibagi dalam beberapa tingkat untuk
memudahkan membuat diagnosis da terapinya.
Tingkat i:adanya air kemih keluar meskipun sedikit pada waktu
batuk atau bersin, atau ketawa, atau kerja berat
Tingkat ii : telah keluar air kemih bila kerja ringan, naik
tangga, atau jalan-jalan.
Tingkat iii : terus keluar air kemih tidak tergantung dari berat
ringannya bekerja, malahan pada berbaring juga keluar air kemih.
Inkontinensia urine tingkat 1 dan 2 dinamika pula stress-
incontinence. Untuk membuat diagnosis yang tepat, agar
pengobatannya juga tepat maka perlu difikirkan hal-hal yang telah
diuraian diatas. Dengan anamnesis terarah pemerikaan-pemeriksaan
yang rumit dan memakan waktu dan biaya dapat dhindrkan.
6. Fistula urine
Tiap penderita fistula urine seharusnya dianggap sebagai
manusia yang amat menderita dan harus dikasihani. Bila kebersihan
kurang atau tidak ada maka mudah timbul vulvitis dan vaginitis .
Pada vulva dan sekitar anus timbul eksoriasi, ulserasi, dan
kondiloma. Pada fistula lama kulit disekitarnya menjadi tebal dan
kaku. Air kencing yang terus-menerus mengalir menimbulkan bau
pesing dan genitalia eksterna selalu basah. Penderita ini tidak dapat
berfungsi lagi sebagai wanita dan mengalami tekanan lahir batin.
Haidnya tidak jarang berbulan-bulan tidak datang, atau penderita
terus mengalami amenore sekunder. Keadaan demikian ini harus
segera ditangani. Sekurang-kurangnya suami isteri perlu diberi
penerangan dan pengertian bahwa penyakitnya dapat ditangani. Bila
tidak maka perceraian niscaya terjadi.

C. Jenis-jenis pms, pengertian, penyebab


a. Herpes
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex, terutama jenis
hsv-2. Tanda-tandanya yang paling jelas adalah lecet, bisul, atau luka di
daerah kelamin, namun penyakit ini dapat menjangkiti seseorang tanpa
menunjukkan gejala-gejala. Ini juga dapat ditularkan pada kontak kulit
dengan kulit, bahkan jika seseorang yang terjangkit tidak menunjukkan
peradangan atau lecet. Bisul juga dapat berkembang, hilang, dan muncul
kembali selama orang tersebut, masih memiliki virusnya. Penyakit ini
juga dapat ditularkan ke anak-anak, jika ibunya memiliki virus saat
melahirkan, namun kondisi ini jarang terjadi. Selain gejala fisik, herpes
juga menyebabkan tekanan psikologis bagi penderitanya.
b. Clamidia
Sebuah penyakit menular seksual yang paling umum, klamidia
mudah menyebar karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang dapat
terlijat. Biasanya, hanya dapat diketahui, jika pasien pergi ke ginekolog
untuk pemeriksaan rutin dengan uji klamidia. Namun, ini penting bagi
seseorang yang aktif secara seksual, terutama mereka yang memiliki
lebih dari satu pasangan, untuk melakukan pemeriksaan klamidia, saat
pergi ke ginekolog. Pada kasus yang gejalanya nampak, biasanya muncul
keluarnya cairan putih atau kekuningan dari ujung penis, sering buang air
kecil, sensasi terbakar, testis yang lembek, dan cairan vagina dengan bau
tidak sedap.
c. Gonorhoe
Gonorea adalah penyakit yang menyebar lewat cairan tubuh dari
seseorang yang terinfeksi. Disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhea,
yang tumbuh subur dan berkembang biak di selaput lendir tubuh dan
bagian tubuh yang hangat serta lembab, seperti leher rahim, rahim, dan
uretra. Kondisi ini rumit, tanpa menunjukkan gejala sama sekali, tetapi
terkait dengan gejala seperti konjungtivitis, vulvitis atau pembengkakan
vulva, dan pembengkakan kelenjar di tenggorokan karena oral seks. Hal
ini juga menyebabkan keluarnya cairan ringan, yang seringkali diduga
sebagai infeksi jamur.
d. Siphilis
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang mudah
menjangkit dan disebabkan oleh bakteri treponam pallidum. Walaupun
umumnya menyebar lewat aktivitas sexual, namun penyebaran melalui
seks anal dan oral, lebih umum, karena menular ke orang lain saat
ciuman secara terus menerus dan kontak dengan luka, sehingga virusnya
menyebar. Namun, beberapa luka kecil dan tidak terlihat, yang terinfeksi
mungkin tidak menyadari bahwa ia menyebarkan penyakit. Sifilis
muncul dalam beberapa tingkatan, pada tingkat awal hanya menyebabkan
satu atau dua luka di sekitar kelamin. Tingkat kedua, memunculkan ruam
merah pada tangan dan kaki. Tingkat terakhir dapat merusak jantung,
otak, saraf dan menyebabkan kematian, jika tidak diobati. Sifilis juga
memiliki tingkat tidak aktif atau laten, di mana gejala tidak muncul.

D. Penyakit imunologi
AIDS DAN HIV

a. Definisi
Adalah penyakit yang dianggap sebagai penyakit menular seksual paling
mematikan. Diketahui sebagai virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, yang biasanya dikenal sebagai aids. Katarteristiknya adalah
melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mampu melindungi
diri dari penyakit atau infeksi. Hal ini membuat pasien sangat rentan
terhadap penyakit dan tidak mampu melawan kanker. Ini juga merupakan
penyakit progresif yang akan mempengaruhi seseorang sepanjang
hidupnya, meskipun dengan pengobatan yang tepat orang yang terinfeksi
bisa hidup normal.
b. Epidemologi
Dinas kesehatan kabupaten lingga kembali menemukan lima warga
positif terjangkit penyakit hiv/aids. Kini total warga yang terjangkit virus
yang mematikan tersebut selama periode 2011-2012 sebanyak 16 orang.
Kepala bidang pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan
(p2pl) dinkes lingga, rosmalisa mengatakan kelompok usia yang
menderita penyakit tersebut rata-rata berumur 15-45 tahun.
Rinciannya, enam penderita berusia 30-40 tahun, empat orang
berumur 25-29 tahun. Satu orang berusia di bawah 15 tahun dan dua
pengidap lainnya berusia 45 tahun serta dua orang lainnya berusia 20-24
tahun. Semua penderita di dominasi kaum perempuan sebanyak 13 orang.
Sisanya tiga orang lainnya adalah laki-laki.penyakit hiv.
c. Faktor penyebab penularan
a) Hubungan seks
b) Transfusi darah
c) Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum
tindik).
d) Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa
menyusu.i
d. Langkah-langkah pencegahan
a) Hindari seks bebas
b) Jangan berganti-ganti pasangan seksual
c) Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi
jangan menjadi donor darah
d) Seorang ibu yang didiagnosa positif hiv sebaiknya jangan hamil.
e) Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
f) Jauhi narkoba.

E. Pengertian
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang
mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit
infeksi. Pada tahun 1546, girolamo fracastoro mengajukan teori
kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat
yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu
lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
Pada tahun 1798, edward jenner mengamati bahwa seseorang dapat
terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi
sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah
vaksin cacar.dengan ditemukannya mkroskop maka kemajuan dalam bidang
makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit
infeksi. Selain itu peneliti perancis, charles richet dan paul portier (1901)
menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan
menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah
keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah
anafilaksis (tanpa pencegahan).

Pada tahun 1873 charles blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu
penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa
ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari lalu pada tahun 1911-
1914, noon dan freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara
terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit.
Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi
terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.

Pada tahun 1923, cooke dan coca mengajukan konsep atopi (strange
disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai
manifestasi sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi
diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam
kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.

Landsteiner (1900) menemukan golongan darah abo, dan disusul dengan


golongan darah rhesus oleh levine dan stenson (1940), maka kelainan klinis
berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun
yang terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja.

Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek


sistem imun ( kekebalan ) pada semua organisme. Imunologi memiliki
berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah
menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun.

F. Sistem rujukan ginekologi


a. Stabilisasi klien
b. Melibatkan keluarga
c. Persiapan keuangan
d. Organisasi antara pengiriman dan
penerimaan rujukan

G. Persiapan penanganan penyakit menular seksual

H. Rujukan ginekologi

I. Cara merujuk kasus-kasus ginekologi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai