Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

KONTRASEPSI IMPLANT

DISUSUN OLEH :

ANIS MIFTAHUL HIDAYAH


NPM. 1426030064

Dosen Pembimging :

YULITA ELVIRA, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Ny. I


RT 11 RW 02 KELURAHAN SUMBER JAYA
KEC. KAMPUNG MELAYU
KOTA BENGKULU

Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Prodi DIII Kebidanan Pembimbing

Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes Yulita Elvira Silviani, SST,M.Kes

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan

Dr. Hj. Netty Herawati, DHSM, M.Si

2
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan
hidayah-nya lah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Komunitas ini dengan judul Asuhan
Kebidanan Komunitas pada Ny. I Umur 39 tahun dengan pemakaian KB tidak
rasional
Kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
tuntunan, bimbingan dan saran. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Effendi, MS sebagai pimpinan sekolah tinggi ilmu kesehatan Tri
mandiri sakti Bengkulu
2. Drs. H. Buyung Keraman, M.Kes sebagai ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan
tri mandiri sakti Bengkulu
3. Dr. Hj. Netty Herawati, DHSM, M.Si sebagai ketua jurusan program studi D
III kebidanan stikes tri mandiri sakti Bengkulu
4. Yulita Elvira Silviani, SST, M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan kebidanan komunitas
5. Ny I dan seluruh keluarga yang telah bekerja sama untuk penyusunan tugas
kebidanan komunitas.
6. Rekan sejawat, senasib dan seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan
semangat.
Semoga segala hal yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala
dari Allah SWT. Dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kondusif demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Penulis berhadap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu kebidanan khususnya, serta
demi kebaikan kita semua dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

3
Bengkulu, Februari 2017

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 3
C. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian kb........................................................................................ 4
B. Implant ................................................................................................. 4
C. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya..................................... 5
D. Indikasi dan Kontra Indikasi................................................................. 5
E. Kelebihan dan Kekurangan................................................................... 6
F. Efek Samping........................................................................................ 8
G. Pemasangan Implant............................................................................. 8
H. Pencabutan Implant.............................................................................. 12
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian ............................................................................................ 14
A. Masalah................................................................................................. 18
B. Analisis data.......................................................................................... 18
C. Prioritas masalah................................................................................... 18
D. Rencana asuhan.................................................................................... 18
E. Pelaksanaan .......................................................................................... 19

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-
metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam
paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus
menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat
dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara
yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari
informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang
lengkap, akurat dan benar.
Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau

1
membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan
keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Dalam ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu
mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil
dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat
kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga
dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam
susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan
suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan
dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan
dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.
Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-
pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu
tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera
diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan
alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau
bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti
setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan
kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya
jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya
sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau
suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun
demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu,
sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi
kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor implant
dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari implan
b. Untuk mengetahui jenis-jenis implan
c. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas implan
d. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan implan
e. Untuk mengetahui efektifitas implan
f. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan
g. Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk

C. Manfaat
Dalam memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam
bidangnya, seperti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan
dalam pemasangan implant adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan
memasang implant sudah melakukan konseling kepada ibu dan keluarga
sehingga pilihan implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan
keluarga, dan ibu mengetahui efek samping maupun keuntungan dari implant
tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian KB

3
Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan
mengatur jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu
yang diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau
mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah
angka kematian ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri
menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan
mengurangi angka kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting
dalam pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil
berkualitas yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).

B. Implant
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung
kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda.
Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga
mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus
minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1
kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup
melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain
menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan
oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang
terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun
mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah
pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati
dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan
(Sarifiddin, 2006).

4
C. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.

D. Indikasi dan Kontra Indikasi


1. Indikasi
a. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya
tidak terlalu dekat.
c. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

2. Kontra Indikasi
a. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
b. Wanita dalam usia reproduksi
c. Telah atau belum memiliki anak
d. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
f. Pasca persalinan dan tidak menyusui
g. Pasca keguguran
h. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
i. Riwayat kehamilan ektopik
j. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah,
atau amenia bulan sabit (sickle cell)
k. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen
l. Sering lupa menggunakan pil

5
m. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
n. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
o. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
p. Miom uterus dan kanker payudara.
q. Gangguan toleransi glukosa.

E. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan
diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain :
a. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
b. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu
melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
c. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5
tahun
d. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam
vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
e. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor
menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah
norplant diangkat
f. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau
mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan
sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
2. Keuntungan dari metode ini adalah:
a. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
b. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
c. Bebas dari pengaruh estrogen
d. Tidak mengganggu ASI
e. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
f. Perdarahan lebih ringan
g. Tidak menaikkan tekanan darah
h. Mengurangi nyeri haid
i. Mengurangi/ memperbaiki anemia
j. Melindungi terjadinya kanker endometrium
k. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
l. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
3. Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah

6
a. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat
badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood
atau kegelisahan.
b. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS
d. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau
obat epilepsi.
e. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun)

F. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari
pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering
daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling
sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan
berat badan (Gunawan, 1999).

G. Pemasangan Implant
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk
pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya

7
jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah
sakit,serta harus:
a. Mamiliki pencahayaan yang cukup
b. Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
c. Terbebas dari debu dan serangga
d. Memiliki ventilasi udara yang baik
e. Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air
bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan
maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga
lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal
sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan
yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun
yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti
septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk
pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama
5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah
cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.
(Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna
menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada
daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan
sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan
alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,
pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian
bilas segera dengan air bersih.

8
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah
dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau
kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai
(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian
dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan
dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit
klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam
mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan
implan Norplant
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1) Meja periksa untuk berbaling klien
2) Alat penyangga lengan (tambahan)
3) Batang implan dalam kantong
4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk
tempat meletakkan implan Norplant.
5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau
didisinfeksi tingkat tinggi)
6) Sabun untuk mencuci tangan
7) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis
gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti
karat.
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm
(1-1 1/2inch)
10) Trokar 10 dan madrin
11) Skalpel 11 atau 15
12) Kassa pembalut, band aid, atau plester
13) Kassa steril dan pembalut
14) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk
kaperluan darurat)

9
15) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16) Bak/tempat instrumen (tertutup)
c. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3) Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas
lipat siku, didaerah media lengan
4) Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus
kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
6) Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7) Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul
berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan
jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari
tersebut)
8) Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol
keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan
hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9) Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua
kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk
memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar
dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
d. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1) Menutup luka insisi
a) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi
tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
b) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar
(perdarahan subkutan)
2) Perawatan klien

10
a) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan
kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama
pemasangan.
b) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum
memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

H. Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
dengan pengobatan biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu
pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu
furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong
kearah tempat insisi akan dilakukan.
3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berluban
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat
dengan kapsul Norplant
6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari
tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul
dijepit dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo
perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain.
Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal
ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya
keluar

11
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua
sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan
maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka
dengan kassa steril kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3
hari .

12
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

A. PENGKAJIAN
1. Struktur Keluaga
a. Nama Kepala Keluarga : Saharudin
b.Umur : 41 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d.Agama : SMP
e. Pendidikan : Islam
f. Pekerjaan : Nelayan
g.Pendapatan : 1.000.000
h.Alamat : Jl. Sumber Jaya
i. Suku/ Bangsa : Indonesia
j. Daftar Anggota Keluarga :
No Nama Hub L Umur Pend Agama Pekerja
Kel P (tahun)
1 Indrawati Isteri P 39 SD Islam IRT
2 Marlena Anak P 19 SMA Islam -
3 Putri Anak P 17 SMP Islam -
4 Pitri Anak P 8 SD Islam -

2. Sifat Keluarga
a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
keluarga adalah ayah dan ibu. Jadi dilakukan musyawarah dulu dalam
pengambilan keputusan.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Kebiasaan makan : 3 kali sehari
2) Kebiasaan istirahat :
Siang : 2 Jam
Malam : 8 jam
3) Saran hiburan keluarga : TV
4) Kebiasaan eliminasi keluarga :
BAK : 6 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
5) Hygiene perorangan atau keluarga
Mandi : 2 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/hari

13
Keramas : 1 kali/hari
3. Faktor Ekonomi Sosial
a. Penghasilan
1) Penghasilan utama dari ayah sebagai buruh dengan penghasilan
Rp. 200.000 perminggu.
2) Penggunaan dana keluarga untuk kebutuhan pokok, biaya
pendidikan dan lain-lain.
3) Pengelolaan dan pengeluaran keuangan keluarga oleh ayah dan ibu.
4) Kegiatan sosial kemasyarakatan
Gotong royong
4. Faktor Rumah Dan Lingkungan
a. Rumah
Rumah keluarga ini bertempat tinggal dirumah sendiri dengan dinding
permanen ukuran 6x7 meter, lantai sudah menggunakan semen/plester.
Dan langit-langit sudah menggunakan eternit, ventilasi cukup, atap
rumah menggunakan genting dan keadaan ventilasi memenuhi syarat
( 10% luas lantai). Penerangan menggunakan listrik, cahaya matahari
masuk kedalam rumah.
b. Denah rumah terlampir
Teras

K
a
m
Ruang tamu a
r
Kamar Ruang Dapur
Keluarga
c. Perabot rumah
Lengkap
d. Sampah
Tempat pembuangan sampah ada
e. Sumber air
Sumur Pompa
f. Jamban.
Tersedia : 1
g. Penampungan air minum
Ember
h. Pembuangan air limbah
Septik tank
i. Vektor
-
j. Kandang ternak
-
k. Halaman

14
-
l. Kamar mandi
Ada 1
m. Lingkungan rumah
Kurang
n. Fasilitas kesehatan
Puskesmas
o. Fasilitas perdagangan
Pasar
p. Fasilitas peribadatan
Ada
q. Sarana hiburan keluarga
TV

r. Sarana transportasi keluarga


Sepeda motor roda 2
s. Sarana jalan
Mudah di jangkau oleh fasilitas kendaraan umum
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat kesehatan anggota keluarga
Tidak ada penderita penyakit menular, menahun dan menurun
b. Kebiasaan memeriksa diri
Kurang, karena jarak ke fasilitas kesehatan cukup jauh
c. Kesehatan Ibu dan Anak,antara lain :
1) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ny.I umur 39 tahun dengan kehamilan Normal
2) Tidak ada ibu hamil Dalam keluarga
3) Tidak ada Keluarga Berencana PUS dan WUS
4) Tidak ada lansia.
6. Riwayat Kesehatan Jiwa
Psikososial : baik
Spiritual : baik
7. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Baik
8. Kesadaran Keluarga Tentang Bahaya HIV/AIDS
Tidak ada keluarga yang penderita penyakit menular
9. Tanggapan Keluarga Terhadap Pelayanan
Cukup Baik
10. Masalah-masalah penyakit kronis
Tidak ada
11. Dana sehat atau JPKM
Tidak ada
12. Keadaan kesehatan keluarga saat dikunjungi
Baik

B. MASALAH

15
Ny. I sering mengalami pusing selama menggunakan Implant

C. ANALISIS DATA
Ny. I umur 39 Tahun dengan Akseptor KB Implant

D. PRIORITAS MASALAH
Ny. I mengaku sering mengalami pusing selama menggunakan KB Implant

E. RENCANA ASUHAN
1. Diagnosa : Kurangnya pengatahuan ibu tentang
keuntungan dan kerugian KB Implant
Tujuan : Agar ibu mengerti keuntungan dan kerugian KB Implant
Umum : Setelah diberikan penyuluhan ibu mengerti apa-apa saja
keuntungan dan kerugian KB Implant
Khusus : Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu:
a. Menjelaskan pengertian kontrasepsi
b. Menyebutkan manfaat KB Implant
c. Menyebutkan kerugian KB Implant
Rencana Evaluasi Kriteria dan Standar
Verbal :
a.Ibu menyebutkan pengertian kontrasepsi
b. Ibu menyebutkan minimal 3 manfaat kontrasepsi
Non Verbal :
Ibu tampak mengerti dan paham apa apa saja keuntungan
dan kerugian KB impant
Rencana intervensi :
a.Diskusikan bersama dengan ibu tentang alat kontrasepsi
b. Berikan contoh alat-alat kontrasepsi
c.Motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi

F. PENATALAKSANAAN
Tanggal Pengkajian : Rabu, 08 Februari 2017
Jam : 10.00-selesai
Tempat : Kelurahan Sumber Jaya
Pengkaji : Anis Miftahul Hidayah

16
A. Subjectif
1. Identitas
Nama Pasien : Ny. I
Usia : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : RT. 11 RW. 02 Kelurahan Sumber Jaya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan selama menggunakan KB Implant sering mengatakan
pusing
3. Riwayat Mensturasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun dengan konsistensi
cair, banyaknya 2 kali ganti pembalut/hari, siklus 28 hari lamanya rata-
rata 6 hari tidak ada keluhan yang menyertai haid.
4. Riwayat KB
Ibu mengatakan sudah pernah menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Terdahulu
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berat, menular
ataupun penyakit keturunan.
b. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang,
merokok, alkohol, dll.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan semua anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit, baik penyakit berat maupun penyakit keturunan.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3kali sehari dengan menu bervariasi seperti
sayur-sayuran, tahu, tempe dan daging. Minum 8 gelas sehari, tidak
ada pantangan dan masalah makan ataupun minum.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1kali sehari dengan konsistensi lembek, dan
BAK 6-8 kali sehari dengan warna jernih kekuningan, tidak ada
penyulit dalam BAK maupun BAB.
c. Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan tidur malam 8jam dan tidur siang 2 jam.

17
d. Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi 2 kali sehari keramas 2 kali
seminggu. Ibu biasa menggunakan pakaian dari bahan yang menyerap
keringat, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali sehari
tetapi bahan yang digunakan untuk celana dalam kadang menyerap
keringat kadang tidak menyerap keringat.
e. Pola Hubungan Seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 kali dalam seminggu
dan tidak ada keluhan dalam melakukan hubungan seksual.
f. Aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas yang biasa dilakukan adalah melakukan
pekerjaan ibu rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci
pakaian, mencuci piring, memasak dan lain-lain.

B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan emosional : Stabil
d. Tanda-tanta vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 75 kali/menit
Resfirasi : 23 kali/menit
Suhu : 37C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Benjolan : tidak ada
Kebersihan : bersih
Kerontokan : tidak ada
b. Mata
konjungtiva : ananemis
sklera : aniterik
palpebrae : tidak ada odema
bentuk : simetris
c. hidung

18
kebersihan : bersih
bentuk : simentris
polip : tidak ada
d. Mulut
mukosa bibir : lembab
kebersihan : bersih
e. leher
pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran vena juglaris : tidak ada
f. telinga
bentuk : simetris
kebersihan : bersih
pengeluaran : tidak ada
g. Payudara
Bentuk : simetris
Puting susu : menonjol
Massa/ Tumor : tidak ada
h. Abdomen
Bekas luka : tidak ada
Massa/tumor : tidak ada
i. Ekstremitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patela : +/+
j. Genetalia luar
Kebersiha : bersih
Odema : tidak ada
Varices : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada

C. Analisa
Ny. I 39 tahun dengan akseptor KB Implant sering mengalami pusing

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
Ev : ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi implant
Ev: ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugianya

19
3. Menjelaskan efek samping alat kontrasepsi implant yaitu sakit kepala,
penambahan dan penurunan berat badan dan gangguan haid
Ev : ibu mengerti dengan efek samping KB implant dan siap menerimanya
4. Anjurkan pada ibu untuk ketempat tenaga kesehatan bila sewaktu-waktu
ada keluhan
Ev: ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ketika ada keluhan

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai