Anda di halaman 1dari 15

SERVISITIS

OLEH:
1. Ayu Mastura (30718005)
2. Dinda Verawati (30718009)
3. Risky Dewi (30718026)
4. Whinike Cintya (30718031)
DEFINISI
Servisitis adalah peradangan selaput lendir dari kanalis servikalis.
karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel
silindris sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina.
(Gynekologi .FK UNPAD, 1998 )
ETIOLOGI
• Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis,
kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob
endogen vagina seperti streptococcus,enterococus, e.coli, dan
stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel
gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang
mengalami trauma.
(Fauziyah, 2012)
Penyebab lain dari peradangan, meliputi:
• Alergi terhadap bahan kimia yang ada di dalam spermisida, pembilas
vagina, atau kondom berbahan karet lateks.
• Iritasi atau cedera dari tampon, pessarium, atau dari alat kontrasepsi wanita
seperti diafragma.
• Ketidakseimbangan bakteri. Pada keadaan normal, bakteri sehat di vagina
dikalahkan oleh bakteri yang tidak sehat atau berbahaya. Ini juga disebut
vaginosis bakterial.
• Ketidakseimbangan hormon. Kadar estrogen yang relatif rendah atau
progesteron yang relatif tinggi dapat mengganggu kemampuan tubuh
untuk mempertahankan jaringan serviks yang sehat.
• Kanker atau pengobatan kanker. Pada keadaan jarang, penanganan
dengan radiasi atau pemberian obat antikanker dapat menyebabkan
perubahan pada serviks yang sesuai dengan servisitis.
(Fauziyah, 2012)
PATOFISIOLOGI
a. Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak
menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih
kekuningan.
b. Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio
disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
(Fauziyah, 2012)
c. Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih
kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu
mudah kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa
menjadi hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.
(Fauziyah, 2012)
GEJALA KLINIS
Kebanyakan wanita yang mengalami servisitis tidak memperlihatkan gejala
apapun. Keadaan tersebut dapat dijumpai hanya setelah dilakukan
pemeriksaan atau uji berkala. Tanda-tanda dan gejala-gejala, jika ada,
meliputi:
• Luah (discharge) vagina berwarna kelabu atau kuning pucat.
• Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan pascasanggama atau
antar haid.
• Nyeri sanggama (dispareunia).
• Berkemih yang sukar, nyeri, dan sering.
• Nyeri panggul atau perut atau demam, pada keadaan yang jarang.
(Fauziyah, 2012)
KLASIFIKASI SERVISITIS

1. Cervicitis Akut

Cervicities akut ialah infeksi yang diawali di endocerviks dan ditemukan


pada gonorrhoe, dan pada infeksi post-abortum atau post-partum yang
disebabkan oleh Streptoccocus, Stafilococcus, dan lain-lain. Dalam hal ini,
serviks memerah dan bengkak dengan mengeluarkan cairan mukopurulent.
Servisitis akut biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual.
Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut.
Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi servisitis kronis.
(Manuaba, 2009)
2. CERVICITIS KRONIS

Penyakit ini dijumpai pada wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka


kecil atau besar pada serviks karena partus abortus memudahkan masuknya
kuman-kuman ke dalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu
menyebabkan infeksi menahun. Cervisitis kronis paling sering terlihat pada
ostium eksternal dan canalis endoserviks .
(Prawirohardjo, 2008)
PENGOBATAN SERVISITIS
Penanganan servisitis dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahannya. Untuk servisitis noninfeksi, seperti iritasi terhadap pemakaian bahan,
alat, atau produk tertentu, maka yang perlu dilakukan pasien adalah menghentikan
pemakaiannya hingga sembuh.
Sedangkan untuk kasus servisitis akibat infeksi menular seksual, pemberian obat
sangat dibutuhkan, baik bagi penderita maupun pasangannya. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan infeksi dan mencegah penularannya. Contoh obat-obatan
yang dapat diberikan berdasarkan organisme penyebab infeksi adalah:
• Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi bakteri, seperti
gonore, chlamydia, dan vaginosis bakterialis.
• Antiviral. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi virus, seperti
herpes genital atau kutil kelamin.
• Antijamur. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi jamur.
(Manuaba, 2009)
Jika obat-obatan di atas tidak efektif mengatasi servisitis, dikarenakan
kondisi sudah cukup parah, maka dokter akan menyarankan pasien
menjalani metode pengobatan berikut ini:
• Cryosurgery. Dokter akan menggunakan media khusus yang dapat
membekukan jaringan yang terkena servisitis. Setelah dibekukan dengan
suhu yang sangat dingin ini, jaringan akan hancur dengan sendirinya.
• Bedah listrik. Ini merupakan teknik bedah dengan menggunakan aliran
listrik, untuk membakar atau menghancurkan jaringan yang terkena servisitis.
• Terapi laser. Dokter akan menggunakan sebuah alat khusus yang dapat
mengeluarkan gelombang cahaya kuat, untuk memotong, membakar, dan
menghancurkan jaringan yang terkena servisitis.
(Manuaba, 2009)
PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan khusus dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan dengan speculum
2. Papsmear
3. Biopsy
4. Biakan damedia
(Rasjidi, 2009)
PENCEGAHAN SERVISITIS
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar tidak terkena penyakit ini.
Di antaranya dengan:
• Mempraktikkan hubungan seksual yang aman, seperti tidak berganti
pasangan.
• Menghindari produk-produk kewanitaan yang mengandung parfum, karena
bisa menyebabkan iritasi pada vagina maupun serviks.
(Bustan, 2006)

Anda mungkin juga menyukai