1
2
b. Teori Estrogen-Progesteron
c. Teori Oksitosin
e. Teori Prostaglandin.
a. Kala 1
1) Fase Laten
2) Fase Aktif
b. Kala II
2) Perineum menonjol
c. Kala III
Kala III dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya uri (plasenta),
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Pada tahap ini berlangsung
selama 5-30 menit dimana plasenta dan tali pusar yang masih tersisa
dikeluarkan dari dalam tubuh ibu. Resiko pendarahan akan meningkat
apabila kala III lebih lama dari 30 menit, terutama pada 30-60 menit.
Kala III yang normal dapat dibagi dalam 4 fase , yaitu:
d. Kala IV
Kala IV adalah fase pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir, tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan bayi. Pada
kala IV ibu akan melakukan pemulihan dan keseimbangan. Periode ini
juga penting untuk pembentukan awal hubungan ibu dan bayi. Interaksi
awal orang tua dan bayi baru lahir dipercaya mempengaruhi kualitas
hubungan mereka selanjutnya. (Sharon Redeer, 2014).
5. Tanda-Tanda Persalinan
a. Lightening (penurunan kepala janin ke panggul)
Lightening dapat terjadi sekitar 10-14 hari sebelum kelahiran.
Perubahan ini dihasilkan oleh penempatan kepala janin ke dalam
rongga panggul. Lightening dapat terjadi secara tiba-tiba sehingga saat
bangun pagi ibu benar-benar tidak merasakan ketegangan pada perut
dan ketegangan diafragma yang sebelumnya ia rasakan.
(Sharon Reeder, 2014).
b. Pengeluaran lendir disertai darah (show)
Tanda lain menjelang persalinan adalah pengeluaran rabas vagina
yang berwarna merah muda (pink) yang biasa disebut “show”.
Sekumpulan lender yang mengisi saluran serviks selama kehamilan
mungkin dikeluarkan saat serviks melembut pada beberapa hari terakhir
kehamilan. Tekanan bagian presentasi janin yang turun ke rongga
panggul menyebabkan kapiler yang sangat kecil di serviks mengalami
ruptur. Darah ini bercampur dengan lender dan membuat warna pink,
“Show” harus dapat dibedakan dari pengeluaran darah yang banyak,
yang dapat mengindikasi adanya komplikasi obstetrik.
(Sharon Reeder, 2014).
c. Pecah ketuban
Pecah ketuban merupakan indikasi pertama mulainya proses
persalinan. Setelah ketuban pecah selalu ada kemungkinan prolapse tali
pusat jikabagian bawah janin tidak secara adekuat mengisi pintu atas
oanggul. Ibu hamil sebaiknya disarankan untuk segera menghubungi
tenaga kesehatan jika terjadi pecah ketuban agar segera mendapat
pertolongan. (Sharon Reeder, 2014).
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power (kekuatan his dan mengejan)
His normal mempunyai sifat :
1) Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim
2) Fundal dominant, menjalar ke seluruh otot rahim
7
2) Plasenta
Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menghalangi jalan
rahim). Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang bertambah
tua maka menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone
sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menyebabkan kontraksi. (Sharon Reeder, 2014).
b. Serviks
Penipisan pada serviks (effacement) disebabkan oleh kontraksi
uterus yang bersifat fundall dominan sehingga seolah – olah serviks
tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen
atas dan bawah rahim mengkuti tarikan keatas. Panjang serviks pada
akhir kehamilan normal berubah – ubah dari beberapa mm menjadi 3
cm, panjang serviks berkurang secara teratur dan pendek.
(Nurul Wahidah, 2017).
c. Ketuban
d. Tekanan darah
Tekanan darah meninggi selama kontraksi dengan kenaikan
sistolik rata-rata sebesar 15 (10-20) mmHg dan kenaikan diastolic rata-
rata sebsar 5-10 mmHg. (Nurul Wahidah, 2017).
e. Metabolisme
f. Suhu tubuh
h. Pernafasan
i. Renal
j. Gastrointestinal
k. Hematologi
2. Perubahan Kala II
a. Serviks
Seviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang
semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi pembesaran
ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa
milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm.
Pada pembukaan lengkap tidak teraba bibir portio, sekmen bawah
rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran. (Nurul
Wahidah, 2017).
b. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal
11
k. Persyarafan
Kontraksi menyebabkan penekanan pada kepala janin sehingga
denyut jantung janin menurun. (Nurul Wahidah, 2017).
l. Metabolisme
Peningkatan metabolisme berlanjut hingga kala II persalinan.
(Nurul Wahidah, 2017).
m. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi meningkat berbeda – beda setiap kali
meneran meningkat selama kala II disertai takikardi meningkat nyata
ketika mencapai puncak menjelang persalinan. (Nurul Wahidah, 2017).
3. Perubahan Kala III
Dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung kurang lebih 30 menit. Uterus terus berkontraksi terus
menerus untuk melepas plasenta dari dindingnya, biasanya selama 6-15
menit setelah bayi keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Otot uterus
berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah bayi
lahir, Penyusutan ini menyebabkan ukuran tempat perlekatan plasenta
berkurang. (Nurul Wahidah, 2017).
4. Perubahan Kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan adalah waktu yang paling
kritis bagi ibu dan bayinya. Tubuh ibu melakukan adaptasi setelah
kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi
melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya diluar
uterus. Kematian ibu banyak pada kala ini, oleh karena itu bidan tidak
boleh meninggalkan ibu dan bayinya sendirian. (Nurul Wahidah, 2017).
14
DAFTAR PUSTAKA
Wahidah, Nurul . 2017 . Modul pengantar : perubahan fisiologi dan psikologi ibu
bersalin