Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

JENIS INFUS
Mata Kuliah KDM

DOSEN PEMBIMBING

Elvira Rosa MM,SST

DISUSUN OLEH

TIWA ROSI ANI


(30718030)

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KDM tentang jenis- jenis cairan beserta
gambar, fungsi, dan cara menghitung infus dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yang berisi ilmu
pengetahuan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang jenis-jenis cairan infus,
sehingga pembaca bisa mengetahui apa-apa saja jenis cairan infus yang bisa dimasukkan
ketubuh kita serta pada kondisi yang bagiamana cairan-cairan infus tersebut
diberikan. makalah kami ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber
informasi, refrensi dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut
Kesehatan Helveia Medan. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan menhrapkan kritik
dan saran dari para pembaca.

Kediri, 15 Januari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ……………………………………………………….4

2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….5

3. TUJUAN ……………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

1. JENIS-JENIS DAN FUNGSINYA …………………………………………6


2. CARA MENGHITUNG ……………………………………………………16

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN ……………………………………………………………21

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..22

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara


fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90%
dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Secara keseluruhan, presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. Presentase
cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari
total berat badan, wanita dewasa 55% dari tital berat badan, dan dewasa tua 45% dari
total berat badan. Selain itu, presentase jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga
bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh
sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan
tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena jumlah lemak pada tubuh wanita
dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada tubuh pria dewasa.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pemberian cairan intravena (Infus)
yaitu memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh
dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh
pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa
penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai
pembawa obat-obatan lain.
Salah satu tugas penting bidan adalah memberikan pelayanan yang aman dan
nyaman bagi klien. Salah satunya yaitu dengan memberikan cairan infus kepada klien
yang sedang mengalami kekurangan cairan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab

4
penuh dalam memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya
pemberian cairan infus kepada klien.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa macam-macam jenis infus dan fungsinya ?
2. Bagaimana cara menghitung cairan infus ?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Manusia.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis infus beserta fungsinya.
b. Mahasiswa mampu menghitung tetesan infus dengan baik dan benar.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

JENIS - JENIS INFUS DAN FUNGSINYA

Menurut pengelompokannya cairan infus dibedakan menjadi :

a. Cairan hipotonik

Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih


rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas
serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya
(prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak)
pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

b. Cairan hipertonik
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan
darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.

c. Kristaloid
Bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam
pembuluh darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg memerlukan
cairan segera. Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.

d. Cairan Isotonik

6
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat
(RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

e. Koloid

Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari
membran kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya hipertonik, &
mampu menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah albumin & steroid.

Jenis - Jenis

1. Asering

Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai


berikut :
 Na 130 mEq
 Cl 109 mEq

 Ca 3 mEq

 K 4 mEq

 Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan :
dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam berdarah, dengue,

2. Cairan Kristaloid Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l


Kegunaan :
 Mengganti cairan saat diare
a.) Normal Saline
 Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di
intravaskuler
 Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit
serta membuat peningkatan pada metabolit
7
nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada
penyakit ginjal akut.
b.) Ringer Laktat (RL)

Komposisi :
(mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl =
109-110, Basa = 28-30 mEq /L)
Manfaat cairan Ringer Laktat :
Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi
saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena
dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan
natriumnya menentukan tekanan osmotik pada
pasien.

c.) Deaktrosa

Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :


Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l
Manfaat deaktrosa :
adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat
terapi intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika
pasien sedang dan selesai operasi.

d.) Ringer Asetat (RA) Komposisi : terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen
(C6H14O6).
Manfaatnya yaitu :
membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal
atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa
toksik menjadi 8meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan
irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi
prostat atau transuretral.
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif
daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus
pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang
yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih
terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :

a) Albumin

Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat


pemurnian yang berasal dari plasma manusia
(misalnya 5 %).
Adapun manfaat albumin yaitu :
mengganti jumlah volume yang hilang atau protein
ketika pasien mengalami syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal
yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien
diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh
diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam
Komposisiberat
penurunan cairan ini hampir sama dengan cairan
badan.
Ringer Laktat
b) Cairan Mannitol namun keduanya memiliki manfaat yang berbeda
bagi pasien yaitu :
 berguna sebagai cairan metabolisme di otot
pasien
 Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan
cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat
dan syok maupun asidosis
 bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan
9
bikarbonat masif)
 demam berdarah
 luka bakar (syok hemoragik)
c) Hidroxyetyl Starches (HES)

Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer


glukosa:amilosa dan amilopektin).
Manfaat cairan HES :
Membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah
pada pasien post trauma. sSehingga resiko kebocoran
kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah
jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami
kenaikan permeabilitas.

4. KA-EN 3A & KA-EN 3B

Komposisi :
 KA-EN 3A
 Sodium klorida 2,34 g
 Potassium klorida 0,75 g
 Sodium laktat 2,24 g
 Anhydrous dekstros 27 g
 Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa
27g/L,kcal/L:108
 KA-EN 3B
 Sodium klorida 1,75 g
 Ptasium klorida 1,5 g
 Sodium laktat 2,24
 Anhydrous dekstros 27 g
 Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl-
(50),laktat- (20),glukosa
10 (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan
kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung
kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.

5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
 Sodium klorida 2,25 g
 Anhidrosa dekstros 37,5 g
 Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5), dan
glukosa (37,5 g/L
Manfaat cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang
sedang dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien
yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada
bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan
elektrolitnya.
6. KA-EN MG3
Komposisi :
 Sodium klorida 1,75 g
 Anhydrous dekstros 100 g
 Sodium laktat 2,24 g
 Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+
(20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya :
membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien
mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium
pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan
pasien (400 kcal/L).
7. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :
 Na 30 mEq/L
 Cl 20 mEq/L
 K 0 mEq/L 11
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak,
menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien
mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.

8. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
 Na 30 mEq/L
 K 8 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 37,5 gr/L
 Cl 28 mEq/L
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun
sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia
ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit
pasien ketika dehidrasi hipertonik.
9. Otsu-NS

Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :


 Na+=154
 Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS :
mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan
natrium pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi
adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti cairan saat
pasien mengalami dehidrasi akut.

10. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Manfaat cairan adalah :
dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada
pasien diabetik 12
secara parental dan dapat memberi nutrisi
eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien
stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
11. Otsu-RL

Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :


 Na+ =130
 K+ = 4
 Cl- =108.7
 Laktat = 28
 Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan
sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.

12. AMINOVEL- 600

Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :


 amino acid (L-form) 50g
 D-sorbitol 100g
 ascorbic acid 400mg
 inositol 500mg
 nicotinamide 60mg
 pyridoxine HCl 40mg,
 riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
 Sodium 35 mEq
 potassium 25 mEq
 magnesium 5 mEq
 acetate 35 mEq
 maleate 22 mEq
 chloride 38 mEq

13
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami
luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang.
Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.

13. AMIPAREN

Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa


kandungan yaitu:
 L-leucine 14
 L-isoleucine 8g
 L-valine 8g
 lysine acetate 14,8g
 (L-lysine equivalent 10,5g)
 L-threonine 5,7g
 L-tryptophan 2g
 L-methionine 3,9g
 L-phenylalanine 7g,L-cysteine 1g
 L-tyrosine 0,5g
 L-arginine 10,5g
 L-histidine 5g
 L-alanine 8g
 L-proline 5g
 L-serine 3g
 aminoacetic acid 5,9g
 L-aspartic acid 30 w/w%
 total nitrogen 15,7g
 sodium kurang lebih 2 mEq
 acetate kira-kira 1220 mEq
 dan kandungan Sodium bisulfit ditambahkan sebagai
stabilisator.

14
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka
bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.

14. Dektrose

Larutan dextrose juga bisa di gunakan sementara untuk


mengganti kehilangan cairan dengan cara melarutkan
NaCl 0,45 % dalam larutan dextrose 5 %. Larutan
Dektrose juga dapat diberikan untuk penanganan awal
pada pasien hipoglikemia (gula darah rendah).

15. TUTOFUSIN OPS

Komposisi tiap liternya adalah:


 Natrium = 100 mEq
 Kalium = 18 mEq
 Kalsium = 4 mEq
 Sorbitol = 50 gram
 Klorida = 90 mEq
 Magnesium =6 mEq
Manfaatnya yakni :
memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit
baik saat sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu,
dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan
cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan
kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan
15
pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat
secara parsial.
16
Cara Menghitung Cairan Infus

Perlu diketahui bahwa untuk menghitung tetesan infus sendiri tidak bisa di lakukan
dengan sembarangan karena itu berbahaya. Jadi seorang yang bertanggung jawab untuk itu
harus benar - benar mengetahui cara menghitung tetesan infus secara tepat yang nantinya
akan di masukkan ke dalam tubuh pasien dalam bentuk cairan. Sebab untuk pasien yang
kekurangan cairan atau dehidrasi memang bisa di kembalikan dengan memberinya infus yang
mengandung Natrium di dalamnya.

Jadi dalam kasus pasien yang kehilangan cairan, maka kita bisa dikembalikan dalam
waktu 2 hari dengan memberinya infus. Namun pemberian tetesan infus yang terlalu cepat
juga bisa membahayakan pasien karena bisa berakibat kejang dan keracunan.

1. Rumus tetesan infus (Paten)


 1 gtt = 3 mgtt
 1 cc = 20 gtt
 1 cc = 60 mgtt
 1 kolf = 1 labu = 500 cc
 1 cc = 1 mL
 mggt/menit = cc/jam
 konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
 konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
 volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
 volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3

Catatan :

Sebelum melakukan perhitungan, kita juga harus mengetahui bagaimana cara


menghitung rumus jumlah tetesan cairan dalam hitungan jam dan menit

2. Rumus tetesan infus dalam hitungan jam

17
3. Rumus tetesan infus dalam hitungan menit

4. Rumus faktor tetes dewasa

 Faktor tetes untuk orang dewasa = 20


 Faktor tetes untuk anak-anak = 60

Latihan Soal :
Apabila ada seorang pasien dewasa yang datang ke rumah sakit serta memerlukan 1000
ml RL cair, maka bagaimana infus diperlukan untuk memenuhi cairan pasien dalam
waktu 200 menit ?

Diketahui :
 Cairan = 1000 ml (cc)
 Waktu = 200 menit
 Faktor Tetes = 20 (dewasa)

Jawaban :
 Jumlah tetes per menit = (1000 ml x 20 tetes ) : 200 menit
 Jumlah tetes per menit =5/1 x 20
 Jumlah tetes per menit = 5 x 20
 Jumlah tetes per menit = 100 tetes
Jadi dengan demikian pasien dewasa tersebut memerlukan waktu 200 menit untuk
menghabiskan 200 hingga 1000 ml cairan dengan menggunakan infus set terumor.
Anak-anak (drip mikro)
Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set
dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc

18
5. Penurunan Rumus Anak
Berikut adalah rumus dasar (dalam jam) untuk pasien anak :

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/detik ? yaitu hanya tinggal merubah rumus dan
menggunakan angka angka yang ada.

Rumus :

( Jumlah cairan infus x jumlah tetes : jumlah tetes per menit x 60 )

Contoh Soal :
Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/menit = 21 tetes/menit maka tetesan per
detiknya adalah ?

Jawaban :
1 menit = 60 detik,
Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60 detik maka hitungan perdetiknya adalah : 60/21 = 2,857
(bulatkan menjadi 3) jadi artinya dalam waktu 3 detik itu ada 1 tetes
Untuk lebih mudahnya berikut patokan yang sudah di hitung, jadi mudah untuk
mengingatnya :

Untuk yang makro


 20 tetes/menit = 1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis = 500 cc/60 = 8,3 = 8 jam
(bulatkan)
 15 tetes/menit = 11 jam

19
 10 tetes/menit = 17 jam artinya dalam waktu 1 jam = 30 cc
 5 tetes/menit = 33 jam
 60 tetes/menit = 3 jam
 40 tetes/menit = 4 jam
 30 tetes/ menit = 6 jam
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang harus habis
sebagai berikut :
 1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.
 2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam, sehingga 24 jam habis 2
kolf.
 3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam, sehingga 24 jam habis 3
kolf.
 4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam, sehingga 24 jam habis 4
kolf.
 5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4,5 jam, sehingga 24 jam habis 5
kolf.

6. Cara menghitung tetesan infus


Menurut Purohito, cara menghitung tetesan infus per menit (TPM) secara sederhana
adalah:

 Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)


 (Makro) Lamanya infus (jam) x 3
 Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
 (Mikro) Lamanya infus (jam)

Contoh soal :
Berapa tetes per menit (TPM) jika cairan yang dimasukkan 500 ml dan habis dalam
waktu 8 jam?

Jawab :
Bila faktor tetesan makro.
 Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)

20
 (Makro) Lamanya infus (jam) x 3
 Tetes Per Menit = 500 ml
 (Makro) 8 jam x 3
 Tetes Per Menit = 500
 (Makro) 24
 Tetes Per Menit = 20
 (Makro)
 Jadi, cairan tersebut harus diberikan 20 TPM.

Faktor tetesan mikro.


 Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
 (Mikro) Lamanya infus (jam)
 Tetes Per Menit = 500 ml
 (Mikro) 8 jam
 Tetes Per Menit = 60
 (Mikro)
 Jadi, cairan tersebut harus diberikan 60 TPM.

21
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.
Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai
pengganti nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat

DAFTAR PUSTAKA

https://halosehat.com/review/tindakan-medis/jenis-jenis-cairan-infus
https://www.kaskus.co.id/thread/57bddc82642eb633038b456a/jenis-cairan-infus-dan-
fungsinya/
https://www.academia.edu/9111241/JENIS-JENIS_CAIRAN_INFUS
http://askep33.com/2016/02/22/macam-macam-cairan-infus/
https://dedaunan.com/macam-macam-cairan-infus-dan-fungsinya-yang-berbeda/

22

Anda mungkin juga menyukai