JENIS INFUS
Mata Kuliah KDM
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KDM tentang jenis- jenis cairan beserta
gambar, fungsi, dan cara menghitung infus dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yang berisi ilmu
pengetahuan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang jenis-jenis cairan infus,
sehingga pembaca bisa mengetahui apa-apa saja jenis cairan infus yang bisa dimasukkan
ketubuh kita serta pada kondisi yang bagiamana cairan-cairan infus tersebut
diberikan. makalah kami ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber
informasi, refrensi dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut
Kesehatan Helveia Medan. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan menhrapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….2
BAB 1 PENDAHULUAN
3. TUJUAN ……………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
1. KESIMPULAN ……………………………………………………………21
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
4
penuh dalam memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya
pemberian cairan infus kepada klien.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa macam-macam jenis infus dan fungsinya ?
2. Bagaimana cara menghitung cairan infus ?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Manusia.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis infus beserta fungsinya.
b. Mahasiswa mampu menghitung tetesan infus dengan baik dan benar.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Cairan hipotonik
b. Cairan hipertonik
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan
darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
c. Kristaloid
Bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam
pembuluh darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg memerlukan
cairan segera. Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.
d. Cairan Isotonik
6
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat
(RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
e. Koloid
Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari
membran kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya hipertonik, &
mampu menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah albumin & steroid.
Jenis - Jenis
1. Asering
Ca 3 mEq
K 4 mEq
Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan :
dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam berdarah, dengue,
Komposisi :
(mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl =
109-110, Basa = 28-30 mEq /L)
Manfaat cairan Ringer Laktat :
Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi
saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena
dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan
natriumnya menentukan tekanan osmotik pada
pasien.
c.) Deaktrosa
d.) Ringer Asetat (RA) Komposisi : terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen
(C6H14O6).
Manfaatnya yaitu :
membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal
atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa
toksik menjadi 8meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan
irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi
prostat atau transuretral.
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif
daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus
pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang
yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih
terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a) Albumin
Komposisi :
KA-EN 3A
Sodium klorida 2,34 g
Potassium klorida 0,75 g
Sodium laktat 2,24 g
Anhydrous dekstros 27 g
Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa
27g/L,kcal/L:108
KA-EN 3B
Sodium klorida 1,75 g
Ptasium klorida 1,5 g
Sodium laktat 2,24
Anhydrous dekstros 27 g
Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl-
(50),laktat- (20),glukosa
10 (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan
kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung
kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.
5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
Sodium klorida 2,25 g
Anhidrosa dekstros 37,5 g
Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5), dan
glukosa (37,5 g/L
Manfaat cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang
sedang dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien
yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada
bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan
elektrolitnya.
6. KA-EN MG3
Komposisi :
Sodium klorida 1,75 g
Anhydrous dekstros 100 g
Sodium laktat 2,24 g
Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+
(20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya :
membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien
mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium
pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan
pasien (400 kcal/L).
7. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :
Na 30 mEq/L
Cl 20 mEq/L
K 0 mEq/L 11
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak,
menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien
mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.
8. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L
Cl 28 mEq/L
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun
sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia
ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit
pasien ketika dehidrasi hipertonik.
9. Otsu-NS
10. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Manfaat cairan adalah :
dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada
pasien diabetik 12
secara parental dan dapat memberi nutrisi
eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien
stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
11. Otsu-RL
13
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami
luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang.
Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.
13. AMIPAREN
14
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka
bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.
14. Dektrose
Perlu diketahui bahwa untuk menghitung tetesan infus sendiri tidak bisa di lakukan
dengan sembarangan karena itu berbahaya. Jadi seorang yang bertanggung jawab untuk itu
harus benar - benar mengetahui cara menghitung tetesan infus secara tepat yang nantinya
akan di masukkan ke dalam tubuh pasien dalam bentuk cairan. Sebab untuk pasien yang
kekurangan cairan atau dehidrasi memang bisa di kembalikan dengan memberinya infus yang
mengandung Natrium di dalamnya.
Jadi dalam kasus pasien yang kehilangan cairan, maka kita bisa dikembalikan dalam
waktu 2 hari dengan memberinya infus. Namun pemberian tetesan infus yang terlalu cepat
juga bisa membahayakan pasien karena bisa berakibat kejang dan keracunan.
Catatan :
17
3. Rumus tetesan infus dalam hitungan menit
Latihan Soal :
Apabila ada seorang pasien dewasa yang datang ke rumah sakit serta memerlukan 1000
ml RL cair, maka bagaimana infus diperlukan untuk memenuhi cairan pasien dalam
waktu 200 menit ?
Diketahui :
Cairan = 1000 ml (cc)
Waktu = 200 menit
Faktor Tetes = 20 (dewasa)
Jawaban :
Jumlah tetes per menit = (1000 ml x 20 tetes ) : 200 menit
Jumlah tetes per menit =5/1 x 20
Jumlah tetes per menit = 5 x 20
Jumlah tetes per menit = 100 tetes
Jadi dengan demikian pasien dewasa tersebut memerlukan waktu 200 menit untuk
menghabiskan 200 hingga 1000 ml cairan dengan menggunakan infus set terumor.
Anak-anak (drip mikro)
Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set
dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc
18
5. Penurunan Rumus Anak
Berikut adalah rumus dasar (dalam jam) untuk pasien anak :
Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/detik ? yaitu hanya tinggal merubah rumus dan
menggunakan angka angka yang ada.
Rumus :
Contoh Soal :
Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/menit = 21 tetes/menit maka tetesan per
detiknya adalah ?
Jawaban :
1 menit = 60 detik,
Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60 detik maka hitungan perdetiknya adalah : 60/21 = 2,857
(bulatkan menjadi 3) jadi artinya dalam waktu 3 detik itu ada 1 tetes
Untuk lebih mudahnya berikut patokan yang sudah di hitung, jadi mudah untuk
mengingatnya :
19
10 tetes/menit = 17 jam artinya dalam waktu 1 jam = 30 cc
5 tetes/menit = 33 jam
60 tetes/menit = 3 jam
40 tetes/menit = 4 jam
30 tetes/ menit = 6 jam
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang harus habis
sebagai berikut :
1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.
2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam, sehingga 24 jam habis 2
kolf.
3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam, sehingga 24 jam habis 3
kolf.
4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam, sehingga 24 jam habis 4
kolf.
5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4,5 jam, sehingga 24 jam habis 5
kolf.
Contoh soal :
Berapa tetes per menit (TPM) jika cairan yang dimasukkan 500 ml dan habis dalam
waktu 8 jam?
Jawab :
Bila faktor tetesan makro.
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
20
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = 500 ml
(Makro) 8 jam x 3
Tetes Per Menit = 500
(Makro) 24
Tetes Per Menit = 20
(Makro)
Jadi, cairan tersebut harus diberikan 20 TPM.
21
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.
Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai
pengganti nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat
DAFTAR PUSTAKA
https://halosehat.com/review/tindakan-medis/jenis-jenis-cairan-infus
https://www.kaskus.co.id/thread/57bddc82642eb633038b456a/jenis-cairan-infus-dan-
fungsinya/
https://www.academia.edu/9111241/JENIS-JENIS_CAIRAN_INFUS
http://askep33.com/2016/02/22/macam-macam-cairan-infus/
https://dedaunan.com/macam-macam-cairan-infus-dan-fungsinya-yang-berbeda/
22