2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
KA-EN 1B
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
KA-EN MG3
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
KA-EN 4A
Indikasi :
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Otsu-NS
Indikasi:
Untuk resusitasi
Kehilangan Na > Cl, misal diare
Sindrom
yang
berkaitan
dengan
kehilangan
natrium
Otsu-RL
Indikasi:
Resusitasi
Suplai ion bikarbonat
Asidosis metabolic
MARTOS-10
Indikasi:
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres
berat dan defisiensi protein
AMIPAREN
Indikasi:
Luka bakar
Infeksi berat
Kwasiokor
Pasca operasi
AMINOVEL-600
Indikasi:
PAN-AMIN G
Indikasi:
Tifoid
5. Tujuan pemasangan infus
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit,
vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
Memperbaiki keseimbangan asam basa
Memperbaiki volume komponen-komponen darah
Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
Memonitor tekan Vena Central (CVP)
Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
6. Pasien yang harus di infus
Pasien seperti apa yang harus dilakukan pemasangan infus?
Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat
langsung ke dalam Intra Vena
Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid,
digoxin)
Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui
Intra vena
Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak
teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan
injeksi intramuskuler.
Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka bakar, lengan
pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu), lengan yang mengalami
edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit.
8. Prinsip pemasangan infus
Prinsip pemasangan infus
Prinsip pemasangan infus pada pediatric (anak)
Karena vena klien sangat rapuh, hindari tempat-tempat yang mudah digerakkan atau
digeser dan gunakan alat pelindung sesuai kebutuhan (pasang spalk kalau perlu)
Vena-vena kulit kepala sangat mudah pecah dan memerlukan perlindunga agar tidak
mudah mengalami infiltrasi (biasanya digunakan untuk neonatus dan bayi)
Selalu memilih tempat penusukan yang akan menimbulkan pembatasan yang minimal
Prinsip pemasangan infuse pada lansia
Pada klien lansia, sedapat mungkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil
(24-26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran darah lebih
lancar sehingga hemodilusi cairan intravena atau obat-obatan akan meningkat.
Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum (jaringan subkutan
lansia hilang). Untuk menstabilkan vena, pasang traksi pada kulit di bawah tempat insersi
Penggunaan sudut 5 15 saat memasukkan jarum akan sangat bermanfaat karena
vena lansia lebih superficial
Pada lansia yang memiliki kulit yang rapuh, cegah terjadinya perobekan kulit dengan
meminimalkan jumlah pemakaian plester.
9. Prosedur pemasangan infus
Alat yang harus disiapkan:
Standar infuse
Set infuse
Cairan sesuai program medic
Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
Pengalas
Torniket
Kapas alcohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadin
Sarung tangan
Prosedur kerja:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan
buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan
1.
2.
3.
4.
Cairan dengan berat molekul rendah ( < 8000 Dalton ) dengan atau tanpa glukosa,
mempunyai tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke seluruh ruang
ekstraseluler, dan mengandung elektrolit: Ringer lactate, Ringers solution, NaCl 0,9%, Tidak
mengandung elektrolit: Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-rata memiliki tingkat osmolaritas yang
lebih rendah dengan osmolaritas plasma. Contoh cairan tersebut adalah
Normal Saline
Ringer Laktat (RL)
Dekstrosa
Ringer Asetat (RA)
Cairan Koloid
Cairan dengan berat molekul tinggi ( > 8000 Dalton ), merupakan larutan yang terdiri dari
molekul-molekul besar yang sulit menembus membran kapiler, digunakan untuk
1.
2.
3.
4.
Cairan ini dipergunakan untuk indikasi khusus atau koreksi. Adapun macam-macamnya
adalah sebagai berikut :
1. MANNITOL
2. ASERING
3. KA-EN 1B
4. KA-EN 3A & KA-EN 3B
5. KA-EN MG3
6. KA-EN 4A
7. KA-EN 4B
8. Otsu-NS
9. MARTOS-10
10. AMINOVEL-600
11. PAN-AMIN G
12. TUTOFUSIN OPS
Barbara kozier, 2010. Buku Ajar Fundamentak Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Masrifatul. 2011. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia.
Surabaya.Health Book.