Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR KETERAMPILAN

PEMBERIAN OBAT REKTAL

A. Definisi
Memberikan obat melalui rektum merupakan pemberian obat dengan
memasukkan obat melalui anus dan kemudian rektum, dengan tujuan
memberikan efek lokal dan sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapat efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar.
B. Tujuan :

1. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik


2. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

C. Anatomi Fisiologi Pemberian Obat Rectal

Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur
atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan
sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar.
Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar
ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Pemberian obat yang benar juga
harus diperhatikan.
Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air
besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac
supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh
efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi
bronkus.
Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang
melewati sfingter ani interna.
D. Indikasi dan kontra indikasi pemberian obat rektal
1. Indikasi
- Untuk pengobatan konstivasi, wasir
- Untuk efek sistematik seperti mual dan muntah

2. Kontraindikasi
- Pada pasien yang mengalami pembedahan rektal

E. Efek samping
1. Terjadinya gangguan pada saluran pencernaan seperti rasa tidak nyaman
atau kram perut.
2. Pada penggunaan jangka panjang, obat ini dapat menyebabkan diare dan
efek samping yang terkait diare seperti hipokalemia.
3. Sediaan suppositoria bisa menyebabkan iritasi lokal, terutama pada pasien
yang peka terhadap polyethylene glycol (PEG).

F. Prinsip Tindakan

1. Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya pemberian obat melalui


dubur (rektal).
2. Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).
3. Saat pemberian obat atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi
dan pinggul supinasi eksternal
4. Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
5. Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.
6. Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan
peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Misalnya adalah :
pada pengobatan asma (amecain suppositoria), pada bayi (stesolid rectal,
dalam pengobatan kejang akut).
7. Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal
misalnya untuk wasir dan laxativ.
8. Jangan menggunakan stolax suppositoria (bisacodyl) setidaknya 1 jam
setelah penggunaan obat-obat antasida, susu atau produk-produk yang
mengandung susu.

G. Keterampilan Pemberian Obat Parektal


Keterampilan Pemberian Obat Perektal

Petunjuk:

Nilai 1 (Satu) : Perlu perbaikan

Prosedur keterampilan tidak dikerjakan dengan benar dan tidak berurutan

Nilai 2(Dua) : Mampu

Prosedur keterampilan dikerjakan dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat, pembimbing
perlu membantu atau mengingatkan

Nilai 3 (Tiga) : Mahir

Prosedur keterampilan dikerjakan sesuai dengan langkah kerja

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


Ket
1 2 3

I PRE INTERAKSI

1. Siapkan Alat:
a. Obat Suppositoria
b. Tisu
c. Bengkok
d. Pengalas
e. Handscone bersih
f. Sampiran
2. Pastikan prinsip 6 benar sudah terpenuhi.
3. Cuci tangan

SIKAP DAN PERILAKU

1. Beri salam dan perkenalkan diri


2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Posisikan klien dengan baik
4. Tanggap terhadap reaksi klien
5. Sabar dan teliti
II

TAHAP KERJA :

1. Atur posisi klien dengan posisi sims


2. Pasang pengalas dibawah bokong klien
3. Letakkan bengkok di bawah anus
4. Buka bungkus kapsul supositoria
5. Pakai handsscone dan mengolesi ujung obat
suppositoria
6. Regangkan glutea dengan tangan yang dominan
III. kemudian masukkan obat ke dalam rectum 7 8
cm, sampai melewati spingter ani interna ( sambil
anjurkan klien bernafas melalui mulut, agar spingter
rileks)
7. Tarik jari telunjuk keluar, dan tahan bokong
kliendengan ibu jari dan jari telunjuk dan Sarankan
klien untuk menahan supositoria agar tidak mengejan,
atau klien di anjurkan istirahat baring 20 menit.
8. Bersihkan daerah anus dengan tissu
9. Angkat pengalas dari bawah bokong klien
10. Rapikan pakaian klien dan bereskan alat-alat.

Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)


2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan baik
4. Lepaskan hands scone kedalam lar.klorin 0,5%
5. Cuci tangan

DOKUMENTASI

1. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan


beserta respon klien

TEKHNIK

1. Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat


sesuai dengan kondisi klien
2. Bekerja dengan pencegahan infeksi
3. Bekerja dengan hati hati dan cermat
4. Hargai privasi atau budaya klien
5. Bekerja secara sistematis

Nilai : Total nilai yang didapat x 100

Jumlah aspek yang dinilai

Catatan :
Rekomendasi :
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S & Setawan, Ari. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan.
Yogyakarta. nuMed.
Eny Retra Ambarwati, Tri Sunarsih. 2009.KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha
Medika
A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
Salemba Medika
Dr. Lyndon Saputra. 2013. Keterampilan Dasar Untuk Perawat dan Bidan : Binarupa
Aksara Publisher

Anda mungkin juga menyukai