Anda di halaman 1dari 6

LP PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

a. Pengertian
Pemberian obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan salah satunya melalui mulut (oral) dan
dengan injeksi (suntikan) lain sesuai dengan program pengobatan dari dokter.
Pemberian obat secara intra vena ditujukan untuk mempercepat reaksi obat,
sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. Pemberian obat intra
vena ini dapat dilakukan langsung pada vena atau pada pasien yang dipasang
infus, obat dapat diberikan melalui botol infus atau melalui karet pada selang
infus. Tempat penyuntikan yaitu pada vena yang dangkal dan dekat dengan
tulang, misalnya:
a) Pada lengan (vena mediana cubiti/ vena cephalica)
b) Pada tungkai (vena saphenosus)
c) Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
d) Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
(Mustifatul, 2014).

Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat
langsung masuk ke dalam vena, “onset of action” cepat. Pemberian obat
secara intra vena diantaranya adalah Teknik penyuntikan langsung secara
intra venayaitu obat yang secara langsung di suntikan ke vena, ceftriaxone.
Teknik pemberian obat melalui infuse atau drip dapat gunakan sebagai
penberian obat berkala dan di pertanggung jawabkan keamananya
dikarenakan pemberian obat ini harus diawasi oleh tenaga kesehatan contoh
pemberian magnesium sulfat pada ibu bersalin dengan hipertensi (PEB),
pemberian oksytosin pada perdarahan.Teknik pengambilan darah untuk
mempermudah petugas medis mengambil darah atau sample darah dan tidak
menyebabkan luka halini sangat efektip dilakukan pada pasien yang akan
dilakukan pengambilan darah. ( Walyani, 2015).
b. Tujuan
a) Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
injeksi parenteral lain.
b) Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c) Untuk memasukan obat dalam jumlah yang lebih besar
(Mustifatul, 2014).

c. Indikasi
Dapat dilakukan pada:
a) Pasien yang membutuhkan, agar obat yang diberikan dapat diberikan
dengan cepat.
b) Pasien yang terus muntah-muntah
c) Pasien yang tidak diperkenankan memasukan apapun juga lewat
mulutnya.
d) Typoid
e) Sesak napas
f) Epilepsy atau kejang-kejang

d. Peralatan Dan Perlengkapan


a) Sarung tangan satu pasang
b) Spuit steril 3 ml atau 5 ml
c) Bak instrument
d) Kom
e) Perlak dan alasnya
f) Bengkok
g) Wastafel/ tempat cuci tangan
h) Handuk lap tangan
i) Kapas alkohol
j) Obat injeksi dalam vial atau ampul
k) Daftar pemberian obat
l) Larutan chlorin 0,5 %
(Mustifatul, 2014).
e. Prosedur Pelaksanaan
Menurut Mustifatul tahun 2014, prosedur pelaksanaan pemberian obat
melalui intravena adalah sebagai berikut:
1. Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan procedure serta tujuannya.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih.
6. Memakai sarung tangan.
7. Mengoplos obat dengan ceftriaxone(500mg) dan aquabides(10cc)
menggunakan water steril for injection hingga tercampur. Selanjutnya
tarik menggunakan spuit.
8. Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba
spuit terlebih dahulu, lalu simpan pada bak instrumen.
9. Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area
injeksi pada vasofix.
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik.
11. Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus (bolus) dengan
kapas alkohol, secara sirkular dengan diameter + 5 cm.
12. Mengklem cairan infuse.
13. Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus (bolus) dengan tangan
yang dominan.
14. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk
selang infus.
15. Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam vena dengan kecepatan
maksimal 5 cc/menit. Untuk obat-obatan yang pekat sebaiknya dioplos
terlebih dahulu menggunakan water steril.
16. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, selanjutnya swab lagi
menggunakan kapas alkohol.
17. Periksa kecepatan tetesan cairan infus.
18. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar.
19. Buang sampah pada tempat sampah medis.
20. Buka sarung tangan dan buang pada tempat sampah medis.
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk atau tissue hingga kering dan bersih.
22. Melakukan evalusi dan respon pasien setelah tindakan dilakukan.
23. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.

f. Bahaya Pemberian Obat


a) Pasien alergi terhadap obat (misalanya menggigil, shock dll)
b) Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekroses atau hematoma
c) Dapat menimbulkan kelumpuhan

g. Evaluasi Tindakan
a) Pasien tidak merasakan apapun ketika sudah diberikan obat
b) Pasien tidak mengalami alergi ketika sudah diberikan obat
c) Pasien tidak mengalami apser, nekroses atau hematoma
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:


Salemba Medika.

Potter & Perry. 2014. Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika.

Walyani, E. S. dan Purwoastuti, E. 2015. Keterampilan Dasar Kebidanan 1.


Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Uliyan, Mustifatul. 2014. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan.


Surabaya: Salemba Medika.
LEMBAR KONSUL

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF

Pembimbing Akademik

( )

Anda mungkin juga menyukai