Oleh :
Yoandira Hanitia
Yona Afrilia
Yuni Astuti
D III KEBIDANAN
STIKES PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
2020
Pencatatan dan Pelaporan merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh
tenaga kesehatan (khususnya Epidemiolog) dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik bagi individu, keluarga dan masyarakat. Untuk dapat melakukan
kegiatan Pencatatan dan Pelaporan dengan baik, maka dibutuhkan Data dan
Informasi yang Tepat dan Akurat, karena tanpa adanya hal tersebut hasil kegiatan
pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya
Sumber : https://www.liputan6.com/citizen6/read/3573201/nama-tertukar-
pasien-meninggal-karena-salah-obat#:~:text=Liputan6.com%2C%20Jakarta
%20Jean%20Dowd,pemeriksaannya%20tertukar%20dengan%20pasien
%20lain.&text=Sebelum%20mendapat%20penanganan%20di%20rumah%20sakit
%2C%20Jean%20harus%20melakukan%20tes%20lab.
Sebagai dokter kanker, Dr. Roy menjelaskan bahwa diagnosis Jean baru diketahui
beberapa bulan sebelum kematiannya, setelah ia mendapat pengobatan yang salah.
Selain itu, gara-gara pengobatan yang tidak tepat, Jean juga menderita efek
samping seperti ruam kemerahan yang berbau serta sakit mulut.
Sebelum masuk rumah sakit, wanita itu mengalami konstipasi yang parah dan
dilarikan ke rumah sakit Derriford. Namun setelah pengobatan berjalan, Dr. Roy
kemudian diberitahu lewat email bahwa hasil tes lab Jean tertukar dengan pasien
lain.
Kondisi tersebut membuat Dr. Roy turun tangan dan mengambil langkah untuk
menghentikan pengobatan Jean. Pada saat itu, keadaan Jean sudah tak lagi bisa
mendapat pengobatan yang tepat untuknya. Akan tetapi, tim dokter masih
berupaya untuk melakukan kemoterapi terhadap penyakit kankernya, walaupun
kondisi wanita itu sudah sangat lemah. Kondisinya yang terus menurun membuat
Jean dilarikan ke rumah sakit, St. Luke's Hospice, sampai akhirnya ia meninggal
di sana.
Setelah tahu bahwa datanya tertukar dengan pasien lain, investigasi diadakan.
Kesalahan ini kemudian dikirimkan ke rumah sakit Derriford, untuk bertanggung
jawab atas kasus tersebut.
Secara umum, faktor yang paling sering mempengaruhi medication error adalah
faktor individu, berupa persoalan pribadi, pengetahuan tentang obat yang kurang
memadai, dan kesalahan perhitungan dosis obat (Mansouri et al., 2014).
Kesalahan pada salah satu tahap akan menimbulkan kesalahan pada tahap
selanjutnya.
Identifikasi pasien minimal dengan dua identitas, misalnya nama dan nomor
rekam medik/ nomor resep,
Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat melakukan interpretasi resep
dokter. Untuk mengklarifikasi ketidaktepatan atau ketidakjelasan resep,
singkatan, hubungi dokter penulis resep.
Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat, seperti :
Data demografi (umur, berat badan, jenis kelamin) dan data klinis (alergi,
diagnosis dan hamil/menyusui). Contohnya, Apoteker perlu mengetahui
tinggi dan berat badan pasien yang menerima obat-obat dengan indeks terapi
sempit untuk keperluan perhitungan dosis.