Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NARKOBA

DI SUSUN OLEH:

…………………………

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan anugerah ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Narkoba” ini selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan ataupun kekurangan, baik itu dari segi penulisan, isi dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik maupun
saran yang membangun dari para pembaca.

Demikianlah pengantar ini kami sampaikan, dengan harapan semoga makalah ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima
kasih atas waktu dan perhatian yang diberikan.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemahaman Mengenai Drug Abuse .............................................................. 3
2.2 Penggolongan NAPZA…............................................................................. .4
2.3 Faktor-faktor Penyebab Drug Abuse…… ..................................................... 6
2.4 Efek yang Ditimbulkan oleh Drug Abuse… ................................................. 7
2.5 Pencegahan…… ............................................................................................ 7
2.6 Peran Perencana Untuk Mengatasi Narkoba ................................................. 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyalahgunaan obat-obatan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian
yang sebenarnya dapat dicegah. Peningkatan yang sangat besar dari kasus
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah memaksa masyarakat untuk
memperhatikan konsekuensi dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang ini.
Masalah AIDS yang sekarang ini muncul dan merabah dalam masyarakat pada
dasarnya merupakan fenomena gunung es yang terjadi akibat dari penyalahgunaan
obat-obatan.

Telah menjadi life style dalam masyarakat ketika individu mengalami masalah
atau stress kemudian lari pada penggunaan obat-obatan. Baik itu obat-obatan yang
hanya bersifat menyembuhkan sakit kepala maupun yang bersifat anti depresant
dan sebagainya. Hal ini sudah menjadi frame berpikir masyarakat kita yang telah
terkonstruk bahwa obat-obatan penenang dapat menghilangkan masalah
(mengurangi beban masalah). Pada kenyataannya, masyarakat yang menggunakan
obat psikotropik untuk kepentingan sendiri (non medical use) kebanyakan disertai
dengan munculnya masalah sosial, seperti tindakan kriminal dan kenakalan
remaja. Sejak dekade 1960an banyak remaja yang tergolong usia dewasa muda
menderita gangguan penggunaan zat. Mereka menggunakan zat bahan atau obat
psikoaktif dalam jumlah berlebihan sebagai respon mereka terhadap masalah yang
mereka hadapi. Tentu saja hal ini merugikan bagi individu yang menggunakan
obat-obatan untuk lari dari masalahnya. Penyalahgunaan obat penenang dapat
mengakibatkan overdosis, infeksi virus maupun bakteri juga dapat terjadi akibat
penyuntikan narkotika, termasuk human immunodeficiency virus (HIV)

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana memberikan informasi yang benar tentang NAPZA
2. Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan para generasi muda menggunakan
NAPZA?

1
2

3. Bagaimana upaya dalam pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap


bahaya NAPZA pada remaja?

1.3. Tujuan
1. Memaparkan dan menjelaskan informasi-informasi yang benar tentang
narkoba, terkait dengan definisi dan jenis-jenis NAPZA
2. Menjelaskan tentang faktor-faktor dan penyalahgunaan NAPZA
3. Memberikan gambaran tentang upaya pencegahan dan upaya
penanggulangan terhadap bahaya NAPZA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemahaman Mengenai Drug Abuse


Penyalahgunaan obat atau "drug abuse" berasal dari kata “salah guna” atau “tidak
tepat guna”, merupakan suatu penyelewengan penggunaan obat bukan untuk
tujuan medis/pengobatan atau tidak sesuai dengan indikasinya. Bahan/zat
psikoaktif yaitu obat yang dapat diterima oleh masyarakat atau memperoleh
persetujuan medis untuk memperbaiki suasana hati dan keadaan pikiran. Misalnya
saja penggunaan obat antianxietas untuk mengatasi keadaan kecemasan akut,
sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter.

Obat psikotropika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan prilaku. Obat ini
biasanya digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. Obat narkotika adalah obat
yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama
terhadap penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa sakit, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri. Obat ini biasanya digunakan untuk analgesik
(anti rasa sakit), antitusif (mengurangi batuk), antipasmodik (mengurangi rasa
mulas dan mual) dan pramedikasi anestesi dalam praktik kedokteran (Maslim R,
1999).

Obat psikotropika maupun narkotika digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai


penyembuhan dari rasa sakit. Baik narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif
lainnya, seperti minuman beralkohol, inhalansia (zat yang dihirup) dan solven (zat
pelarut), serta tembakau dapat menyebabkan kecanduan yang merugikan bagi diri
sendiri maupun orang lain. Meskipun digunakan dalam ilmu kedokteran,
penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) harus
dimanfaatkan secara tepat guna dan tidak boleh disalahgunakan. Penggunaan yang
berlebihan akan menyebabkan kecanduan/adiksi, yaitu suatu keadaan yang
ditandai dengan pencarian atau penggunaan berulang dan kompulsif dari suatu

3
4

bahan psikoaktif meskipun hal tersebut akan membawa dampak merugikan bagi
psikologis, fisik, maupun sosial.
Ketika kecanduan ini terus diatasi dengan penggunaan obat, maka tubuh akan
mengalami toleransi, yaitu suatu keadaan dimana obat menghasilkan pengurangan
respon biologis maupun respon perilaku, sehingga untuk menghasilkan efek yang
sama, dibutuhkan dosis yang lebih besar daripada dosis awal yang pernah
diberikan.

2.2 Penggolongan NAPZA


1. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku
a. Golongan Depresan (Downer)
Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional
tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan
bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini
termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang),
hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.
b. Golongan Stimulan (Upper)
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah :
Amfetamin (shabu,esktasi), Kafein, Kokain
c. Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini
termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
2. Penggolongan Narkotika menurut UU No. 2 tahun 1997
a) Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).
5

b) Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : morfin,petidin)
c) Narkotika Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I: (1)
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain (2) Ganja
atau kanabis, marihuana, hashis (3) Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta
kokain, daun koka.
3. Penggolongan Psikotropika menurut UU No. 5 tahun 1995
a) PSIKOTROPIKA GOLONGAN I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi,
shabu, LSD)
b) PSIKOTROPIKA GOLONGAN II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh amfetamin,
metilfenidat atau ritalin)
c) PSIKOTROPIKA GOLONGAN III :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh :
pentobarbital, Flunitrazepam).
d) PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
6

potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh :


diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
a. Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu
b. Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil
koplo dan lain-lain
c. Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
4. Zat Adiktif lain
a) Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
syaraf pusat. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :
1. Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir)
2. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)
3. Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW,
Manson House, Johny Walker, Kamput.)
b) Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut)
mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai
barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin.
Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat
kuku, bensin.
c) Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat, missal : rokok.

2.3 Faktor-faktor Penyebab Drug Abuse


a. Faktor Individu
1. Penyakit jasmaniah
2. Kepribadian dgn resiko tinggi : mudah kecewa, cenderung
agresif,kurang PD, selalu menuntut, sifat antisocial, memiliki
7

gangguan jiwa (cemas, depresi, apatis), kurang religious, penilaian


diri negative.
3. Motivasi tertentu : menyatakan diri bebas, memuaskan rasa ingin
tahu, dan mendapat pengalaman baru, agar diterima kelompok ttn,
melarikan diri dr sesuatu, sebagai lambing kemoderan.
b. Faktor Zat
1. Ketersediaan zata pada peredaran gelap
2. Kemudahan memperoleh zat
c. Faktor lingkungan
1. Lingkungan keluarga : tidak harmonis, komunikasi antara ortu dan
ank krg efektif, ortu otoriter, keluarga terlalu permisisf.
2. Lingkungan sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid
pengguna.
3. Lingkungan teman sebaya ; tekanan kelompok sebaya sgt kuat,
ancaman fisik sgt kuat, ancaman fisik dr teman pengedar.
4. Lingkungan masyarakat luas : situasi politik, ekonomi, social yg
kurang mendukung.

2.4 Efek yang Ditimbulkan oleh Drug Abuse


a. Keinginan yang tak tertahankan (an overpowering desire) terhadap obat
tersebut.
b. Kecenderungan untuk menambah dosis sesuai toleransi tubuh
c. Ketergantungan fisik dan psikis
d. Menimbulkan kerugian materi dan uang
e. Menimbulkan terjadinya bentuk-bentuk kriminal lainnya
f. Merusak generasi muda sebagai penerus dan kader pimpinan bangsa

2.5 Pencegahan Dan Solusi Penyalahgunaan Narkoba


Faktor yang dapat mencegah seseorang menggunakan narkoba :
a. Ikatan yang kuat di dalam keluarga
b. Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang
jelas dan pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
8

c. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik


d. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
e. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
f. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
g. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan

Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan
narkoba :
a. Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan
anak
c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi
ceramah/nasehat berlebih
d. Hargai kejujuran
e. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan
bersama-sama keluarga
f. Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam
menangani narkoba atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit,
panti/tempat rehabilitasi.

2.6 Peran Perencana Untuk Mengatasi Narkoba


Peran perencana untuk mengatasi narkoba adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau
program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran
pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau
bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh
program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan
masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk
memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk
program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan
9

lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau
kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah
lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana
program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum
pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk
narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah,
juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya
masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk
dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada
pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini
hanya memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa
disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara
hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.Informasi
ini biasa disampaikan oleh para tokoh asyarakat.Kampanye ini juga
dapat dilakukan melalui spanduk poster atau baliho.Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan
narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.

b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang


hanya bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih
bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya
bisa berupa seminar atau ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah
untuk mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga
masyarakat menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi tidak tertarik
10

enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam


program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti
dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan
tema penyuluhannya.

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya


Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok
masyarakat agar upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba
didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada program ini
pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya
akan disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan
pidato, latihan diskusi dan latihan menolong penderita. Program ini
biasa dilakukan dilebaga pendidikan seperti sekolah atau kampus
dan melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga
profesional.

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi


narkoba di masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti
polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan
sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya
tidak beredar sembarangan didalam masyarakat namun melihat
keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas, program ini masih
belum dapat berjalan optimal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan
syaraf. Dengan demikian penggunaan drugs dapat mengakibatkan
kepribadian seorang individu berubah menjadi semakin buruk.
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak
norma dan ketrentaman umum.
3) Menimbulkan dampak negative yang berpengaruh terhadap tubuh
individu baik scara fisik maupun secara mental.
4) Dengan demikian drug abuse merupakan salah satu bentuk patologi
social.
5) Disamping itu, penanganannya dapat dimulai dari lingkungan keluarga
dengan pemberian dukungan dan juga menjalani rehabilitasi di tempat
rehabilitasi yang diyakini berkualitas baik.

3.2. Saran
1) Bagi para keluarga, agar dapat menjalin relasi yang dekat dengan setiap
angota keluarga, terutama anak-anak pada usia remaja dan dewasa awal.
Hal ini dilakukan agar dalam keluarga tercipta komunikasi yang baik,
sehingga ketika salah satu anggota memiliki suatu masalah, maka tidak
mencari tempat pelarian yang salah juga.
2) Bagi anak remaja/dewasa , agar dapat menjaga pergaulan. Hindarilah
pergaulan yang akan merumuskan ke hal-hal negative yang salah satunya
adalah penggunaan obat-obatan terlarang.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Arulita, KEMAS – Volume 1/no. 1/Juli – Desember 2005

http://organisasi.org/akibat-dampak-langsung-dan-tidak-langsung-
penyalahgunaan-narkoba-pada-kehidupan-kesehatan-manusia

Anda mungkin juga menyukai