PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
(Brunner & Suddarth, 2001).
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit
darah yang paling sering pada bayi dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan
aspek dasar metabolisme besi dan nutrisi tertentu. Tubuh bayi baru lahir
mengandung kira-kira 0,5 g besi, sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk
mengejar perbedaan itu rata-rata 0,8 mg besi harus direabsorbsi tiap hari
selama 15 tahun pertam kehidupan. Disamping kebutuhan pertumbuhan ini,
sejumlah kecil diperlukan untuk menyeimbangkan kehilangan besi normal oleh
pengelupasan sel, karena itu untuk mempertahankan keseimbangan besi positif
pada anak, kira-kira 1 mg besi harus direabsorbsi setiap hari.
B. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anemia defesiensi besi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia defesiensi
besi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan anemia defesiensi besi.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia
defesiensi besi.
1
BAB II
SEVEN JUMP
Seorang pasien Ny. N usia 40 tahun datang ke RS Medistra diantar oleh temannya
dengan keluhan : lemas, pusing, mata berkunang-kunang, dan telinga terasa
berdenging dan saat ini yang menjadi keluhan utama dari pasien adalah sesak dan
setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data : TD : 90/60 mmHg, R :
32X/menit, Nadi 90X/menit pasien mengeluhkan susah untuk menelan makanan
sehingga makanan susah untuk masuk dan setelah dikaji terdapat kerusakan epitel
hipofaring dan kuku tangan pasien tampak cekung dan konjungtiva tampak pucat,
setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sbb :
Hb 9 Gr/Dl
Kadar serum besi menurun (< 50mg/dl)
Kadar serum besi menurun (< 50mg/dl)
Indeks eritrosit menurun
STEP 1
1. Mata berkunang-kunang
2. Telinga berdenging
3. Kuku cekung
4. Konjungtiva
5. Hb
6. Kadar serum besi
7. Eritrosit
STEP 2
1. Adalah dimana kondisi penglihatan tidak jelas dan terasa melihat bintik-
bintik cahaya.
2
2. Adalah munculnya sensasi mendengar denging, dengung, dan seperti
mendengar suara mesin.
3. Keadaan kuku yang tidak normal dan terlihat menonjol ke dalam.
4. Lapisan tipis yang melindungi sklera.
5. Hemoglobin (molekul-molekul yang ada di dalam darah yang
mengandung zat besi).
6. Menurunnya kadar besi (zat besi) dalam darah
7. Sel darah merah
STEP 3
STEP 4
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang disertai tanda dan gejala yang timbul
maka Ny. N di diagnose menderita Anemia.
2. Dari pemeriksaan laboratorium Hb Ny. N rendah, dan hal itu dapat
mempengaruhi kadar oksigen yang masuk ke dalam jaringan. Karena
itulah, penderita anemia akan merasakan sesak napas.
STEP 5
3
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
4
menetap.Oleh karena itu pengobatan terhadap defisiensi besi harus
dimulai sedini mungkin.Demikian juga tindakan pencegahannya.
B. Etiologi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi,
gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
5
C. Patofisiologi
6
hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke
organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan
kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna
kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku,
telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat
digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
D. Manifestasi Klinis
1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi.
2. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada).
3. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang).
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SS.
5. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare)
7
E. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
c. Transfusi darah
8
Transfusi darah jarang diperlukan. Transfusi darah hanya
diberikan pada keadaan anemia yang sangat berat atau
yang disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respon
terapi. Pemberian PRC dilakukan secara perlahan dalam
jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar Hb sampai
tingkat aman sambil menunggu respon terapi besi. Secara
umum, untuk penderita anemia berat dengan kadar Hb <
style="font-weight: bold;">II.
2. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti
perdarahan karena diverticulum Meckel.
3. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi
tinggi yang bersumber dari hewani (limfa,hati, daging) dan nabati
(bayam, kacang-kacangan).
4. Pencegahan
5. Tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah
kekurangan besi pada masa awal kehidupan adalah meningkatkan
penggunaan ASI eksklusif, menunda penggunaan susu sapi
sampai usia 1 tahun, memberikan makanan bayi yang
mengandung besi serta makanan yang kaya dengan asam askorbat
(jus buah) pada saat memperkenalkan makanan pada usia 4-6
bulan, memberikan suplementasi Fe kepada bayi yang kurang
bulan, serta pemakaian PASI (susu formula) yang mengandung
besi.
F. Komplikasi
1. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
2. Daya konsentrasi menurun
3. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun.
G. Pathway
9
BAB IV
Kasus Pemicunya
Hb 9 Gr/Dl
Kadar serum besi menurun (< 50mg/dl)
Kadar serum besi menurun (< 50mg/dl)
Indeks eritrosit menurun
A. Pengkajian
I. Data Demografi
1. Biodata
- Nama : Ny. N
- Usia : 40 Tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Jakarta
- Suku : Betawi
10
- Status Pernikahan : Menikah
- Agama : Islam
- Diagnosa Medis : Anemia Defisiensi Besi
- No.RM : 123
- Tanggal masuk : 01-01-2020
- Tanggal pengkajian : 01-01-2020
2. Biodata Penanggung jawab
- Nama : Nn. Y
- Usia : 40 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Hubungan dengan Klien : Teman
II. Keluhan Utama
Saat ini yang menjadi keluhan utama dari pasien adalah sesak.
III. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehata Sekarang
Pasien Ny. N (40) datang ke RS Medistra diantar oleh temannya
dengan keluhan : lemas, pusing, mata berkunang-kunang, dan
telinga terasa berdenging dan saat ini yang menjadi keluhan utama
dari pasien adalah sesak. Pasien mengeluhkan susah untuk menelan
makanan sehingga makanan susah untuk masuk.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan mempunyai penyakit anemia sejak kecil
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan salah satu anggota keluarganya menderita
anemia.
IV. Pola Kebutuhan Dasar
a. Pola Peresepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan
pelayanan kesehatan akan sembuh dan cepat pulang.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit
11
Pasien mengatakan bisa makan 1 piring nasi dengan
lauk dan sayur (3xsehari). Dan juga biasa minum air putih
kurang lebih 6-8 gelas. BB sebelum sakit 75Kg.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan susah untuk menelan makana
sehingga makanan susah untuk masuk
c. Pola Eliminasi
1) BAB
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal
1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lembek
kecoklatan dan bau khas feses.
b) Saat sakit
Pasien mengatakan tidak ada perubahan pada pola
BAB.
2) BAK
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6x sehari
dengan konsistensi kuning dan bau khas urine.
b) Saat sakit
Pasien mengatakan tidak ada perubahan pada pola
BAK.
3) Pola Istirahat
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam perhari dan
tidur dengan nyenyak
b) Saat sakit
Pasien mengatakan pasien tidak ada perubahan dalam
pola tidur.
V. Pemerikasaan Fisik
12
1. Keadaan Umm Pasien
Kondisi keadaan umum Ny.N Komposmentis
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37ᵒC
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 32x/menit
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
3. Sistem Pernafasan
a. Hidung : Bentuk simetris, kondisi bersih, tidak terdapat
gangguan pada indra penciuman
b. Dada : - Inspeksi, Bentuk dada normal, simetris kiri
dan kanan
-Palpasi, fremitus kanan dan kiri simetris
-Perkusi, suara paru vesikuler
-Auskultasi, suara crecles
4. Sistem Kardiovaskuler
a. Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
b. Palpasi : -
c. Perkusi : -
d. Auskultasi : Suara jantung normal
5. Sistem Pencernaan
a. Gigi geligi geraham 4 bawah tercabut.
b. Abdomen inspeksi bentuknya datar
c. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, hepar tidak teraba
d. Perkusi : -
6. Sistem Indra
a. Mata : ukuran pupil 5mm. Reaksi terhadap cahaya
pupil bereaksi terhadap cahaya. Akomodasi kurang
baik, konjungtiva merah pucat
b. Hidung : reaksi alergi tidak ada, sinus normal
c. Telinga : fungsi pendengaran baik tidak terdapat
penumpukan sirumen
13
7. Sistem Muskuloskleletal
a. Nyeri (-)
b. Kekakuan (-)
c. Pola latihan gerak (ada keterbatasan gerak)
8. Sistem Integumen
a. Kulit : warna kemerahan secara umum
b. Integritas kering
c. Turgor sedang
VI. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
14
1. Data Fokus
Nama Pasien : Ny. N
No RM : 123
DS: DO:
1. Pasien mengeluh lemas, 1. Keadaan Umum :
pusing, mata berkunang- Komposmentis
kunang, dan telinga terasa 2. Tanda-Tanda Vital
berdenging. Tekanan Darah : 90/60
2. Pasien mengatakan saat ini mmHg
yang menjadi keluhan utama Nadi :
adalah sesak. 90x/menit
3. pasien mengeluhkan susah Suhu : 37ᵒC
untuk menelan makanan Respirasi :
sehingga makanan susah 32x/menit
untuk masuk. 3. kuku tangan pasien tampak
cekung dan konjungtiva
tampak pucat,
4. pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil sbb :
Hb 9 Gr/Dl
Kadar serum besi
menurun (< 50mg/dl)
Kadar serum besi
menurun (< 50mg/dl)
Indeks eritrosit
15
menurun
5. terdapat kerusakan epitel
hipofaring
2. Analisa Data
Nama : Ny.N
No RM : 123
2. DS : Intoleransi kelemahan
Pasien mengeluh aktivitas umum
lemas, pusing, mata
berkunang-kunang, dan
telinga terasa
berdenging
DO :
Hb 9 Gr/Dl
16
Kadar serum besi
menurun (< 50mg/dl)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d ketidak seimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan miokard.
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual, muntah, tidak mau
makan.
C. Intervensi
17
miokard. nafas dg KH: 4. Berikan 3. Agar
TD: oksigen sesuai memaksimalkan
120/80mmHg indikasi ekpansi paru
Suhu : 37 C 5. Kolaborasi 4. Memenuhi
HR : 60 x/i pemberian kebutuhan
RR: 20x/i diuretik oksigen
5. Diuretik
bertujuan untuk
menurunkan
volume plasma
dan menurunkan
retensi cairan
dijariangan,
sehingga
menurunkan
resiko terjadi
edema paru
2. Intolenransi Setelah 1. Observasi 1. Merencanakan
aktivitas b.d dilakukan adanya tanda intervensi yang
kelemahan tindakan asuhan kerja fisik tepat.
umum keperawatan (dispnea, 2. Untuk
selama 1 x 24 sesak nafas, mencegah
jam diharapkan kunang- kelelahan.
pasien mampu kunang, 3. Meningkatkan
melakukan keletihan. istirahat dengan
aktivitasnya. 2. Antisipasi dan tenang serta
Dengan KH : bantu dalam mencegah
1. Menunjukka aktifitas kebosanan dan
n pernafasan kehidupan menarik diri.
normal. sehari-hari. 4. Untuk
2. Mendapatkan 3. Beri pertukaran
istirahat yang pengalihan udara ug
cukup. aktivitas optimal.
18
3. TD dalam bermain. 5. Untuk
keadaan 4. Pertahankan menentukan
normal posisi fowler nilai dasar
tinggi. perbandingan
5. Ukur tanda selama periode
vital selama aktifitas.
istirahat
3. Nutrisi Setelah 1. Sajikan 1. Mengurangi
kurang dari dilakukan makanan resiko
kebutuhan asuhan sedikit tapi penurunan
berhubunga keperawatan sering dari terjadi muntah.
n dengan selama 1 x 24 pada 3 kali 2. Untuk
anoreksia, jam diharapkan dalam porsi memenuhi
mual, pasien besar. kebutuhan
muntah, mendapatkan 2. Instruksikan nutrisi dan
tidak mau kebutuhan keluarga untuk suplemen yang
makan nutrisi yang memberikan dibutuhkan oleh
tepat. Dengan asupan tubuh.
KH : makanan yang 3. Klien mungkin
1. Pasien cukup dan hanya makan
mendapatkan suplemen (Fe). sedikit karena
suplemen 3. Dorong klien kehilangan
yang untuk makan minat pada
dibutuhkan semua makanan serta
missal (Fe). makanan atau mengalami
2. Tidak makanan mual.
mengalami tambahan. 4. Memberikan
tanda 4. Ukur masukan informasi
malnutrisi. diet harian tentang
dengan jumlah kebutuhan
kalori. pemasukan atau
defisiensi.
19
D. Implementasi
Nama : Ny.N
No RM :123
20
hari. 3. Mendapatkan
3. Memberikan istirahat yang
pengalihan cukup
aktivitas bermain.
4. Mempertahankan
posisi fowler
tinggi.
5. Mengukur tanda
vital selama
istirahat
02-01-2020 3 1. Menyajikan DS :
13.00WIB makanan sedikit 1. Pasien
tapi sering dari mengatakan
pada 3 kali dalam sudah bisa
porsi besar. menelan
2. Meninstruksikan makanan
keluarga untuk walaupun sedikit-
memberikan sedikit.
asupan makanan DO :
yang cukup dan 1. Makanan pasien
suplemen (Fe). selalu habis.
14.00WIB 3. Mendorong klien
untuk makan
semua makanan
atau makanan
tambahan.
4. Mengukur
masukan diet
harian dengan
jumlah kalori.
21
E. Evaluasi
Nama : Ny. N
No. RM : 123
22
selama istirahat.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu
atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit. Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit Anemia defisiensi
besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi,
serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
a. Saluran cerna Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker
kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
b. Saluran genetalia wanita menoragi atau metroragi.
c. Saluran kemih hematuria.
d. Saluran nafas hemoptoe
2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat,
rendah vitamin C, dan rendah daging).
3. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak dalam masa
pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi gastrekotomi, kolitis kronis.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25