Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Dosen pembimbing :
Ns. ArdilesWahyuKurniawan, M,Kep
Disusun oleh :
Kelompok 8
2D KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Asuhan Keperawatan Anemia” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Asuhan Keperawatan Anemia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. ArdilesWahyuKurniawan, M,Kep, dan
juga kepada Bapak Mokhtar Jamil, M.Kep selaku dosen dimatakuliah Keperawatan Medikal Bedah
I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………………………….i
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………..ii
Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………………………..…1
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………………………....1
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persiapan pasien yang akan dilakukan pemberian barium enema ……………………………….2
2.1.1Prosedur Pemeriksaan Barium Enema…………………………………………………………………3
2.2 Persiapan pasien yang akan dilakukan USG abdomen ……………………………………………4
2.3 Persiapan pasien yang akan dilakukan Endoskopi …………………………………………………5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………….………..7
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………..……iv
iii
1. Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia
merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal didalam sirkulasi akibatnya jumlah
oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang.(Keperawatan Medikal Bedah
edisi 12)
2. Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah sehat, volume sel
darah, dan/ jumlah hemoglobin. (Keperawatan Medikal Bedah buku 3 edisi 8)
3. Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit dibawah rentang nilai yang yang
berlaku untuk orang sehat.(Behrman E Richard, IKA Nelson; 1680)
4. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hematocrit dibawah normal. Anemia bukan lah penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh. Anemia tidak merupakan
suatu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang
mendasari. (Smeltzer C Suzanne, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner
dan Suddarth; 935)
B. Klasifikasi
1. Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat, perubahan sumsum
tulang identik dan perubahan darah perifer terjadi karena vitamin tersebut esensial untuk
sintesis DNA normal.
2. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan penyakit yang jarang terjadi yang disebabkan oleh penurunan
atau kerusakan sel induk sumsum tulang belakang, kerusakan pada lingkungan mikro
didalam sumsum tulang, dan penggantian sumsum tulang dengan lemak.
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang terjadi akibat pewarisan gen
hemoglobin sabit (HbS) yang menyebabkan molekul hemoglobin defektif (cacat).
Anemia defisiensi besi biasanya terjadi ketika asupan besi dalam diet tidak mencukupi
untuk sintesis hemoglobin, anemia jenis defisiensi besi adalah anemia yang sering terjadi
diseluruh dunia.
iv
Etiologi
i. Kehilangan zat besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari saluran
cerna, saluran nafas, saluran genitalia wanita dan saluran kemih.
ii. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi yang
tidak baik.
iii. Kebutuhan zat besi meningkat seperti pada prematurasi, anak dalam masa pertumbuhan dan
kehamilan.
iv. Gangguan absorpsi zat besi seperti gastrektomi dan kolitis kronik.
i. Jenis kelamin
ii. Usia
iii. Faktor keturunan
D. Manifestasi Klinis
Karena system organ yang terkena maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang
luas. Secara umum tanda dan gejala anemia yaitu:
vi
Patofisiologi
a. Anemia Megaloblastik
Asam folat disimpan sebagai senyawa yang disebut sebagai folat. Folat yang disimpan
didalam tubuh jauh lebih kecil dari vitamin B12 dan dengan cepat mengalami deplesi ketika
asupan folat dalam diet tidak memadai (dalam 4 bulan) defisiensi folat terjadi pada orang
yang jarang memakan sayuran segar (tidak dimasak).
Molekul hemogblobin yang defektif (cacat) akan berbentuk sabit ketika terpajan dengan
oksigen rendah, sel darah merah yang kaku dan panjang ini akan tersangkut dipembuluh
darah kecil dan dapat menyumbat aliran darah ke jaringan tumbuh, proses sabit
menghabiskan beberapa waktu jika eritrosit terpajan kembali dengan jumlah oksigen yang
tidak adekuat.
Penatalaksanaan Medis
a. Anemia Aplastik
Mereka yang berusia kurang dari 60th, sehat, dan menemukan donor kompatibel dapat
disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang (BMT) atau dengan transplantasi sel
induk darah perifer (PBSCT)
Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi imunosupresif, yang umumnya menggunakan
kombinasi globulin antitimosit (ATG) dan siklosporin atau androgen.
Terapi suportif memainkan peran penting dalam penatalaksanaan anemia aplastik. Setiap
agens yang menganggu dihentikan, pasien didukung oleh transfusi paket sel darah (PRBC)
dan trombosit sesuai kebutuhan.
vii
b. Anemia Defisiensi Besi
Tingkatkan asupan asam folat dalam diet pasien dan berikan 1 mg asam folat disetiap hari
nya
Berikan asupan asam folat per IM untuk sindrom malobsorpsi
Resepkan suplemen tambahan sesuai kebutuhan, karena jumlahnya dalam multi vitamin
mungkin tidak adekuat untuk sepenuhnya menggantikan defisiensi cadangan tubuh.
viii
Anemia Sel Sabit
Terapi anemia sel sabit adalah focus dari riset berkelanjutan. Namun disamping penatalaksanaan
agresif gejala dan komplikasi yang sama-sama penting, baru-baru ini terdapat beberapa modalitas terapi
primes untuk penyakit sel sabit.
PBSCT: dapat menyembuhkan anemia sel sabit tetapi hanya dapat diterapkan untuk
sebagian kecil pasien karena tidak adanya donor yang kompatibel atau karena kerusakan
organ berat yang mungkin telah dialami oleh pasien adalah kontraindiksi untuk PBSCT
Terapi farmakologis
Terapi transfusi
Pantau fungsi pulmonal dan hipertensi pulmonal
Berikan asam folat untuk menyeimbangi kebutuhan sumsum tulang yang meningkat
Terapi suporatif untuk mencakup penatalaksanaan nyeri
A. Komplikasi
ix
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. R masuk RSUD Depok pada malam hari tanggal 20 Mei 2016 melalui ruang
IGD, lalu masuk ruang rawat inap bedah. Keesokan harinya pada pukul 10.30 WIB
dengan kesadaran Compos Mentis, dan keluhan utama pusing, klien mengeluh
pandangan kabur, badannya terasa lemah, dan cepat lelah saat beraktivitas, klien
tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis dan akral klien dingin dan berkeringat, HB
awal 6,1 gr/dl, CTR >3dtk, Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya dan ingin
cepat pulang. Hasil TTV: TD: 80/60 mmHg, N : 120 x/menit, RR : 22x/menit, S:
36,5c. Saat di timbang berat badannya 62kg, klien mengatakan berat badan menurun
karena tidak nafsu makan. Klien mengeluh mual dan muntah. Diagnosa Anemia.
x
Diagnosa
Diagnosa
1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (Anemia)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Faktor biologis
5. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
xi
Intervensi
Kolaborasi :
xii
3. Meminimalkan usia
tingkat keparahan mual
dan muntah 4. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
4. Berat badan meningkat
xiii
PENGKAJIAN
Data Fokus
Analisa Data
xv
- Klien tampak pucat
- Akral teraba dingin dan
berkeringat
- Diagnosa Anemia
xvi
Diagnosa
Diagnosa
1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (Anemia)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Faktor biologis
5. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
xvii
Intervensi
Kolaborasi :
xviii
3. Meminimalkan usia
tingkat keparahan mual
dan muntah 4. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
4. Berat badan meningkat
xix
PENUTUP
Kesimpulan
Sedangkan tanda dan gejala umum anemia adalah Hb yang menurun (<10gr/dL), penurunan
berat badan, badan terasa lemah dan letih, tekanan darah menurun, sering pusing, pengisian
kapilernya lambat dan extremitas teraba dingin. Apabila penyakit ini tidak ditangani akan
menyebabkan komplikasi, yaitu daya konsentrasi dan perkembangan menurun, dan sepsis.
xx
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, A. C., & Bare, B. G. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner &
Suddart. (Agung Waluyo: Penerjemah). Ed. 8. Jakarta: EGC.
2. Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit. (Brahm U. Pendit: Penerjemah). Ed. 6. Jakarta: EGC.
3. NANDA Internasional. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi
& Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi 10. Jakarta: EGC
xxi