Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANEMIA

DI SUSUN OLEH :

IMANUEL RATO NONO 2120001


VINGKY ALVIONOTO PAKAYA 2120008
AYUDIAH NAHU 2120010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya, sehingga tugas makalah kami yang berjudul `` ASUHAN
KEPERAWTAN ANEMIA `` ini dapat kami selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa  yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.

Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan tugas makalah ini. Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

2
DAFTAR ISI
Halaman judul......................................................................................................................
1
Kata pengantar..................................................................................................................... 2
Daftar isi.............................................................................................................................. 3

BAB I :PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.Latar Belakang..................................................................................................................
3.Tujuan............................................................................................................................... 5

BAB II :PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
A. Konsep Dasar................................................................................................................ 7
1.Pengertian Anemia........................................................................................................... 8
2.KlasifikasiAnemia............................................................................................................ 9
3 Etiologi Anemia................................................................................................................ 10
4.Patofisiologi Anemia........................................................................................................ 11
5 Tanda Dana Gejala Anemia.............................................................................................. 12
6.Pemeriksaan Diagnostik Anemia...................................................................................... 13
7 Penatalaksanaan Anemia.................................................................................................. 14
8 Komplikasi Anemia.......................................................................................................... 15
9 Pathway Anemia............................................................................................................... 16

B. Konsep Medis................................................................................................................ 17
1 Pengkajian Anemia........................................................................................................... 18
2 Diagnosa Keperawatan Anemia....................................................................................... 19
3 Intervensi Keperawatan Anemia....................................................................................... 20
4 Implementasi Keperawatan Anemia................................................................................. 21
5 Evaluasi Keperawatan Anemia......................................................................................... 22

BAB III : PENUTUP......................................................................................................... 23


1.Kesimpulan....................................................................................................................... 24
2.Saran................................................................................................................................. 25

3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 56

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki
dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat
hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai
hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada
sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci
yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke
sel-sel seluruh tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk
menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan
jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan
energi.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan
sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang
berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel
kanker dari tempat lain. Anemia pada dasarnya disebabkan oleh :
1.      Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2.      Kehilangan atau penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam penyakit-penyakit
sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan anemia.Pada pasien dengan gagal ginjal
mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah
oleh sumsum tulang (bone marrow).

B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan anemia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 2006).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2006).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium (So, 2005).

2. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:


1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang
disebabkan oleh ketidakmampuan sel induk dalam sumsum tulang belakang untuk
memproduksisel-sel baru.
Penyebab:
a) agen neoplastik/sitoplastik
b) terapi radiasi, antibiotic tertentu

6
c) obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
d) infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi
eritropoietin
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
Penyebab:
Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin.
Gejala-gejala:
a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
b) Hematokrit turun 20-30%
c) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

c. Anemia pada penyakit kronis


Anemia pada penyakit kronis adalah anemia yang terjadi sekuestrasi besi di dalam
system RES karena inflamasi. Sekuestrasi ini berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dependen besi atau untuk memperkuat aspek
imunitas penjamu.
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). 
Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan
berbagai keganasan

d. Anemia defisiensi besi


Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi
tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis, berkurang. yang pada akhirnya
pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

Penyebab:
7
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena disebabkan oleh defisiensi
asam folat dan vitamin B12.
Penyebab:
a) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
b) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah.
Penyebab:
a) Pengaruh obat-obatan tertentu
b) Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria
Tanda dan gejala:
a) Menggigil
b) Demam
c) Perasaan melayang
d) Nyeri punggung dan nyeri lambung
e) Penurunan tekanan darah

8
3. Etiologi Anemia
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
5. Penyakit Kronik (menahun)
6. Penyinaran
7. Infeksi : hepatitis, cytomedalovirus, malaria, clostridia
8. Genetik
9. Efek fisik : trauma dan luka bakar
10. Obat – obatan dan zat kimia : agen kemoterapi, zat kimia toksik.

4. Patofisiologi Anemia
Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
dan sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang
nutrisi dan herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada
sumsum tulang. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti pada
berbagai kelainan hemolitik. Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka
lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30%
atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia
dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis
(keringat dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau
syok. Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah
yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan
stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat,
dapat menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan oksigen
dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan cepat, lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman
O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat
menggambarkan berkurangnya oksigenisasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang
berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan
keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan
stomatitis. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama
9
hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek
hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel
darah merah. Keadaan dimana sel darah merah itu terganggu, adalah :

1. Hemoglobinopati : hemoglobin abnormal yang diturunkan misalnya anemia sel sabit. 


2. Gangguan sintesis globin, misalnya thalasemia.
3. Gangguan membran sel darah merah, misalnya sterositosis herediter.
4. Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glucose 6-fosfat dehidogenase).

Infeksi, obat-obatan, kerusakan radiasi, kekurangan nutrisi , penyakit menahun

Mempengaruhi proses erithropoesis

Kegagalan sumsum tulang belakang

Kegagalan pembentukan sel darah merah

Eritrosit menurun

Anemia

10
5. Tanda dan Gejala Anemia
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7.  Cepat lelah
8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9.  Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Anoreksia

6. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah lengkap meliputi :
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Retikulosit
4. Bilirubin
5. Eritrosit
6. Trombosit
7. Leukosit.

 Pemeriksaan feses
 Pemeriksaan urine
 BMP hiperplasi pada sumsum tulang
 Rontgen foto cholelithiasis
 Scan liver splan
 Serum vitamin B12

7. Penatalaksanaan Anemia
 Secara umum :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-vitamin
lain yang dibutuhkan tubuh.

11
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses hematopoiesis
pada sumsum tulang.
 Secara khusus sesuai klasifikasi anemia
1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan
terapi immunosupresif denganantithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan
melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum
tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit
dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas
ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %.
Pada defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;

12
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
8. Komplikasi Anemia
1. Gagal jantung
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan
oksigen
2. parestesia
parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada
kulit yang umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan tungkai.
3. Kejang
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang
berlebihan.

13
9. Pahway Anemia

14
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA
1) Pengkajian
1. Identitas Klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir. Agama, pekerjaan,
alamat, suku/bangsa dan nomor RM.
2. Identitas penangung jawab : nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan
dengan klien
3. Riwayat penyakit
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi
sumsum tulang dan metabolisme asam folat.
 Riwayat kehilangan darah kronis mis: perdarahan GI kronis, menstruasi
berat(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan)
 Riwayat endokarditis infektif kronis.
 Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
 Riwayat TB, abses paru.
 Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis: benzene, insektisida,
fenil butazon, naftalen.
 Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
 Riwayat kanker, terapi kanker.
 Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit malabsorbsi, lan
spt: enteritis regional, manifestasi cacing pita, poliendokrinopati, masalah
autoimun.
 Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen kemoterapi,
aspirin, obat  antiinflamasi, atau anti koagulan.
 Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB)
 Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian katup
prostetik, eksisi bedah duodenum, reseksi gaster, gastrektomi parsial / total.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat  lebih banyak.
 klien mengatakan bahwa Ia Depresi
 Sakit kepala
 Nyeri mulut & lidah
15
 Kesulitan menelan
   Dispepsia, anoreksia
 Klien mengatakan BB menurun
 Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
 Penurunan penglihatan
 Kemampuan untuk beraktifitas menurun
3. Riwayat  Kesehatan Keluarga
 Kecenderungan keluarga untuk anemia.
 Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
 Keluarga adalah vegetarian berat.
 Social ekonomi keluarga yang rendah.

4. Pemeriksaan Fisik
1. Kardiologi
 Kardiomegali , Hepatomegali
 Edema perifer
 Takikardi, palpitasi,\
2. Pernafasan
 Takipnea, orthopnea, dispnea.
3. Sirkulasi
 TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil & tekanan nadi melebar,
hipotensi postural.
 Bunyi jantung murmur sistolik (DB)
 Ekstremitas: pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
 Sclera biru atau putih seperti mutiara.
 Pengisisan darah kapiler melambat
 Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika) (DB)
 Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature
4. Gastrointestinal
 Diare, muntah,
 glositis (peradanagan lidah)
 melena/ hematemesis
5. Neurologi
 Parastesia
16
 Ataksia
 Koordinasi buruk
 Bingung
6. Integumen
 Mukosa pucat,kering
 Kulit kering

2) Analisa Data Dan Masalah Keperawatan

No Analisa data etiologi masalah


1. DS: Penurunan Gangguan perfusi
 klien mengeluhkan lemah konsentrasi HB dan jaringan
 klien mengeluhkan sakit kepala darah

 klien mengatakan bahwa terjadi


penurunan urinnya
 klien mengatakan ia sering
merasakan berdebar-debar
 klien mengatakan bahwa
napasnya terasa sesak
DO:
 kulit klien terlihat pucat
 nafas klien cepat
 rambut klien kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban
secara prematur
 Kuku klien mudah patah dan
berbentuk seperti sendok
(koilonika)
 Terdapat Edema perifer pada
klien
 Membran mukosa klien tampak
kering
 Pada klien Ekstremitas terasa

17
dingin
2 DS: berkurangnya Intoleransi Aktifitas
 Klien mengatakan bahwa ia suplay oksigen ke
merasakan lemah dan letih susunan saraf pusat
 Klien mengatakan klien merasa
nyeri dan sakit kepala
 Klien mengatakan bahwa terjadi
penurunan semangat untuk
bekerja
 Klien mengatakan bahwa klien
mudah letih saat bekerja
DO:
 Klien terlihat meringis menahan
nyeri
 Klien terlihat lesu, lemah
 Klien terlihat mengatuk, ptosis
         Kehilangan tonus otot
 Palpitasi, takikardi, peningkatan
TD
 Parastesia, ataksia
3 DS: Kegagalan atau Gangguan Nutisi
 Klien mengeluh sulit menelan ketidakmampuan Kurang dari kebutuhan
 Klien mengeluh tidak nafsu untuk mencerna tubuh
makan makanan.
 Klien menyatakan mual
 Klien mengeluh mulutnya terasa
nyeri
DO:
 Mukosa Mulut klien tampak
kering dan pecah-pecah
 BB klien menurun
 Klien terlihat lemah
 Kulit klien tampak kering dan

18
pecah-pecah

3) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan Darah
2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kegagalan atau
ketidakmampuan mencerna makanan.
4.

19
4) Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
1 Gangguan Perfusi Perfusi jaringan 1. Monitor tenda- 1. Data dasar
jaringan b.d terpenuhi setelah tanda vital mengetahui
penurunan dilakukan 2. Atur posisi perkembangan
konsentrasi HB tindakan dengan kepala pasien
dan Darah perawatan. datar atau 2. Meningkatkan
 Kriteria Hasil : tubuh lebih pernafasan
 Kulit tidak rendah 3. Mempertahankan
pucat 3. Hindari pasokan oksigen
 tanda vital pergerakan 4. Mengetahui status
dalam batas yang kesadaran pasien
normal berlebihan 5. Meningkatkan sel
 nilai Hb dan 4. Awasi darah
eritrosit dalam kesadaran dan 6. Meningkatkan
rentang tanda-tanda perfusi
normal terhadap 7. Menjaga
penurunan keefektifan
kesadaran oksigen
5. Manajemen
terapi tranfusi
sesuai terapi
6. Pemberian O2
pernasal sesuai
program
7. Monitoring
keefektifan
suplai O2

2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Ukur vital sign 1. Data dasar


aktivitas b.d tindakan 2. Kaji penyebab mengetahui
berkurangnya keparawatan intoleransi akti perkembangan
suplay oksigen ke selama 3x24 jam vitas klien pasien

20
susunan saraf klien dapat 3. Latih ROM 2. Merencanakan
pusat. meningkatkan bila keadaan intervensi secara
toleransi aktivitas klien tepat
dengan kriteria : memungkinka 3. Imobilisasi yang
 Bebas dari n lama akan
kelelahan 4.  Ajarkan klien menyebabkan
setelah teknik dekubitus
beraktivitas penghematan 4. Menghemat energy
 Keseimbanga energi 5. Agar tidak
n kebutuhan untuk beraktivi kelelahan
   aktivitas dan tas
istirahat 5. Tingkatkan
 Adanya aktivitas
peningkatan klien sesuai
   toleransi dengan
aktivitas kemampuan

3 Ketidakseimbanga Setelah dilakukan 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifikasi


n nutrisi kurang tindakan nutrisi, defisiensi,
dari kebutuhan b.d keperawatan termasuk menduga
kegagalan atau selama 3x24 jam makanan yang kemungkinan
ketidakmampuan klien terpenuhi disukai. intervensi
mencerna kebutuhan 2. Observasi dan 2. Mengawasi kalori
makanan. nutrisinya dengan catat masukan atau kualitas
kriteria hasil : makanan klien. kekurangan
 Intake nutrisi 3. Observasi dan komsumsi
adekuat. catat kejadian makanan.
 Mual, muntah, mual/muntah. 3. Gejala GI dapat
anoreksi 4. Timbang BB menunjukan efek
hilang setiap hari. anemia pada
 Bebas dari 5. Berikan organ.
tanda-tanda makanan 4. Mengawasi
malnutrisi. sedikit tetapi penurunan BB

 Tidak terjadi sering atau atau efektifitas

21
penurunan BB makan diantara intervensi nutrisi
waktu makan. 5. Makan sedikit
6. Bantu hiegene tapi sering dapat
mulut yang menurunkan
baik. kelemahan dan
7. Kolaborasi meningkatkan
dengan ahli pemasukan juga
gizi mencegah
, distensi gaster.
6. Meningkatkan
nafsu makan dan
pemasukan oral.
7. Membantu dalam
rencana diet
untuk memenuhi
kebutuhan
individual.

22
5) Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawtan Implementasi Keperawtatan
1 Perfusi jaringan in efektif 1. Memonitoring tenda-tanda vital
b/d.penurunan konsentrasi HB 2. Mengatur posisi dengan kepala datar atau tubuh
dan Darah lebih rendah
3. Menghindari pergerakan yang berlebihan
4. Mengawasi kesadaran dan tanda-tanda terhadap
penurunan kesadaran
5. Memanajemen terapi tranfusi sesuai terapi
6. Memberikan O2 pernasal sesuai program
7. Memonitoring keefektifan suplai O2

2 Intoleransi aktivitas b.d 1. Mengukur vital sign


berkurangnya suplay oksigen ke 2.  Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas klien
susunan saraf pusat. 3. Melatih ROM bila keadaan klien
memungkinkan
4.  Mengajarkan klien teknik penghematan energi
untuk beraktivitas
5. Meningkatkan aktivitas klien sesuai dengan
kemampuan

3 Ketidakseimbangan nutrisi 1. Meng kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan


kurang dari kebutuhan b.d yang disukai.
kegagalan atau 2. Mengobservasi dan catat masukan makanan
ketidakmampuan mencerna klien.
makanan. 3. Mengobservasi dan catat kejadian mual/muntah.
4. Menimbang BB setiap hari.
5. Memberikan makanan sedikit tetapi sering atau
makan diantara waktu makan.
6. Membantu hiegene mulut yang baik.
7. Kolaborasikan dengan ahli gizi

BAB III

23
PENUTUP

1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Anemia
terbagi atas anemia hipoproliferatif meliputi anemia aplastik, defisensi besi, megaloblastik,
penyakit kronik, dan penyakit ginjal dan anemia hemolitik.

2. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya
kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2004) Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk
brunner dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC.

Harrison (2007) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor edisi bahasa Indonesia : Asdie,
A. H. Jakarta : EGC.

Hayes, P. C., & mackay, T.W. (2009). Buku saku diagnosis dan terapi. Alih bahasa : devy.
H. Jakarta : EGC

Hidayat, A, A, A. ( 2008 ) Pengantar konsep dasar keperawatan, edisi kedua. Jakarta :


salemba medika.

Pedersen, G. W. (2006) Buku Ajar praktis bedah Mulut. Alih bahasa : drg. Purwanto & drg
Basoeseno. Jakarta : EGC.

Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2003) Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sitem hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

25

Anda mungkin juga menyukai