DI SUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya, sehingga tugas makalah kami yang berjudul `` ASUHAN
KEPERAWTAN ANEMIA `` ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan tugas makalah ini. Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
2
DAFTAR ISI
Halaman judul......................................................................................................................
1
Kata pengantar..................................................................................................................... 2
Daftar isi.............................................................................................................................. 3
BAB I :PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.Latar Belakang..................................................................................................................
3.Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II :PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
A. Konsep Dasar................................................................................................................ 7
1.Pengertian Anemia........................................................................................................... 8
2.KlasifikasiAnemia............................................................................................................ 9
3 Etiologi Anemia................................................................................................................ 10
4.Patofisiologi Anemia........................................................................................................ 11
5 Tanda Dana Gejala Anemia.............................................................................................. 12
6.Pemeriksaan Diagnostik Anemia...................................................................................... 13
7 Penatalaksanaan Anemia.................................................................................................. 14
8 Komplikasi Anemia.......................................................................................................... 15
9 Pathway Anemia............................................................................................................... 16
B. Konsep Medis................................................................................................................ 17
1 Pengkajian Anemia........................................................................................................... 18
2 Diagnosa Keperawatan Anemia....................................................................................... 19
3 Intervensi Keperawatan Anemia....................................................................................... 20
4 Implementasi Keperawatan Anemia................................................................................. 21
5 Evaluasi Keperawatan Anemia......................................................................................... 22
3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 56
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki
dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat
hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai
hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada
sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci
yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke
sel-sel seluruh tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk
menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan
jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan
energi.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan
sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang
berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel
kanker dari tempat lain. Anemia pada dasarnya disebabkan oleh :
1. Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2. Kehilangan atau penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam penyakit-penyakit
sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan anemia.Pada pasien dengan gagal ginjal
mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah
oleh sumsum tulang (bone marrow).
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan anemia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 2006).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2006).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium (So, 2005).
2. Klasifikasi Anemia
6
c) obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
d) infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi
eritropoietin
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
Penyebab:
Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin.
Gejala-gejala:
a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
b) Hematokrit turun 20-30%
c) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebab:
7
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena disebabkan oleh defisiensi
asam folat dan vitamin B12.
Penyebab:
a) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
b) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah.
Penyebab:
a) Pengaruh obat-obatan tertentu
b) Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria
Tanda dan gejala:
a) Menggigil
b) Demam
c) Perasaan melayang
d) Nyeri punggung dan nyeri lambung
e) Penurunan tekanan darah
8
3. Etiologi Anemia
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
5. Penyakit Kronik (menahun)
6. Penyinaran
7. Infeksi : hepatitis, cytomedalovirus, malaria, clostridia
8. Genetik
9. Efek fisik : trauma dan luka bakar
10. Obat – obatan dan zat kimia : agen kemoterapi, zat kimia toksik.
4. Patofisiologi Anemia
Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
dan sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang
nutrisi dan herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada
sumsum tulang. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti pada
berbagai kelainan hemolitik. Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka
lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30%
atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia
dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis
(keringat dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau
syok. Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah
yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan
stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat,
dapat menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan oksigen
dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan cepat, lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman
O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat
menggambarkan berkurangnya oksigenisasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang
berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan
keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan
stomatitis. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama
9
hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek
hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel
darah merah. Keadaan dimana sel darah merah itu terganggu, adalah :
Eritrosit menurun
Anemia
10
5. Tanda dan Gejala Anemia
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7. Cepat lelah
8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Anoreksia
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap meliputi :
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Retikulosit
4. Bilirubin
5. Eritrosit
6. Trombosit
7. Leukosit.
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan urine
BMP hiperplasi pada sumsum tulang
Rontgen foto cholelithiasis
Scan liver splan
Serum vitamin B12
7. Penatalaksanaan Anemia
Secara umum :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-vitamin
lain yang dibutuhkan tubuh.
11
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses hematopoiesis
pada sumsum tulang.
Secara khusus sesuai klasifikasi anemia
1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan
terapi immunosupresif denganantithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan
melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum
tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit
dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas
ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %.
Pada defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
12
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
8. Komplikasi Anemia
1. Gagal jantung
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan
oksigen
2. parestesia
parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada
kulit yang umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan tungkai.
3. Kejang
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang
berlebihan.
13
9. Pahway Anemia
14
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA
1) Pengkajian
1. Identitas Klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir. Agama, pekerjaan,
alamat, suku/bangsa dan nomor RM.
2. Identitas penangung jawab : nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan
dengan klien
3. Riwayat penyakit
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi
sumsum tulang dan metabolisme asam folat.
Riwayat kehilangan darah kronis mis: perdarahan GI kronis, menstruasi
berat(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan)
Riwayat endokarditis infektif kronis.
Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
Riwayat TB, abses paru.
Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis: benzene, insektisida,
fenil butazon, naftalen.
Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
Riwayat kanker, terapi kanker.
Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit malabsorbsi, lan
spt: enteritis regional, manifestasi cacing pita, poliendokrinopati, masalah
autoimun.
Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen kemoterapi,
aspirin, obat antiinflamasi, atau anti koagulan.
Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB)
Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian katup
prostetik, eksisi bedah duodenum, reseksi gaster, gastrektomi parsial / total.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
klien mengatakan bahwa Ia Depresi
Sakit kepala
Nyeri mulut & lidah
15
Kesulitan menelan
Dispepsia, anoreksia
Klien mengatakan BB menurun
Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
Penurunan penglihatan
Kemampuan untuk beraktifitas menurun
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kecenderungan keluarga untuk anemia.
Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
Keluarga adalah vegetarian berat.
Social ekonomi keluarga yang rendah.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Kardiologi
Kardiomegali , Hepatomegali
Edema perifer
Takikardi, palpitasi,\
2. Pernafasan
Takipnea, orthopnea, dispnea.
3. Sirkulasi
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil & tekanan nadi melebar,
hipotensi postural.
Bunyi jantung murmur sistolik (DB)
Ekstremitas: pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
Sclera biru atau putih seperti mutiara.
Pengisisan darah kapiler melambat
Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika) (DB)
Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature
4. Gastrointestinal
Diare, muntah,
glositis (peradanagan lidah)
melena/ hematemesis
5. Neurologi
Parastesia
16
Ataksia
Koordinasi buruk
Bingung
6. Integumen
Mukosa pucat,kering
Kulit kering
17
dingin
2 DS: berkurangnya Intoleransi Aktifitas
Klien mengatakan bahwa ia suplay oksigen ke
merasakan lemah dan letih susunan saraf pusat
Klien mengatakan klien merasa
nyeri dan sakit kepala
Klien mengatakan bahwa terjadi
penurunan semangat untuk
bekerja
Klien mengatakan bahwa klien
mudah letih saat bekerja
DO:
Klien terlihat meringis menahan
nyeri
Klien terlihat lesu, lemah
Klien terlihat mengatuk, ptosis
Kehilangan tonus otot
Palpitasi, takikardi, peningkatan
TD
Parastesia, ataksia
3 DS: Kegagalan atau Gangguan Nutisi
Klien mengeluh sulit menelan ketidakmampuan Kurang dari kebutuhan
Klien mengeluh tidak nafsu untuk mencerna tubuh
makan makanan.
Klien menyatakan mual
Klien mengeluh mulutnya terasa
nyeri
DO:
Mukosa Mulut klien tampak
kering dan pecah-pecah
BB klien menurun
Klien terlihat lemah
Kulit klien tampak kering dan
18
pecah-pecah
3) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan Darah
2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kegagalan atau
ketidakmampuan mencerna makanan.
4.
19
4) Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
1 Gangguan Perfusi Perfusi jaringan 1. Monitor tenda- 1. Data dasar
jaringan b.d terpenuhi setelah tanda vital mengetahui
penurunan dilakukan 2. Atur posisi perkembangan
konsentrasi HB tindakan dengan kepala pasien
dan Darah perawatan. datar atau 2. Meningkatkan
Kriteria Hasil : tubuh lebih pernafasan
Kulit tidak rendah 3. Mempertahankan
pucat 3. Hindari pasokan oksigen
tanda vital pergerakan 4. Mengetahui status
dalam batas yang kesadaran pasien
normal berlebihan 5. Meningkatkan sel
nilai Hb dan 4. Awasi darah
eritrosit dalam kesadaran dan 6. Meningkatkan
rentang tanda-tanda perfusi
normal terhadap 7. Menjaga
penurunan keefektifan
kesadaran oksigen
5. Manajemen
terapi tranfusi
sesuai terapi
6. Pemberian O2
pernasal sesuai
program
7. Monitoring
keefektifan
suplai O2
20
susunan saraf klien dapat 3. Latih ROM 2. Merencanakan
pusat. meningkatkan bila keadaan intervensi secara
toleransi aktivitas klien tepat
dengan kriteria : memungkinka 3. Imobilisasi yang
Bebas dari n lama akan
kelelahan 4. Ajarkan klien menyebabkan
setelah teknik dekubitus
beraktivitas penghematan 4. Menghemat energy
Keseimbanga energi 5. Agar tidak
n kebutuhan untuk beraktivi kelelahan
aktivitas dan tas
istirahat 5. Tingkatkan
Adanya aktivitas
peningkatan klien sesuai
toleransi dengan
aktivitas kemampuan
21
penurunan BB makan diantara intervensi nutrisi
waktu makan. 5. Makan sedikit
6. Bantu hiegene tapi sering dapat
mulut yang menurunkan
baik. kelemahan dan
7. Kolaborasi meningkatkan
dengan ahli pemasukan juga
gizi mencegah
, distensi gaster.
6. Meningkatkan
nafsu makan dan
pemasukan oral.
7. Membantu dalam
rencana diet
untuk memenuhi
kebutuhan
individual.
22
5) Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawtan Implementasi Keperawtatan
1 Perfusi jaringan in efektif 1. Memonitoring tenda-tanda vital
b/d.penurunan konsentrasi HB 2. Mengatur posisi dengan kepala datar atau tubuh
dan Darah lebih rendah
3. Menghindari pergerakan yang berlebihan
4. Mengawasi kesadaran dan tanda-tanda terhadap
penurunan kesadaran
5. Memanajemen terapi tranfusi sesuai terapi
6. Memberikan O2 pernasal sesuai program
7. Memonitoring keefektifan suplai O2
BAB III
23
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Anemia
terbagi atas anemia hipoproliferatif meliputi anemia aplastik, defisensi besi, megaloblastik,
penyakit kronik, dan penyakit ginjal dan anemia hemolitik.
2. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya
kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2004) Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk
brunner dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC.
Harrison (2007) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor edisi bahasa Indonesia : Asdie,
A. H. Jakarta : EGC.
Hayes, P. C., & mackay, T.W. (2009). Buku saku diagnosis dan terapi. Alih bahasa : devy.
H. Jakarta : EGC
Pedersen, G. W. (2006) Buku Ajar praktis bedah Mulut. Alih bahasa : drg. Purwanto & drg
Basoeseno. Jakarta : EGC.
Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2003) Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sitem hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
25