Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULUSKULETAL FRAKTUR

OLEH

IMANUEL RATO NONO (2120001)

VINGKY ALVIONITA PAKAYA ( 2120009)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2023
KATAPENGANTAR

SegalapujisyukurkehadiratAllah SWTyang telah melimpahkan


rahmat nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul“Asuhan Keperawatan Trauma Muskuloskeletal”deng
baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Dosen yang mengajarkan mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat yang telah memberikan bimbingan kepadakami dalam
menyelesaikan tugas ini ,selanjutnya ucapan terimakasih kepada
semua orang yang telah membantu kami dalam mengerjakan tugas ini
sampai selesai. Saya mengharapkan adanya saran dan kritik
yangsifatnya membangun dari semua pihak,sebagai masukan bagi
kami dan akan kami jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman
untuk pembuatan makalah berikutnya.Mudah-mudahan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTARISI

KATAPENGANTAR.................................................................

DAFTARISI.............................................................................

BAB1PENDAHULUAN............................................................

A.Latarbelakang................................................................

B.Rumusanmasalah................................................................

C.Tujuan........................................................................

BABIITINJAUANTEORITIS......................................................

A. KonsepDasarPenyakit........................................................

1. Pengertian..................................................................

2. Anatomidanfisiologi.....................................................

3. Etiologi.......................................................................

4. Patofisiologi................................................................

5. Manifestasiklinis..........................................................

6. Penatalaksanaan.........................................................

7. Pemeriksaanpenunjang...............................................

8. Komplikasi..................................................................

BABIIIKONSEPASUHANKEPEPERAWATANTEORITIS
A.Pengkajian.....................................................................

DiagnoseKeperawatanIntervensiKeperawatan..........................

BABIVPENUTUP......................................................................

A.Kesimpulan..........................................................................

B.Saran..............................................................................

DAFTARPUSTAKA................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

System musculoskeletal adalah suatu istem yang terdiri


dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fascia, bursae,
dan persendian. Trauma musculoskeletal bermacam-macam,
dari tekanan ringan pada otot sampai fraktur dengan kerusakan
jaringan. Kejadian fraktur cukup tinggi di masyarakat yang
biasanya terjadi di rumah, tempat kerja, kecelakaan lalu lintas
atau ketika berolahraga.
Peningkatan umur memberikan konstribusi terhadap
insiden fraktur yang cukup tinggi. Semakin meningkatnya umur
seseorang cenderung mengalami penurunan massa tulang atau
mengalami kerapuhan, dimana tulang akan mudah patah ketika
jatuh. Trauma musculoskeletal meliputi fraktur, dislokasi,
keseleo, luka terbuka atau luka memar.
Frakturadalahterputusnyakontinuitaskortekstulangmenjadiduaba
gianatau lebih sehingga menimbulkan gerakan yang abnormal
disertai krepitasi dan nyeri. Apabila terjadi fraktur maka tulang
harus dimobilisasi untuk mengurangi terjadinya cedera
berkelanjutan dan untuk mengurangi rasa sakit pasien.
Frakturadalahsetiapretakataupatahpadatulangyangutuh,kebany
akan
frakturdisebabkanolehtraumadimanaterdapattekananyangberleb
ihanpada
tulang.

B. RumusanMasalah
1. ApakahPengertianfraktur?

2. BagaimanaAnatomidanfisiologifraktur?

3. BagaimanaEtiologifraktur?

4. BagaimanaPatofisiologifraktur?
5. BagaimanaManifestasiklinisfraktur?

6. BagaimanaPenatalaksanaanfraktur?

7. BagaimanaPemeriksaanpenunjangfraktur ?

8. BagaimanaKomplikasifraktur?
C. Tujuan
1. Tujuanumum

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran


tentang
bagaimanamenerapkanAsuhanKegawatanTraumaMuskulos
keletalpada klien tfraktur

2. Tujuankhusus

Mampu melakukan pengkajian, menganalisa,


menentukan
diagnosekeperawatan,mampumelakukandan
mengevaluasi tindakan keperawatan

Mampumemberikantindakankeperawatanyangdihara
pkandapat mengatasi masalah keperawatan pada
kasus tersebut.
BAB II PEMBAHASAN

A.Konsep DasarPenyakit

1. Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang


umumnya disebabkan oleh ruda paksa.
Fraktur merupakan gangguan system musculoskeletal,dimana ter
jadi
pemisahan atau patahnya tulang yang disebabkan oleh trauma
atau tenaga
fisik.

Frakturadalahrusaknyakontinuitastulangyangdisebabkantekanan
eksternal
yangdatanglebihbesardariyangdapatdiserapolehtulang,fraktur
patologis terjadi tanpa
traumapadatulangyangleemahkarenadimineralisasi yang
berlebihan.
Fraktur dikenal denganistilah patahtulangbiasanya
disebabkanoleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan, sudut,
tenaga,keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi tersebut lengkap
atau tidak lengkap.

Multiplefrakturadalah lebih dari satu garis fraktur.


Multiplefraktura dalah keadaan dimana terjadi hilangnya
kontinuita sjaringan tulang lebih dari satu garis.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan multiple fraktur adalahkeadaandimanaterjadi
hilangnyakontinuitas jaringantulanglebih dari satu garis yang
disebabkan oleh tekanan eksternal yang di tandai oleh rasa
nyeri, pembengkakan, deformitas dan gangguan fungsi pada
area fraktur
2. Anatomidanfisiologi

Tulangnormal Patahtulang

a. Anatomitulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler.
Tulang
berasal dari embryonic hyalinecartilageyangmanamelaluipro
ses“Osteogenesis”menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh
sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya
tulang akibat penimbunan garam kalsium.
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat
diklasifikasikan dalam enam kelompok berdasarkan
bentuknya : (Arif Muttaqin, 2008)

1) Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula,


ulna, dan humerus.Daerahbatas disebut diafisi dan daerah
yang berdekatan dengan garis epifisis disebut metafasis.
Di daerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan
atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah
metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh
darah. Kerusakan tau kelainan perkembangan pada daerah
lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan
tulang.

2) Tulang pendek (short bone) bentuknya tidak teratur dan


inti dari cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari
tulang yang padat, misalnya tulang-tulang karpal.
3) Tulang sutura (sutural bone) terdiri atas dua lapisan tulang
padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous,
misalnya tulang tengkorak.
4) Tulangtidakberaturan(irregulerbone)samasepertidengantul
angpendek misalnya tulang vertebrata

5) Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di


sekitar tulang yang berdekatan dengan persediaan dan

didukung oleh tendon dan jaringan fasial, misalnya patella.


6) Tulangpipih(flatbone),misalnyaparietal,iga,skapuladanpelvis.

b. Fisiologitulang

Fungsitulangadalahsebagaiberikut:(ArifMuttaqin,2008)

a) Mendukungjaringantubuhdanmemberikanbentuktubuh.

b) Melindungiorgantubuh(misalnyajantung,otak,danparu-
paru)danjaringan lunak.

c) Memberikanpergerakan(ototyangberhubungandengankontr
aksidan pergerakan).

d) Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sumtulang


belakang (hema topoiesis).

e) Menyimpangarammineral,misalnyakalsium,fosfor.
Komponen utama jaringan tulang adalah mineral dan jaringan
organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat
membentuk suatu kristal
garam(hidroksiapatit),yangtertimbunpadamatrikskolagenda
n

proteoglikan. Matriks organik disebut juga osteoid. Sekitar


70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan
memberi tinggi pada tulang. Materi organ laen yang juga
menyusun tulang berupa proteoglikan
3. Etiologi

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan


tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar, dan menarik.
Trauma muskuloskeletal yang dapat mengakibatkan fraktur adalah
:
a. Traumalangsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Frakur yang
terjadi biasanya bersifat komunitif
danjaringanlunakikut mengalami kerusakan.Misalnya
karena trauma yang tiba tiba mengenaii tulang dengan kekuand
engan kekuatan yang besar dan tulang tidak mampu
menahan trauma tersebut sehingga terjadi patah
b. Traumatidaklangsung
Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan
kedaerah
yanglebihjauhdaridaerahfraktur.Misalnyajatuhdengantangan
ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada
keadaan ini jaringan lunak tetap utuh, tekanan membengok
yang menyebabkan fraktur transversal, tekanan berputar
yang menyebabkan fraktur bersifat spiral atau oblik
c. Traumapatologis
Trauma patologis adalah suatu kondisi rapuhnya tulang
karena proses patologis. Contonya :

Osteoporosis terjadi karena kecepatan reabsorbsi


tulang melebihi kecepatan pembentukantulang,sehingga
akibatnyatulangmenjadi keropossecaracepat dan rapuh
sehingga mengalami patah tulang, karena trauma minimal.

Osteomilitis merupakaninfeksi
tulangdansumsumtulangyangdisebabkanoleh bakteri piogen
dimana mikroorganismeberasal dari focus ditempat laindan
beredarmelaluisirkulasidarah.
Ostheoartritis itu disebabkan oleh rusak/ menipisnya
bantalan sendi dan tulangrawan.

4. Patofisiologi
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan
gerak dan
ketidakseimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur
tertutup atau terbuka.
Frakturtertutuptidakdisertaikerusakanjaringanlunaksedangkanfr
akturterbuka
disertaidengankerusakanjaringanlunaksepertiotot,tendon,ligame
ndan pembuluhdarah.
Tekanan yang kuat dapat terjadi multiple fraktur terbuka karena
fragmen tulang keluar menembus kulit dan menjadi luka terbuka
serta peradangan yang dapat memungkinkaninfeksi,keluarnyadarahda
patmempercepatperkembangan bakteri. Tertariknya segmen karena
kejang otot pada area fraktur sehingga disposisi tulang. Multiple
fraktur terjadi jika tulang dikarnakan oleh stres yang
lebihbesardariyangdapatdiabsorbsinya.Multiplefrakturdapatdisebabkan
oleh pukulanlangsung,gayameremuk,gerakanpuntirmendadak,danbahk
an kontraksi otot ekstrim. Meskipun tulang patah jaringan disekitarnya
akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan
keotot dan sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan
pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cidera akibat gaya
yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang.
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan
gaya pegas untuk menahan.
Tapi apabilatekananeksternal yangdatanglebihbesar dari yang
dapatdiseraptulang,makaterjadilahtraumapada tulang yang mengakiba
tkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi
multiple fraktur, pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow,
dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi
karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di
rongga medulla tulang. Jaringan tulang segera berdekatan kebagian
tulang yang patah.Jaringanyangmengalaminekrosisini menstimulasi
terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian
inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya.
5. ManifestasiKlinis

Tanda dan gejala dari multi plefraktur antara lain sebagai berikut:

a. Nyeriterusmenerussampaitulangdiimobilisasi

b. Setelah terjadi fraktur, bagian – bagian yang tidak dapat


digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah
( gerakan luar biasa ) bukannya tetaprigidsepertinormalny
a.Pergeseranfragmenpada frakturlenganatau tungkai
menyebabkan deformitas ( terlihat maupun teraba )
ekstermitas yang dapat diketahui dengan membandingkan
dengan ekstremitas yang
normal,ekstermitastakdapatberfungsidenganbaikkarenafun
gsinormal otot tergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
c. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
bawah tempat fraktur.
d. Saat ekstremitas di periksa dengan tangan, teraba adanya
derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat
gesekan antra fragmen satu dengan yang lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal, pada kulit
terjadi sebagai akibat traumadanperdarahanyangmengikuti
fraktur.Tandaini bisabaru terjadi setelah beberapa jam
atau hari setelah cidera.

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaanmedis
1) Recognisi atau pengenalan adalah riwayat kecelakaan
derajat keparahannya, prinsip pertama yaitu
mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan
anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis

2) Reduksi adalah usaha manipulasi fragmen tulang patah


untuk kembali seperti asalnya, reduksi ada dua macam
yaitu reduksi tertutup ( tanpa operasi), contohnya
dengan traksi dan reduksi terbuka (dengan operasi),
contohnya dengan fiksasi internal dengan pemasangan
pin, kawat,sekrup atau batangan logam
3) Retensi adalah metode untuk mempertahankan

fragmen selama penyembuhan, dengan fiksasi internal


maupun fiksasi eksternal, contohnya GIPS yaitu alat
immobilisasi eksternal yang kaku dan dicetak sesuai
bentuk tubuh yang dipasang.

4) Rehabilitasi dimulai segera dan sesudah dilakukan


pengobatan untuk menghindari kontraktur sendi dan
atrofi otot. Tujuannya adalah mengurangi oedema,
mempertahankan gerakan sendi, memulihkan kekuatan
otot, dan memandu pasien kembali ke aktivitas normal

5) ORIF yaitu pembedahan untuk memperbaiki fungsi


dengan mengembalikan stabilitas dan mengurangi
nyeri tulang yang patah yang telah direduksi dengan
skrap, paku, dan pin logam

6) Traksi yaitu pemasangan tarikan ke bagian tubuh,


beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang
terjadi.
b. Perawatanklienfraktur

1) Frakturtertutup
Tirah baring diusahakan seminimal mungkin latihan segera
dimulai untuk mempertahankan kekuatan otot yang
sehat, dan untuk meningkatkan otot yang dibutuhkan
untuk pemindahan mengunakan alat bantu ( tongkat )
klien diajari mengontrol nyeri sehubungan fraktur dan
trauma jaringan lunak

2) Frakturterbuka
Pada fraktur terbuka terdapat risiko infeksi osteomielitis,
gas ganggren, dan tetanus, tujuan perawatan untuk
meminimalkan infeksi agar penyembuhan luka atau
fraktur lebih cepat, luka dibersihkan, didebridemen dan
diirigasi

c. Penatalaksaan kedarurartan

Klien dengan fraktur, penting untuk mengimobilisasi


bagian tubuh yang terkena segera sebelum klien
dipindahkan. Daerah yang patah harus di sangga diatas
dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan
rotasi.Immobilisasitulangpanjangekstremitasbawahdapatju
ga

dilakukan dengan membebat kedua tungkai bersama. Pada


cidera ekstremitas atas lengan dapat dibebatkan ke dada.
Peredaran di distal cidera harus dikaji untuk menentukan
kecukupan perfusi jaringan perifer. Luka ditutup dengan
kasa steril.
7. Pemeriksaanpenunjang

Menurut(Rasjad,Chairuddin.2012),pemeriksaanpenunjnagfraktur
berupa:

a. Pemeriksaanradiologis(rontgen),padadaerahyangdicurigaifr
aktur,harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :
1) Mencakupduagambaranyaituanterposterior(AP)
2) Memuatduasendiantarfrakturyaitubagianproximaldandist
al

3) Memuat dua ekstremitas (terutama pada anak-anak)


baik yang cidera maupun yang tidak terkena cidera
(untuk membandingkan dengan normal)

4) Dilakukanduakali,yaitusebelumtindakandansesudahtinda
kan

b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi

1) Darahrutin
2) Factorpembekuandarah
3) Golongandarah(terutamajikaakandilakukantindakanoper
asi)

4) Urinalisa
5) Kreatinin(traumaototdapatmeningkatkanbebankreatinin
untukkliren ginjal)
c. Pemeriksaan arteriografi dilakukanjika dicurigai telah
terjadi kerusakan vasikuler akibat fraktur tersebut
8. Komplikasi

Komplikasifrakturmeliputi

a. KomplikasiAwal

1) KerusakanArteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak
adanya nadi, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
dan dingin pada ekstrimitas
yangdisebabkanolehtindakanemergensisplinting,perubahan
posisipada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
2) KompartementSyndrom
KompartementSyndrommerupakankomplikasiseriusyangter
jadikarena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh
darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema
atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan
pembebatan yang terlalu kuat.
3) FatEmbolismSyndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius
yang sering
terjadipadakasusfrakturtulangpanjang.FESterjadikarenasel-
sellemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke
aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam
darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan,
tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.

4) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit
(superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
5) AvaskulerNekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke
tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan
nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s
Ischemia.

6) Shock.
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnya permeabilitaskapiler yangbisa menyebabkan
menurunnyaoksigenasi.Ini biasanya terjadi pada fraktur.
b. Komplikasidalamwaktulama
1) DelayedUnion
DelayedUnionmerupakankegagalanfrakturberkonsolidasisesu
aidengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk m
enyambung.Inidisebabkankarenapenurunansuplaidarahketul
ang.

2) Nonunion

Nonunion merupakan kegagalan frakturberkonsolidasi dan


memproduksi
sambunganyanglengkap,kuat,danstabilsetelah6-
9bulan.Nonunion

ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada


sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau
pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah
yang kurang.

3) Malunion

Malunionmerupakanpenyembuhantulangditandaidenganme
ningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk
(deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan
reimobilisasi yang baik.
BABIII

KONSEPASUHANKEPEPERAWATANTEORITIS

A. PENGKAJIAN

Pengkajianmerupakantahapawaldariproseskeperawatan.Dalamp
engkajian semua data dikumpulkan secara sistematis guna
menentukan status kesehatan klien saat ini. Pengkajian harus
dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, maupun spiritual klien (Asmadi, 2008). Data
dasar pengkajian menurut Doengoes, 2000 adalah
1. PrimarySurvei Airway
Biasanya napas pasien patenatau tidak paten disebabkan oleha
danya obstruksi jalannapas seperti snoring atau gurgling serta
hipoksia

-Breathing

Biasanya frekuensi napas meningkat atau pasien sesak nafas


yang disebabkan oleh adanya peningkatan mendadak antara
tekanan diastolic ventrikel kiri yang mengakibatkan
hiperventilasi.

-Circulation

Biasanya atasi syok, dimana klien dengan fraktur biasanya


mengalami kehilangan darah. Kaji tanda-tanda syok yaitu
penurunan tekanan darah, kulit dingin, lembab dan nadi halus.

• Disability

Biasanya kaji keadaan neurologis secara cepat yang dinilai


adalah tingkat kesadaran (GCS), ukuran dan reaksi pupil.
Perubahan kesadaranmenuntut dilakukannyapemeriksaanterha
dapkeadaanventilasi,perfusidanoksigenasi.

• Exsposure
Biasanyajikapasienfrakturjikaperlumembukapakaian,misalnyam
embuka baju untuk melakukkan pemeriksaan fisik pada
daerah fraktur.
2. SecondarySurvey

1) BiodataKlienIdentitasklien meliputi

• Biasanya nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,


pekerjaan,agama,suku/bangsa, waktu masuk rumah
sakit, waktu pengkajian, diagnosa medis, nomor MR
dan alamat.

• Biasanya Identitas penanggung jawab meliputi :


nama, umur, pekerjaan, agama, pendidikan,
suku/bangsa, alamat, hubungan dengan klien.

• Biasanya klien trauma musculoskeletal mengalami


frakturpada kelompok usia produktif yaitu dibawah
65 tahun , namun ada juga yang mengalami diatas
umur umur yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti jatuh, cedera, kecelakaan dan sebagainya.

a. Riwayatkesehatansaatini

Biasanya datang ke RS dengan Keluhan utama yaitu yang


didapat biasanyabervariasi,mulai darinyeri. Nyeritersebut
bisaakut atau kronik tergantung dan lama serangan.

b. Riwayatkesehatandahulu
Biasanya pasien dengan fraktur apakah pernah memiliki
riwayat penyakit
yangsamasaatinidanapakahmengalamipenyakithipertensi,di
abetes

mellitus.
a. Riwayatkeluarga
Biasanyakeluargamemilikiriwayatfrakturyangsamadenganp
asiendan apakah jugamempunyaipenyakit DMdan
hipertensi.
Polanutrisi

• Biasanya tidak terganggu.


• Polaeliminasi BAB

Biasanyatidakterganggu

• BAK Biasanya tidak mengalami gangguan

Polaistirahat

• Biasanya klien mengalami gangguan tidur karna gelisah


disebabkanadanya nyeri pada bagian fraktur

• biasanyaterjadiKelemahanotot,kehilangan
tonus,penurunanrentang gerak

Pola aktivitasdanlatihan

BiasanyaKlienmudahmengalamikelemahanmenyebabkan
klientidak mampu melaksanakan aktifitas sehari – hari
secara maksimal.
b. Pengkaj

ianHeadtotoe

Kepala
• Inspeksi:biasanyakajibentukkepalaapakahsimetriskirid
ankanan, apakah terdapat benjolan, dan apakah ada
nyeri di kepala.

Mata

Inspeksi:biasanyasimetriskanandankiri,tidakadakelainanpada
mata,reflekpupilterhadapcahayabaik,konjungtivaanemis,sklera

tidakikterik,tidakadapembengkakanpadamata,tidakmemakaikaca
mata
Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan dan lepas pada
daerah mata, tidak teraba benjolan disekitar mata

Telinga

• Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan pada


telinga, tidak terjadi
perdarahan,tidakadapembengkakan,danpendengaran
masihbaik.

• Palpasi : biasanya tidak terasa benjolan pada daun


telinga, tidak ada nyeri saat diraba bagian telinga,
tidak ada perdarahan pada telinga baik luar maupun
dalam.

Hidungdansinus

Inspeksi : biasanya simetris pada hidung, tidak ada


kelainan bentukpada hidung, tidak ada perdarahan, ada
cuping hidung.

Palpasi:biasanyatidakterasabenjolanpadahidungdantida
kada

perdarahanpadahidung.
Mulutdantenggorokan
Inspeksi:biasanyamulutterlihatbersih,gigilengkapatautidak

sesuai dengan usia, mukosa lembab/ kering, tidak ada stomatitis, dan tidak terj

-Leher

• Inspeksi:Biasanyatidakadapeningkatankelenjartiroid

• Palpasi:biasanyatidakterdapatpembesarantiroidpadalehe
r
• Paru

Inspeksi
: biasnaya dada tampak simetris, kaji ada tidaknya
peningkatan pernafasan dan tidak ada otot bantu
pernafasan

• Palpasi : biasanya tidak teraba benjolanpada dada,


pergerakan sama teraba sama kiri kanan, fermitus
raba sama

• Perkusi:biasanyasonorseluruhlapangparu

• Auskultasi:biasanyatidakadanyasuaranafastambahan

Jantung

Inspeksi : biasanyakaji adatidanyaiktus jantung


Palpasi:biasanyanadimeningkat,iktuskordisterabaatauti

dak Perkusi : biasanyasonor

Auskultrasi:biasanyalupdup
Sirkulasi

• Nadi:biasanyanaditerabalemahhalus

• Tekanandarah:biasanyatekanandarahpasiendenganfra
kturmeningkat

• Suhutubuh:biasanyasuhutubuhnormal

• Turgor:biasanyakulitpasienpucat

• Palpitasi:biasanyaterdapatnyeripadafraktur

Perut/Abdomen

• Inspeksi:kajikesimetrisan,adaatautidakhernia

• Auskultasi:kajisuaraperistalticususklien

• Perkusi:kajiadanyasuara

• Palpasi:adaatautidaknyeritekan

Ekstremitas

• Inspeksi:Biasanyaeksremitastampakedema

• Massa otot : biasanya Massa otot menurun karna


terjadi kelemahanfisik akibat fraktur

Kekuatan:biasanyaterjadiPenurunanotot,penurunanlemaksubkut
an,
penampilantakbertenagakarnaedemakarnafrakturpadaekstremit
as bawah
B. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Nyeriakutberhubungandenganagenciderafisik

2. Intoleransiaktivitasberhubungandengangangguanmusculoske
letal

3. Gangguanintegritaskulitberhubungandenganimobilisasi

4. Gangguan mobilitasfisikberhubungandenganfraktur

5. Resikoinfeksiberhubungandengantindakaninvasife
C. INTERVENSIKEPERAWATAN

Diagnosa Slki Siki


keperawatan
Nyeri akut 1.Tingkatnyeri Manajemennyeri
Berhubungandengan Menurun • Observasi
agen cidera fisik keluhan nyeri - Identifikasi;
-Menurunmeringis karakteristik
-Menurungelisah durasi,

Frekuensi frekuensi,

membaik intensitas nyeri

Menurun - Indetifikasi
kesulitan
skala nyeri

tidur • Teraupetik
2.Controlnyeri
- Berikanteknikn
Menurun on farmakologi
keluhan nyeri menghilangkan
-Meningkat nyeri
melaporkan - Control
terkontrol lingkungan
-Mingkat yang
kemampuan memperberat
mengontrol nyeri
dengan non - Fasilitasiistirahat
farmakologis
dantidur
• Edukasi
- Menjelaskan
penyebab,perio
de, dan pemicu

- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri secara
mandiri

- Anjurkanmonitor
• Membaik frekuensi
napas

2. Konservasienergy
• Meningkat
aktivitas fisik
Intoleransi 1. Toleransiaktivita yang
s
direkomendasikan
Meningkat
aktivitas

• Meningkat
kemudahan
berhubungan
teknik konservasi
dalam
energy
melakukan
dengan gangguan
• Menurunketerlibata
aktivitas
musculoskeletal
n aktivitas
sehari-hari

• Meningkat
kekuatan
tubuh bagian
bawah

• Meningkat
toleransi
dalam
menaiki
tangga
nyerisecaramandiri menenang

• Kolaborasi kan

- Kolaborasi Edukasi

pemberian - Anjurkan

analgetik,jikap aktivitas
secara
erlu
Manajemenenergy bertahap

Observasi - Anjurkan
menghub
- Monitor
ungi
kelelahan fisik
perawat
dan emosional
jika
- Monitorlokasida
tanda
n
ketidaknyamana dangejalakel
n selama elahan

melakukan
aktivitas

Teraupetik

- sediakanlingkun
gannyaman dan
rendah stimulus

- lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan/atau
aktif

- beriakn
aktivitas
distraksi
yang
- Kolaborasi
dengan

ahli gizi
tentang
carameningkatk
an
asupanmakanan
Gangguan 1. Integritas Perawatan
integritas kulit kulit dan
berhubungan jaringan integritas kulit
dengan imobilisasi • Meningkatelast Observasi
isitas
- Identifikasi
Meningkat
penyebabgang

perfusi guan integritas


jaringan kulit
• Menurunnyeri Teraupetik

Menurun - Bersihkan

kerusakan perineal
jaringan
dengan air
Menurun
hangat,

kerusakan terutama
lapisan kulit selama periode
tidakberkurang diare
Kolaborasi
- Gunakan

produk
berbahan
petroleum atau
minyak pada
kulit kering

- Gunakan
prosduk
berbahan
ringan/alamidan

hipoalergik
pada kulit
sensitive

Edukasi

- Anjurkanminum
air secukupnya

- anjurkan
• Menurun
kelemahan fisik

• Menurunkakusendi

Gangguan mobilitas 1. Mobilitasfisik


fisik berhubungan • Men
dengan fraktur ingk
ata
perg
erak
an
ektr
emit
as

• Meningkat
kekuatan otot

• Meningkat
rentang gerak
(ROM)

• Menurunnyeri
meningkatkan lam an
asupannutrisi aktifitas

- anjurkan tertentu fisik,

meningkatkan Terapeutik psikologis, dan

asupan buah dan - Fasilitasi social

sayur memilih - Fasilitasi


Terapiaktivitas aktivitas makna

Observasi dan aktivitas yang

tetapkan dipilih
- Identifikasi
deficit tingkat - Fasilitasi
aktivitas aktivitas
aktivitas
konsisten rutin
- Identifikasi
Edukasi
kemampuan
kemampu Jelaskan
berpartisipasida
metode
-
berpatisipasi
dalam
risikmeningkat
penggunaan
fasilitas kesehatan
Resiko

1. Kontrolresiko
infeksi berhubungan • meningkat
dengan tindakan kemampuanm
invasife encari
informasi
tentang factor
resiko

• meningkat
kemampua
n
mengubahp
erilaku

• meningkat
kemampuan
menghindari
factor resiko

• meningkat
kemampuan
aktivitas fisik memeriks
sehari-hari a kondisi

- Ajarkan luka atau


cara luka
melakukanaktivi operasi
tas yang dipilih • Kolaborasi
Pencegahan infeksi
-
Observasi
K
- Monitor tanda o
dan gejala l
infeksi local dan a
sistemik b

Terapeutik o
r
- Batasi
a
jumlah
s
pengunjug
i
- Berikan
p
perawatan kulit
e
pada daerah
m
edema b
- Pertahankan e
teknik aseptic r
pada pasien i
berisiko tinggi a

Edukasi n

- Jelaskantandad
imunisasi,jika
an gejala infeksi perlu

- Ajarkan
cara
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

System musculoskeletal adalah suatu istem yang terdiri dari


tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fascia, bursae, dan
persendian. Trauma musculoskeletal bermacam-macam, dari
tekanan ringan pada otot sampai fraktur dengan kerusakan
jaringan. Kejadian fraktur cukup tinggi di masyarakat yang
biasanya terjadi di rumah, tempat kerja, kecelakaan lalu lintas
atau ketika berolahraga.

Peningkatan umur memberikan konstribusi terhadap insiden


fraktur yang cukup tinggi. Semakin meningkatnya umur seseorang
cenderung mengalami penurunan massa tulang atau mengalami
kerapuhan, dimana tulang akan mudah patah ketika jatuh.
Trauma musculoskeletal meliputi fraktur, dislokasi, keseleo, luka
terbuka atau luka memar.

Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh,
kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
tekanan yang berlebihan pada tulang.

B. Saran

Demikianlah makalah ini dibuat untuk meningkatkan


pengalaman dan pengetahuan untuk dijadikan pedoman untuk
melakukan asuhan keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanan professional. Diharapkan hasil ini dapat bermanfaat
sebagai bahan ajar perbandingan dalam asuhan keperawatan
gawat daurat secara teori dan praktik.
DAFTARPUSTAKA

Brunner&Suddart.2011.KeperawatanMedikalBedah.Jakarta:EGC.

Suratun,N.N(2012)AsuhanKeperawatanKlienGangguanSistemMuskulosk
eletal. Jakarta : EGCFatima,S.(2002).KonsepDasarFraktur.1–40.
Program,S.U.M.(2012).ASUHANKEPERAWATANPADATn.PDENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA
SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SUKOHARJO.Prof.Chairuddinrasjad,MD.P.2012.PengantarIlmubedahOrt
opedi.Jakarta:PT. Yarsif Watampone
TimPokjaSDKIDPPPPNI.(2016).Standar
DiagnosaKeperawatanIndonesia(1st ed.). Jakarta: DewanPengurus
Pusat PersatuanPerawat NasionalIndonesia.
TimPokjaSIKIDPPPPNI.(2018).StandarIntervensiKeperawatanIndonesia
(I).Jakarta.TimPokjaSLKIDPPPPNI.
(2018).StandarLuaranKeperawatanIndonesia:Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1sted.). Jakarta: DewanPengurusPusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesi
Kerusakanjaringan
pembuluhdarah

Peningkatanaliran Nyeria
darah

Peningkatantekanan
pembuluhdarah

Odema

Resikogangguan
perfusijaringan

Anda mungkin juga menyukai