Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DEWASA/MUDA DENGAN GANGGUAN ANEMIA

Disusun oleh:
1. Faizal bastomi (1432100)
2. Kurnila wulandari (143210025)
3. Niluh dede ayu M (143219934)

S1 KEPERAWATAN
5A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada
pasien dewasa/muda dengan gangguan anemia. Makalah ini penulis disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Imun dan Hematologi 2.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan.
Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Meski masih banyak kekurangan, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan Mahasiswa STIKES ICME JOMBANG dan umumnya kepada para pembaca
yang budiman.

Penulis

2
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................... 1

Kata pengantar ........................................................................................................... 2

Daftar isi ..................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang ................................................................................................ 4


B. Rumusan masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 4

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Definisi............................................................................................................ 5
B. Etiologi............................................................................................................ 5
C. Patofisiologi dan woc...................................................................................... 6
D. Tanda dan gejala............................................................................................. 9
E. Pemeriksaan penunjang................................................................................... 10
F. Komplikasi...................................................................................................... 11
G. Penatalaksanaan Medis................................................................................... 11
H. Pengobatan .................................................................................................... 11
Bab III Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian ...................................................................................................... 12
B. Pemeriksaan fisik........................................................................................... 12
C. Diagnosa keperawatan...................................................................................... 13
D. Intervensi .......................................................................................................... 13

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................ 17

Daftar pustaka ............................................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak,
remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dari kadar normal.

B. Rumusan masalah
1) Definisi
2) Etiologi
3) Patofisiologi dan woc
4) Tanda dan gejala
5) Pemeriksaan penunjang
6) Komplikasi
7) Penatalaksanaan Medis
8) Pengobatan
9) Asuhan keperawatan
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari Penyakit anemia
2) Untuk mengetahui etiologi dari Penyakit anemia
3) Untuk mengetahui patifisiologi dan woc dari penyakit anemia
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh Penyakit anemia
5) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit anemia
6) Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit anemia
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari penyakit anemia
8) Untuk mengetahui pengobatan dari penyakit anemia
9) Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari penyakit anemia

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia
dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan hitung eritrosit rendah dari
harga normal. Di katakan sebagai anemia bila HB < 14 g/dl dan Ht 41 % pada pria atau
HB <12 g/dl dan Ht 37% pada wanita.
Klasifikasi :
a) Anemia Defisiensi
Karena kekurangan (defisiensi) zat gizi tertentu
b) Anemia Hemoragik
Karena pengeluaran darah dari tubuh lewat pendarahan
c) Anemia Hemolitik
Karena penghancuran (destruksi) sel darah merah di dalam tubuh
d) Anemia Aplastik
Kekurangan produksi sel darah merah. Hal ini bisa terjadi bila sumsum tulang berhenti
bekerja sehingga tidak cukup sel darah merah yang di bentuk.

B. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:

5
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia
karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki
cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia
karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah.
Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial
terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit
akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang, kadar 1,5 mg / dl

6
mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang
ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika
suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat
kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron.
Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

7
8
D. Tanda dan Gejala
Gejala
Jika pasien memang bergejala, biasanya gejalanya adalah nafas pendek,
khususnya pada saat berolahraga, kelelahan, letargi, palpitasi dan sakit kepala. Pada
pasien berusia tua, mungkin ditemukan gejala gagal jantung, angina pektoris, klaudikasio
intermiten, atau kebingungan (konfusi). Gangguan penglihatan akibat perdarahan retina
dapat mempersulit anemia yang sangat berat, khususnya yang awitannya cepat. Gejala-
gejala anemia yang disertai infeksi berlebihan atau memar spontan menunjukkan adanya
kemungkinan netropenia atau trombositopenia akibat kegagalan sumsum tulang.
Tanda
Tanda- tanda dapat dibedakan menjadi tanda umum dan tanda khusus. Tanda
umum meliputi kepucatan membran mukosa yang timbul bila kadar hemoglobin kurang
dari 9-10g/dl. Sebaliknya, warna kulit bukan tanda yang dapat diandalkan. Sirkulasi yang
hiperdinamik dapat menunjukkan takikardia, nadi kuat, kardiomegali, dan bising jantung
aliran sistolik khususnya pada apeks.gambaran gagal jantung kongestif mungkin
ditemukan, khususnya pada orangtua. Perdarahan retina jarang ditemukan. Tanda yang
spesifik dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya koilonikia dengan defisiensi
besi, ikterus dengan anemia hemolitik atau megaloblastik, ulkus tungkai dengan anemia
sel sabit dan anemia hemolitik lain, deformitas tulang dengan talasemia mayor dan
anemia hemolitik konginetal lain yang berat.
 Menurut Dewa Nyoman 2001 gejala2 atau tanda2 yg dpt dilihat adalah;
(5L) yaitu lemah, lesu, lelah, letih, dan lunglai.
Bibir tampak pucat.
Nafas pendek karena sesak napas.
Lidah licin.
Denyut jantung meningkat.
Susah BAB.
Nafas makan berkurang.
Kadang-kadang pusing.
Mudah mengantuk.

9
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostic :
a. Jumlah darah lengkap Hb dan Ht menurun.
1) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (Aplastik), MCV dan MCH menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokromik (DB), peningkatan (AP), pansitopenia
(aplastik).
2) Jumlah retikulosit bervariasi : menurun (AP), meningkat (hemolisis).
3) Penurunan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengidentifikasikan tipe khusus anemia).
4) LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi.
5) Massa hidup SDM : untuk membedakan diagnose anemia.
6) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
7) SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
b. Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat (DB), normal / tinggi (hemolitik).
c. Hb elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur Hb.
d. Bilirubin serum (tidak terkonjugasi) : meningkat (AP, hemolitik)
e. Folat serum dan vit. B12 : membantu mendiagnosa anemia.
f. Besi serum : tidak ada (DB), tinggi (hemolitik).
g. TIBC serum : menurun (DB).
h. Masa perdarahan : memejang (aplastik).
i. LDH serum : mungkin meningkat (AP).
j. Tes Schilling : penurunan eksresi vit B12 urin (AP)
k. Guaiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster, menunjukan
perdarahan akut / kronis (DB)
l. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorotik bebas (AP).
m. Aspirasi sumsum tulang / pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia.
n. Pemeriksaan endoskopi dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan, perdarahan GI

10
F. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang
terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus
memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani
dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ
tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
G. Penatalaksanaan medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
H. Pengobatan
(untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe Perrosulfat 3x
200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis
makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Biodata
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah / ibu. Pekerjaan ayah / ibu, agama, pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan,
pusing.
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Adaya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demma tinggi.
4) Adanya riwayat penyakit ISPA.
e. Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah, diaphoresis, takikardi
dan penurunan kesadaran.
f. Riwayat keluarga
1) Riwayat anemia dalam keluarga.
2) Riwayat penyakit – prnyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma,
penyakit – penyakit insfeksi saluran pernafasan.
B. pemeriksaan fisik
Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas
jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang
meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta membran mukosa bibir dan
konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada),
khususnya pada klien usia lanjut dengan stenosis koroner dapat diakibatkan karena
iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung kongestif

12
sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban
kerja jantung yang meningkat
Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus ( telinga berdengung )
Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi atau diare, serta
stomatitis ( sariawan lidah mulut)
Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
C. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
penurunan intake, mual dan anoreksia
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke
jaringan.
3. Ansietas berhubungan dengan prosedur diagnostik/transfusi.
D. Intervensi
N Diagnosa NOC NIC
o Keperawatan
1 Ketidakseimbangan -nutrional status nutrition management
nutrisi kurang dari -nutritional status:food and -kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh yang fluid -kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan -intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
penurunan intake, -nutritional status:nutrient yang dibutuhkan pasien
mual dan anoreksia intake -anjurkan pasien untuk meningkatkan
-weight control intake Fe
Kriteria hasil: -anjurkan pasien untuk meningkatkan
-adanya peningkatan berat protein dan vit C
badan sesuai dengan -berikan substansi gula-yakinkan diet
kebutuhan yang dimakan mengandung tinggi

13
-berat badan ideal sesuai serat untuk mencegah konstipasi
dengan tinggi badan -berikan makanan yang terpilih
-mampu mengidentifikasi -ajarkan pasien bagaimana membuat
kebutuhan nutrisi catatan harian
-tidak ada tanda-tanda mal -monitor jumlah nutrisi dan
nutrisi kandungan kalori
-menunjukkan peningkatan -berikan informasai tentang
fungsi pengecapan dari kebutuhan nutrisi
menelan -kaji kemampuan pasien untuk
-tidak terjadi penurunan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
berat badan yang berarti Nutrition monitoring
-BB pasien dalam batas normal
-monitor adanya penurunan bb
-monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang bisa dilakukan
-monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
-monitor lingkungan selama makan
-jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
-monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
-monitor turgor kulit
-monitor kekeringan ,rambut
kusam,dan mudah patah
-monitor mual dan muntah
-monitor kadar albumin,total
protein,Hb dan kadar Ht
-monitor pertumbuhan dan
perkembangan
-monitor pucat,kemerahan,dan

14
kekeringan jaringan konjungtiva
-monitor kalori dan intake nutrisi
catat adanyaedema,hipremik,hiperton
ik,papila lidah dan cavitas oral
-catat jika lidah berwarna
magenta,skarlet

2 Intoleransi Energy conservation Activiti terapi


aktifitas berhubungan -activiti tolerance -kolaborasikan dengan tegnaga
dengan ketidakseimba -self care ADLs rehabilitasi medik dalam
ngan antara suplai Kriteria hasil: merencanakan program terapi yang
oksigen ke jaringan. -berpartisipasi dalam tepat
aktivitas fisik tanpa -bantu klien untuk mengidentifikasi
disertai peningkatan td,nadi aktivitas yang mampu dilakukan
dan rr -bantu untuk memilih aktivitas
-mampu melakukan konsisten yang sesuai dengan
aktivitas sehari-hari secara kemampuan fisik,psikologi dan sosial
mandiri -bantu untuk mengidentifikasi dan
-TTV normal mendapatkan sumber yang
-energy spikomotor diperlukan untuk aktivitas yang
-level kelemahan diinginkan
-mampu berpindah -bantu untuk mendapatkan alat
dengan/tanpa bantuan alat bantuan aktivitas seperti kursi
-status kardiopulmunari roda,krek
adekuat -bantu untuk mengidentifikasi
-sirkulasi status baik aktifitas yang disukai
-status respirasi:pertukaran -bantu klien untuk membuat jadwal
gas dan ventilasi adekuat latihan diwaktu luang
-bantu pasien atau keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas

15
-sediaan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
-bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
-monitor respon fisik,emosi ,sosial
dan spiritual
3 Ansietas berhubungan -anxieti self control Anxiety reduction/penurunan cemas
dengan prosedur -anxieti level -gunakn pendekatan yang
diagnostik/transfusi -koping menenangkan
Kriteria hasil -nyatakan dengan jelas harapan
-klien mampu terhadap pelaku pasien
mengidentifikasi dan -jelaskan semua prosedur dan apa
mengungkapkan gejala yang dirasakan selama prosedur
cemas -pahami prespektif pasien terhadap
- situasi stres
mengidentifikasi,mengung -temani psien untuk memberikan
kapkan dan menunjukkan keamanan dan mengurangi takut
teknik untuk mengontrol -dorong keluarga untuk menemani
cemas anak
-vital sign dalam batas -lakukan back/neck rub
normal -dengarkan dengan penuh perhatian
-postur tubuh,ekspresi -identifikasi tingkat kecemasan
wajah,bahasa tubuh dan -bantu psien mengenal situasi yang
tingkat aktivitas menimbulkan kecemasan
menunjukkan -dorong pasien untuk
berkurangnya kecemasan mengungkapkan
perasaan,ketakutan,persepsi
-instruksikan pasien menggunakan
tekik relaksasi
-berikan obat untuk mengurangi
kecemasan

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.

B. Saran

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://susantisantoso.blogspot.co.id/2015/04/askep-anemia.html
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.co.id/2008/07/askep-anemia.html
http://susantisantoso.blogspot.co.id/2015/04/askep-anemia.html
Buku hematologi, A.V.Hoffbrand.J.E.Pettit.P.A.H.Moss

18

Anda mungkin juga menyukai