Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Tiya islamiyah

NIM: 20171660046
MATERI: DIABETES MELITUS

DEFINISI

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yg ditandai dengan hiperglikemi


yg berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein yg disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana elin,
2009)

Diabetes juga adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan insulin, sehingga
mempengaruhi metabolisme gula didalam tubuh.

Diabetes Mellitus (DM) termasuk kategori penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis
penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara
seluruh dunia. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas
tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014;
Sarwono, dkk, 2007).\\

Keluhan yang dapat dietumakan pada orang yang terena diabetes:

o Keluhan lasik: polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya.
o Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulvae pada wanita
Biasanya orang penyandang diabetes mellitus memiliki diet khusus untuk mengatur pola makan
teratur sesuai kebutuhan keseharian, berikut biasanya yang diberikan oleh ahli gizi:

- Batasi makan berlemak terutama lemak hewani


- Jarak makan besar 4-6 jam
- Hindari makan kaya gula
- Jangan minum alcohol
- Batasi konsumsi garam

Jenis-jenis tipe DM

1. DM tipe I

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pankreas yang
disebabkan oleh:

- Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kencenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imonologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi sel beta (amin huda, 2015)

2. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah turunannya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati:

 Tipe II dengan obesitas


 Tipe II tanpa obesitas

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes II : usia, obesitas,
riwayat dan keluarga.
3. Diabetes mellitus tipe lain, disebabkan oleh :
defek genetic fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan
sindrom genetic.
4. Diabetes kehamilan, disebabkan karena dampak kehamilan (amin huda 2015)

Klasifikasi

Berikut klasifikasi nya pada diabetes mellitus:

1. Diabetes mellitus tipe I: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) yaitu diabetes yang
tergantung insulin.
2. Diabetes mellitus tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yaitu
diabetes yang tidak tergantung insulin.
3. Diabetes mellitus tipe lain

Patofisiologi
Pada DM tipe II terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (resistensi
insulin). Hal ini diperberat oleh bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah
insulin dari sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin atau penurunan sensitifitas perifer terhadap
insulin. Resistensi insulin berhubungan dengan factor eksternal seperti gaya hidup yang salah
dan obesitas.

Peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan osmolalitas darah meningkat


sehingga menyebabkan perpindahan cairan dari ekstra vaskuler ke intra vaskuler dan terjadi
dehidrasi pada sel. Peningkatan volume intra vaskuler menyebabkan diuresis osmotic yang
tinggi sehingga volume diuresis akan meningkat dan frekuensi berkemih akan meningkat.

Peningkatan osmolitas sel akan merangsang hypothalamus untuk mengsekresi ADH dan
merangsang pusat haus di bagian lateral sehingga menyebabkan peningkatan rasa haus.
Penurunan transport glukosa ke dalam sel menyebabkan sel kekurangan glukosa. Penurunan
penggunaan dan aktivitas glukosa sel akan merangsang pusat makan dibagian lateral
hypothalamus sehingga timbul rasa lapar.
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Price &
Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidpsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal-gatal (terutama pada kelamin), mata
kabur dan gairah seks menurun

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes dalam jangka pendek ditunjukkan untuk menghilangkan
keluhan dan tanda diabetes, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian
glukosa darah.

Dalam jangka panjang, penatalaksanaan diabetes mellitus diarahkan untuk mencegah dan
mengurangi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neuropati.

Penatalaksanaan diabetes dikelompokkan atas 4 pilar yaitu,

1. Edukasi
Edukasi penyandang diabetes dimaksudkan untuk memberi informasi tentang gaya
hidup yang perlu diperbaiki secara khusus memperbaiki pola makan dan pola latihan
fisik. Melalui edukasi yang tepat diharapkan penyandang diabetes akan memiliki
keyakinan diri dalam bertindak sehingga terbentuk motivasi dalam bertindak.
Edukasi pemantauan kadar glukosa darah juga diperlukan penyandang diabetes
karena dengan melakukan pemantauan kadar glukosa sevara mandiri (Self-monitoring
of blood glucose), penyandang diabetes dapat mengatur terapinya untuk
mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal.
2. Terapi gizi
Secara prinsip, pengaturan zat gizi pada penyandang diabetes diarahkan pada gizi
seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis makanan dan jadwal makan.
3. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih
30 menit. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30
menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olahraga berat
misalnya jogging.
4. Farmakoterapi (jika diperlukan)
Sarana pengelolaan farmakologis diabetes dapat berupa :
a. Obat Hipoglikemik Oral
b. Insulin

Berikut komplikasi pada DM

1. DM Tipe I

Diabetes mellitus tipe 1 dihubungkan dengan tingkat kesakitan tinggi dan kematian
dini. Tingkat kesakitan tinggi berhubungan dengan komplikasi diabetes mellitus tipe 1
seperti kebutaan, gagal ginjal. Bila onset diabetes mellitus tipe 1 terjadi sebelum usia 15
tahun, risiko komplikasi kebutaan dan gagal ginjal dua kali lebih besar pada pria
dibandingkan dengan wanita.

2. DM Tipe II
Prognosis diabetes mellitus tipe 2 ditentukan oleh modifikasi gaya hidup pasien, kontrol
gula darah yang baik, dan follow up secara teratur. Komplikasi diabetes dapat berupa
komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetik dan komplikasi kronis, seperti neuropati dan
nefropati diabetik. Penyebab utama kematian pada diabetes mellitus tipe 2 adalah akibat
kejadian kardiovaskular.
Pemeriksaan diagnostic

Berikut adalah pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk penderita diabetes meatus:

Tabel interprestasi kadar glyukosa darah (mg/dl)


Bukan DM Bukan pasti DM DM
Kadar glukosa
darah sewaktu Tes
Plasma vena <110 110-199 >200 toleransi
Darah kapiler <90 90-199 >200 glukosa
Kadar glukosa oral/TTGO
darah puasa Tes ini
Plasma vena <110 110-125 >126 digunakan
untuk
Darah kapiler <90 90-109 >110
mendiagbosis diabetes awal seacara pasti, namun tidak dibutuhkan untuk penapisan dan tidak
sebaiknya dilakukan pada pasien dengan manifest klinis diabetes dan hiperglikemia.
Cara pemeriksaannya adalah:
1. tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa
2. Kegiatan jasmani cukup
3. Pasien puasa selama 10-12 jam
4. Periksa kadar glukosa darah puasa
5. Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5
menit
6. Periksa kadar glukosa sampai 1 atau 2 jam saat setelah diberi glukosa
7. Saat pemeriksaan pasien istirahat dan tidak boleh merokok

Anda mungkin juga menyukai