Anda di halaman 1dari 23

FIK – UMS

2019
 Memasukkan suatu obat yang mencegah
perkembangan, pertumbuhan dan proliferasi
sel-sel malignan
 Obat antineoplastik/ obat antikanker/ obat
kemoterapi kanker juga dikenal sebagai obat
sitostatika (HSE, 2003)
 Kemoterapi : pengobatan sistemik 
merusak jaringan normal
 Kerusakan jaringan normal : akut atau kronis
 Efek samping akut : mual, muntah, alopesia,
penekanan sumsum tulang
 Kronis : pulmonary fibrosis, neuropathy,
nefropathy (Wecker, 2010)
 Pengobatan
 Mengurangi massa tumor
 Memperbaiki kualitas hidup
 Meningkatkan kelangsungan hidup
 Mengurangi komplikasi akibat metastase
 Intravena
 Intratekal
 Peroral
 Intratumoral
 topikal
 Kemoterapi merusak sel normal yg
berproliferasi dg cepat : sel folikel rambut 
rambut rontok
 Rambut rontok disebabkan oleh agen
kemoterapi bersifat sementara
 Mencakup rambut di seluruh tubuh, dimulai
1-2 minggu setelah pemberian kemoterapi
dan rambut akan tumbuh 3-5 bulan setelah
pengobatan terakhir dg tekstur & konsistensi
yg agak berbeda dg rambut sebelumnya
 Iritasi pada mukosa lambung & duodenum 
merangsang pusat muntah di sistem syaraf
pusat
 Metotrexate, Vincristin, Daunorubicin
(Hawkins & Grunberg, 2009)
 Penurunan nafsu makan  malnutrisi 
penurunan BB dan mengganggu
pertumbuhan
 Penurunan nafsu makan dpt juga disebabkan
oleh perasaan tertekan atau kelelahan
(Society, 2016)
 Resiko sariawan 30-75%
 Karena kerusakan pada sel epitel baik secara
langsung maupun tidak langsung
 Langsung : kemoterapi mengganggu
produksi, kematangan & penggantian sel
epitel
 Tidak langsung : depresi sum sum tulang 
neutropenia & trombositopenia 
peningkatan resiko perdarahan dan infeksi
 Kemoterapi menyerang sel epitel mukosa
pada usus yg mempunyai sifat cepat tumbuh
& jika tdk ada pergantian sel mukosa yg baru
 atrofi  inflamasi mukosa  produksi
lendir  merangsang peristaltik  diare
 Metotrexate, hydroxyurea, dactinomycin
(Newton, Hickey & Marrs, 2009)
 Kemoterapi pelepasan zat sitokin &
interleukin yg merangsang hipotalamus utk
menurunkan rasa lapar  penurunan nafsu
makan  kebutuhan energi tidak tercukupi
 kelelahan
 Sitokin :protein yg dilepaskan oleh WBC
dalam merespon infeksi utk mengatur sistem
imun dan endokrin
 Sitokin jumlah tinggi  memperburuk
peradangan & mengganggu serotonin
 Kemoterapi menekan sumsum tulang 
produksi sel dalam sumsum tulang menurun
 Neuropati perifer : sensorik & motorik
agen : Vincristin (society, 2015)
 Masalah pada barier kulit : ruam kulit, kulit
kering, hiperpigmentasi.
 Gejala pada kulit terlihat dalam waktu 2
minggu pertama kemoterapi (Fabbrocini et
al, 2012)
 Kortikosteroid  peningkatan nafsu makan
 penumpukan lemak dalam tubuh
 Peningkatan pembentukan glukosa dari
protein yg berlebih  peningkatan gula
darah (Aprianto, 2016)
Tidak semata mata untuk mengatasi masalah
terkait penyakit & akibat yg ditimbulkan oleh
penyakit yg diderita thd fungsi kehidupan

 Meminimalisasi, mengendalikan dan


mencegah efek samping yg ditimbulkan
akibat prosedur tindakan/ terapi
a) Memberikan edukasi
 5w+1H
 Persiapan pasien
▪ Persiapan fisik : status nutrisi,
pemeriksaan penunjang (DL, fungsi
jantung, ginjal dan liver)
▪ Persiapan psikososiospiritual
b) Melakukan intervensi keperawatan
 Monitoring vital sign secara periodic (pre-
durante-post)
 Periksa kelancaran aliran infus
 Monitoring efek samping kemoterapi &
laporkan kepada dokter penanggung jawab
 Stop infus
 Aspirasi obat dari insersi infus sebanyak
mungkin
 Cabut needle, tekan kuat minimal 5 menit
 Kompres dingin daerah yg terkena
ekstravasasi, hindari perabaan. Monitoring
nyeri, bengkak, kemerahan & nekrosis
 Kolaborasi pemberian analgesic
 Cari lokasi baru untuk iv line
 Premedikasi untuk obat sitostatika dg
antiemetik (1 menit – 1 jam). Setelah
kemoterapi dapat diberikan 16-24 jam dan
dilanjutkan 3-5 hari
 Pertahankan suasana yg nyaman, hilangkan
bau yg merangsang muntah
 Berikan makanan yg hangat, sedikit tapi
sering
 Berikan teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
 Periksa kondisi mukosa mulut
 Lakukan oral hyegiene dg cairan fisiologis 3-4 x /
hari
 Sikat gigi dg rambut sikat yg lembut atau cotton
swab
 Kolaborasi pemberian Nystatin 100.000 ui/ml
5 ml dioleskan dimulut minimal 2 menit &
kemudian ditelan. Berikan 4-6 x/hari
 Lakukan KIE pada keluarga/ orang tua
 Monitor ketidakmampuan melakukan
aktifitas
 Berikan KIE untuk melakukan perubahan
posisi secara bertahap
 Berikan O2 sesuai kebutuhan
 Kolaborasi pemberian transfusi
 Kolaborasi pemeriksaan diagnostik
 Kolaborasi dg gizi
 Tempatkan pasien di tempat khusus (isolasi)
 Pertahankan teknik aseptik
 Batasi pengunjung
 monitor vital sign
 Kolaborasi pemberian antibitok, antipiretik
 Jaga kebersihan diri secara adekuat
 Diet TKTP dan istirahat cukup
 Monitor tanda perdarahan
 Cegah klien dari trauma & resiko perdarahan
 Ajarkan sikat gigi dg rambut sikat yg lembut,
 Minimalisir penusukan vena, tekan bekas
penusukan minimal 5 menit
 Kolaborasi transfusi TC bila perlu
 Periksa resiko terjadinya alopecia
 Jelaskan penyebab & dampak yg terjadi
 Motivasi klien menceritakan perasaannya
 Anjurkan klien mencukur rambutnya yg panjang
 Anjurkan klien mencoba memakai kerudung,
wig, topi atau selendang
 Ajarkan cara perawatan kulit kepala dg
menggunakan shampoo bayi
 Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata,
gunakan kacamata hitam & topi jika bepergian
 Ciptakan ruangan yg nyaman
 Anjurkan keluarga mendampingi pasien saat
dilakukan tindakan
 Gunakan komunikasi terapeutik
 Gunakan teksik distraksi
 Libatkan ahli agama untuk klien terminal

Anda mungkin juga menyukai