PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi pengumpulan data,
analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
2.1.1 Visi RS Siti Khodijah Sepanjang
Terwujudnya Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang yang unggul,
professional dan islami tahun 2022.
Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat beberapa misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Unggul dibidang Trauma Centre Care, Heart Care, Intensive
Care dan Cancer Care.
2. Menyelenggarakan pendidikan-penelitian yang terintegrasi.
3. Mewujudkan SDI yang handal dan berakhlak mulia.
4. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien berkelanjutan.
5. Melaksanakan dakwah islamiyah amar makruf nahi munkar.
2.1.3 Motto Rs Siti Khodijah Sepanjang
Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang mempunyai falsafah sebagai sarana
Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar dan sosial kemasyarakatan serta tidak berorientasi pada
keuntungan bisnis semata. Dengan berkembangnya zaman, Rs Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang
Sepanjang dikelola secara professional untuk memperoleh hasil yang maksimal. Orientasi pelayanan yang
berfokus pada pasien merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan medik. Disamping upaya
lainnya berupa perencanaan secara komprehensif serta upay-upaya dengan kegiatan yang sesuai dengan visi
misi Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Sepanjang.
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang dikembangkan oleh management ruang
Shofa adalah model Tim. Hal ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik
ketergantungan klien yang dirawat di ruang Sofa. Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga
keperawatan, tenaga kesehatan S1 Keperawatan 6 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 10 orang.
7
.
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, sejumlah 100% perawat merasa
struktur organisasi yang sudah sesuai degan keampuan perawat, sejumlah 100 %
perwat merasa pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi
, sejumlah 100% perawat merasa Kepala Ruangan sudah optimal melaksanakan
tugas – tugasnya, Sejumlah 100% perawat menganggap kinerja ketua tim sudah
kompeten dalam tugasnya, Sejumlah 92.30 % perawat menganggap beban kerja sudah
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, Sejumlah 92,30 % perawat menganggap
pembagian tugas diruangan sudah jelas.
KA AREA 3
LIULIN, S.Kep., Ns
CI D3:
RIZKI PJ IPCLN
AKBAR SIE
INVENTARSI
AMK ADMINISTRA LEGIANA
ASET
SIE AMK
CI S1: WITRISDA
ANEKA AMK
AMK
ROMSIYAM
I, S.Kep.,
Ns
KA AREA 3
LIULIN, S.Kep., Ns
PJ PAV SHOFA
ROMSIYAMI, S.Kep., Ns
8 Desember 2020
No Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga keperawatan
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 0 orang 0 X 0,17 0X 0,14 0 X 0,07
=0 =0 =0
2 Partial Care 0 orang 0X 0X 0X0,10
0,27 = 0,15 = 0
0 0
3 Total Care 15 orang 17 X 0,36 17 X 0,3 = 17X 0,20
= 6,12 5,1 = 3,4
Jumlah 17 orang 6,12 (6) 5,1 (5) 3,4(3)
Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat sesuai tingkat ketergantungan
pasien pengelompokan berdasarkan teori Douglas dan Orem yang dilakukan pada
tanggal 8-10 Desember 2020 didapatkan sebagai berikut :
86 X 14 = 4,05 = 4 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di ruang shofa adalah
14 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ Shofa) + 4 orang yang lepas dinas. Jadi
kebutuhanya adalah 20orang.
10 desember
Total tenaga perawat Pagi : 7 orang
17+ 2 + 5 = 24 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di ruang
Shofa adalah 17 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ Shofa) + 5 orang yang
lepas dinas. Jadi kebutuhannya adalah 24 orang.
Dari data diatas perawat yang dibutuhkan 24 orang, sedangkan di ruang Shofa
RS Siti Khodijah Sepanjang hanya memiliki perawat 16 orang dengan perawat yang
masuk pagi 5 orang, sore 4 orang, malam 3 orang, lepas dinas 4 orang.
2) Ruang kelolaan
8 Desember 2020
Jumlah : 3 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
3 + 2 + 1 = 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di ruang Shofa ,
ruang Kelolaan adalah 3 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ Ruang Shofa) + 1
orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya adalah 6 orang.
Jumlah : 3 orang
3 + 2 + 1 = 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di ruang Shofa ,
ruang Kelolaan adalah 3 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ ruang Shofa) + 1
orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya adalah 6 orang.
Jumlah : 3 orang
3 + 2 + 1 = 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di ruang Shofa ,
ruang Kelolaan adalah 3 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ ruang Shofa) + 1
orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya adalah 6 orang.
Frequency Percent
puas 12 92,30
Total 13 100.0
Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada semua perawat, yang
memberikan respon sejumlah 13 orang, didapatkan hasil (7,69%) tidak puas dengan
pelayanan rumah sakit , dan (92,30%) puas dengan pelayanan rumah sakit.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa perawat mengeluh capek, panas,
karena saat ini pandemi jadi ada masa saat memakai hazmat, perawat mengeluh
capek. Untuk pemeriksaan swab tidak rutin dilakukan di RS Siti Khodijah, swab
hanya dilakukan pada petugas yang ada keluhan, atau kontak erat tracing.
1 KAMAR 7 4
2 KAMAR 10 2
3 KAMAR 11 2
4 KAMAR 12 2
5 KAMAR 13 2
6 KAMAR 14 2
7 KAMAR 15 2
8 KAMAR 16 2
9 KAMAR 17 2
10 KAMAR 182
TOTAL 22
1. Nurse Station jadi satu dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak
dilantai 2 . alat yang ada terdiri dari 4 stetoskop, 1 lampu baca rongent, 1 komputer, 1
printer, 1 layar untuk CCTV, 12 kamera CCTV, 1 jam dinding, 1 AC, 2 meja dan rak
untuk dokumen.
2. Ruang untuk perawat yang terdiri dari kamar mandi 2, wadtafel 1, meja 1,
loker 1, tempat tissue 1, al Quran 3, jam dinding 2, tempat sampah 2, lemari 4.
3. Ruang tindakan terdiri dari almari 4, troli 2, tempat sampah medis 1, tempat
sampah non medis 1, safety box 2, label infus 1.
6. Ada ruang khusus untuk ruang penyiapan obat dimana ruangan ini disiapkan
untuk perawat melakukan pengoplosan dan penyiapan obat oral.
7. Ruang Penyuluhan tidak ada karena ruang shofa adalah ruang isolasi.
8. Dokumentasi
7) Buku Visite
8) Buku operan
9) Bukukamus BPJS
Ruang Shofa memiliki Visi yaitu memberikan pelayanan pada pasien anak
guna mengurangi dampak hospitalisasi anak. Sedangkan misi yang sama dengan RS
Siti Kodijah. Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 8-10 Desember 2020 di dapatkan
bahwa model pemberian asuhan keperawatan di ruang Shofa menggunakan model
Tim. Terdapat 6 katim. Katim membawahi 3 PP. Ketua tim bertanggung jawab dalam
pendokumentasian keperawatan, sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan
keperawatan sesuai fungsinya. Jika ada masalah, maka PJ sift akan melaporkan
kepada katim. Perawat mengatakan asuhan keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan
efektif, karena dapat membina komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi
dan memberi kepuasan terhadap anggota tim. Selain itu pendidikan terakhir tenaga
kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan
dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shif pagi,
sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian.
Daftar pasien sudah tercantum dengan Jenis kelamin, dokter yang bertanggung jawab,
tanggal dan tahun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang
diterapkan di ruangan ini adalah timbang terima, discharge planning, ronde
keperawatan yang sering disebut refleksi diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat
dan pendokumentasian sudah dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum
optimal, dikarenakan keterbatasan jumlah tenaga.
Dari hasil pengkajian tanggal 8-10 Desember 2020 dengan metode pengisian google
form, wawancara, dan observasi didapatkan bahwa penerimaan pasien baru di ruang
Shofa sudah berjalan dengan baik. Pasien di ruang Shofa adalah pasien Konfirmasi
Covid 19.
Penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruangan Sofa yaitu dari pasien yang
datang dari IGD atau pasien pindahan dari transit ruang isolasi lain (ismail,
multazam, jabal nur), dan jika datang dari IGD maka dilakukan penanganan
kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu
Advis di tulis kemudian setelah ruangan sudah siap , pasien di bawa ke Ruamg Shofa.
Perawat IGD atau poli melakukan handover dengan perawat ruangan. Selain itu
perawat ruangan melakukan pengkajian pasien baru melalui form yang sudah
tersedia, penerimaan hanya dilakukan dengan perawat dan pasien, karena ini adalah
ruang isolasi jadi tidak diperbolehkan ada keluarga yang menunggu. Dari hasil
observasi pernah dilaporkan ada keluarga yang meminta menunggu pasien karena
alasan umur pasien sudah lansia. Dalam hal ini perawat sudah menjelaskan tentang
risiko penularan dan sudah memberikan edukasi tentang penggunaan masker dan cuci
tangan. Dalam situasi pandemi covid ini ada tambahan RM 02.dk yang berisi tentang
edukasi MRS di ruang isolasi covid.
2) Timbang Terima
Kegiatan timbang terima selama masa pandemi ini dilakukan di nurse station
dan cek konfirmasi melalui CCTV, jadi timbang terima tidak keliling kamar pasien
untuk meminimalisir risiko penularan. Analisa kelompok bahwa timbang terima
yang dilakukan di ruang Shofa sudah berjalan dengan baik dan lancar. Dan jika ada
ilmu baru atau pengumuman, kepala ruangan atau PJ area dapat menginformasikan
pada saat timbang terima.
3) Sentralisasi Obat
4) Supervisi Keperawatan
5) Ronde Keperawatan
Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 8-10 Desember 2020
dan laporan perawat di ruang Shofa, discharge planning sudah dilaksankan dalam
pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya singkat yang mencakup HE
mengenai cuci tangan, keperawatan selama di Rumah Sakit dan persiapan untuk
kontrol selanjutnya. Discharge planning di ruang Shofa menggunakan RMK 4 dan
ditambah dengan RMK 21.ak yang berisi edukasi covid tergadap pasien dan
keluarga.. Discharge Planning sudah sesuai dengan prosedur yang ada, terdapat
leaflet di ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien yang tinggi dan persai ngan
rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta update leaflet perlu untuk
ditingkatkan.
Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss (diskusikan
dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah masalah dirumah
seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan,
menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa
timbul, menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control), Educate
(mendidik pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik dokter dan perawat
menjelaskan diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya), dan Listen
(mendengarkan danmenghomati pasien dan keluarga dan memberikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami). Jika ada
hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menelpon ke ruang Shofa atau jika ada
kegawatan langsung dating ke IGD. HE pada pasien dan keluarga diutamakan tentang
pencegahan penularan Covid dan pengelolaan penyakit kronis. Perawat juga
menjelaskan obat yang harus diminum di rumah.
7) Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil pengkajian tanggal 8-10 Desember 2020 didapatkan bahwa sistem
pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR (Source, Oriented, Record),
yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada sumber (lembar penilaian
berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis/penyakit, catatan perawat,
dan laporan). Selama ini catatan keperawatan berisikan jawaban nasihat dokter dan
tindakan keperawatan mandiri perawat.
Sistem pendokumentasian pada ruang Shofa masih lebih banyak di
dokumentasikan secara manual melalui status pasien dengan format format tertentu.
Penggunaan computer di ruang ismail sebagai pencatatan pasien masuk dan keluar,
pemesanan alkes, obat, dan pemilahan pasien umum dan BPJS. Dokumentasi yang
dilakukan secara manual meliputi catatan keperawatan berisikan jawaban dari hasil
visite dokter dan tindakan mandiri yang sudah dilakukan perawat. Pengisian evaluasi
per shif menggunakan SOAP. Pendokumentasian keperawatan harus ditulis lengkap
oleh perawat, PJ ruangan selalu melakukan monitoring terhadap kelengkapan
dokumentasi keperawatan.
Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 8-10 Desember 2020
dengan metode pengisian google form, wawancara dan observasi dengan Ka Area,
PJ, dan perawat ruang Shofa didapatkan hasil sebagai berikut:
sedangkan yang lain dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan pasien
Covid ditagihkan kepada Kementerian Kesehatan dengan prosedur yang diatur oleh
Pemerintah. Berdasarakan akumulasi data penanggungjawab pasien rawat inap 8-10
Desember 2020 diperoleh presentase rawat inap dengan perincian.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa distribusi BOR selama 8-10
Desember 2020 sebesar 83,32% yaitu termasuk kategori tinggi Ini menunjukkan
bahwa jumlah kassu Covid banyak dan Masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi
terhadap RS Siti Khodijah Sepanjang.
2) ALOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn
Over Interval)
Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah secara umum nilai ALOS
yang ideal menurut standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan antara 1-10 hari.
Adapun rumus ALOS yaitu:
1380/ 138 = 10
Berdasarkan rumus di atas, dapat diketahui lama rawat inap pasien di ruang
Shofa pada Bulan November 2020 rata-rata yaitu selama 10 hari.
BTO =Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) (jumlah tempat tidur keseluhan)
Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui pemakaian tempat tidur di ruang Shofa
Bulan November 2020 didapatkan 138/22= 9 hari. Berarti indikator mutu pelayanan
masih baik.
Menurut Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah rata- rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat berikutnya.Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
TOI = ((Jumlah tempat tidur xperiode) – hari perawatan) Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
138
Ruang Shofa adalah ruang isolasi covid, yang kami tampilkan adalah kasus
penyakit penyerta yang banyak diderita oleh pasien konfirmasi Covid. Jumlah kasus
terbanyak dalam 3 bulan terakhir di Ruang Shofa RS. Siti Khodijah Sepanjang
(April- November 2020)
No Kasus
1. PNEUMONIA
2. DIABETES MELLITUS
4. HIPERTENSI
5. TUBERCULOSIS
6. CVA
2) Kepuasan
Kepuasan pasien
Frequency Percent
Puas 19 90,47
Total 21 100.0
3) Kecemasan
a. Standar
b. Tujuan
a) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau nomor
rekam medis.
g) Identifikasi pasien:
a. Standar
b. Tujuan
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam keselamatan pasien
membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tulisan. Menerapkan
proses atau prosedur untuk mengambil perintah lisan atau telepon, atau untuk
pelaporan hasil uji laboratorium penting yang membutuhkan verifikasi “read back"
dari tatanan lengkap atau hasil tes oleh orang yang menerima informasi.
Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima
perintah
a) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca
kembali oleh penerima perintah atau hasil tesnya.
a. Standar
b. Tujuan
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara independen (PRINSIP 7 BENAR).
3. Identitas pasien.
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
a. Standar
b. Tujuan
b) Proses Preverifikasi
Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan operasi
dilakukan.
a. Standar
b. Tujuan
1) Hand Hygiene
1. Hand hygiene.
4. Dekontaminasi alat.
8. Etika batuk.
a. Standar
b. Tujuan
Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh, termasuk
potensi resiko yang terkait dengan regimen pengobatan pasien dan mengambil
tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko yang teridentifikasi
3. Jika ada pasien dengan resiko jatuh Pasangkan manic berwarna kuning
pada gelang, bertuliskan fall risk.
3) Intervensi: