MANAJEMEN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN M1 – M5
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
M1 ( KETENAGAAN )
Kepala Ruangan
Pekarya kesehatan
2. OBSERVASI
No
Nama Pendidikan
.
1 Nurzirotul S.Kep.,Ns S1 Keperawatan +
Ners
2 Samilah S.Kep.,Ns S1 Keperawatan +
Ners
3 Bindiya S.Kep.,Ns S1 Keperawatan +
Ners
4 Moh. Adam S.Kep.,Ns S1 Keperawatan +
Ners
5 Jainem Amd.Kep D3 Kep
6 Dwi Amd.Kep D3 Kep
7 Isrohkiah Amd.Kep D3 Kep
8 Maria Amd.Kep D3 Kep
9 Kasitri Amd.Kep D3 Kep
10 Rahayu Amd.Kep D3 Kep
11 Dian Amd.Kep D3 Kep
12 Mardiastutuik Amd.Kep D3 Kep
13 Zulfatul Amd.Kep D3 Kep
14 Lenny D3 Kep
POSA IRJ
IRD
Pro kemoterapi
Pasien post Perbaikan KU
Menelpon chief
ROI ICU
3. Ya, karena susah tersedia Tempat tidur, Kamar mandi, Meja Pasien,
AC,Kipas angin, Lemari es obat dan darah, Washtafel, Bantal, Dapur,
Kursi roda di luar dan di dalam, Timbang BB dan TB serta Branchart
4. Invertaris anlat tenun di ruang teratai
Kondisi Jumlah
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak standar
1. Ambu bag 1 1 0 2
2. Bak injeksi steril 4 4 0 4
3. Bak instrumen 9 9 0 18
4. Bengkok 6 6 0 8
5. Brankard 2 2 0 5
6. Brankard jenazah 1 1 0 1
7. Zig aparat 1 1 0 3
8. Suction logam 2 2 0 2
9. Cucing 7 7 0 8
10. Dressing card 4 4 0 3
11. Ducklem 2 2 0 2
12. Emergency kit 1 1 0 1
13. Gagang mess 1 1 0 1
14. Gunting AJ besar 15 8 7 15
15. Gunting AJ kecil 1 1 0 5
16. Gunting verband 4 1 3 4
17. Hak tajam 2 2 0 2
18. Humidifier 1 1 0 1
19. Instrumen set rawat luka 9 9 0 1:1
20. Kaca laring 7 7 0 8
21. Kereta alat tenun dan linen 3 3 0 3
22. Kereta makan 3 3 0 3
23. Pinset bayonet 2 2 0 2
24. Koker lurus 1 1 0 1
25. Tromol besar 4 4 0 4
26. Tromol sedang 2 2 0 2
27. Tromol bulat 7 7 0 7
28. Kom kecil 7 7 0 7
29. Krom klem 4 4 0 4
30. Kulkas obat dan darah 3 3 0 3
31. Kursi roda diluar dan didalam 7 7 0 7
32. Lampu kepala 3 3 0 3
33. Lemari obat 1 1 0 2
34. Lemari perlengkapan 2 2 0 3
35. Manometer O2 dinding 1 1 0 8
36. Tabung besar 3 3 0 8
37. Meja injeksi 1 1 0 2
38. Mouth gag 1 1 0 1
39. Nalpuder 5 5 0 5
40. Nebulizer 2 2 0 2
Dan lain-lain
M3 ( METODE)
A. MAKP
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang bedah
teratai?
2. Bagaimana pembagian shift perawat ruangan untuk perat primer (PP)
dan perawat associate (PA) di ruang bedah teratai?
B. Timbang terima
1. Apa teknik komunikasi yang digunakan dalam melakukan timbang
terima di bedah teratai?
2. Apakah timbang terima selalu dilakukan tepat waktu?
3. Bagaimana persiapan yang dilakukan perawat sebelum melakukan
timbang terima?
4. Pada shift pagi siapakah yang memimpin proses timbang terima?
5. Bagaimana proses timbang terima dari awal sampai akhir di ruang
bedah teratai?
6. Apakah anda puas dengan pelaksaan timbang terima saat ini di ruang
bedah teratai?
C. Ronde keperawatan
1. Bagaimana pelaksaan ronde keperawatan di ruang bedah teratai?
2. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruang bedah teratai sudah
optimal? Tidak belum, apa penyebabnya?
D. Sentralisasi obat
1. Kuisioner terhadap 6 perawat
PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah anda mengetahui apa itu sentralisasi obat?
Apakah anda mengetahui pelaksaan sentralisasi
obat?
Apakah anda mengetahui dimana tempat khusus
untuk sentralisasi obat?
Apakah anda memberikan etiket pada obat pasien?
PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah anda mengetahui apa itu supervisi
keperawatan?
Apakah anda mengetahui pelaksaan supervisi
keperawatan?
Apakah supervisi keperawatan dilakukan dalam
rangka akreditasi rumah sakit?
Apakah ada trespon umpan balik dari supervisor
untuk setiap tindakan?
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan
supervise?
G. Dokumentasi keperawatan
1. Kuisioner terhadap 8 perawat
PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah anda mengerti mengenai model
keperawatan (SBAR)?
Apakah anda mengetahui format dokumentasi yang
baku?
Apakah anda dapat mengisi format domentasi?
Apakah menurut anda model dokumentasi
menambah beban kerja dan menyita waktu?
A. MAKP
1. Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan pada didapatkan
data bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang bedah
teratai RSUD Dr. Soetomo adalah MAKP Moduler, metode ini
melibatkan perawat primer, perawat asosiate, dan perkarya kesehatan.
2. Perawat ruangan dalam shift pagi terdiri dari 1 perawat primer (PP)
yang membawahi 3-4 perawat associate (PA) dan 1 pekarya kesehatan.
1 perawat associate bertanggung jawab pada ½ dari total jumlah pasien
di ruangan. Tugas perawat primer akan didelegasikan pada
penanggung jawab dinas sore dan malam. Pada shift sore dan malam
tidak bida diterapkan model asuhan keperawatan moduler. Karena
jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah perawat, jumlah perawat
yang bertugas hanya berjumlah 3-4 orang untuk dinas pasi, dan 2
orang pada dinas siang, serta 2 orang pada dinas malam.
B. Timbang terima
1. Pelaksanaan timbang terima di ruang bedah teratai dilakukan 3 kali
sehari dengan teknik komunikasi SBAR.
2. Ya, timbang terima selalu dilakukan tepat waktu, namun terkadang
mundur 5 menit sembari menunggu perawat yang belum hadir.
3. Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan timbang terima yaitu
cacatan perkembangan kondisi pasien berupa data objektif dan data
subjektif kegiatan timbang terima di pagi hari pada pukul 07.30, siang
hari pada pukul 14.00 alur timbang terima dimulai dengan
mneyebutkan nama pasien,nomor bed, diagnosis medis dan keluhan
pasien. Kemudian menjelaskan tindakan apa saja yang sudah
dilakukan, perkembangan setelah dilakukan tindakan sertarancana
tindakan selanjutnya.
4. Pada shift pagi biasanya proses timbang terima di pimpin oleh kepala
ruangan atau wakil kepala ruangan.
5. Proses timbang terima di awali dengan pembacaan doa, dilanjutkan
pelaporan kondisi pasien oleh perawat yang telah bertugas kepada
perawata yang akan bertugas hanya beberapa kondisi pasien saja yang
dilaporkan, serta pasien yang memerlukan rencana tindakan hari ini.
Kegiatan timbang terima ditutup dengan validasi pada pasien, kegiatan
dilakukan di depan tempat tidur pasien.
6. Kurang puas, Karena kegiatan timbang terima di ruang bedah teratai
dalam alur sudah sesuai teori, namun dalam proses masih belum
optimal karena beban pelaporan pasien yang jumlahnya banyak,
sehingga yang dilaporkan secara lisan hanya beberapa pasien dengan
kondisi yang berat atau sedang dalam observasi khusus serta hanya
pasien yang memerlukan rencana tindakan. Dalam dokumentasi
penerapan format SBAR hanya ditulis dalam buku operan dan belum
disalin di dalam RM pasien.
Situation
Riwayat
Keperawatan
Assesment :
Recommendation :
C. Ronde Keperawatan
1. Dari hasil wawancara tidak didapatkan acuan pelaksanaan ronde
keperawatan sehinggan ronde keperawatan juga tidak dapat
dikomentasikan. Sehingga tidak dapat validasi ulang dan tidak dapat
dijadikan pacuan dalam perkembangan ronde keperawatan di ruangan.
2. Belum optimal, karena masih terbiasanya membahas masalah yang
muncul disaat timbang terima, terbatasnya tenaga kesehatan yang
kompeten, serta dampak beban kerja yang cukup tinggi sehingga
belum mampu mengalokasikan waktu untuk pelaksanaan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan di ruang edah teratai tidak terjadwal
karena jumlah SDM yang tidak mencukupi sehingga perawat lebih
berfokus pada memberikan pelayanan kesehatan.
D. Sentralisasi obat
1. Berdasarkan kuisioner terhadap 6 orang perawat ruang bedah teratai,
sebanyak 100% responden mengetahui tentang sentralisasi obat,
menetahui pelaksanaannya di di ruang bedah teratai, mengetahui
tempat khusus untuk sentralisasi obat, dan memberi etiket pada obat
pasien sebanyak 62% responden megetahui proses penerimaan obat
dari pasien atau keluarga pasien.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat, sentralisasi obat sudah
menjadi wewenang farmasi. Depo farmasi di ruang bedah teratai
melayani pasien selama hari aktif, jika pada hari libur depo farmasi
akan menyiapkan obat sesuai dengan jadwal misal 1 atau 2 hari
kedepan. Perawat hanya akan menerima obat yang akan dimasukkan
sesuai resep yang disediakan oleh farmasi. Petugas depo farmasi akan
menyerahkan obat pada perawat setiap hari pada pukul 15.30 WIB
untuk dosis injeksi dalam rentang watu 12 jam dan obat orang dengan
sistem one day dose (ODD)
E. Discharge planning
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang bedah teratai,
perencanaan pulang dilakukan sejak pasien datang hingga akan pulang.
Setelah pasien mendapatkan perawatan di ruang bedah teratai dan
mengalami peningkatan status kesehatan, dokter akan merencanakan
pasien untuk KRS, atau perawat juga bisa mengusulkan pasien KRS
pada dokter jika sudah mengalami peningkatan status kesehatan.
Pasien yang sudah dsetujui untuk KRS akan diwajibkan untuk
mengurus asministrasi kemudian pasien akan diberikan penjelasan
oleh perawat tentang perawatan lanjutan di rumah, obat yang harus
diminum selama dirumah dan jadwal kontrol. Pasien akan diberikan
lembaran, cek laboratorium, resep obat dan resome medis yang
digunakan untuk kontrol selanjutkan.
2. Di ruang bedah teratai alur discharge planning dilaksanakan cukup
sesui dengan teori namun ada kekurangan yang perlu diperbaiki pada
pengisian form perencanaan pulang yang kurang lengkap. Dan
mungkin perlu ditambahkan brosur dan lembar balik pada saat
penyampaian perencaan pulang agar pasien dan keluarga bisa lebih
mengerti tentang apa yang disampaikan dokter atau perawat.
F. Supervisi keperawatan
1. Berdasarkan hasil kuisisoner terhadap 8 orang perawat di ruang bedah
teratai, sebanyak 87,5% responden mengerti tentang supervise
keperawatan dan menyatakan bahwa supervise dilakukan di ruang
bedah teratai. Pelksanaan supervise keperawatan diketahui oleh 62,5%
responden dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, 37,5% responden
menyatakan tidak tahu. Sebanyak 50% responden menyatakan bahwa
supervise dilakukan dalam rangka akreditasi rumah sakit. Sebanyak
25% responden menyatakan tidak ada respon umpan balik dari
supervisor untuk setiap tindakan, tidak merasa puas, dan tidak merasa
ada tindak lanjut. Hal tersebut didukung data bahwa sebanyak 87,5%
responden menyatakan tidak pernah mendapatkan pelatihan supervise.
G. Dokumentasi keperawatan
1. Berdasarkan kuisioner terhadap 8 perawat di ruang bedah terati,
sebanyak 62,5% mengetahui model dokumentasi keperawatan yaitu
SBAR ( situation, background, analyse, recommended) sebanyak
87,5% mengetahui format dokumentasi dan dapat melaksanakan
bahwa model dokumentasi menambah beban kerja dan menyita waktu
perawat.
H. Penerimaan pasien baru
1. Sebelum pasien datang ke ruang bedah terati, biasanya perawat
mendapatkan konfirrmasi terlebih dahulu dari tempat pasien baru
datang seperti IRD, Poli, POSA kemudian perwat yang menerima
informasi akan memberitahu kepala ruangan tentang pasien yang baru
masuk.
M4 (MONEY)
1. Bagaimana pendapatan perawat setiap bulan di ruang bedah terarai?
2. Berapa tarif kamar dan makan di ruang bedah teratai?
Data di Ruang Bedah Teratai RSUD Dr. Soetomo
M5 ( MARKET )
1. Bagaimana gambaran mutu pelayanan ruangan di ruang bedah teratai?
Pencegahan pasien resiko jatuh ( patient safety)
Di ruang bedah teratai tidak ditemukan kejadian pasien jatuh, karena
pengkajian resiko jatuh pada pasien dilakukan saat awal pasien masuk
ke ruangan rawat inap meggunakan form seusia. Pemberian intervensi
pada pasien disesuaikan dengan kriteria rendah, sedang atau tinggi
berdasarkan SPO yang telah ada. Intervensi yang dilakukan sebagai
penanggulangan resiko jatuh yaitu harus ada satu penunggu pasien,
side rail harus selaku tertutup dan memastikan ke keluarga untuk
selalu menutupnya.
Kepuasan pasien
Pelaksanaan evaluasi kepuasan pasien dari Nursalam tahun 2015 yang
berisi 20 soal pertanyaan berbentuk pilihan dengan jawaban “ya”,
“kadang-kadang”, dan “tidakk”. Pengkajian responden dilakukan
dengan cara random dari total 19 pasien di ambil 12 responden,
berdasarkan pada angket : perawat memperkenalkan diri dapat
disimpulkan bahwa dari pasien menyatakan 33,3%, perawat
menjelaskan tujuan keperawatan 44%, perawat memberikan
keterangan atau penjelasan dan perawat memberikan penjelasan
sebelum melakukan tindakan keperawatan sangat puas, 33.3% sedang
dan 33,3% kurang puas.
Self care
Kecemasan
Berdasarkan data tanggal 22 januari 2018 – 02 februari 2018,
ditemukan pasien mengalami kecemasan (36%), dan tidak ada yang
mengalami kecemasan berat (0%). Faktor yang menyebabkan
kecemasan ringan pada pasien adalah kurangnya informasi tentang
kemoterapi yang akan dijalani pertama kali dan pasien yang
mengunggu acara operasi, sedangkan pasien yang mngalami
kecemasa sedang dikarenakan melakukan perawatan cukup lama
karena kondisi pasien yang kurang meningkat kearah perbaikan.
Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pasien mengenai perawatan luka secara
mandiri yang menyebabkan peningkatan resiko infeksi pada pasien
dikarenakan kurangnya penyuluhan dan promosi kesehatan tentang
cuci tangan dan five moment oleh perawat diruangan bedah teratai.
Kenyamanan
Pasien mengaku bahwa perawat di ruang bedah teratai siap sigap dan
ramah selama melakukan pelayanan