Di Susun Oleh :
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum.wr.wb…
Alhamdulilah hirabbilalamin , dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar.
Terselesainya makalah ini berkat kerjasama dari berbagai pihak untuk itu penulis
ucapkan terimakasih kepada Selaku dosen pembimbing penulis serta rekan–rekan yang
memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang penulis susun.
penulis menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun sistem penulisan, maka dari itu penulis mohon maaf dan mengucapkan terima
kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang penulis sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sumbawa, 2018
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu
manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan. Sistem MAKP adalah suatu kerangka
kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP.
Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan
yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan
klien tidak akan dapat terwujud.Makadari itu pada makalah kali ini penulis akan lebih
membahas mengenai “KONSEP MENAGEMEN ASUHAN KEPERAWATAN”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
bagaimana konsep menegemen asuhan keperawatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan menentuakan kualitas
produksi/ jasa layanan keperawatan. Dimana Proses keperawatanterdiri dari
Pengkajian,Perencanaan,Intervensi, evaluasi. Pendidikan klien terdiri dari Pencegahan
penyakit,Mempertahankan kesehahatan,Informed consent,Rencana pulang/ komunitas. Sistem
MAKP terdiri dari Fungsional,Tim,Primer dan Modifikasi
2
6) Asuhan pada tindakan olerasi dan prosedur invasif
7) Pendidikan pada pasien dan keluarga
8) Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah
1) Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan
tahunan)
2) Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi
pasien.
3) Pengarahan
4) Pengawasan
3
5) Pengendalian
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat
yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode
sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi
dan misi rumah sakit
4
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan
pada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangan ditentukan oleh pendekatan proses
keperawatan.
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektifitas dalam
kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya
memadai, maka tidak akan didapatkan hasil yang sempurna.
5
Rasio pasien perawat= 1:1
6
semua aspek asuhan keperawatan
dari hasil pengkajian kondisi pasien
untuk mengkoordinir asuhan
keperawatan
Rasio perawat dan pasien1:4 / 1:5
dan penugasan metode kasus.
Metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai KRS.
Mendorong praktek kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap
asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model yang baik adalah model asuhan
keperawatan yang dapat menunjang terhadap kepuasan pelanggan.
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja
perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat bukan
justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.
Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya
7
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar
pertimbangan penentuan model. Model asuhan keprawatan diharapkan dapat meningkatkan
hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Tabel 3 Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant&Massey (1997) dan Marquis& Huston
(1998)
1) Fungsional
Kelebihannya:
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan
yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan pada
pasien diserahkan kepada perawat junior
Kelemahannya:
Metode ini menggunakan tim yang tdd anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien
Kelebihannya:
8
Kelemahannya:
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada wakt- waktu sibuk
9
Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan
klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang
akan dilakukan terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
10
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d) Pengawasan
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan- kelemahan yang ada saat itu juga
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan katim tentang pelaksanaan tugas.
Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun ketua tim
Kelebihan:
Pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu
asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, infromasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan
dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang
selalu diperbarui dan komprehensif.
11
Kelemahan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, akuntable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
12
a. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
c. Penugasan ditentukan oleh kepala ruang
d. PP dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care
Kelebihannya:
Kelemahannya:
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai perawat primer harus
mempunyai latar beakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan
pasien terfragmentasi pada berbagai tim
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu karena saat ini jenis
pendidikan perawat yang ada di RS, sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer/ ketua tim tentang asuhan keperawatan.
13
Peran masing- masing komponen kepala ruangan, Perawat primer dan perawat assosiate
14
Gambaran umum jumlah tempat tidur, lokasi dan denah ruangan, fasilitas untuk pasien, fasilitas
untuk petugas kesehatan, fasilitas peralatan dan bahan kesehatan, fasilitas peralatan dan bahan
kesehatan
Analisa data
2. Perencanaan
3. Pengorganisasian
BAB III
15
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanay system MAKP Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan dapat
mempermudah proses pelayana kepewatan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit
16
DAFTAR PUSTAKA
Rusdi, I 2008, Model pemberian asuhan keperawatan (nursing care delivery models),
17