Anda di halaman 1dari 20

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

Di Susun Oleh :

1. VANI ROSALINA 11. YUNIKEN


2. YALUH RIZKY DESBI HERLANA 12. NOVI JAYANTI
3. RIKA APRIANTI 13. WINDA YULIANA
4. REEQHA MANDAQINI 14. SANDI ARDIANSAH
5. NURUL RESI 15. VIVI
6. NAJWA 16. WIWID
7. RISKY DINAR 17. WAHAB
8. M.WANDI ASHAR 18. ULFA MUTRI
9. SISKA ANGELIA
10. YULIYANTI

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SAMAWA

AKADEMI KEPERAWATAN SAMAWA

TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum.wr.wb…
Alhamdulilah hirabbilalamin , dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar.

Terselesainya makalah ini berkat kerjasama dari berbagai pihak untuk itu penulis
ucapkan terimakasih kepada Selaku dosen pembimbing penulis serta rekan–rekan yang
memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang penulis susun.
penulis menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun sistem penulisan, maka dari itu penulis mohon maaf dan mengucapkan terima
kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga apa yang penulis sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Sumbawa, 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SAMAWA...............................................................1


KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1    LATAR BELAKANG....................................................................................................................4
1.2    TUJUAN PENULISAN..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN...........................................................................................................................5
2.2 Faktor- faktor yang berhubungan dengan perubahan MAKP.............................................................5
2.3 Tujuan MAKP...................................................................................................................................6
2.4 Pilar – Pilar Dalam Model Praktik Keperawatan Profesional..........................................................6
2.5 Model Dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan.....................................................................7
2.6 Jenis model asuhan keperawatan profesional (MAKP)....................................................................11
2.8 Penentuan Model Asuhan Keperawatan (Makp)..............................................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1.Kesimpulan......................................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu
manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan. Sistem MAKP adalah suatu kerangka
kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP.
Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan
yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan
klien tidak akan dapat terwujud.Makadari itu pada makalah kali ini penulis akan lebih
membahas mengenai “KONSEP MENAGEMEN ASUHAN KEPERAWATAN”

1.2    TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
bagaimana konsep menegemen asuhan keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan menentuakan kualitas
produksi/ jasa layanan keperawatan. Dimana Proses keperawatanterdiri dari
Pengkajian,Perencanaan,Intervensi, evaluasi. Pendidikan klien terdiri dari Pencegahan
penyakit,Mempertahankan kesehahatan,Informed consent,Rencana pulang/ komunitas. Sistem
MAKP terdiri dari Fungsional,Tim,Primer dan Modifikasi

2.2 Faktor- faktor yang berhubungan dengan perubahan MAKP


1.      Kualitas pelayanan keperawatan

Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan

1) Untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/ konsumen


2) Untuk menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
3) Untuk mempertahankan eksistensi institusi
4) Untuk meningkatkan kepuasan kerja
5) Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen/ pelanggan
6) Untuk menjalankan kegiatan sesuai aturan/ standart

2.      Standart praktek keperawatan

Menurut JCHO (Joint Commission on Accreditational Helath Care Organisastion


terdapat 8 standart tentang asuhan keperawatan yang meliputi:

1) Menghargai hak- hak pasien


2) Penerimaan sewaktu pasien MRS
3) Observasi keadaan pasien
4) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5) Asuhan pada tindakan non- operative dan administratif

2
6) Asuhan pada tindakan olerasi dan prosedur invasif
7) Pendidikan pada pasien dan keluarga
8) Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan

2.3 Tujuan MAKP


1.        Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

2.        Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan

3.        Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4.        Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan

5.        Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan

2.4 Pilar – Pilar Dalam Model Praktik Keperawatan Profesional

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah

A.        Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar


praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri
dari

1)      Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan
tahunan)
2)      Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi
pasien.
3)      Pengarahan

Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi,


manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan
manajemen konflik

4)      Pengawasan

3
5)      Pengendalian

B.       Pilar II: sistem penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional


berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini
selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.

C. Pilar III: hubungan professional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam


penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan
professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan
misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain – lain.
Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.

D. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat
yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan

2.5 Model Dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode
sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

Dasar pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan (MAKP)


  Sesuai dengan visi dan misi intitusi

Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi
dan misi rumah sakit

  Diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan

4
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan
pada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangan ditentukan oleh pendekatan proses
keperawatan.

  Efisien dan efektif penggunaan biaya

Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektifitas dalam
kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya
memadai, maka tidak akan didapatkan hasil yang sempurna.

  Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat

Model Deskripsi Penanggung Jawab


Fungsional  Berdasarkan orientasi tugas dari perawat yang bertugas pada
filosofi keperawatan tindakan tertentu
 Perawat melaksanakan tugas
(tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada
 Metode fungsional dilaksanakan
oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan
utama [ada saat perang dunia kedua.
Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya
melakukan 1- 2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka)
keperawatan kepeda semua pasien di
bangsal

Kasus  Berdasarkan pendekatan holistik manager keperawatan


dari filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien
tertentu

5
 Rasio pasien perawat= 1:1

setiap pasien ditugaskan kepada semua


perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saait ia dinas. Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien untuk satu perawat, umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk perawatan khusus seperti: isolasi,
intesive care
Tim  Berdasarkan kelompok pada filosofi ketua tim
keperawatan
 6- 7 perawat profesional dan
perawat associate bekerja sebagai
suatu tim, disupervisi oleh ketua tim.

metode ini menggunakan tim yang terdiri


dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2- 3 tim/ grup yang terdiri dari
tenaga profesional, teknikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling
membantu
Primer  Berdasarkan pada tindakan yang perawat primer
komprehensif dari filosofi
keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap

6
semua aspek asuhan keperawatan
dari hasil pengkajian kondisi pasien
untuk mengkoordinir asuhan
keperawatan
 Rasio perawat dan pasien1:4 / 1:5
dan penugasan metode kasus.
Metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai KRS.
Mendorong praktek kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.

Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap
asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model yang baik adalah model asuhan
keperawatan yang dapat menunjang terhadap kepuasan pelanggan.

  Kepuasan kinerja perawat

Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja
perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat bukan
justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.

  Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya

7
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar
pertimbangan penentuan model. Model asuhan keprawatan diharapkan dapat meningkatkan
hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

2.6 Jenis model asuhan keperawatan profesional (MAKP)

Tabel 3 Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant&Massey (1997) dan Marquis& Huston
(1998)

1)      Fungsional 

Kelebihannya:

a.       Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan
yang baik
b.      Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c.       Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan pada
pasien diserahkan kepada perawat junior 

Kelemahannya:

a.       Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat


b.      Pelayanan keperawatan terpisah- pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan
c.       Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja

2)      Keperawatan tim

Metode ini menggunakan tim yang tdd anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien

Kelebihannya:

a.       Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh


b.      Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c.       Menungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi  dan memberikan
kepuasan kepada anggota tim

8
Kelemahannya:

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada wakt- waktu sibuk

Konsep metode tim


a.       Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan
b.      Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin
c.       Anggota tim harus menghargai kepermimpinan ketua tim
d.      Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang

Tanggung jawab anggota tim


a.       Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya
b.      Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
c.         Memberikan laporan

Tanggung jawab ketua tim


a.       Membuat rencana perencanaan
b.      Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
c.        Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
d.      Mengembangkan kemampuan anggota
e.       Menyelenggarakan konferensi

Tanggung jawab kepala ruang


a)      Perencanaan

 Menunjukan ketua tim akan bertugas di ruangan masing- masing


 Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, persiapan pulang bersama
ketua tim

9
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan
klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang
akan dilakukan terhadap pasien.
 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan

b)      Pengorganisasian

 Merumuskan metode penugasan yang digunakan


 Merumuskan tujuan metode penugasan
 Metode rincian tugas ketua tim dengan anggota tim secara jelas
 Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi 2 katim dan 2 katim membawahi 2-
3 perawat
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari, dll
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
 Mendelegasikan tudas saat kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim
 Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
 Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
 Identiikasi masalah dan cara penanganan

c)      Pengarahan

 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim


 Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sika[
 Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

10
 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain

d)     Pengawasan

 Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan katim maupun


pelaksana mengenai askep yang diberikan kepada pasien
 Melalui supervisi

Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan- kelemahan yang ada saat itu juga

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan katim tentang pelaksanaan tugas.

      Evaluasi

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun ketua tim

      Audit keperawatan

3)      Keperawatan primer

Kelebihan:

         Bersifat kontinuitas dan komprehensif


         Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil akan memungkinkan
pengembangan diri
         Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit

Pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu
asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, infromasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan
dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang
selalu diperbarui dan komprehensif.
11
Kelemahan:

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, akuntable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin

Konsep dasar metode primer:

         Ada tanggung jawab dan tanggung gugat


         Ada otonomi
         Ketertiban pasien dan keluarga

Tugas perawat primer

a.       Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif


b.      Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c.       Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d.      Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain
e.       Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f.       Menerima dan menyesuaikan rencana
g.      Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h.      Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
i.        Membuat jadwal perjanjian klinik
j.        Mengadakan kunjungan rumah

Peran kepala ruang/ bangsal dalam metode primer

a.         Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer


b.         Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c.         Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
d.        Evaluasi kerja
e.         Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf
f.           Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi

Ketenagaan metode primer

12
a.       Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”
b.      Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
c.       Penugasan ditentukan oleh kepala ruang
d.      PP dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten

4)      Manajemen kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care

Kelebihannya:

         Perawat lebih memahami kasus per kasus


         Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kelemahannya:

         Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab


         Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

5)      Modifikasi: tim- primer

Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:

a.       Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai perawat primer harus
mempunyai latar beakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
b.      Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan
pasien terfragmentasi pada berbagai tim
c.       Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu karena saat ini jenis
pendidikan perawat yang ada di RS, sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer/ ketua tim tentang asuhan keperawatan.

13
Peran masing- masing komponen kepala ruangan, Perawat primer dan perawat assosiate

Kepala ruang (KARU) Perawat primer (PP) Perawat assosiate (PA)


 Menerima pasien baru  Memberikan askep
 Memimpin rapat  Mengikuti timbang terima
 Mengevaluasi konerja perawat  Melaksanakan tugas yang
 Membuat daftar dinas didelegasikan
 Menyediakan material  Mendokumentasikan
 Perencanaan, pengawasan, tindakan keperawatan
pengarahan
 Membuat perencanaan askep
 Mengadakan tindakan
kolaborasi
 Memimpin timbang terima
 Mendelegasikan tugas
 Memimpin ronde keperawatan
 Mengevaluasi pemberian askep
 Bertanggung jawab terhadap
pasien
 Memberi petunjuk jika pasien
akan pulang
 Memimpin timbang terima
 Mengisi resume keperawatan

2.7 Penentuan Model Asuhan Keperawatan (Makp)

a.      Pengumpulan data


1.      Ketenagaan keperawatan
         Lingkungan kerja

14
Gambaran umum jumlah tempat tidur, lokasi dan denah ruangan, fasilitas untuk pasien, fasilitas
untuk petugas kesehatan, fasilitas peralatan dan bahan kesehatan, fasilitas peralatan dan bahan
kesehatan

         Sumber daya manusia/ ketenagaan


         Tenaga keperawatan
         Tenaga non keperawatan
         Ketenagaan keperawatan dan pasien
2.      Penerapan model pemberian asuhan keperawatan professional
3.      Sistem pendokumentasian
      Sistem pendokumentasian ruangan
      Sistem administrasi

Analisa data

Identifikasi situasi ruangan berdasarkan pendekatan SWOT

1.                   Rumusan masalah

2.                   Perencanaan

3.                   Pengorganisasian

4.                   Rencana strategis

5.                   Pengaturan waktu dan kegiatan

6.                   Persiapan penyelenggaraan asuhan keperawatan

BAB III

15
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang


mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan
sistem MAKP. Tujuan manajeman asuhan keperawatan professional antaralain menjaga
konsistensi asuhan keperawatan, mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan, menciptakan kemandirian dalam
memberikan asuhan keperawatan,memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan
keputusan, menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
tim keperawatan.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanay system MAKP Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan dapat
mempermudah proses pelayana kepewatan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit

16
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M, Pembelajaran model praktek keperawatan profesional pendekatan


modifikasi keperawatan primer, PSIK FK UMY, diakses pada 14 Desember
2015
Arwani & Supriyatno, H 2006, Manejemen bangsal keperawatan, Jakarta: EGC.

Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional, ed.2, Jakarta: Salemba Medika.

Rusdi, I 2008, Model pemberian asuhan keperawatan (nursing care delivery models),

Somantri, I, Konsep model asuhan keperawatan profesional, FIK-UNPAD, diakses


pada 14 Desember 2015

17

Anda mungkin juga menyukai