BIASA
Ns., Alfia Safitri, S.Kep., M.Kep
Pengertian KLB
KLB (Kejadian Luar Biasa) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu dan dapat menjurus
menjadi wabah (PERMENKES RI NOMOR
1501/MENKES/PER/2010)
Kejadian yang melebihi keadaan biasa pada kelompok
tertentu (Mac Mahon and Pugh, 1970; Last, 1983;
Benenson, 1990)
Peningkatan kejadian penyakit tertentu pada populasi,
tempat, dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983)
Kondisi Kegawatan
Terjadinya wabah ketika KLB berkembang menjadi
malapetaka (peningkatan kesakitan dan kematian;
terganggunya aspek sosial budaya, ekonomi, dan
pertimbangan keamanan) (PERMENKES RI
NOMOR 1501/MENKES/PER/2010; PERMENKES
RI NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2010)
Wabah adalah peningkatan kejadian
kematian/kesakitan yang meluas secara cepat baik
dalam jumlah kasus maupun luas daerah yang
menimbulkan malapetaka
Kriteria penetapan KLB
Timbulnya penyakit yang tidak Adanya kenaikan 2x/lebih jumlah
ada atau tidak dikenal pada penderita baru dalam periode 1 bulan
daerah tertentu dibandingkan sebelumnya
Peningkatan kejadian kesakitan Kejadian kesakitan perbulan selama 1
terus menerus dalam 3 kurun tahun meningkat 2x/lebih dari
waktu (jam, hari atau minggu sebelumnya
berturut-turut) sesuai jenis Kejadian kasus penyakit (Case Fatality
penyakit Rate) dalam kurun waktu tertentu
Peningkatan kejadian kesakitan meningkat 50% dari sebelumnya
dua kali atau lebih daripada Angka proporsi penyakit (Proportional
sebelumnya sesuai jenis penyakit Rate) penderita baru meningkat 2x/lebih
(PERMENKES RI NOMOR daripada sebelumnya
1501/MENKES/PER/2010; (PERMENKES RI NOMOR
Permenkes, 2011) 1501/MENKES/PER/2010; Permenkes,
2011)
Penyakit berpotensi KLB
Penyakit berpotensi KLB: penyakit menular, tidak
menular dan keracunan (Permenkes, 2011)
Keadaaan yang rentan KLB adalah keadaan bencana
dan keadaan kedaruratan
Pentingnya melakukan pencegahan dan
penanggulangan bencana dalam berbagai sektor baik
pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat
Penyakit berpotensi KLB
Kolera Malaria
Pes Bubo atau pneumonik Avian influenza H5N1
Demam Berdarah Dengue Antraks
Campak Leptospirosis
Hepatitis
Polio
Influenza A baru
Difteri
Meningitis
Pertusis Yellow fever
Rabies Chikungunya
(Kemenkes RI, 2011; (Kemenkes RI, 2011; PERMENKES
PERMENKES RI NOMOR RI NOMOR
1501/MENKES/PER/2010) 1501/MENKES/PER/2010)
Penyakit berpotensi KLB
Jenis penyakit Penjelasan
Kolera diare dengan BAB meluncur seperti cairan beras dan berbau
khas(adanya kuman kolera pada tinja
cholerae)
Pes Bubo: penyakit demam tinggi, tubuh menggigil, nyeri otot,
nyeri kepala hebat dan pembengkakan kelenjar getah bening di
lipat paha, ketiak dan leher (adanya kuman pes; Yersinia Pestis
Pes pneumonik: batuk, berdahak, nyeri dada, sesak napas,
demam, muntah daarah (adanya Yersinia Pestis pada sputum
DBD Demam tinggi 2-7 hari adanya bintik merah, mimisan,
perdarahan gusi, muntah darah, berak darah (lab Hmetokrit naik
20%, trombosit < 100.000/mm3 dan serologis +)
Campak Demam tinggi, bercak kemerahan dikulit; batuk, pilek dan mata
merah
Jenis penyakit Penjelasan
dan air liur berlebihan, kejang dan lumpuh (adanya tanda gigitan
hewan penular)
Rabies Demam tinggi 2-7 hari adanya bintik merah, mimisan,
perdarahan gusi, muntah darah, berak darah (lab Hmetokrit naik
20%, trombosit < 100.000/mm3 dan serologis +)
Leptospirosis Demam tinggi, jaundice, nyeri otot betis dan air kencing
berwarna cokelat
Hepatitis Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna kuning, air
kencing seperti air teh
Yelow Fever Dkekuningan pada mata, demam mendadak, sakit kepala, nyeri
sendi, hilang nafsu makan, nyeri perut, muntah dan dehidrasi.
Gejala berlangsung 3-6 hari
Chikungunya Demam mendadak, rash, nyeri sendi, otot, sakit kepala, mual,
rasa lelah dan ruam
Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi virus
Klasifikasi KLB
• Toxin (biologis & kimia)
Menurut
• Toxin biologis: racun jamur, Alfatoxin, Plankton,
Racun ikan, racun tumbuh-tumbuhan
penyebabnya
• Toxin kimia: kimia organik (logam berat, cyanida,
nitrit, pestisida; Gas-gas beracun (CO, CO2, HCN)
• Infeksi: virus, bakteri, protozoa, cacing
Menurut
• Sumber dari serangga, lalat, kecoak: salmonella,
staphylococcus, streptococcus
Sistem
kekebal
an
tubuh
Faktor
Lingkun
gan Patogen
yang esis
buruk
Teori terjadinya Penyakit dan
Perilaku kesehatan
• Faktor manusia sbg • Lingkungan
penjamu, lingkungan • Perilaku
dan penyebab atau • Demografi
agent yang tidak • Pelayanan kesehatan
seimbang
• 4 faktor; perilaku
merupakan faktor
Teori Teori terbesar selanjutnya
lingkungan
John H.L
Gordon Blum
Teori L Teori
Green Skinner • Perilaku
merupakan reaksi
• Perilaku seseorang
• Diluar perilaku terhadap
(demografi,dll) rangsangan luar
(sakit, penyakit)
Teori H.L Blum
Faktor yang mempengaruhi KLB
Penelitian Rumatera (2011) tentang faktor yang berhubungan
dengan KLB Chikungunya di Kayong Utara:
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk
Kebiasaan memakai kelambu
Kebiasaan menggantung pakaian
Barang bekas penampung air hujan
Penggunaan kasa pada ventilasi rumah
Yang paling berhubungan adalah : Kebiasaan memakai kelambu
dan menggantung pakaian
Faktor yang
mempengaruhi
KLB
Penelitian Budi (2011) tentang faktor yang
berpengaruh dengan KLB Campak di
Banjarmasin:
Pendidikan orang tua
Status imunisasi campak
Umur anak
Penggunaan vitamin A
Penghasilan keluarga
Langkah-Langkah Penyelidikan KLB
Menentukan
Mempersiapkan
sumber Merencanakan
penelitian
penularan dan penelitian lain
lapangan
penyebab KLB
Memastikan
Menentukan Melaporkan hasil
diagnosa
kasus penyelidikan
etiologis
Langkah-Langkah Penyelidikan KLB
Menetapkan
Persiapan penelitian Memastikan
kejadian tergolong
lapangan diagnosa etiologis
KLB atau tidak
• Memastikan • Membandingkan • Mencocokan tanda
informasi kejadian penyakit gejala yang
• Membuat rencana saat ini dengan dialami individu
kerja sebelumnya dengan penyakit
• Melakukan • Pada populasi KLB
pertemuan dengan beresiko pada
pejabat setempat tempat dan waktu
tertentu
Langkah-Langkah Penyelidikan KLB
Menjabarkan kasus Menentukan sumber
Menentukan kasus menurut orang, tempat penularan dan penyebab
dan waktu KLB
• Menghitung kasus dari • Kasus menurut waktu: • Penentuan sumber
hasil kepastian diagnosis Dengan kurva epidemik penularan untuk
penyakitnya • Kasus menurut tempat: membuktikan adanya
dikelompokan agent
berdasarkan variabel • Penentuan penyebab
geografi, tempat dengan melihat
pekerjaan, ligkungan, dll ketidakseimbangan dari
• Kasus menurut orang: agent, penjamu dan
dilihat dari umur, jenis lingkungan
kelamin , ras, status
kekebalan, perkawinan,
perilaku, dan kebudayaan
Langkah-Langkah Penyelidikan KLB
Menentukan rekomendasi
Merencanakan penelitian Melaporkan hasil
cara pengendalian dan
lain penyelidikan
penanggulangan
• Pengkajian sisttem • Pengedalian: • Penentuan sumber
surveilan Perencanaan, penularan untuk
• Penelitian faktor resiko pelaksanaan, membuktikan adanya
• Program kesehatan pengendalian agent
• Penanggulangan KLB: • Penentuan penyebab
penyelidikan dengan melihat
epidemiologis; ketidakseimbangan
pemeriksaan, Melaporkan hasil
pengobatan, perawatan penyelidikandari agent,
dan karantina; penjamu dan lingkungan
pencegahan dan
pengendalian;
pemusnahan penyebab
penyakit, penanganan
jenazah akibat wabah;
penyuluhan
Penanggulangan KLB
Penyelidikan
epidemiologi
dan surveilans
penatalaksanaa
n penderita
Pemusnahan (pemeriksaan,
Penanggulangan
penyebab pengobatan,
KLB
penyakit perawatan,
isolasi
penderita dan
karantina
Pencegahan
dan
Pengebalan
Penyelidikan Epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi adalah bentuk
penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat penyebab,
sumber dan cara penularan serta faktor yang
mempengaruhi timbulnya KLB (PERMENKES RI
NOMOR 1501/MENKES/PER/2010)
Tujuan penyelidikan epidemiologi:
Mengetahui karakteristik berdasarkan orang,
tempat, dan waktu serta kondisi status ekonomi dan
gizi
Mengetahui populasi beresiko dan strategi program
imunisasi
Memastikan terlaksananya investigasi sesuai standar
Meramalkan terjadinya kejadian KLB lanjutan untuk
menentukan tindakan antisipasi
Langkah-langkah penyelidikan
epidemiologi dan seurveilans KLB
Menghimpun data
kasus baru pada
kunjungan berobat di
Membuat tabel, grafik dan pemetaan;
melakukan analisis kecenderungan
wabah dari waktu ke waktu; analisis data
pos-pos kesehatan dan menurut tempat RT, RW, desa dan klp
unit kesehatan lain masyarakat
Hasil penyelidikan
disampaikan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota,
provinsi, dan menteri
Peran perawat dalam KLB
Perawat sebagai tim gerak cepat di tingkat pusat,
provinsi dan kabupaten/kota yang membantu
upaya penanggulangan KLB
Tim gerak cepat terdiri dari: tenaga medis,
epidemiolog kesehatan, sanitarian, entomolog
kesehatan, tenaga laboratorium dengan melibatkan
tenaga pada sektor terkait maupu masyarakat
(PERMENKES RI NOMOR 1501/MENKES/PER/2010)
Perawat Gadar
Melakukan kesiapsiagaan menghadapi KLB dengan
identifikasi penderita, tata laksana kasus dan
rujukan dan upaya pencegahan
Mengumpulkan informasi terkait kejadian keracunan pangan: berapa jumlah, lokasi
2. Menetapkan kejadian tergolong KLB atau tidak
Kondisi keracunan terjadi dalam kurun waktu terus meningkat dibandingkan
sebelumnya. Tipe KLB merupakan Common Source dengan masa inkubasi 4-68 jam.
3. Memastikan diagnosis etiologis
Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu pusing,
diare, mual, lemas/nyeri, demam dan muntah.
5. Menghitung kasus: 217 orang keracunan dari 252 orang yang terpapar.
6. Menjabarkan kasus
Orang : Orang yang berisiko mengalami keracunan pangan yaitu berjenis kelamin
perempuan (AR 89,16%), golongan umur yang berisiko yaitu balita umur 0-5 tahun
(AR 100%). Tingkat pendidikan yang berisiko yaitu golongan
pendidikan belum tamat SD (AR 94,73%) dan pekerjaan yang berisiko yaitu golongan
pelajar/mahasiswa (AR 95,65%).
Tempat: merata di semua rumah warga di Dukuh Menoro Desa Jembungan
Waktu:
7. Sumber penularan dan penyebab:
Jenis makanan
yang
keracunan yaitu es buah dan sup.
dicurigai menimbulkan
Kaji SAMPLE
Pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki dan
diagnostik
Diagnosa keperawatan
Aktual atau resiko kekurangan volume cairan
Aktual atau resiko ketidakefektifan jalan napas
Aktual atau resiko ketidakefektifan pola napas
Aktual atau resiko gangguan perfusi jaringan
serebral, jantung, ginjal dan perifer
Resiko infeksi
Tindakan
• Lakukan inisial asesment
• Dekontaminasi dengan rangsang muntah atau bilas
lambung
• Berikan arang aktif: anak 1-2 g/kgBB dan dewasa 50-100 g
• Belum ada antidotum
• Jangan berikan makanan, susu, teh, kopi, asam
• Berikan minum yang banyak
• Atasi keluhan/simptom
• Berikan penyuluhan tentang cara mencegah keracunan: