Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PPOK

KELOMPOK IV
DEFINISI
Penyakit paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang
berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal
CPOD adalah asma bronkhial, bronkhitis kronis dan emfisema
paru. Penyakit ini sering di sebut dengan chronic Air flow Limitation
(CAL) dan chronic obstructive Lung Disease ( Somantri, 2008:49).

Penyakit paru obtruktif klinik (COPD) merupakan suatu istilah


yang sering digunakan untuk kelompok penyakit paru yang
berlansung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran fatofisiologi utamanya.(Siia dan
Wilson, 2003:784)
ETIOLOGI

a.  Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada


alveoli.
b.  Defisiensi protein alfa-1-antitripsin

Faktor Predisposisi

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya COPD


(Mansjoer, 1999) adalah :
a.       Kebiasaan merokok
b.      Polusi udara
c.        Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja.
d.      Riwayat infeksi saluran nafas.
e.       Umur
MANIFESTASI KLINIK
Tanda – tanda umum PPOK, yaitu :
a. Batuk produktif
b. Dispneu
c. Batuk kronik
d. Mengi
e. Berkurangnya Berat Badan
f. Edema pada tubuh bagian bawah

Adapun manifestasi klinis yang terdapat pada tiga jenis penyakit


yang tergolong PPOM, yaitu:
1. Asma
2. Bronkhitis kronis
3. Emfisema paru-paru
Penatalaksanaan
Ada beberapa macam penatalaksanaan pada pasien
dengan PPOK, yaitu:
   Therapy Pengobatan
a.     Infus NaCl 0,9% 500/24jam parallel dengan
aminopilin 1amp + bricasma 1 amp dalam 29cc NaCl
0,9%?24 jam
b.      Inpepsa 10cc 3x/hari
c.       Medixion iv 6,5 mg 2x/hari
d.      Carvit 500 mg/oral 1x/hari
e.       Nebuliser (ventolin 1 amp: pulmicort, 1 amp:
flixolixed)
f.       Pantozol 40 mg iv 1x/hari
  Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya PPOK dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Merubah pola hidup : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi dan polusi udara.
2. Pencegahan Penyakit Paru Pada Usia Lanjut.
3. Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan dengan
cara yang lazim, diantaranya:
 Usaha pencegahan infeksi paru / saluran nafas
 Usaha pencegahan timbulnya PPOM atau karsinoma paru
Sejak usia muda, bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap
timbulnya kelainan paru (PPOM dan karsinoma paru), perlu
dilakukan pemantauan secara berkala:

 Pemeriksaan foto rontgen toraks.


Pemeriksaan faal paru, paling tidak setahun sekali. Sangat dianjurkan
bagi mereka yang beresiko tinggi tadi (perokok berat dan laki-laki)
menghindari atau segera berhenti merokok.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Biodata
b. Riwayat penyakit
c. Pemeriksaan Fisik
 Dipnea/sesak napas
 Batuk kronik
 Adanya sputum kental
 Sianosis
 Bunyi wheezing, mengi
d. Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik/Penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d kelemahan,
upaya batuk yang buruk, sekresi yang kental atau
berlebihan.
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai
oksigen.
3. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari
kebutuhan b.d kelelahan, batuk yang sering, adanya
produksi sputum, dispnea, anoreksia.
C. INTERVENSI
NO. DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria Hasil INTERVENSI
KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
1. Bersihan Jalan  Nafas tidak NNOC: NIC:
efektif a.    Respiratory status : Ventilation Airway Suction
Faktor yang berhubungan dengan: b.    Respiratory status : Airway patency a.    Pastikan kebutuhan
a.    Lingkungan : perokok pasif, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama oral / tracheal suctioning.
mengisap aspa, merokok ……..pasien menunjukkan keefektifan jalan b.    Berikan O2  ……l/mnt,
b.    Obstruksi jalan nafas : nafas metode………
spasme jalan nafas, sekresi Kriteria Hasil : c.    Anjurkan pasien untuk
tertahan, banyaknya mukus, a.    Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara istirahat dan napas dalam
adanya jalan nafas buatan, nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan setelah kateter dikeluarkan
sekresi bronkus, adanya eksudat dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, dari nasotrakheal
di alveolus, adanya benda asing di bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) AiAirway Managemen
jalan nafas. b.    Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien a.    Posisikan pasien untuk
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi memaksimalkan ventilasi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada b.    Lakukan fisioterapi dada
suara nafas abnormal) jika perlu
c.    Mampu mengidentifikasikan dan mencegah c.    Keluarkan sekret dengan
faktor yang penyebab. batuk atau suction
d.    Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai