Dosen pembimbing
Nuzul Quraniati, S.Kep., Ns., MNg., PhD
Disusun oleh
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Presentasi dilakukan via zoom pada tanggal 24-09-2020 pada pukul 15.00. Moderator dalam
presentasi ini Mutiara Handasari, dan penyaji materi adalah seluruh anggota kelompok 1.
Adapun resume materi yang dipresentasikan adalah sebagai berikut :
Tuberculosis
1. Definisi
Menurut Febrian, M. A. (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat
menyebabkan penularan Tuberkulosis pada anak yaitu karena status gizi, penderita
TBC disekitar lingkungan dan status imunisasi BCG.
2. Etiologi Tuberculosis
TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan
ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan organisme.Individu yang
rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi.Bakteria di transmisikan ke alveoli dan
memperbanyak diri.
3. Penatalaksanaan Tuberkulosis
Penatalaksanaan tuberkulosis paru dibagi menjadi tiga bagian, pengobatan, dan
penemuan penderita (active case finding).
4. Asuhan Keperawatan pada anak dengan tuberkulosis
Pada proses pengkajian didapatkan data pasien Penyakit tuberculosis (TB) dapat
menyerang manusia mulai dari usia anak sampai dewasa dengan perbandingan hampir
sama anatar laki-laki dengan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada
pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya
cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim. Tuberculosis pada anak dapat terjadi di
usia berapapun, namun usia yang paling umum apada usia dalah antara 1-4 tahun.
Anak-anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary) disbanding TB
paru-paru yaitu dengan perbandingan 3:1. Tuberculosis luar paru-paru adalah
tuberculosis berat yang terutama ditemukan pada usia < 3 tahun. Angka kejadian atau
prevalensi TB paru-paru pada usia 5-12 tahun ckup rendah, kemudian meningkat
setelah usia remaja dimana TB paru-paru menyerupai kasus pada pasien dewasa.
Riwayat kesehatan Keluhan yang sering muncul antara lain : demam , batuk, sesak
nafas, nyeri dada, malaise, sianosis, sesak nafas, kolaps. Perlu ditanya dengan siapa
pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit
keturunan namun merupakan penyakit infeksi menular. Diagnosa keperawatan yang
sering muncul antara laink etidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
mokus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa
sekresi, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan,
keletihan otot pernapasan, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler . Intervensi keperawatan dilakukan sesuai nanda nic noc
yaitu :
Terapi oksigen
a) Pertahankan kepatenan
jalan nafas
b) Siapkan peralatan
oksigen dan berikan
melalui system humidifier
c) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
d) Monitor aliran oksigen
e) Monitor efektifitas
terapi oksigen
f) Amati tanda-tanda
hipoventialsi induksi
oksigen
g) Konsultasi dengan
tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan selama
kegiatan dan atau tidur.
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Terapi oksigen
berhubungan dengan tindakan keperawatan a) Pertahankan kepatenan
perubahan membran diharapakan status jalan nafas
alveolar-kapiler Definisi : pernafasan : pertukaran b) Siapkan peralatan
Kelebihan atau deficit gas dengan kriteria hasil : oksigen dan berikan
oksigenasi dan/atau a) Tekanan parsal oksigen melalui system humidifier
eliminasi karbondioksida di darah arteri (PaO2) c) Berikan oksigen
pada membrane tidak ada deviasi dari tambahan seperti yang
alveolarkapiler Batasan kisaran normal diperintahkan
karakteristik b)Tekanan parsial d) Monitor aliran oksigen
1. Diaphoresis karbondioksisa di darah e) Monitor efektifitas
2. Dyspnea arteri (PaCO2) tidak ada terapi oksigen
3. Gelisah deviasi dari kisaran f) Amati tanda-tanda
4. Hipoksemia normal hipoventialsi induksi
5. Hipoksia c) Saturasi oksigen tidak oksigen
6. pH arteri abnormal ada deviasi dari kisaran g) Konsultasi dengan
7. Sianosis normal tenaga kesehatan lain
d)Keseimbangan ventilasi mengenai penggunaan
dan perfusi tidak ada oksigen tambahan selama
deviasi dari kisaran kegiatan dan atau tidur
normal
Monitor tanda-tanda
vital
a) Monitor tekanan darah,
nadi, suhu dan status
pernafasan dengan tepat b)
Monitor tekanan darah
saat pasien berbaring,
duduk dan berdiri
c) sebelum dan setelah
perubahan posisi
d) Monitor dan laporkan
tanda dan gejala
hipotermia dan
hipertermia
e) Monitor keberadaan
nadi dan kualitas nadi
f) Monitor irama dan
tekanan jantung
g) Monitor suara paruparu
h) Monitor warna kulit,
suhu dan kelembaban
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul jika
perencanaan yang dibuat di aplikasikan pada klien. Evaluasi adalah tahap kelima dari
proses keperawatan.
Asma
1. Pengertian
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa
bronkus terhadap bahan alergen (Riyadi, 2009).
2. Etiologi
Adapun faktor penyebab dari asma adalah faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor
infeksi misalnya virus, jamur, parasit, dan bakteri sedangkan faktor non infeksi seperti
alergi, iritan, cuaca, kegiatan jasmani dan psikis (Mansjoer, 2000).
3. Manifestasi klinis
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain mengi/wheezing, sesak nafas,
dada terasa tertekan atau sesak, batuk, pilek, nyeri dada, nadi meningkat, retraksi otot
dada, nafas cuping hidung, takipnea, kelelahan, lemah, anoreksia, sianosis dan gelisah.
4. Komplikasi
Adapun komplikasi yang timbul yaitu bronkitis berat, emfisema, atelektasis,
pneumotorak dan bronkopneumonia.
5. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Asma
Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik. Dari data subyektif pada pasien asma
biasanya diperoleh data anak dikeluhkan sesak nafas, batuk, pilek, nafsu makan
menurun, lemah, kelelahan dan gelisah. Dari data obyektif diperoleh data
mengi/wheezing berulang, ronchi, dada terasa tertekan atau sesak, pernapasan cepat
(takipnea), sianosis, nafas cuping hidung dan retraksi otot dada. Dari pengkajian yang
dilakukan maka didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul seperti ketidak
efektifan bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah berlebihan peningkatan produksi
mucus , eksudat dalam elveoli dan bronkospasme, ketidak efektifan pola nafas b.d
keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada, gangguan pertukaran gas b.d
retensi karbon dioksida, penurunan curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan
volume sekuncup jantung, intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (hiposia) kelemahan, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d laju metabolic, dipsnea saat makan , kelemahan otot mengunyah.,
ansietas b.d keadaan penyakit yang diderita
Broncopneumonia
1. Pengertian
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam- macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. ( Bradley et.al.,
2011)
2. Etiolgi
Penyebab terjadinya Bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri seperti diplococus
pneumonia, pneumococcus, stretococcus, hemoliticus aureus, haemophilus influenza, basilus
friendlander (klebsial pneumoni), mycobacterium tuberculosis, disebabkan oleh virus seperti
respiratory syntical virus, virus influenza dan virus sitomegalik, dan disebabkan oleh jamur
seperti citoplasma capsulatum, criptococcus nepromas, blastomices dermatides, aspergillus
Sp, candinda albicans, mycoplasma pneumonia dan aspirasi benda asing (Wijayaningsih,
2013)
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari bronchopneumonia yaitu (Riyadi & Sukarmin, 2009) antara
lain : biasanya didahului dengan infeksi saluran pernafasan atas selama beberapa hari,
demam, anak sangat gelisah, adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan oleh bernafas dan batuk, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-kadang disertai muntah
dan diare, adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi
4. Komplikasi
Bronchopneumonia Komplikasi yang terjadi pada bronchopneumonia adalah (Wijaya
& Putri, 2013) atelektasis, empisema, otitis media akut , meningitis ]
5. Asuhan Keperawatan
Fokus pengkajian yang dilakukan pada anak Bronkopneumonia sebagai berikut:
identitas klien, keluhan utama : keluhan utama pada pasien Bronkopneumonia adalah
sesak napas, keadaan kesehatan saat ini : anak lemah, sianosis, sesak napas, adanya
suara napas tambahan (ronchi dan wheezing), batuk, demam, sianosis daerah daerah
mulut dan hidung, muntah, diare) riwayat penyakit sekarang (Bronchopneumonia
biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari.
Suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39- 40oC dan kadang disertai kejang karena
demam yang tinggi), riwayat penyakit dahulu (anak dengan bronchopneumonia
sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun seperti, bronchopneumonia). Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
antara lain : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus,
gangguan keseimbangan cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
yang berlebihan, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya
anoreksia, intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran oksigen. Intervensi yang dapat diberikan :
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Diagnosa NOC : Airway Suction
bersihan jalan 1. Respiratory status : 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suction
nafas tidak Ventilation 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
efektif 2. Respiratory status : sesudah suction
berhubungan Airway patency 3. Informasikan pada klien dan keluarga
dengan sekresi 3. Aspiration Control tentang suction
bronkus Kriteria Hasil : 4. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
1. Mendemonstrasikan untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
batuk efektif dan suara 5. Gunakan alat yang steril setiap melakukan
nafas yang bersih, tidak tindakan
ada sianosis dan dyspneu 6. Monitor status oksigen pasien
(mampu mengeluarkan 7. Ajarkan keluarga bagaimana cara
sputum, mampu bernafas melakukan suksion
dengan mudah) 8. Hentikan suksion dan berikan oksigen
2. Menunjukkan jalan nafas apabila pasien menunjukkan bradikardi,
yang paten (klien tidak peningkatan saturasi O2, dll.
merasa tercekik, irama Airway Management
nafas, frekuensi 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
pernafasan dalam lift atau jaw thrust bila perlu
rentang normal, tidak 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ada suara nafas ventilasi
abnormal) 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
3. Mampu alat jalan nafas buatan
mengidentifikasikan dan 4. Pasang mayo bila perlu
mencegah factor yang 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dapat menghambat jalan 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
nafas suction
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC
Hidayat, A.A.A.(2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya: Salemba Medika
Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Y
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.