Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. latar belakang

Bronko + Malakia, merupakan degenerasi dari jaringan penyangga dan jaringan elastin bronkus.
5 Kata bronkomalasia juga digunakan untuk kelemahan kartilago pada dinding bronkus, mengenai anak/
bayi usia di bawah 6 tahun, dapat ditemukan rhonki dan atau wheezing (mengi).

Bronkomalsia dapat dideskripsikan sebagai defek kelahiran pada bronkus di traktus respiratorius.
Malasia kongenital pada saluran udara/nafas besar merupakan salah satu dari beberapa penyebab
okstruksi saluran nafas ireversibel pada anak, dengan gejala bervariasi yang dapat berupa wheezing
10 rekuren dan infeksi saluran nafas bawah rekuren sampai dispneu berat dan insufisiensi respirasi.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari bronkhomalsia?


2. Apa penyebab terjadinya bronkhomalasia?
15 3. Bagaimana pemeriksaan pada bronkhomalasia?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada bronkhomalasia?

20

25

30 BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran udara
ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak diketahui. Malacia nafas berat
5 atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu biasanya diakui dan didiagnosis awal masa bayi,
tetapi informasi tentang fitur klinis anak dengan malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian
di masa kecil, langka.
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan berkurang dari
saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya
10 menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan
sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
(Children’s National Health System,2016)

B. Etiologi
15 Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan
dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.

C. Klasifikasi

1. Bronkomalasia primer

20 a)Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago

b)Diklasifikasikan sebagai kongenital

2. Bronkomalasia sekunder

a)Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)

b)Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-pembuluh darah,
25 cincin vascular, atau kista bronkogenik.

D. Patofisiologi
30 Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara
(laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua cabang (kanan dan bronkus kiri)
yang masing-masing paru-paru.Trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang
rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari tenggorokan ke
paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama
5 sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat
mengembuskan napas dan menangis. Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan /
atau napas cepat. Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu ke waktu
sehingga tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak
terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus
10 itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang sempit atau runtuh saat mengembuskan
napas karena pelunakan dinding saluran napas.

F. Manifestasi klinis

1. Batuk dengan suara brassy atau barking

15 2. Sesak nafas

3. Ditemukan suara wheezing(mengi)

4. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang

5. Kelelahan

6. Apnea
20
G. Komplikasi

1. Pneumonia

2. Bronkitis

3. Polychondritis

25 4. Asma

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Bronkoskopi
2. CT Scan dada

3. MRI dada

I. Penatalaksanaan Medis

5 1. Time
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemeberian tekanan udara positif yang kontinu.

2. Tekanan udara positif kontinu


Metode menggunakan respiratory ventilation.
10

3. Trakheotomi
Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran udara langsung melalui
sebuah insisi di trakhe (the windpipe).
15

20

25

30
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi : nama, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,anak-ke, BB/TB, alamat.
5
b. Riwayat Kesehatan
1. Mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat ,keadaan umum lemah.
2. Riwayat kesehatan keluarga
3. Riwayat Kehamilan
10
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keluhan Utama : Stidor Gagal nafas
2. TTV
3. KESADARAN
15 4. KEPALA,MATA DAN LEHER
5. HIDUNG
6. MULUT
7. TELINGA
8. THORAK
20 9. ABDOMEN
10. UROGENITAL
11. EKSTREMITAS
12. INTEGUMENT

25 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kemungkinan diagnose yang mungkin muncul pada klien bronkomalasia yaitu :


a) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. akumulasi secret berlebih
b) Gangguan pola nafas b.d Konpensasi pemenuhan O2 dg peningkatan frekuensi pernafasan
30 c) Gangguan pertukaran gas b.d dilatasi pembulu darah
d) Resiko kekurangan volume cairan b.d. hipertermi dan peningkatan metabolism tubuh
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX KEPERAWATAN NOC NIC


1 Bersihan jalan nafas Respiratory status : Airway suction
tidak efektif b.d. ventilation Airway  Pastikan
akumulasi secret patency kebutuhan oraln
berlebih  Auskultasi
kriteria hasil : suara nafas
 Menunjukan sebelum dan
jalan nafas yang sesudah
baik (klien suctioning
tidak merasa  Monitor status
tercekik,irama oksigen pasien
nafas, frekuensi  Identifikasi
nafas dalam pasien perlunya
rentang normal, pemasangan
tidak ada suara alat jalan nafas
nafas abnormal) buatan
 Mampu  Auskultasi
mengidentifikas suara nafas ,
i dan mencegah
faktor yang
dapat
menghambat
jalan nafas

2 Gangguan pola Respiratory:ventilati Airway manajement


nafas b.d on  Buka jalan nafas
Konpensasi Respiratory  Atur posisi
status:airway pasien
pemenuhan O2 dg  Terapi oksigen
peningkatan potency
Vital sign status  Vital sign
frekuensi monitoring
pernafasan Kriteria hasil:
 Mendemonstras
ikan batuk
efektif dan
suara nafas
yang
bersih,tidak ada
sinosis dan
dipsnea(mampu
mengeluarkan
sputum,mampu
bernafas dengan
mudah,tidak
ada pur sed
lips)
 Menunjukkan
nafas yang
paten (klien
tidak merasa
tercekik,irama
nafas,frekuensi
pernafasan
dalam rentan
normal,tidak
ada suara nafas
abnormal)
 Tanda-tanda
vital dalam
rentang
normal(tekanan
darah,nadi,pern
afasan)
3 Gangguan Respiratoey status: Airway manajement
pertukaran gas b.d gas exchange  Respiratory
dilatasi pembulu Respiratory status monitoring
ventilation  Atur posisi
darah  Pembrian
Vital sign status
oksigen
Kriteria hasil;
 Mendemonstras
ikan
peningkatan
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
 Memelihara
kebersihan
paru-paru dan
bebas dari tanda
distres
pernafasan
 Mendemonstras
ikan batuk
efektif dan
suara nafas
yang
bersih,tidak ada
sianosis dan
dipsnea(mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah,tidak
ada pur sed
lips)
 Tanda-tanda
vital dalam
rentang normal
4 Resiko kekurangan Fluid balance Ffluid management
volume cairan b.d. Hydration  Monitor vital
hipertermi dan Nutritional status: sign
food anf fluid intake  Monitor status
peningkatan nutrisi
metabolism tubuh  Kolaborasi
Kriteria hasil:
 Mempertahanka dalam pemberian
n urin output cairan intravena
sesuai dengan  Monitor status
usia dan BB, BJ dehidrasi
urin normal,Ht
normal
 Tekanan
darah,nadi,suhu
tubuh dalam
batas normal
 Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi,elastis
turgor kuit
baik,membran
mukosa
lembab,tidak
ada rasa haus
yg berlebihan

4. Implementasi keperawatan
no diagnosa implementasi Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. Airway suction S: klien mengatakan
 Memastikan kebutuhan
akumulasi secret berlebih jalan nafas kemballi
oral
 mengauskultasi suara normal
nafas sebelum dan
sesudah suctioning
 Memonitor status oksigen
pasien O: nafas klien normal
 mengidentifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan A:masalah teratasi
 mengauskultasi suara sebagian
nafas ,

P:intervensi dilanjutkan
2. Gangguan pola nafas b.d Konpensasi Airway manajement S: klien mengatakan
 membuka jalan nafas
pemenuhan O2 dg peningkatan  mengatur posisi pasien jalan nafas sudah
 Memberikan terapi oksigen
frekuensi pernafasan  Vital sign monitoring
maksimal

O: pernafasan dalam
rentang normal

A:masalah teratasi
sebagian
P: intervensidilanjutkan
3. Gangguan pertukaran gas b.d dilatasi Airway manajement S: klien mengatakan
 Respiratory monitoring
pembulu darah  mengatur posisi jalan nafas kemballi
 memberikan oksigen
normal

O: nafas klien normal

A:masalah teratasi
sebagian

P:intervensi dilanjutkan
4 Resiko kekurangan volume cairan ffluid management S: klien mengatakan
 Memonitor vital sign
b.d. hipertermi dan peningkatan  Memonitor status nutrisi cairan sudah mulai
metabolism tubuh  berkolaborasi dalam
membaik
pemberian cairan intravena
 Memonitor status dehidrasi
O: cairan tubuh dalam
rentang normal(intake
dan output adekuat)

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai