Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN OKSIGENASI

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)


DI RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

Clinical Instructure (CI) :


Maulidaturrahmah, S.Kep., Ns

Oleh :

Reja Agung Maulana, S.Kep


NPM : 2314901210179

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2023/2024
Laporan Pendahuluan Gangguan Oksigenasi

Definisi Oksigenasi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel
tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. (Eki, 2017 dalam Pelawi et al, 2022)).

Fisiologis
Udara di atmosfer

Udara masuk melalui hidung


terdapat infeksi patogen

Sumbatan bronkus

Gangguan pengeluaran Tidak ada saluran udara


Terjebaknya udara di paru-paru
mukus untuk keluar
Udara diserap oleh aliran darah
Akumulasi mucus pada Ventilasi kolateral
bronkus Susunan gas dalam darah
terjebak Ventilasi dan perfusi
Ketidakefektifan bersihan Dispnea
tidak seimbang
jalan napas
(Domain 11, Kelas 2, Diagnosis 00031) Pola napas cepat dan dangkal
Gangguan pertukaran gas
(Domain 3, Kelas 4, Diagnosis 00030)
Definisi :
Ketidakefektifan pola napas
Ketidakmampuan membersihkan
(Domain 4, Kelas 4, Diagnosis 00032) Definisi :
sekresi atau obstruksi dari saluran
Kelebihan atau defisit oksigenasi
napas untuk mempertahankan
Definisi : dan/atau eliminasi karbon
bersihan jalan napas.
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang dioksida pada membrane alveolar-
Batasan karakteristik : tidak memberi ventilasi adekuat. kapiler.
 Suara napas tambahan
Batasan karakteristik : Batasan karakteristik :
 Perubahan pola napas
 Pola napas abnormal  Gas darah arteri abnormal
 Perubahan frekuensi napas
 Bradypnea  pH arteri abnormal
 Sianosis
 Dispnea  Dispnea
 Dispnea
 Pernapasan cuping hidung  Hiperkapnia
 Sputum dalam jumlah yang
 Ortopnea  Hipoksemia
berlebihan
 Fase ekspirasi memanjang  Hipoksia
 Batuk yang tidak efektif
 Pernafasan bibir  Napas cuping hidung
 Gelisah
 Takipnea  Somnolen
 Penggunaan otot bantu pernapasan  Takikardia
Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas Ketidakefektifan pola napas

Faktor yang berhubungan/ Etiologi : Faktor yang berhubungan/ Etiologi :


Mukus berlebihan, terpajan asap, benda asing dalam Ansietas, posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru,
jalan napas, sekresi yang tertahan, perokok pasif, keletihan, hiperventilasi, obesitas, nyeri, keletihan otot
perokok. pernapasan.

Kondisi terkait : Kondisi terkait :


Spasme jalan napas, jalan napas alergik, asma, penyakit Deformitas dinding dada, sindrom hipoventilasi,
obstruksi kronis, eksudat dalam alveoli, hyperplasia gangguan musculoskeletal, gangguan neurologis.
pada dinding bronkus, infeksi, disfungsi neuromuscular,
adanya jalan napas buatan.
NOC :
NOC :
Tujuan
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24
jam, masalah ketidakefektifan pola napas dapat teratasi.
jam, masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas
Kriteria hasil
teratasi.
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
Kriteria hasil
yang bersih, tidak ada sianosis, dispneu (mampu
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah,
yang bersih, tidak ada sianosis, dispneu (mampu
tidakada pursed lips)
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
2. Menunjukkan jalan napas yang paten (pasien tidak
mudah, tidak ada pursed lips)
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
2. Menunjukkan jalan napas yang paten (pasien tidak
dalam rentang normal)
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
3. TTV dalam rentang normal
dalam rentang normal)
3. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang NIC :
menghambat jalan napas 1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift jaw
NIC : thrust bila perlu
1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Berikan O2 dengan menggunakan nasal kanul 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan jalan
untuk memfasilitasi suction nasotrakeal nafas buatan
3. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam 4. Lakukan fisioterapi jika perlu
4. Posisiskan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 5. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction tambahan
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara 7. Monitor respirasi dan status O2
tambahan 8. Pertahankan jalan nafas yang paten
8. Berikan bronkodilator 9. Observasi adanya tanda hipoventilasi
9. Monitor status hemodinamik
10. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
11. Monitor respirasi dan status O2
12. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
mengencerkan sekret
13. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang
suctioning
Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas

Faktor yang berhubungan/ Etiologi :


Akan dikembangkan.

Kondisi terkait :
Perubahan membrane alveolar-kapiler, ventlasi-perfusi.

NOC :
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, masalah gangguan pertukaran gas
dapat teratasi.
Kriteria hasil
1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis, dispneu

NIC :
1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan
3. Monitor suara napas, seperti dengkur
4. Monitor pola napas: bradypnea, takipnea
5. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas
utama
6. Auskultasi bunyi paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
7. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
8. Observasi sianosis khususnya membran mukosa
9. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction, Inhalasi)
10. Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th Indonesian
Edition. Singapore: Elsevier.

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2018-2020, Edisi 11. Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Indonesian Edition.
Singapore: Elsevier.

Pelawi, A. M. P., Simanjuntak, F. M., Siantar, R. L., Mawardi, E. A., Siregar, R., Aritonang,
T. R., Nurvitriana, N. C., Widjayanti, Y., Deniati, K., Nisa, H., Meliyana, E., Indrawati,
L., Widyawaty, E. D., Purwanza, S. W., & Karo, M. B. (2022). Book Chapter:
Keperawatan Dasar. Malang : Rena Cipta Mandiri

Banjarmasin, 29 September 2023


Preseptor Klinik Mahasiswa

(Maulidaturrahmah, S.Kep., Ns) (Reja Agung Maulana)

Anda mungkin juga menyukai