WOC ca Paru
Predesposisi
Primer : Merokok (pasif/aktiv), Bronkus mengalami trauma oleh Perubahan epitel silia
Deskuamasi Ulserasi Bronkus
polusi udara, paparan zat paparan zat karsinogen (rokok, dan mukosa
karsinogen papran industri)
Lapisan epitel bronkus
Ca Paru hiperplasi & metaplasi
Sekunder : metastase dari organ lain abnormal
Karsinoma sel skuamosa Adenokarsinoma Karsinoma Sel Kecil Karsinoma non sel kecil
Karsinoma berkembang di Produksi Mucus >> Membesar/metastase ditengah Karsinoma berkembang pada
tengah bronkus dan menonjol parenkin paru jaringan paru perifer
ke dalam
1
II. Intervensi
2
2.
4. Ketidakefektifan
Nyeri kronis bersihan Tujuan :
(00132) Tujuan: 3140.Pemberian
2210. Manajemen Jalan Nafas
Analgesik
jalan
berhubungannafas dengan Setelah dilakukan perawatan 3x24
(00031) 2x24 klien
jam tidak ada1. 1.Tentukan
Instruksikan klien
lokasi, bagaimanakualitas,
karakteristik, agar bisadan
melakukan
keparahan
sumbatan
sedikit ataupada jalan
tidak nafas kliennyeri
menunjukkan batuk
nyeri efektifmengobati klien
sebelum
berhubungan neoplastikdengan
penyebaran ke 2. 3.CekKolaborasi pemberian
perintah pengobatan bronkodilator
meliputi obat, dosis, dan
peningkatan produksi Mucus
mediastinum Kriteria Hasil : sebagaimana mestinya
frekuensi obat analgesik yangdiresepkan
Kriteria Hasil :
0410 Status Pernafasan: Kepatenan Jalan 3. 4.Cek Berikan
adanyabantuan
riwayatterapi
alerginafas
obat (nebulizer) jikadiperlukan
1605.
Nafas Kontrol Nyeri
4. 5.Monitor
Posisikantanda-tanda
klien untuk meringankan
vital sebelum sesaknafas
dan sesudah
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Tidak
suara ada gangguan
nafas yang tidur
bersih, tidak ada 3320. pemberianan algesik
Tidak ada gangguan konsentrasi (mampu 5. Berikan Terapi Oksigen
analgesik sesuai dengan waktu paruhnya
sianosis dan dyspneu
Tidak ada gangguan hubungan 1. Bersihkan mulut hidung dan sekresi trakea dengantepat
mengeluarkan sputum, bernafas dengan
interpersonal
mudah, tidak ada pursed lips) 2. Pertahankan
1400. Manajemenkepatenan
Nyeri jalannafas
Tidak ada ekspresi
Menunjukkan jalanmenahan paten 1. 3.Lakukan
nyeri dan
nafas yang Siapkanpengkajian
peralatan oksigen dan berikan melaluisistem
nyeri komprehensif dengan teknik
ungkapan secara verbal
(klien tidak merasa tercekik, irama humidifier
PQRST
Tidak
nafas, adafrekuensi
tegangan pernafasan dalam 4. Berikan oksigen tambahan seperti yangdiperintahkan
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
rentang normal, tidak ada suara nafas 5.mengetahui Monitor alat pemberianoksigen
pengalaman nyeri
abnormal) 6. Monitor efektifitas terapi oksigen dengantepat
3. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab
Saturasi O2 dalam batas normal
3. Ketidakefektifan pola napas Tujuan: nyeri,Manajemen
3140. berapa lama nyerinafas
Jalan akan: dirasakan dan antisipasi
dari ketidaknyamanan
klien untukakibat prosedur ventilasi
(00032) berhubungan dengan Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam status 4. 1.Ajarkan Posisikan
prinsip-prinsip
memaksimalkan
pola nafas klien efektif 2. Motivasi pasien untukmanajemen nyeridan pelan
bernafas dalam
obstruksi bronkus atau 5. 3.Dorong pasien
Monitor statusuntuk memonitor
pernafasan nyeri dan menangani
dan oksigenasi sebagaimana
sumbatan parsial pada Kriteria Hasil : nyerinya
mestinya dengan tepat.
6. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
intrapulmoner proksimal Status Pernafasan :
kesehatan lainnya untuk memilih dan
3320. Terapi Oksigen
Menunjukkan jalan nafas yang paten 1.mengimplementasikan tindakan penurunan nyerisesuai
Pertahankan kepatenan jalannafas
(klien tidak merasa tercekik, irama 2.kebutuhahan. Siapkan peralatan oksigen dan berikan melaluisistem
nafas, frekuensi pernafasan dalam
humidifier
rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal) 3. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
Tanda Tanda vital dalam rentang normal 4. Monitor alat pemberian oksigen
(tekanan darah, nadi dan Pernapasan) 5. Monitor efektifitas terapi oksigen dengantepat
3
5. Ansietas (00146 ) berhubungan Tujuan: 5820. Pengurangan Kecemasan
dengan nyeri kronis Setelah dilakukan perawatan 3x24 klien 1. Gunakan pendekatan yang tenang danmeyakinkan.
sedikit atau tidak menunjukkan tanda 2. Jelaskan penyebabnyeri
ansietas 3. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
danprognosis.
Kriteria Hasil: 4. Instruksikan klien untuk menggunakan tekhnikrelaksasi
1211. Tingkat Kecemasan 5. Kolaborasi penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan secaratepat
Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas 6680. Monitor Tanda-Tanda Vital
Mengidentifikasi, mengungkapkan
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
dan menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas pernafasan dengantepat.
Vital sign dalam batas normal 2. Monitor irama dan tekananjantung
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa 3. Monitor nadajantung.
tubuh dan tingkat aktivitas 4. Monitor irama dan lajupernafasan.
menunjukkan berkurangnya 5. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda-
kecemasan tanda vital
4
III. Penatalaksanaan
2. Radioterapi
Radioterapi dalam tata laksana kanker paru Bukan Sel Kecil (KPKBSK) dapat
berperan di semua stadium KPKBSK sebagai terapi kuratif definitif, kuratif
neoajuvan atau ajuvan maupun paliatif. Radioterapidapat diberikan pada stadium I
yang menolak dilakukan operasi setelah evaluasi bedah thoraks dan pada stadium
lokal lanjut (Stadium II dan III) konkuren dengan kemoterapi. Pada pasien Stadium
IIIA resektabel, kemoterapi pre operasi dan radiasi pasca operasi merupakan
pilihan. Pada pasien Stadium IV, radioterapi diberikan sebagai paliatif atau
pencegahan gejala (nyeri, perdarahan, obstruksi).
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvant pada stadium dini, atau
sebagai adjuvant pasca pembedahan. Terapi adjuvant dapat diberikan pada
KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA. Pada KPKBSK stadium lanjut, kemoterapi
dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum pasien baik.
Kemoterapi adalah sebagai terapi paliatif pada pasien dengan stadium lanjut.
5
B. Penatalaksanaan kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK) berbeda dengan KPBSK,
pasien dengan KPKSK, penatalaksanaan dilakukan berdasarkan stadium, antara lain :
1. Stadium terbatas
Pilihan modalitas terapi pada stadium ini adalah kombinasi dari kemoterapi
berbasis-platinum dan terapi radiasi toraks. Kemoterapi dilakukan paling banyak 4-
6 siklus, dengan peningkatan toksisitas yang signifikan jika diberikan lebih dari 6
siklus. Regimen terapi kombinasi yang memberikan hasil paling baik adalah
concurrent therapy, dengan terapi radiasi dimulai dalam 30 hari setelah awal
kemoterapi. Regimen kemoterapi yang tersedia untuk stadium ini adalah EP,
sisplatin/karboplatin dengan etoposid (pilihan utama, sisplatin/karboplatin dengan
irinotekan. Reseksi bedah dapat dilakukan dengan kemoterapi adjuvant atau
kombinasi kemoterapi dan radiasi terapi adjuvant pada TNM stadium dini,
dengan/tanpa pembesaran kelenjar getah bening.
2. Stadium lanjut
Pilihan utama modalitas terapi stadium ini adalah kemoterapi kombinasi. Regimen
kemoterapi yang dapat digunakan pada stadium ini adalah:
sisplatin/karboplatindengan etoposid (pilihan utama), atau sisplatin/karboplatin
dengan irinotekan. Pilihan lain adalah radiasi paliatif pada lesi primer dan lesi
metastasis.
6
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna., et all. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017.
Edisi 10. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc. Jogja: Mediaction
Purba, Ardina Filindri & Wibisono. 2015Pola Klinis Kanker Paru di RSUP dr. Kariadi
Semarang Periode Juli 2013- Juli 2014.
http://eprints.undip.ac.id/46681/3/BAB_II_HASIL_KTI.pdf (Diakses pada 15
Januari 2018)
Sari, Lenny Widyawati Intan dan Purwoko, Yosef. 2015. Perbedaan Nilai Arus Puncak
Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Pelatihan Senam Lansia Menpora pada
Kelompok Lansia Kemuning, Banyumanik, Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/46788/3/Lenny_Widyawati_Intan_Sari_2201011
1120052_Lap.KTI_Bab2.pdf (Diakses pada 15 Januari2018)